Senin, 30 April 2012

Natin Mengajar Untuk Belajar




Penuh dengan flyer.
Begitulah gambaran langit-langit kantor sejak dari pintu masuk utama. Sampai ke pojok-pojok ruangan yang paling nyempil.
 
Ada pesta?
Kira-kira begitulah. Tapi ini. Pestanya beda banget. Bukan hura-hura. Ulang tahun. Syukuran. Atau apapun. Ini adalah pesta yang dirancang sedemikian rupa. Sehingga semua orang yang datang ke pesta itu. Bukannya kenyang dengan makanan. Tapi puas menyeruput ilmu.
 

THE FINE DAY 25.04.2012 : "The Concept of Shopping"




Dear Sahabat Milis yang berbahagia,


Selamat pagi dan salam sejahtera,


Senang bisa menyapa Anda kembali, semoga Anda dan keluarga dalam keadaan senantiasa sehat, sejahtera dan senang.


Hari ini saya bertemu Anda dalam momen THE FINE DAY, dan kali ini saya akan share dengan tema:


"THE CONCEPT of SHOPPING"

Natin Membawa Ilmu Ke Tempat Kerja


Oleh:  Dadang Kadarusman

Tambah item.
Itu yang pasti. Kulit semua orang sudah pada lebih gelap dari sebelumnya. Selain Opri, semua gadis disitu pada menggerutu. Kayaknya. Nggak rela kulit yang sudah diputih-putihin selama berbulan-bulan itu langsung menjadi coklat tua hanya dalam waktu  dua hari saja.
 

Coaching




Banyak supervisor/ ASM / DSM menganggap bila telah bicara dan ’menguliahi’ para sales forces itu merupakan coaching. Sebenarnya pendapatnya tidak salah sama sekali, namun coaching yang sebenarnya tidaklah berhenti sampai batas itu. Coaching merupakan langkah yang harus diambil oleh para supervisor/ASM/DSM kepada para salesman. Hal ini merupakan proses sehari-hari. Salesman yang ”dianggap” telah bekerja dengan baik maupun yang ”dirasa” masih di bawah standar, tetap harus mendapat coaching dari para supervisornya. Namun sah-sah saja bila salesman yang dirasa telah bekerja dengan hasil di bawah standar (misal dilihat sales performance nya selalu tak mencapai target) di coach lebih sering dibandingkan temannya.

Minggu, 29 April 2012

Cara Bertumbuh Di Tempat Statis


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Catatan Kepala:Tumbuh itu tidak selalu berarti tubuh kita semakin besar. Atau jabatan kita semakin tinggi. Tumbuh berarti kualitas pribadi kita menjadi lebih baik.”
 
Jika Anda bersepeda di kelas RPM (Raw Power in Motion) di fitness center, Anda tidak akan pernah ketinggalan oleh orang lain. Selama bersepeda itu, semua orang ada di ruangan yang sama. Dan tetap diposisi yang sama. Kantor kita, kira-kira seperti ruang RPM itu. Selama bertahun-tahun, setiap orang berada di ruangan dan posisi yang sama dengan kita. Lalu kita merasa bahwa, seperti halnya orang-orang itu; karir ini sudah mulai ‘mandek’. Benarkah begitu?
 

Belajar dari Pendiri e-Bay


Oleh: Andre Vincent Wenas


...tahukah Anda bagaimana seorang yang bernama Pierre Omidyar, pemilik e-Bay, merintis bisnis multi-miliar-dolarnya? Cerita singkat ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi Anda.

Pierre Omidyar yang berdarah Iran lahir di Paris, 12 Juli 1967. Saat dia masih belia, keluarganya migrasi ke Amerika Serikat. Ayahnya bekerja di pusat kesehatan Universitas John Hopkins. Karena Omidyar berakar dalam keluarga pekerja keras, ia cenderung larut dalam pekerjaan detail, rumit, dan menantang. Bahkan sejak SMP ia sudah tergila-gila mengotak-atik komputer. Gelar kesarjanaannya di UniversitasTufts memang di bidang ilmu komputer.

Jangan Menunda




Sahabatku membuka laci tempat istrinya menyimpan underwear.
Dia membuka bungkusan berbahan sutra "Ini, .......", dia berkata,
 "Bukan bungkusan yang asing lagi....."
Dia membuka kotak itu dan memandang underwear berbahan sutra serta kotaknya. "Istriku membeli ini ketika pertama kali kami pergi ke New York,  
Kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu. 

Natin Menyelami Potensi Diri




Potensi diri.
Itulah frase yang sering digadang-gadang oleh para ahli motivasi. Dan pakar-pakar psikologi. Malah ada yang mengatakan kalau potensi manusia itu nggak terbatas. Sulit dipercaya sih. Apa iya, ya. Potensi diri kita ini nggak terbatas.
 

Menyulap Masalah Menjadi Peluang




Bagaimana cara mengubah masalah menjadi peluang? Tentu ada seribu satu cara. Salah satu caranya ikuti langkah-langkah berikut : Pertama, tulislah masalah Anda di secarik kertas. Kemaslah masalah dalam bentuk pertanyaan. Kedua, cegah jangan sampai mencari sebab masalah, apalagi membuat solusi. Oleh karena kalau hal ini dilakukan dengan serampangan bisa-bisa ditemui jalan buntu! Ketiga, tulislah kata acak yang Anda ingat, atau tulislah sebuah benda yang Anda lihat, benda apa saja. Keempat, tulislah berbagai hal yang terkait dengan kata tersebut. Kelima, paksakan kaitan antara masalah Anda dengan berbagai hal yang terkait dengan kata Anda. Keenam, tulislah ide-ide Anda. (Langkah-langkah tersebut merupakan kombinasi dari “Pikiran Brutal” dalam Thinkertoys karangan Michael Michalko dan InnovAction oleh Dennis Shewoord). Berikut kasus nyata bagaimana mengubah masalah menjadi peluang.

Artikel April 7

Mohon maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.
Mohon ditunggu terbitnya

Tim Penyunting

Artikel April-6

 
Mohon maaf artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.
Mohon ditunggu terbitnya.

Tim Penyunting

Artikel April-5

 

Mohon maaf artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu terbitnya

Tim Penyunting

Artikel April-4


Mohon maaf artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu terbitnya

Tim Penyunting

Artikel April-3

 
Mohon maaf artikel ini masih dalam proses penyuntingan.
Mohon ditunggu terbitnya

Tim Penyunting

Artikel April-2

Mohon maaf, artikel ini masih dalam tahap penyuntingan.
Mohon ditunggu terbitnya

Tim Penyunting

Artikel April-1


Mohon maaf, artikel ini sedang dalam  proses penyuntingan
Mohon ditunggu kehadirannya

Tim Penyunting
Ratmaya Urip/Yonatan K R

Rabu, 25 April 2012

Natin Mengharapkan Lebih Dari Sekedar Gaji




Berkabung.
Itulah yang sedang terjadi. Bukan hanya di rumah keluarga yang ditinggalkan. Tetapi juga di kubikal. Dan seluruh kantor cabang perusahaan.
 
Sebagian besar orang di kubikal baru mendapatkan beritanya tadi pagi. Ketika mereka memasuki kantor. Namun ada beberapa orang yang sudah tahu sejak tadi malam. Salah seorang pegawai mengalami kecelakaan lalu lintas ketika pulang kerja. Saking parahnya. Jiwanya nggak tertolong lagi.
 

Pespektif Baru untuk Agenda Lama?



(Catatan Kecil  atas Terpilihnya Presiden Bank Dunia yang Baru dari Pendekatan Antropologi Politik dan Antropologi Ekonomi)

Oleh:  Ratmaya Urip*)


Bukanlah tanpa alasan jika kemudian Presiden Obama memilih Jim Yong Kim, warga negara Amerika Serikat keturunan Korea untuk bertarung dalam pemilihan Presiden Bank Dunia, sampai kemudian benar-benar terpilih menjadi orang nomor satu di lembaga keuangan dunia tersebut, Senin, 16 April 2012 dengan menyingkirkan Ngozi Okonjo-Iweala, Menteri Keuangan Nigeria, yang jabatannya sebagai Managing Director Bank Dunia digantikan oleh Sri Mulyani Indrawati bulan Juli tahun lalu. Meskipun kemudian didukung oleh Jose Antonio Ocampo, wakil dari negara dunia ketiga yang lain, yang juga mantan Menteri Keuangan Columbia, yang mengundurkan diri dari bursa pencalonan, untuk memberi kesempatan bagi Okonjo-Iweala supaya dapat bertarung secara head to head menghadapi calon dari Amerika Serikat yang didukung Jepang, Rusia dan Eropa, atau yang dapat disebut sebagai representasi dari negara-negara maju.

