Selasa, 31 Juli 2012

Opini & Diskusi: "Matematika Gaji dan Logika Sedekah"


Opini via Kisah Inspiratif dari:  "Vivin Gema Lestari - NSTB" :

Dalam satu kesempatan tak terduga, saya bertemu pria ini. Orang-orang biasa memanggilnya Mas Ajay. Saya tertarik dengan falsafah hidupnya, yang menurut saya, sudah agak jarang di zaman ini, di Jakarta ini. Dari sinilah perbincangan kami mengalir lancar.


Kami bertemu dalam satu forum pelatihan profesi keguruan yang diprogram sebuah LSM bekerja sama dengan salah satu departemen di dalam negeri. Tapi, saya justru mendapat banyak pelajaran bernilai bukan dari pelatihan itu. Melainkan dari pria ini.

Saya menduga ia berasal dari kelas sosial terpandang dan mapan. Karena penampilannya rapih, menarik dan wajah yang tampan. Namun tidak seperti yang saya duga, Mas Ajay berasal dari keluarga yang pas-pasan. Jauh dari mapan. Sungguh kontras kenyataan hidup yang dialaminya dengan sikap hidup yang dijalaninya. Sangat jelas saya lihat dan saya pahami dari beberapa kali perbincangan yang kami bangun.

Satu kali kami bicara tentang penghasilan sebagai guru. Bertukar informasi dan memperbandingkan nasib kami satu dengan yang lain, satu sekolah dengan sekolah lainnya. Kami bercerita tentang dapur kami masing-masing. Hampir tidak ada perbedaan mencolok. Kami sama-sama bernasib "guru" yang katanya pahlawan tanpa tanda jasa. Yang membedakan sangat mencolok antara saya dan Mas Ajay adalah sikap hidupnya yang amat berbudi. Darinya saya tahu hakikat nilai di balik materi.

Penghasilannya sebulan sebagai guru kontrak tidak logis untuk membiayai seorang isteri dan dua orang putra-putrinya. Dia juga masih memiliki tanggungan seorang adik yang harus dihantarkannya hingga selesai SMA. Sering pula Mas Ajay menggenapi belanja kedua ibu bapaknya yang tak lagi berpenghasilan. Menurutnya, hitungan matematika gajinya barulah bisa mencukupi untuk hidup sederhana apabila gajinya dikalikan 3 kali dari jumlah yang diterimanya.

"Tapi, hidup kita tidak seluruhnya matematika dan angka-angka. Ada dimensi non matematis dan di luar angka-angka logis."
"Maksud Mas Ajay gimana, aku nggak ngerti?"
"Ya, kalau kita hanya tertuju pada gaji, kita akan menjadi orang pelit. Individualis. Bahkan bisa jadi tamak, loba. Karena berapapun sebenarnya nilai gaji setiap orang, dia tidak akan pernah merasa cukup. Lalu dia akan berkata, bagaimana mau sedekah, untuk kita saja kurang."
"Kenyataannya memang begitu kan Mas?", kata saya mengiyakan. "Mana mungkin dengan gaji sebesar itu, kita bisa hidup tenang, bisa sedekah. Bisa berbagi." Saya mencoba menegaskan pernyataan awalnya.
"Ya, karena kita masih menggunakan pola pikir matematis. Cobalah keluar dari medium itu. Oke, sakarang jawab pertanyaan saya. Kita punya uang sepuluh ribu. Makan bakso enam ribu. Es campur tiga ribu. Yang seribu kita berikan pada pengemis, berapa sisa uang kita?"
"Tidak ada. Habis." jawab saya spontan.
"Tapi saya jawab masih ada. Kita masih memiliki sisa seribu rupiah. Dan seribu rupiah itu abadi. Bahkan memancing rezeki yang tidak terduga."