Natin Naik Ke Posisi Yang Lebih Tinggi


Oleh:  Dadang Kadarusman

Semua orang sudah pada datang.
Kecuali si Bongsor yang masih belon keliatan. Maklum dia harus mampir dulu ke kubikal karena ada perlengkapan yang harus diambil dari kantor.  
 
Biasalah. Kadang-kadang ada aja yang keselip kalau lagi ada acara kayak gini. Kesian juga sih Sekris itu sebenarnya. Untungnya dia itu orang yang gesit. Dan hepiiii aja kalau ngerjain apa-apa. Aneh banget deh. Dia itu orang yang paling seneng disibukkin kalau ada acara untuk semua orang. Mungkin dasarnya dia itu orang baik dan suka melayani kali ya. Cocok banget jadi sekretaris.
 

The Importance of Public Speaking Culminates in the Closing

By: Monika Sugiarto

 The Importance of Public Speaking
Culminates in the Closing

What is the importance of public speaking? It’s the spreading of knowledge, information or a vision to a group of people. And the reason for imparting this information in most cases is found in the ending or conclusion.

Hati Natin Seluas Samudera


Oleh:  Dadang Kadarusman


Nyentrik.
Atau mungkin sedeng.
Salah satu dari dua kemungkinan itulah yang cocok untuk menggambarkan trainer itu. Beda banget dengan trainer-trainer yang jadi pembicara di outing tahun tahun-tahun sebelumnya. Trainer yang ini nggak sama.  
 
Anehnya. Anak-anak manut aja sama si Bapak bertubuh kecil itu. Disuruh apapun juga mau aja. Lagian. Seru juga. Ada banyak tertawanya. Meskipun kadang diselingi dengan debaran-debaran dan ketegangan saat melakukan kegiatan yang dimintanya. Cuman 2 jam ketemu dia. Tapi. Kayaknya bakal susah untuk melupakannya. Ada kesan mendalam yang ditinggalkannya.
 

Digital Marketing 3.0 : Era of Innovation


Oleh:  Thomas Joseph

Dear Rekan2 Managers,

Selamat Pagi sahabat-sahabat Manager yang tercinta, kembali lagi saya berbagi sedikit tentang dunia Digital Marketing

Digital Marketing 3.0 : Era of Innovation

Minggu, 15 April 2012

KLINIK MANAJEMEN KONSTRUKSI 9:


Suatu Telaah Rintisan dari Perspektif Manajemen Konstruksi:
“Analisis Forensik Konstruksi atas Kerusakan Lapis Perkerasan Jalan”

Oleh:  Ratmaya Urip*)

Pengantar:

Menelaah Manajemen Konstruksi di milis ini mungkin tidak banyak peminatnya.  Menginat banyaknya peminat yang lebih banyak meminati masalah-masalah keuangan, modal insani, common sense, politik, motivasi, dan lain-lain. Namun bagaimanapun, sebagai bagian dari Ilmu Manajemen, dan pula sebagai pelengkap Ilmu Manajemen, saya berharap artikel ini ada manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup, mengingat kajian ini berhubungan dengan kelancaran dalam  aktifitas publik maupun aktifitas bisnis. Khususnya jika kita kaitkan dengan konteks pemasaran dan distribusi barang, mobilitas kerja, kerugian moril dan materiil akibat kemacetan, dan lain-lain. Artikel ini juga untuk melengkapi analisis-analisis sebelumnya di bidang ini, baik dalam kajian-kajian ilmiah di bangku kuliah, seminar-seminar, symposium, workshop dan lain-lain maupun analisis-analisis kontemporer di media-media cetak, elektronik dan media sosial. Karena menurut saya kurang lengkap diagnosisnya, sehingga therapy yang diberikanpun belum cukup komprehensif dan solutif. Ini terbukti, dengan fakta bahwa masalah ini selalu menahun dan tidak pernah selesai. Dengan kata lain, masalah kerusakan infrastruktur (jalan) yang accute ini seolah tidak pernah tersolusikan dengan tepat.

Selamat menikmati artikel ini.

ooOoo

Jumat, 13 April 2012

Belajar Manajemen dari “Indonesian Idol”




Sepotong Catatan Ringan yang ditulis saat makan siang yang terlambat di Rumah Makan Pak nDut, di salah satu sudut pusat  kota Buntok,Barito Selatan, Kalimantan Tengah:


Belajar Manajemen dari “Indonesian Idol"
Suatu Telaah dalam Perspektif  “Human Capital Management”
(Manajemen Modal Insani)

Oleh: Ratmaya Urip*)


Ada suatu materi yang mendekati absurd yang tiba-tiba melintas di benak ketika sepotong program acara televisi yang termasuk dalam variety show sempat singgah di indra saya.Saya katakan "indra" karena memang seluruh indra saya terpesona oleh proses yang terjadi di event tersebut  Tidak hanya "mata" saya yang terhibur dan terkesima, yang biasanya sering dikerahkan jika melihat suatu tontonan visual yang kali ini adalah tontonan variety show musikal, melalui media televisi. Namun juga membuat terhenyak telinga, hidung, perasaan, dan selera saya. More than just watch, it’s called beyond sense! Ujung-ujungnya membuat tangan dan benak saya gatal untuk membuat catatan-catatan kecil, semacam sinopsis, yang mungkin dapat saya kembangkan menjadi suatu artikel, yang semoga saja bermanfaat bagi yang membutuhkannya.

Saya tiba-tiba mendapatkan inspirasi yang terekam dengan pekat di benak, yang tiba-tiba pula bekerja secara cepat untuk menyeruak mencari  linking dengan dunia manajemen, khususnya Human Capital Management (Manajemen Modal Insani). Musik dengan nilai musikalitas yang tinggi jika dianalisis dalam perspektif  manajemen, adalah bahasan yang menarik. Dengan linking yang pas, pastilah dapat diangkat menjadi kajian yang menarik. Berpikir  dan  berbuat sekaligus menghibur, semacam edutainment, begitulah misinya. Konon suatu materi yang dibahas dengan sajian hiburan, lebih mudah dicerna dan dinikmati. Maka infotainment, edutainment, sportainment, dan sebagainya, lebih mudah diterima dan merasuk, meski terkesan instant, kurang serius dan tidak dalam.

Sebetulnya event tersebut tidak hanya dapat dikaji dari perspektif Manajemen Modal Insani saja, karena dapat pula ditelaah dari perspektif Manajemen Pemasaran, Manajemen Kualitas, Manajemen Operasi & Pemeliharaan, Manajemen SHE, Manajemen Keamanan, Manajemen Proyek, Manajemen Kinerja dan lain-lain. Namun untuk kali ini, sengaja saya hanya akan membahasnya dari perspektif Manajemen Modal Insani. Karena dari perspektif ini saja cakupannya sudah sangat luas.  Semoga di kesempatan lain saya dapat mengkajinya dari perspektif manajerial yang lain. Atau sahabat-sahabat saya di milis ini dapat membahasnya dari perpektif yang berbeda? Tentulah akan menarik jadinya. Karena akan terjadi divergenitas, suatu hal penting  di samping konvergenitas, yang merupakan salah satu kontributor bagi proses kreatif dan inovatif yang merupakan cikal-bakal budaya produktif, di tengah rimba budaya konsumtif yang saat ini sedang menjamur di negara dan bangsa ini. Perlu diketahui, dan mau diakui atau tidak, faktanya budaya konsumtif telah mendarah daging dalam diri bangsa ini. Jauh lebih besar dari budaya produktifnya.