Saya mencoba mencerna lebih dalam penjelasannya. Saya agak tercenung pada jawaban pasti yang dilontarkannya. Bagaimana mungkin masih tersisa uang seribu rupiah? Dari mana sisanya?
"Mas, bagaimana bisa. Uang yang terakhir seribu rupiah itu, kan sudah diberikan pada pengemis ", saya tak sabar untuk mendapat jawabannya.
"Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah. Uang yang seribu itu dinikmati pengemis. Jangan salah, bisa jadi puluhan lontaran doa’ keberkahan untuk kita keluar dari mulut pengemis itu atas pemberian kita. Itu baru satu pengemis. Bagaimana jika kita memberikannya lebih. Itu dicatat malaikat dan didengar Allah. Itu menjadi sedekah kita pada Allah dan menjadi penolong di akhirat. Sesungguhnya yang seribu itulah milik kita. Yang abadi. Sementara nilai bakso dan es campur itu, ujung-ujungnya masuk WC."

Subhanallah. Saya hanya terpaku mendapat jawaban yang dilontarkannya. Sebegitu dalam penghayatannya atas sedekah melalui contoh kecil yang hidup di tengah-tengah kita yang sering terlupakan. Sedekah memang berat. Sedekah menurutnya hanya sanggup dilakukan oleh orang yang telah merasa cukup, bukan orang kaya. Orang yang berlimpah harta tapi tidak mau sedekah, hakikatnya sebagai orang miskin sebab ia merasa masih kurang serta sayang untuk memberi dan berbagi.

Penekanan arti keberkahan sedekah diutarakannya lebih panjang melalui pola hubungan anak dan orang tua. Dalam obrolannya, Mas Ajay seperti ingin menggarisbawahi, bahwa berapapun nilai yang kita keluarkan untuk mencukupi kebutuhan orang tua, belum bisa membayar lunas jasa-jasanya. Air susunya, dekapannya, buaiannya, kecupan sayangnya dan sejagat haru biru perasaanya. Tetapi di saat bersamaan, semakin banyak nilai yang dibayar untuk itu, Allah akan menggantinya berlipat-lipat.
“Terus, gimana caranya Mas, agar bisa menyeimbangkan nilai metematis dengan dimensi sedekah itu?”.

“Pertama, ingat, sedekah tidak akan membuat orang jadi miskin, tapi sebaliknya menjadikan ia kaya. Kedua, jangan terikat dengan keterbatasan gaji, tapi percayalah pada keluasan rizki. Ketiga, lihatlah ke bawah, jangan lihat ke atas. Dan yang terakhir, padukanlah nilai qona’ah, ridha dan syukur”. Saya semakin tertegun

Dalam hati kecil, saya meraba semua garis hidup yang telah saya habiskan. Terlalu jauh jarak saya dengan Mas Ajay. Terlalu kerdil selama ini pandangan saya tentang materi. Ada keterbungkaman yang lama saya rasakan di dada. Seolah-oleh semua penjelasan yang dilontarkannya menutup rapat egoisme kecongkakan saya dan membukakan perlahan-lahan kesadaran batin yang telah lama diabaikan. Ya Allah saya mendapatkan satu untai mutiara melalui pertemuan ini. Saya ingin segera pulang dan mencari butir-butir mutiara lain yang masih berserak dan belum sempat saya kumpulkan.

Sepulang berjamaah saya membuka kembali Al-Qur'an. Telah beberapa waktu saya acuhkan. Ada getaran seolah menarik saya untuk meraih dan membukanya. Spontan saya buka sekenanya. Saya terperanjat, sedetik saya ingat Mas Ajay. Allah mengingatkan saya kembali:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Terjemah QS. Al-Baqarah [2] 261)

Selasa, 3 Juli, 20:12 21:59

================= ====

DISKUSI:

1.  Yodi Siregar:

Bagus banget ceritanya mba..

2.  Helmi Zen:

Terima kasih atas sharing dan pencerahannya.
Apa yang ibu tulis sungguh telah mengusik kesadaran saya betapa kikirnya saya selama ini.Ya Allah, maafkan kelemahan dan kelalaian hamba selama ini. Jangan Engkau hukum hamba atas kelengahan dan keteledoran hamba selama ini, amin
Salam,
Helmi
Selasa, 3 Juli, 2012 23:37
================== ==

3.  M Yanto:

Saya tidak percaya ceritera ini.
yg masuk akal adalah Mas Ajay lebih ringan tangan membantu orang lain, berbagi ilmunya memberikan less, bisa gratis, atau bantu siapapun yg butuh keahlian dia, tidak minta gaji, tetapi iklas, dan dari situ, rejeki akan mengalir.