Banyak dari event "Indonesian Idol" ini yang dapat dibuat linking-nya dengan Human Capital Framework  dengan penyajian yang lebih menarik dan gampang dicerna.   Linking dengan Human Capital Framework, mulai dari Corporate Strategic Business Plan yang kemudian di-cascade atau di-deploy  menjadi Human Capital Strategy, yang meliputi Planning, Acquiring, Developing, Maintaining, dan Retaining. Atau juga dapat dtempuh dengan menggunakan Human Capital Framework yang lain, mulai dari Human CapitalPlanning, Recruitment, Remuneration, Performance Management, Competency Development, Discipline Management. Dari framework tersebut  kemudian juga dapat ditumbuhkembangkan menjadi lebih divergen lagi, namun terlalu teknis untuk disampaikan  di sini.  Karena mulut harus berbuih-buih untuk menyampaikan Learning & DevelopmentProcess, Knowledge Management, Tacit Management, Leadership-Followership, dansebagainya.

Di sisi yang lain, dalam hal ini bicara tentang musik, kebetulan saya ada sedikit bekal.  Di masa muda dulu karena sering nongkrong di warung-warung kopi di depan nDalem Puro Pakualaman, Yogyakarta, sehabis nonton film di bioskop Permata (sekarang bioskopnya  sudah almarhum?), saya sempat berinteraksi dan mendapatkan bekal teori dan praktek musik klasik dari sahabat-sahabat saya dari Akademi Musik Indonesia (sekarang sudah merger dengan perguruan-perguruan tinggi seni lain menjadi Institut Seni Indonesia-ISI Yogyakarta). Meskipun waktu itu saya masih sangat muda dan sedang belajar Engineering Science. Sementara bekal ilmu manajemen diperoleh dari teori dan praktek-praktek manajerial di lapangan,. Semoga saja dua kutub ini dapat bertemu di satu titik dengan pendekatan matriks, atau pendekatan  analisis vektor atau analisis numerik yang melahirkan resultante yang positip.  Musik versus Manajemen atau M vs M, begitulah formulanya.

Saya masih ingat beberapa teman Akademi Musik Indonesia mengajarkan untuk yang pertama kali kepada saya cara menggesek biola, atau memetik dawai gitar, atau memberikan interpretasi atas ketukan atau tepukan dari musik perkusi, atau memperkenalkan teori musik diatonis dan pentatonis, atau bagaimana melakukan tone attack dengan pitch yang terkontrol, sehingga tingkat akurasi dan presisi atas tone-nya benar-benar terjaga, baik untuk vocal maupun instrument musik, sambil menyantap “randa royal” ( “janda royal”- adalah tape yang berlumur tepung  beras kental yang dibakar), dan juga “randa goreh” (demikian kami biasanya suka menyebut yang artinya “janda galau”, ketan putih  yang berlumur gula dan sedikit susu olahan dalam kaleng yang kemudian dibakar), juga jagung bakar, tempe kara bacem maupun tahu bacem, sambil “menyeruput” kopi luwak yang legam, atau wedang  bajigur atau wedang ronde yang hangat, yang cara menikmatinya dengan posisi “leyeh-leyeh”  (setengah berbaring setengah duduk) di atas “lincak” (kursi bambu panjang yang ada sandarannya dengan kapasitas 4 sampai 5 pantat, yang dianyam dengan menggunakan rotan). Saya banyak belajar tentang intonasi, artikulasi, dinamika, interpretasi, uni-sono, phrasering, first tone attack, interlude, coda,
crescendo-decrescendo, falsetto, harmoni, a-capella dan lebih banyak lagi materi. Belum lagi jika harus mencoba berolah vokal dengan prakteknya langsung dengan berbekal suara tenor saya yang waktu itu masih pas-pasan, tanpa vibrasi apalagi tremolo. Harus susah payah mengapai nada-nada secara pianissimo, piano, mezzo piano, forte dan fortissimo, sambil terengah-engah Wah di awal susahnya bukan main. (Uf, saya terlalu lama bernostalgia, sehingga hampir lupa untuk menyampaikan substansi bahasan artikel ini. OK, kita kembali ke pokok analisis).

Kembali ke pokok bahasan. Ketika teman-teman yang lain yang berjumlah 5 (lima) orang (tidak termasuk saya) mulai menyantap pesanan masing-masing karena hidangan sudah siap di meja, saya masih berkutat untuk mencoba cloning atau mapping atau capturing apapun yang sedang  terjadi dalam proses yang ada di televisi yang sedang menghidangkan proses Seleksi atau tepatnya Eliminasi bagi calon-calon peserta Babak Spectaculer Show dari  kontes Indonesian Idol. Semuanya saya tulis dan rekam di BlackBerry, karena hanya itulah yang ada di tangan saya. Mau mengambil laptop atau kertas dan alat tulis yang semuanya ada dalam tas di mobil yang parkir di halaman rumah makan tersebut tentu saja saya enggan, karena takut kehilangan momentum. Karena saya tidak mau melewatkan setiap detikpun blocking dan setting serta materi dari acara tersebut. Sampai teman-teman mengingatkan saya untuk segera makan, karena sudah terlambat makan siang, dan sebentar lagi harus mengejar agenda yang lain. Saya memang sempat berpikir, libur-libur kok ya harus kerja. Meskipun hari Jumat, namun hari tersebut kebetulan memang merupakan hari libur nasional karena bertepatan dengan Hari Libur Wafat Nabi Isa Al Masih. Sehabis Jumatan di Masjid Agung Baiturrahman tadi waktunya terlalu lama untuk mencari rumah makan yang cocok di kota kecil Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah yang memang hanya sedikit rumah makan yang representative di kota tersebut, yang menumbuhkan perdebatan panjang di antara kami berenam untuk memilih rumah makan yang cocok bagi keenam selera yang ada.

Akhirnya kami sepakat memilih Rumah makan Pak nDut yang spesialisasinya adalah ayam dan bebek goreng di Jalan Pelita Jaya, di sebelah kiri dari kantor Kabupaten.Yang bukan kebetulan jika tidak terlalu jauh dengan Masjid Agung Baiturrahman. Kawasan yang dipenuhi oleh banyak perkantoran dari institusi  birokrasi Pemerintah Daerah.

                                                ooOoo

Proses eliminasi Indonesian Idol sedang berlangsung, yang dapat saya lihat di televisi yang ada di Rumah Makan Pak nDut. Eliminasi adalah salah satu tahapan proses rekruitmen untuk mencari Top 15 di antara 27 perserta yang tersisa dari kontes Indonesian Idol, yang sudah terjaring dari proses audisi dan proses eliminasi awal sebelumnya. Proses audisi sudah terlewati, dimana lebih dari 200.000 calon peserta saling berhadapan mengadu nasib untuk menggapai popularitas secara instant lewat media televisi. Tinggal 27 peserta yang masih harus berjuang menuju Top 15 yang dilanjutkan dengan Top 10 sebelum menuju The Best One, melalui tahapan Spectacular Show.

Prosesnya sendiri dimulai dengan Audisi yang menjaring calon-calon peserta dari seluruh pelosok tanah air, dengan berbagai sistem atau cara. Kemudian dilanjutkan dengan proses Eliminasi Awal, dan Eliminasi Akhir sebelum masuk ke ajang inti kompetisi yang disebut sebagai Spectacular Show yang biasanya disebut Top 10, karena yang beradu kemampuan tinggal 10 orang saja di antara ratusan ribu peserta tersebut.

Yang menarik di sini adalah. Jika kita jeli maka jika kita telaah dari perspektif Human Capital Management (Manajemen Modal Insani, yang selanjutnya akan saya singkat menjadi MMI), proses rekruitmen di sini sudah mencakup 3 dimensi dari MMI yang selama ini saya perkenalkan.