Kalau memberi sedekah seribu perak, lalu dapat kembalian bisa mencukupkan gaji yg seharusnya 3xnya, itu omong kosong.
Apa nemu di jalan. pasti harus lebih rajin bekerja, extra waktu, hari2 libur dipakai mengojek dll.

Rabu, 4 Juli, 2012 01:37
============= ===

4.  Djati  HS:

Sudah dijelaskan langsung pak, disini:"Ya memang habis, karena kita masih memakai logika matematis. Tapi cobalah tinggalkan pola pikir itu dan beralihlah pada logika sedekah."
Sudahkah anda ber-logika sedekah?
Itu dulu...
Salam,djati
Rabu, 4 Juli, 2012 02:40
============= ===

5.  Pakuncen1:

Saya percaya 1000 %, yg percaya hanya org org beriman yg percaya akan keajaiban sedekah, banyak urusan vertical yg tidak bisa dilogika krn mungkin keterbatasan kemampuan logika kita saat iniSalam
Agus w
Rabu, 4 Juli, 2012 04:17
============ ====

6.  M Yanto:

Saya tetap tidak percaya dengan logika sedekah.
Yang lebih masuk akal adalah semua orang harus bekerja, dan yg pintar / berkemampuan, bersedekahlah dengan membuka lapangan kerja.
Termasuk menggaji pembantu yg bagus, agar jadi jangkar kel nya di kampung. Rejeki hanya datang dengan lebih banyak bekerja dan usaha. Mengatur pengeluaran dengan cermat, berhemat, menabung.

Guru yg bekerja penuh dedikasi, pasti dicintai murid2 dan ortu murid. Dari situ rejeki mengalir. Ada ortu yg minta anaknya diberi less tambahan atau memberikan peluang buat side job di waktu luang untuk isterinya dll.

Yg jelas, orang yg mau hidup sesuai penghasilannya, akan lebih bahagia dibandingkan dengan orang yg hidup melewati besar penghasilannya karena endingnya akan berhutang atau korupsi. Lalu masuk phase berbagai kesulitan.
Rabu, 4 Juli, 2012 04:28
============= ==

7.  Nurhadi :

Orang sedekah, dengan penuh ikhlas..ini baru tingkat tinggi. Nggak semua bisa.Jika nanti dari sedekah itu ada bonus2 lain dr jalan tidak terduga, yg kemudian kita sebut bukan logika matematika, maka anggap saja ini sampingan belaka yg tidak perlu dikejar.
Makanya, niatkan sedekah dg ikhlas. Tapi sulit ya? Hehe.
Salam,
Nurhadi
Rabu, 4 Juli, 2012 09:07
============= ==

8.  Djati  HS:

Silakan diyakini dan diamalkan kalo memang itu keyakinan anda. Tapi saran saya hindari mengatakan pengalaman orang lain (terlebih itu adalah pengalaman spiritual) adalah bohong... Karena beliau kan cerita pengalaman nyata, bukan fiksi, perumpamaan atau analogi.
Hanya logika nya saja yg belum bisa anda terjemahkan.Salam,djati

Rabu, 4 Juli, 2012 06:11
============== ==

9.  Pakuncen 1:

Banyak buku sederhana yg membahas mujijat sedekah, yg penasaran silahkan beli saja di toko buku. Ini masalah hub vertikal dan kepercayaan (aqidah), jadi ribet kalau di diskusikan di milis iniSalam
Agus W
Rabu, 4 Juli, 2012 09:10
============ ==

10.  Koesworo  I:

Kadang-kadang ada sesuatu yang diluar logika,
Kalau saya percaya dengan keajaiban, setidaknya itu yg saya yakini,
Dan saya pernah merasakan keajaiban dr bersedekah...

Rabu, 4 Juli, 2012 09:56
============== ==

11.  Yohanes Budi Lelono

Betul ini adalah pengalaman spritual.
Biasanya orang yang memberikan sedekah secara rutin adalah orang yang ikhlas, dan bertawakal.Kalau saya biasanya 10% dari penghasilan.
Best regards,
@yohanesbule
Rabu, 4 Juli, 2012 18:26
============= ==

12.  Widyanto Pratama:

Ikut berbagi cerita yang hasilnya samaBeberapa tahun yang lalu karyawan saya berkeluh kesah tentang ketidak seimbangan antara gaji bulanan yg dia terima 650rb (UMR) dengan spending money perbulan dengan tanggungan 4anak salah satuna sekolah SMA. Untuk hidup sederhana dia harus mengeluarkan uang 2jt perbulannya.Waktu itu beliau hanya mengeluh tapi tidak menuntut untuk kenaikan gaji, menyadari memang UMR yang diterima umum karyawan pabrik. Saya sebagai pimpinan sambil lalu dan menjawab sekenanya, menyarankan dia untuk banyak sodakhoh biar rejeki mengalir, dalam pembicaraan dan diskusi ringan kam, akhirnya sampai juga  pada hitung2 ngan kalkulasi, kalau untuk menutup kekurangan biaya hidup yang minus 1,350,000, perlu sodaqah 130 tiap bulannya.

Dua tahun kemudian ada karyawan lain yang mengusulkan pada saya untuk membentuk panitia amil di perusahaan kami, dengan alasan para karyawan ingin bersodakoh yang tepat sasaran. Usut punya usut ternyata karyawa rekan diskusi dua tahun sebelumnya sungguh menyakini ide sadaqoh yang saya lontarkan tuk menutup kekurangan biaya hidup. Dengan yakinnya tiap bulan dia bersodaqoh 150rb dari gajinya yang 650rb, bayangkan betapa gilanya ditengah tekanan hidup berani meyakini yang belum pasti. Apa hasil, istrinya mencoba usaha berjualan nasi pecel dan alkhamdulihah sukses. Sekarang beliau sudah keluar dari perusahaan kami dan sukses berdagang.

Salam
Widyanto, Semarang
Rabu, 4 Juli, 2012 10:11
============== ==

13.  Sugeng  Triyono:

Urun Rembug.Menurut saya, hukum - hukum yang telah di dekritkan Tuhan di dunia ini 99 persen adalah eksak, hukum matematika, fisika, kimia, sosial dll.
Yang mungkin 1 persen adalah mukjijat, misalnya tongkat nabi musa.
Kemungkinan juga sedekah akan mengikuti hukum normal secara langsung agak susah kalau diarahkan kepada kemungkinan yang satu persen, secara angsung.
Tetapi kalau sebab akibat tidak langsung mungkin saja, misalnya... Dengan sedekah kita menjadi tidak tamak harta, jadi mengutamakan kepentingan orang terlebih dahulu, di senangi banyka orang, komunikasi menjadi lebih baik, bisnis menjadi lebih lancar, dan seterusnya - dan seterusnya.
Bisa saja di am konklusi bahwa sedekah akan menambah rezeki, tetapi jump to conclusion.
Dalam hukum fisika, persamaan itu berlaku universal. Seandainya hukum sedekah juga berlaku universal, misanya semua orang tanpa kecuali mensedekahkan 20 persen dari revenue, apakah hasil sedekah akan menambah kekayaan .... Mungkin jawabannya tidak ... Tidak ... Tidak.
Tetapi negara jadi makmur, di sayangi oleh Tuhan, tidak ada pencuri, tidak ada korupsi .... Dan tidak ada riba. Itu sangat di mungkinkan.
Korupsi pergi, makmurlah negeri ini. Semua orang bersedekah, tidak ada riba, makmurlah negeri ini.
Salam
Sugeng.
Rabu, 4 Juli, 2012 18:31
============= ==