Di sini (dalam Indonesian Idol)  ada pencarian calon yang berbasis profesionalisme atau ability (skill & knowledge) sebagai dimensi pertama dari MMI. Juga ada proses seleksi moral (attitude & behavior) sebagai dimensi kedua dari MMI.   Juga ada tuntutan kreatifitas dan spontanitas serta improvisasi yang wajib dimiliki oleh para peserta, serta penggodokan jati diri atau karakter calon peserta, sebagai dimensi ketiga dari MMI. Jadi rekruitmen sudah lengkap menggunakan pendekatan 3 dimensi. Padahal biasanya dalam proses reruitmen dan proses-proses lain dalam lingkup Human Capital Framework,sering hanya melihatnya dari perspektif Human Resource Management-HRM  (Manajemen Sumber Daya Manusia-MSDM) belum sampai ke tataran Human Capital Management–HCM (Manajemen Modal Insani-MMI).  Dimana  hanya melibatkan dimensi pertama yaitu ability(skill & knowledge) dan dimensi kedua yaitu moral (attitude & behavior) saja. Masalah dimensi ketiga yaitu Arts (inovasi, kreatifitas, akseptabilitas, adabtabilitas, flexibilitas, dll) baru muncul setelah saya menyampaikan konsep dasar Human Capital Management (HCM) secara lebih matematis dan komprehensif. Pendekatan matematis saya perlukan untuk konvergenitas dalam pola pikir dan pola tindak, supaya lebih mudah dicerna dan dieksekusi.  Mengingat bahwa supaya dapat tercapai Human Value, esensi yang paling hakiki bagi suatu organisasi (meskipun sifatnya “hanya” organisasi proyek seperti Indonesian Idol), diperlukan ketiga dimensi tersebut. Human Value sendiri wajib bermata air dari Human Creditability, atau Human Honorability, atau Human Recognizability. (Untuk jelasnya, seluruh aspek ini dapat dicerna dengan penjelasan secara tatap muka).

Mengapa selama ini dalam rekruitmen selalu “hanya” melibatkan dimensi pertama dan kedua saja?  Menurut saya karena selama ini filosofinya masih berkutat hanya pada Iceberg Model  (Model Gunung Es) dalam Human Resource Management.

Iceberg Model selama ini dianggap sebagai  fisosofi dasar. Dimana ability (skill & knowledge) dianggap lebih mudah dipelajari diamati dan dikembangkan,  sehingga dianggap sebagai bagian dari gunung es yang berada di atas permukaan air laut. Bagian ini nampak dengan jelas dan mudah diamati, diseleksi atau dikembangkan. Dimensi yang pertama ini merupakan basic requirement and important, but not enough.  Sedangkan bagian dari gunung es yang berada di bagian bawah permukaan air laut, yang volumenya sangat jauh lebih besar, tidak tampak. Ini melambangkan dimensi yang kedua atau dimensi moral (attitude & behavior) atau integritas, akuntabilitas, kredibilitas dan honestabilitas. Bagian  dari gunung es yang berada di bawah permukaan air laut ini tidak nampak, sangat absurd. Ini melambangkan sesuatu yang lebih sulit untuk dipahami, dideteksi, diobservasi dan dikembangkan. Dengan tambahan dimensi ke-2 ini juga masih belum cukup untuk bekal memenangkan persaingan global yang penuh dengan kejutan perubahan. Maka perlu ditambah dengan dimensi ke-3, bahkan dimensi ke-4.

Sekedar set-back, jika kita membahas Human Resource Management (HRM) kita “hanya” berkutat pada dua dimensi saja, yaitu human ability (skill & knowledge) atau lebih sering disebut sebagai human capacity, dan juga human moral (attitude & behavior). Sementara dalam Human Capital Management (Manajemen Modal Insani) wajib ditambahkan dengan Arts sebagai dimensi ketiga, yang meliputi  human creativity (kemampuan berkreasi atau ber-inovasi), human acceptability (kemampuan untuk dapat diterima oleh lingkungannya), human adabtability, human flexibility. Dua yang terakhir ini adalah potensi atau kemampuan untuk menghadapi perubahan, bukan kemampuan untuk mencla-mencle. Saya sering menyebut secara matematis, bahwa Human Resource Management-HRM ( Manajemen Sumber Daya Manusia-MSDM) diproyeksikan pada pendekatan 2-dimensi atau pendekatan linier, sementara Human Capital Management-HCM (Manajemen Modal Insani-MMI) diproyeksikan pada pendekatan 3-dimensi atau pendekatan volumetrik.

Di samping itu dengan pendekatan pada 3-dimensi, Human Being atau Workforce tidak sekedar hanya dapat memenuhi requirements sebagai pekerja keras, namun juga sebagai pekerja cerdas dan pekerja waras.  Karena tuntutannya adalah memenuhi kemampuan fisik dan mental, kemampuan teknis, kemampuan manajerial dan kemampuan visioner.

 Di kemudian hari mungkin saja dapat dikembangkan menjadi 4-dimensi. Tentang dimensi ke-4 ini sedang dalam penelitian saya. Belum dapat diungkapkan di sini. Masih off the records.


(BERSAMBUNG)
                                                           ooOoo

(Catatan: Catatan Ringan  ini terinspirasi ketika menonton  rekaman proses seleksieliminasi  Indonesia Idol di RCTI, Jum’at, 6 April 2012 jam 14:00  s/d 15:00 WIB,dengan jury Ahmad Dani, Anang Hermawan  dan Agnes Monika)

Natin Dalam Momen Istimewa Teman





Nggak ada keanehan apapun.
Justru inilah yang menjadikan suasana di kubikal jadi terasa aneh. Biasanya. Ada aja yang aneh-aneh disini. Tapi. Hari ini kok nggak nampak ada yang aneh. Ini malah jadi bikin aneh.
 
”Aneh banget,” pikir Fiancy. ”Kenapa nggak ada yang aneh ya?”
Sudahlah. Mungkin sekarang orang-orang di kubikal sudah mulai ’sembuh’. Seperti halnya kebanyakan orang yang lainnya di kantor-kantor yang lain.
 

Mari Belajar dari Para Pesaing


Oleh: Andre Vincent Wenas


    ...usaha memang seringkali direpotkan oleh beberapa pesaing
yang menawarkan produk mirip dengan produk kami. Dengan agresivitas kompetitor
yang seperti ini profitabilitas bisa terancam. Bagaimana seharusnya menyikapi
pesaing yang sangat agresif seperti ini.

    Kehadiran kompetitor selalu seperti pedang bermata dua. Di satu sisi ia
merepotkan, karena mengancam dominasi pasar kita. Sementara itu di sisi lain, ia
juga “membangunkan” kita dari kelengahan. Pesaing juga bisa di lihat sebagai
“mitra” untuk mendidik pasar.

Rabu, 11 April 2012

I Love Monday 09.04.2012 : Bekerja adalah keputusan, Bahagia adalah keputusan.




Dear Keluarga MnL yang penuh kasih,

Selamat pagi,

Selamat Paskah bagi Anda semua yang merayakannya.


Setelah libur panjang, tentunya tubuh dan pikiran Anda sekarang lebih segar dan bersemangat,

Ya, selayaknya demikian.

I Love Monday 09.04.2012 hari ini saya beri tema:


"Bekerja adalah keputusan, Bahagia adalah juga keputusan"

Bob Sadino: Jadilah Yang Terburuk




aya tidak berniat sukses, tapi gagal. Saya tidak berharap untung tapi rugi.
#Bob Sadino

Seorang ayah berdiri di depan anak lelakinya—yang akan menempati kursi kelas satu tingkat tsanawiyah Pondok Pesantren Ikhtiar di pelosok barat Indonesia. Kemudian beliau membungkukkan badannya supaya sejajar mata dan kepala dengan anaknya.

Lalu, sambil memegang bahu kiri dan kanan calon perantau dengan kedua tangannya—dia memberi petuah kepada sang anak—“Jadilah yang terbaik”. Setelah itu sang ayah memeluk anaknya. Sebelum dia pulang meninggalkan putra semata wayang di pesantren tersebut. Hingga dia selesai sekolah.

Natin Menciptakan Tempat Kerja Yang Menyenangkan




Gubrak!
Sebungkus kacang disco menimpa meja Fiancy. Dia gagal menangkapnya ketika bungkusan itu masih melayang di udara. Musim hujan makanan telah tiba. Dari setiap pojok kubikal bisa saja tiba-biba terbang makanan kering. Apa lagi selepas liburan panjang seperti saat ini. Hari jumat tanggal merah. Bablas lagi liburan selama 3 hari. Makanan paling aneh pun bisa berdatangan entah dari mana asalnya.
 
Kehebohan memenuhi atmosfir kubikal. Semua orang terlihat senang. Tertawa dan berteriak girang. Hingga terlarut dalam kegembiraan yang mereka ciptakan.
 

Sales atau Marketing?



Sering orang mencampuradukkan dua kata dari judul di atas ini. Pekerjaan menjual sering disebut pemasaran atau marketing selain sebagai sales. Sales sebenarnya diartikan sebagai hasil penjualan, sedangkan salesman adalah orang yang melakukan penjualan. Jadi tidak benar kalau orang yang sedang menjajakan barang disebut sales. Nah apa beda antara penjualan dan pemasaran atau dalam bahasa asingnya sering disebut Sales dan Marketing ? Untuk lebih jelasnya mari kita lihat masalah organisasi pemasaran yang berlaku umum.

Melahirkan Peradaban Baru


Oleh: Andre Vincent Wenas

“Malam musim panas itu hangat. Bulan sedang purnama. Dengan muram Kaeso
memandangi bayangannya – sesosok pincang yang berjalan di sepanjang jalan-jalan
Palatine yang gelap dan sunyi.”– Bab VIII Bayang-bayang Scipio, novel Steven
Saylor, ROMA: Kisah Epik dari Zaman Romawi Kuno, 2007.

***

Natin Mensyukuri Pekerjaan




Tiba-tiba semua orang keluar sambil bersorak.
Ada yang sambil bersuit-suit segala. Tapi semuanya tertawa lepas. Kecuali satu orang. Jeanice. Dia terjebak diantara kebingungan. Dan kekesalan.
 
Orang-orang pada memeluknya. ”Selamat!” kata mereka. ”Anda masuk dalam Cubical Candid Camera.....!”
 
”Dassssar....” umpat Jeanice. ”Elo ngerjain gue ya!!!” makinya.
Rasa kesalnya sudah mulai mencair setelah tahu jika kejadian yang membuatnya kesal tadi itu hanyalah kejailan teman-temannya di kubikal.
 

THE FINE DAY 11.04.2012 : "The Concept of Liability"




Dear Keluarga MnL terkasih,



Selamat pagi,
Semoga Anda dan keluarga dalam keadaan sehat dan sejahtera senantiasa.


Pagi ini saya menjumpai Anda kembali dalam momen "The Fine Day" 11.04.2012 dan kali ini saya akan share dgn tema:

Kamis Manis 12.04.2012 : "Sakit, tubuh berikan signal"



Dear Sahabat Milis terkasih,


Selamat pagi,


Sudah 3 hari ini saya dan istri sedang kurang fit.

Flu, pilek, batuk, demam, pusing dan radang "menyerang" kami.

Namun karena ada bbrp aktifitas yg tdk bisa ditinggal, maka saya tetap melaksanakannya dengan kondisi terbatas.

Menurut artikel yang pernah saya baca, bahwa bila tubuh sakit, itu artinya tubuh memberikan signal.

Bahwa tubuh membutuhkan perhatian atas perawatan dan pemeliharaan yg lebih baik.

Dalam keadaan sakit ini, banyak poin yang dapat saya petik:

1. Ternyata sehat sangat nikmat
2. Sehat berarti mampu melakukan aktifitas optimal
3. Sehat kita bisa bercanda dan memeluk orang2 tercinta
4. Dengan sehat kita bisa menikmati kehidupan
5. Dan lain lain

Selain, sakit itu:
6. Adalah saat refleksi, apakah ada aktifitas yang pernah kita lakukan tdk sesuai dan keliru?
7. Apakah ada janji2 yg pernah kita ucapkan belum terpenuhi?
8. Apakah selama ini kita lupa menjaga dan memelihara tubuh dgn baik, dgn beristirahat cukup, makanan bergizi dan berolah raga cukup?
9. Apakah kita lupa mengalirkan rejeki yang diperoleh kpd orang yang membutuhkannya?
10. Atau Tuhan memberikan makna lain? Ini yg perlu dicari tahu!


------

Sakit memang tidak enak.
Sakit memang membuat tubuh ngilu dan menderita.

Namun sakit adalah saat refleksi yg tepat
Sakit adalah saat yg pas utk berkomunikasi dengan diri sendiri dan Sang Pencipta.

Tidak ada suatu peristiwapun yg terjadi di dunia ini, yg tidak bisa kita ambil makna positip-nya.


Artinya:
"Semua peristiwa memiliki makna positip".



Salam,
Andreas Freddy Pieloor




Rabu, 11 April, 2012 19:34

Selasa, 10 April 2012

Opini & Diskusi: "Kesadaran Berasuransi"

 

OPINI:

1.  Ang Harry Tjahjono:

Akhir2 ini banyak sekali orang2 yang menjual produk asuransi apapun nama perusahaannya.
Iseng-iseng saya menanyakan ke mereka, apa bisa jual?? mengingat setiap ketemu org, profesi sampingan menjual asuransi..
Sebagian besar menjawb...ada aja yang beli dan hebatnya beberapa diantara mereka malah meninggalkan pekerjaan tetap mereka dan beralih ke bisnis asuransi...

Sebenarnya apa kesadaran manusia akan asuransi meningkat? atau krn sebab lain?

Bagaimana dengan anda?

Harry

Kamis, 5 April, 2012 18:51
============ =====

DISKUSI:


Sugeng Triyono  <sugengtriyono@yahoo.com>:

Yth. Pak Harry.
Kalau boleh urun rembug.
Dalam tataran teks book asuransi adalah konsep yang menurut saya brilliant, karena dengan tingkat probability claim yang kecil dan Pihak yang melakukan claim sungguh - sungguh memerlukan dana asuransi tersebut untuk menutup kecelakaan yang sedang terjadi. Konsep tolong - menolong yang sangat brilliant.
Hanya saja khususnya image masyarakat di Indonesia, konsep saling menolong menjadi diminish dan menjadi usaha dagang pada umumnya yang mencari keuntungan yang sebesar - besarnya, dengan implikasi ;
1. Claim menjadi di persulit dan kalau bisa sekecil kecilnya, padahal sebenarnya kalau perlu claimnya di tambah, menolong orang yang lagi susah.
2. Membeli asuransi dengan imbalan return, semisal investasi, menjual konsep dagang lagi he he he.
3. Yang saya dengar, karyawan asuransi memiliki gaji dan bonus yang besar dengan kerja sistem premi terhadap jumlah nasabah yang dapat di raih, even memakai konsep multi level marketing, .... Again konsep dagang yang di kedepankan.
Maksud saya, bukanya insurance company tidak boleh berdagang, ... Hanya konsep brilliant yang saling menolong orang yang lagi susah sudah tidak lagi di hiraukan. Maka ...
5. Asuransi mungkin sangat cocok untuk money laundry, karena tingkat taxes appliednya zero (if - am not mistaken).
Just small thing from me
Sugeng.
Kamis, 5 April, 2012 19:34
========== =========

3.  Nurmansjah Soleiman" <nurmansjah.soleiman@gmail.com>:


Dear Pak Ang dan para Manager Indonesia,
Kesadaran berasuransi memang meningkat, namun terus terang kesadaran masyarakat Indonesia berasuransi memang masih sangat rendah.
Tingkat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara.
Para pelaku bisnis asuransi memang harus menyadari hal ini.
Pemerintah Indonesia pun melalui Departemen Keuangan dan AAJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) semakin memperketat regulasi di industri ini dengan tujuan meningkatkan pengawasan atas keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat pengguna jasa asuransi jiwa.
Saya sendiri sebagai pelaku di industri asuransi jiwa sangat percaya bahwa setiap manusia Indonesia membutuhkan asuransi.
Asuransi jiwa adalah dasar, atau dasar dari segala dasar, dari setiap perencanaan keuangan.
Mengenai pertanyaan Bapak mengapa banyak (bukan beberapa) diantara mereka (para agen) yang meninggalkan pekerjaan tetap mereka dan beralih ke bisnis asuransi, inilah jawaban menurut saya:
- Harus diakui bahwa "money motivation" merupakan salah satu motivasi utama seseorang terjun ke 'bisnis' asuransi.
- Potensi dan prediksi atas industri asuransi jiwa masih sangat besar (terutama di Indonesia). Kebutuhan masyarakat atas asuransi jiwa tidak akan pernah terputus selama masih ada orang yang bekerja, selama masih ada orang yang 'naik gaji' atau promosi jabatan, selama masih ada orang manikah, selama masih ada anak-anak dilahirkan, selama masih ada orang yang sakit, selama masih ada orang yang akan memasuki masa pensiun, dst.
- Bagi para karyawan: Profesi keagenan di industri asuransi jiwa juga menyediakan peluang karir yang menggiurkan, karena selain potensi yang besar dan 'tak terbatas', juga tidak tergantung pada unsur 'like and dislike' seperti karyawan umumnya.
- Bagi para usahawan: Profesi keagenan di industri asuransi jiwa juga menyediakan peluang karir yang menggiurkan, yang bisa memberikan hasil yang melebihi hasil usahanya serta menjanjikan fleksibilitas (bahkan kebebasan) waktu yang tidak bisa dinikmatinya sebagai usahawan biasa.
Namun saya pribadi percaya bahwa orang yang pindah sepenuhnya ke 'bisnis' asuransi jiwa, jika ia ingin bertahan 'sangat lama' di industri ini, harus memiliki misi yang benar: misi untuk menolong orang lain, misi untuk memperkenalkan manfaat asuransi jiwa bagi orang-orang yang belum menyadari bahwa dirinya membutuhkan asuransi jiwa, bahwa asuransi jiwa adalah kebutuhan 'esensial', bukanlah suatu kemewahan.
Salam,
Nurmansjah Soleiman
Life is NOT a game... No chance for put another coin in!
Kamis, 5 April, 2012 20:46
========== ========

4.  Irvan Nasution" <nasution_irvan@yahoo.com.sg>:

Halo Managers

Memang saat ini menurut data yang kami pelajari secara umum daya beli penduduk Jakarta meningkat (ini dari hasil meeting tahunan kami)
akan tetapi kembali Menjual asuransi memang berbeda dengan menjual produk lain.

Dalam menjual asuransi kami sebagai Insurance Consultant menjual ke orang orang yang semata mata belum perlu (masih sehat, masih memiliki banyak uang, masih belum memikirkan pensiun dll)

Di sinilah tugas kami untuk menegaskan perluanya payung sebelum hujan. Karena jika sudah jatu sakit, sudah berumur maka resikonya adalah premi akan lebih mahal hingga Ditolak oleh perusahaan asuransi. Kalaupun mereka sudah mengklaim sudah memiliki Payung, pertanyaannya adalah "Apakah payung itu sudah cukup kokoh dan memiliki proteksi perlindungan yang pas untuk keadaan saat ini" mengingat kebutuhan semakin bertambah (anak semakin besar, pendidikan semakin tinggi hingga gaya hidup yang semakin meningkat)

Kaloupun sudah memiliki payung yang cukup memproteksi perlindungan saat ini, maka kita lihat payung apa yang dimiliki. Karena asuransi memiliki banyak payung antara lain ; Payung untuk pendidikan anak, payung untuk perlindungan pendapatan, payung untuk berinvestasi, payung untuk tabungan dan payung untuk persiapan hari tua (ingat setelah usia pensiun hampir semua perusahaan tidak memberikan perlindungan kesehatan ke karyawannya kan ...=)

Memang ada perusahaan asuransi yang mengklaim "Kami memiliki satu payung untuk semua"
itu artinya anda memiliki payung yang sangat amat besar sehingga bisa melindungi semua kebutuhan diatas itu, dan sudah pasti memiliku Nilai perlindungan yang cukup besar yang tentunya juga memiliki premi yang besar. Dan lucunya ketika saya tanya " Kalau saya boleh tahu berapa Premi yang anda bayarkan jika Bapak atau ibu bilang sudah memiliki payung yang mengcover semua kebutuhan di atas?" saya sering kali kaget, mereka bilang "Rp 300.000 hingga Rp 500.000" per bulan (ini biasanya terjadi di perusahaan asuransi yang hanya menawarkan UNIT LINK, sehingga yang mereka tawarkan adalah ASUMSI dan masih banyak nasabah asuransi yang belum aware akan hal ini)....Wow Luar biasa, Murah sekali, ternyata setelah kami gali kebutuhan sebenarnya mereka merasa kalau memang perlindungan itu belum cukup sehingga mereka harus berusaha lebih giat lagi untuk mencukupi perlindungan sesuai kebutuhan mereka.

Naa saran saya sebelum anda membeli asuransi ...silahkan bicarakan ke agent anda mengenai sebenarnya berapa sih kebutuhan proteksi yang harus saya miliki, apakah itu untuk pendidikan anak anda hingga persiapan pensiun anda. Dari situ baru anda bisa putuskan produk apa, perlindungan berapa (bisa sesuai dengan kemampuan anda dulu) dan bagaimana manfaatnya.

Memang betul Asuransi seringkali target Money Laundry dan itu tugas kami mulai dari agent hingga perusahaan yang memfilter sumber dana yang diberikan .

Semoga bisa memberikan pencerahan walaupun hanya sedikit, kalo ada yg salah salah maaf ya dear managers....



Salam saya Untuk Keluarga Anda
Irvan Nasution 
Manulife Insurance Consultant
Kamis, 5 April, 2012 21:49
================ =====

5.  Marmi Priarsih  <marmi.priarsih@gmail.com>:

Dear Pak Harry
Menurut saya jika bapak hanya bertanya-tanya pendapat orang lain maka jawaban yg bapak dapatkan hanya sepotong-sepotong, karena jawaban real yg bisa pak Harry dapatkan sebetulnya sangat banyak untuk dibahas panjang lebar jika pak Harry "langsung" melihat dan merasakan sendiri sbg agent atau pun sbg nasabah.
Intinya selama masih ada kehidupan manusia disitulah life assurance dibutuhkan, sejak lahir-tumbuh besar-meningkat dewasa hingga pensiun lalu tua dan akhirnya meninggal.
Soal kesadaran pentingnya berasuransi tentu saja meningkat, tapi urusan mau atau tidak mau punya asuransi, itu tugas agen utk membantu masyarakat mengambil keputusan sesuai kebutuhan masing2.
Sbg gambaran kecil tentang prospek bisnis asuransi, di kantor agency tempat saya bergabung, asuransi sudah seperti perusahaan keluarga, karena banyak keluarga2 kumpul sbg "agen full time" di satu agency, suami-istri-anak2-saudara-keponakan-teman2-hingga tetangga2 tumplek blek sekantor dan mereka punya pangsa pasar masing2.
Kebetulan sekarang sudah April, perusahaan kami sudah rampung dg Laporan Tahunan 2011 yang sebentar lagi akan published di harian Kompas (belum ada info tanggal pastinya). Dari Laporan Tahunan 2011 tsb pak Harry bisa melihat sendiri bagaimana perkembangan real dari bisnis asuransi di Indonesia (dari sisi perusahaan kami tentunya)
Semoga uraian saya sedikit banyak bisa menjawab pertanyaan pak Harry.
Salam
Marmi Priarsih
marmi.priarsih@gmail.com
Prudential Life Assurance
50Detik=1Claim Terbayar
Sabtu, 7 April, 2012 03:10

============== =======

6.  BERSAMBUNG Lebih Asyik

Tunggu terbitnya

Senin, 09 April 2012

Opini & Diskusi: "Loyalitas Karyawan Unpredictable"

 

OPINI:

1. Handi Winarto (handiwinarto@yahoo.com):

Selamat pagi,
Ingin menanyakan kpd rekan-rekan managers.
Saya selalu baik thd karyawan yang saya miliki.
Setiap bepergian sya selalu bawa oleh-oleh, memperhatikan kebutuhan mrk, membimbing dan sebagainya.
Namun tetap turn over tinggi, setiap ada new offering mrk pindah. Masalah gaji sungguh diatas rata-rata.
Saya sering menyesali diri terlalu baik, balasan tidak setimpal.
Karyawn skg loyalitasnya tidak bisa dipegang.

Sampai terbersit d hati saya, saya coba tidak peduli dgn mrk, krn percuma tidak memberikan dampak terhadap loyalitas mereka.

Maaf pagi-pagi curhat

handi

Kamis, 5 April, 2012 19:33
========= =========

DISKUSI:


2. Renaldi <jiro.kana@yahoo.com>:


Selamat pagi pak Handi,

Kalau segala yang kita berikan kita lakukan dengan banyak 'catatan dan harapan' biasanya malah akan membuat kita kecewa kalau timbal baliknya tidak sesuai dengan yang diinginkan.

Bukan berarti harus merubah karakter kita menjadi 'pelit', tapi lakukan semua dengan sewajarnya. Karena setiap yang terlalu berlebihan itu biasanya tidak baik juga. Dan lakukan semua perhatian/pemberian kita itu dengan tanpa beban, tanpa mengharapkan timbal balik, biarkan semua berjalan apa adanya. Tunjukkan bahwa yang anda lakukan adalah ciri khas, bukan karena kepentingan. Maka orang lain akan lebih bisa menerima, merasakan apa yang seharusnya mereka sikapi dengan semua perhatian yang telah anda berikan.

Apakah kita bisa mengukur nilai kebaikan dan ketulusan dari perbuatan kita kepada orang lain ? Hanya hati kecil yang akan membisikkan jawabannya.

Salam, selamat berakhir pekan :)
-renaldi-
Kamis, 5 April, 2012 19:55
========== =======

3.  midnight.lonesome@gmail.com:

Pak, menurut saya, loyalitas karyawan tidak bisa 'dibeli' dengan oleh2, makan2, dll.
Harus dicari setiap orang kebutuhan utama mereka apa dalam kerja (biasanya dapat diperoleh dari exit interview). Bila alasannya gaji - coba telaah, apakah memungkinkan di perusahaan Anda memberikan gaji seperti yang diinginkan. Bila alasannya lingkungan kerja, seperti apakah lingkungan kerja sekarang. Lakukan perbaikan yang perlu dilakukan.

Sebagai atasan, seyogyanya kita dapat membangun lingkungan di mana karyawan dapat berkembang lebih baik. Termasuk di dalamnya bila ybs pindah kerja. Jika utk yg lbh baik bagi mereka, relakan dan banggalah. Krn kita mampu mendidiknya dg baik sehingga perusahaan lain mau mempekerjakannya.

Yang bisa kita lakukan dari hari ke hari adalah memberikan motivasi kerja. Loyalitas didpt dari sisi karyawan saat ybs merasakan kenyamanan kerja.

That's my opinion. Feel free to agree or disagree.
Kamis, 5 April, 2012 20:01
===== ==============

4.  r_kyoda@yahoo.com:

Betapa beruntungnya yang dipimpin oleh bpk Handi. Andaikan perusahaan dimana saya bekerja seperti itu. Banyak pekerja yang sudah loyal, tapi tidak mendapatkan perlakuan semacam itu, apalagi gaji :)) Banyak minusnya, tapi tak usahlah kita titikberatkan ke curhatan saya.

Menurut saya, pak Handi jangan menyerah.. Kehidupan masing2 orang kita tidak pernah tahu, apa goal mereka, apa yg jd standar kenyamanan mereka, dll. Tetaplah menjadi sosok pemimpin, dimana, walaupun turn over tinggi.. Tapi ketika mereka di tempat yg baru, mereka akan merindukan hal positif yg mereka dapatkan di tempat yg bapak pimpin. Jangan sampai menjadi sosok yg tetap selalu dan pasti akan dicibir, walau sudah berbeda perusahaan.

Semoga apa yg bapak kerjakan menjadi berkah dan tabungan di kehidupan lain, amin :)

Salam kenal,
Semangat!
Kamis, 5 April, 2012 20:27
========= ========

5.  Hans  (laurensius_handoko@yahoo.com):

Pak Handiiii....

Saya bukan bos, hanya karyawan.
Dan saya bersyukur Pak Handi berusaha menjadi seorang pemberi kerja yg baik.

Saya senaaaaang sekali mendapat atasan atau pemberi kerja yg baik dan memperlakukan pekerjanya lebih dari seoarang karyawan..
Tentu tetap dalam batasan profesional :)

Jangan putus semangat, Pak..
Bersikap apatis terhadap karyawan tidak akn membantu menyelesaikan masalah..

Baik secara finansial juga tidak terlalu membantu dalam membina hub jangka panjang..

Saya penasaran, di bidang apa usaha yg Bapak jalani? Apakah memang pekerjaanya berat? Atau tingkat stress-nya tinggi?

Coba bangun komunikasi yg baik dengan karyawan Bapak.. Mulai dari yg level supervisor sampai dengan yg terendah..
Apakah ada yg salah?


Dari situ Bapak pasti bisa ambil solusi yg baik, atau bisa diskusi lagi dengan teman2 managers untuk cari solusinya.

Tetaplah menjadi pemberi kerja yg baik yah Pak Handii..

Happy Good Friday,

Hans
Kamis, 5 April, 2012 20:39
=========== =======

6.  M Yanto <yanto.deboro@gmail.com>:

Pak Handi
Jangan pelit dng kata "bagus kerjamu" "pasti bisa lebih bagus lagi"
Kalau salah panggil dan katakan " kerjamu bagus tapi yg ini salah, bisa perbaiki kan. Tahu kan dimana salahnyam Lain kali bila ada kesulitan, diskusi dulu dng tmn atau saya". Keep me informed ya.
Sesimpel itu dan so far so good pak Handi. Smoga bisa untuk pegawai bpk
korupsi pergi, makmurlah ini negeri

Kamis, 5 April, 2012 21:51
============ =====

7.  GM. Agung Nugroho:
Dear Pak Handi

Waaah salut sekali dengan sikap Pak Handi yang sangat care terhadap karyawan

Pak Handi itu pemimpin yang baik karena mempunyai jiwa melayani dan memperhatikan

Point yang ingin anda sampaikan adalah :

- saya sangat perhatian tapi kenapa karyawan tetap aja keluar masuk dengan intensitas tinggi.
Padahal sudah dikasih gaji tinggi dan training yang memadai.

Dari sudut karyawan bisa diambil pelajaran :

Setiap karyawan itu punya need-want yang berbeda-beda.

1. Ada yang merasa nyaman dan cukup dengan perhatian khusus dari atasan yang baik seperti Pak Handi sehingga malas keluar/pindah kerja (takut penyesuain diri lag)

2. Tapi ada banyak karyawan yang merasa perlu mendapat tantangan baru untuk mencapai status sosial-ekonomi dan jaringan/komunitas baru.
Apalagi jika disimak bahwa Bapak sangat memperhatikan peningkatan skill karyawan.
Karyawan yang smart/energic pasti akan memcari dan menerima tantangan diluar yg menarik hatinta (apalagi ditambah dengan kenaikan gaji)

3. Atau mungkin karena level2 atas sudah terisi penuh. Karyawan muda yang berpotensi mulai gerah melihat tiada peluang baginya untuk promosi.
Istilahnya :
"Kapan gue naiknye kalau begini ?!" hehehe

4. Bisa jadi sudah tercipta image-positif dari perusahaan Bapak Handi untuk kalangan karyawan fresh-graduated, bahwa perusahaan anda sangat baik untuk mencari jam terbang dan pengalaman.
Hal ini karena sistem pendidikan diperusahaan anda bagus dan mempunyai nilai jual yang tinggi diperusahaan lainnya.

HIDUP ini adalah PILIHAN akan SIKAP (dan bukan karena pilihan keadaan)

Dengan
berbuat baik,
karyawan keluar/resign.
Dengan bersikap buruk, ternyata karyawan juga keluar/resign.

Sama-sama mengalami pahitnya keluar/resign karyawan. Lebih baik kita tetap bersikap baik dan care terhadap karyawan

Justru disinilah hebatnya Pak Handi karena mampu mencetak karyawan handal, laku dan dihargai tinggi diluar sana.

Pasti mereka akan selalu mengingat budi-baik Pak Handi sebagai Pemimpin yang baik dan care

"kePEMIMPINan yang EFEKTIF dan SALEH berarti memBERI apa yang anda PUNYAi sehingga Allah dapat diMULIAkan dalam semua yang anda LAKUkan"

Berkarya yang baik adalah ibadah dan hukumnya wajib

Terima-kasih dan sukses untuk anda

Best-regard
GM. Agung Nugroho
Kamis, 5 April, 2012 22:56
========== ======== 

8.  Ulfia Mutiara :


ditempat saya bekerja, rata-rata hanya tahan 10 bulan dengan bos saya ini.
bos saya memang baik, suka bawa oleh-oleh, suka ajak kita makan bareng, perhatian tapi klo kami buat salah, tapi walaupun tidak dengan nada tinggi, kata-kata yang keluar menyakitkan hati sekali, terkadang malah menurunkan kepercayaan diri karyawan. sikap bos juga cenderung tidak peduli dan membuat kami tidak ada job klo sedang kesal sama kami. sikapnya yang keras dan perfeksionis tanpa mau mendengarkan dengan baik penjelasan karyawan juga bikin hati mangkel.
tetap semangat pak sambil evaluasi diri sendiri juga, jangan-jangan dimata karyawan kita belum menjadi pemimpin yang baik :)
maaf juga saya jadi curhat colongan :)
 
Ulfia Mutiara
pearl_bleu2pink@yahoo.com
Jumat, 6 April, 2012 01:25
============ ========

9.  Hery  Marijanto:


Buat tempat kerja senyaman mungkin spt berada dirumah sendiri.

Salam hangat,
HMA
Jumat, 6 April, 2012 03:15
============= ====

10.  Susilowati Moeryanto :


Dear Pak Handi,
Bapak kelihatannya Bos yang baik dan penuh perhatian, tetapi kadang perhatian dan pengertian saja tidak cukup, mungkin kita diam2 cari tahu apa sebenarnya yang membuat mereka pindah ke lain hati.. ;-)
Waktu pertama kali kantor kami buka, turn-over cukup tinggi, mereka segera pindah kerja ketika ada tawaran yang lebih menarik, belum lagi saingan kita adalah pemerintah, mereka beramai2 daftar jadi PNS...he.he.. Padahal semua tau, gaji PNS kecil tapi ada "sesuatu" yang mereka harapkan, yaitu kepastian dan harapan setelah pensiun mendapat uang pensiun.
Belajar dari semua itu, kami mencoba menerapkan beberapa program yang bisa dijadikan credit point di perusahaan kami (dalam hal kesejahteraan, paling tidak mendekati kesamaan dengan perusahaan2 besar). Mungkin ini bisa dijadikan pertimbangan buak Pak Handi.

Program2 tersebut al:
1. Corporate Health Insurance & Life Insurance
Untuk kesehatan Karyawan, kami menanggung: Rawat Inap, Rawat Jalan, Rawat Gigi & Kacamata (dan Rawat Bersalin bagi Karyawati) plus Life Insurance bagi karyawan yg meninggal dunia dengan uang pertanggungan 100jt.
Untuk pasangan dan 2 orang anak, kami menanggung: Rawat Inap & Rawat Jalan.
* Istri karyawan yang ikut Rawat Bersalin, harus membayar premi dan dicicil selama setahun.
2. Kenaikan gaji secara berkala.
Persentase kenaikan tergantung dari profit tahun lalu dan/atau kondisi yg ada di Indonesia (kenaikan BBM bakar dll).
3. Award
Bagi karyawan yang berkinerja baik, kami berikan "the best employees of the year" utk 5 orang karyawan (penilaian mulai dari speed, accuracy, quality hingga attitude & loyality).
4. Program Bantuan Pendidikan Jamsostek untuk anak berprestasi.
Kami selalu memantau program Jamsostek, salah satunya yaitu program bantuan pendidikan bagi anak berprestasi peserta jamsostek, dan ini dilakukan secara bergiliran, untuk seluruh Indonesia.  Biasanya Jamsostek memberikan jatah utk 2-3 orang, kemudian perusahaan ikut andil dengan menambah 2 orang lagi, jadi total bantuan pendidikan 5 orang anak.
5. Program cicilan perumahan (utk DP) dari Jamsostek.
Perusahaan membantu memfasilitasi program yang diadakan dari Jamsostek untuk DP rumah.
6. Ramadhan Session
Ketika bulan Ramadhan tiba, untuk satu bulan penuh kami sediakan makan malam dan tajil, begitu juga dengan shift 3, kami sediakan makan sahur, sehingga karyawan tidak berkeliaran sibuk cari makan yang akhirnya mengganggu jam kerja. Kemudian ditutup dengan Halal Bihalal di hotel atau restaurant, dengan begitu antara mereka terasa akrab.
7. Night Shift transportation
Bagi Karyawan yang bekerja di shift II & III kami sediakan transportasi antar jemput, sehingga mereka tenang dan aman pergi ke kantor di malam hari.
8. Family Gathering.
Kami menganggarkan setiap tahunnya diadakan "Family Gathering".  Mulai dari Hotel, Bus, makan hingga tiket masuk ke tempat rekreasi, perusahaan yang menanggung.  Pada acara tsb kamipun memberikan doorprize buat karyawan dan juga kado2 mainan buat anak2nya.
9. Kegiatan Olahraga (mingguan)
Kami memberikan dana yang sebetulnya tidak begitu besar, tetapi cukup untuk menyewa lapangan bola/futsal/badminton dll, sehingga mereka tetap bisa melakukan kegiatan OR, inipun tentu saja akan menumbuhkan semangat bekerja dan tetep kompak.
10. Lunch Buffet
Ketika ada satu proyek selesai dan mendapat profit, kami makan bersama, cukup di kantor dengan menu yang lain dari biasa, istilahnya 'perbaikain gizi' he..he..
11. Koperasi Perusahaan.
Kami memfasilitasi dan men-support dibentuknya Koperasi Karyawan. Pengurusnya adalah karyawan itu sendiri, sehingga timbul rasa memiliki.  Ini sangat membantu, ketika mereka butuh uang, maka Koperasi Karyawan akan memfasilitasinya.  Potongan langsung dipotong melalui bendahara kantor.
12. Kerjasama dengan Bank
Kami melakukan kerjasama dengan beberapa Bank yang memberikan fasilitas pinjaman, utk keperluan renovasi rumah, biaya anak sekolah, beli motor hingga DP membeli rumah.
Karyawan yang berhak ikut program ini adalah karyawan yang sudah bekerja lebih dari 5 tahun. Cicilan langsung dipotong dari kantor, tidak ada agunan, dan tidak perlu di survey ke rumah.  Besarnya pinjaman disesuaikan dengan gaji yang mereka terima dan dikompensasikan dengan saldo Jamsostek yang mereka terima (ini untuk menghindari, ketika terjadi PHK maka sisa hutang ke Bank harus sudah lunas). Dengan begitu, perusahaan tidak mempunyai beban untuk membayar utang karyawan yang di PHK, dan pihak Bankpun merasa aman.
13. Program Pensiun.
Bagi karyawan permanent, mereka sudah diberi tahu bahwa ketika pensiun tiba, mereka dapat tunjangan pensiun.

Pertama ketika program2 ini diluncurkan, karyawan menganggap enteng dan acuh.  Tetapi seiring berjalannya waktu, dampaknya baru terasa.
Ketika istri harus dioperasi karena kista, myom, kelahiran cesar, anak diopname karena DB, typhus, kecelakaan, maka program asuransi sangat terasa membantu.
Ketika karyawan kesulitan mendapatkan pinjaman Bank, maka dengan adanya fasilitas pinjaman bank ini, maka semua bisa diatasi.
Family Gathering, ternyata kegiatan ini sangat dinanti-nantikan, terutama bagi anggota keluarga/anak2 karyawan, karena selain bisa jalan2, merekapun dapat hadiah..he.he.. Dan inipun sangat membantu, dimana karyawan ingin rekreasi bersama keluarga tapi kesulitan dana.

Selain memberikan perhatian dan bimbingan kepada karyawan, kesejahteraan, kenyamanan, ketenangan dalam bekerja perlu diperhatikan, apalagi yang menyangkut keluarga. Dengan cara begitu, merekapun fokus bekerja dan Alhamdulillah turn-over rendah dan tidak terpengaruh dengan tawaran dari perusahaan lain, mereka sudah merasakan besarnya manfaat dari program2 yang kami berikan.
Di sisi perusahaan, program inipun sangat menguntungkan, terutama fasilitas pinjaman, karena perusahaan nggak perlu repot2 menyediakan dana utk karyawan yang mau pinjam uang..he.he..

Demikian, semoga bermanfaat, mohon maaf jika kurang berkenan.

Salam,
Susie
Jumat, 6 April, 2012 23:29
============ =======





(BERSAMBUNG LEBIH ASYIK.

Tunggu terbitnya!)