14.  Indra S:

Saya pikir, masalah benefit dari melakukan sedekah atau derma, semua berpulang pada kepercayaan masing2.
Memang kebanyakan agama mengajarkan bahwa berderma akan memberi keuntungan balik kepada orang yang melakukan hal tersebut, tapi bentuk keuntungan balik tersebut berbeda2.
Begitu juga tentang cara melakukan derma tersebut; Ada agama yang menghimbau agar derma dilakuan sembunyi2, ada yang tidak menyatakan apa2, ada pula yang menyatakan bahwa derma merupakan sebuah cara/jalan untuk pencapaian dalam tingkat kebatinan seseorang, dll.Saran saya, biarkan masing2 orang punya alasan tersendiri untuk melakukan derma sepanjang tidak mengganggu orang lain.
Masalah agama adalah masalah vertikal, sedangkan masalah hubungan antar manusia adalah masalah horisontal.
Sering kali orang cuma pandai menuduh orang lain mengganggu dirinya (atau kelompoknya), padahal dalam hal lain (atau bahkan dalam hal yang sama), diri orang tersebut (atau kelompok orang tersebut) juga mengganggu orang lain.
Hendaknya kita TIDAK melakukan sesuatu, di mana kita TIDAK MAU orang lain melakukan hal tersebut kepada kita.
Mudah2an kata2 saya di atas, dapat dimengerti sebagaimana mestinya.
Regards,
Indra
Rabu, 4 Juli, 2012 19:27
=============== ==

15.  H Tanto:

Dear All Manager,...

Untuk moderators; Apabila dalam postingan saya ini mengandung unsur SARA yg negatif, silahkan di edit.

 Tulisan saya ini tidak bermaksud untuk menyalahkan satu pihak dan membenarkan pihak lain, tetapi semata2 bertujuan untuk amar maruf nahi munkar (Mengajak kebaikan menjauhi/mencegah kemungkaran). Bukan pula menganggap diri saya yang paling benar & paling tahu serta memahami ttg agama tapi semata2 dg spirit saling berbagi dan mengisi.

Agama memang adalah kepercayaan individu kepada Tuhan yang Maha Esa, dan hal tersebut adalah hak yg paling hakiki yg tidak bisa diganggu gugat,. Karena istilah kepercayaan, maka semua berpulang kembali pada kepercayaan individu masing2. Ketika seseorang tidak percaya bahwa dengan infaq sodaqoh mendapatkan lipat ganda rezeqi dari Tuhan, maka anggap saja dan terima sajalah baru di level tersebut orang itu percaya pada keyakinannya. Apakah itu salah ? kalo secara agama tentu saja salah, kenapa bisa disalahkan ? jawabnya; karena di dalam kitab suci Al quran banyak sekali disebutkan ayat2 yg menjelaskan seseorang yg bersodaqoh pasti mendapatkan pahala maupun rezeqi yg berlipat ganda. Saya orang yang menjalankan perintah infaq sodaqoh dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah akan mengganti dengan rezeqi lain yg berlipat ganda (rezeqi tidak selalu berbentuk uang/penghasilan, tapi bisa berbentuk kesehatan, rumah tangga yg bahagia, putra putri yg soleh dll). Logikanya bagaimana ? Contoh tentang rezeqi berbentuk kesehatan, ketika saya memperbanyak sodaqoh, maka saya atau keluarga tidak dicoba dg sakit yg mana jika dicoba sakit maka akan mengeluarkan biaya yg jauh lebih besar dari nilai yg saya sodaqohkan. Logika yg lain ? sayangnya, tidak semuanya hal dalam agama bisa dilogika dan tidak harus dilogika yg masuk akal kita sebagai manusia, itulah sebabnya disebut kepercayaan. Mohon barangkali ada rekan2 managers yg bisa menjelaskan lebih details sesuai dg kitab suci nya sebagai media utk saling melengkapi krn saya yakin tiap agama pasti mengajarkan untuk sodaqoh.

Saya amat bersyukur dg nikmat Allah ttg rezeqi. TIDAK pernah sekalipun setelah saya bersodaqoh lalu Allah tidak menggantinya, bahkan ketika saya hampir dalam posisi minus secara hitungan matematika, kenyataannya, sampai detik ini Allah selalu mencurahkan rezeqinya untuk kami sekeluarga, jadi tidaklah benar dan tidak akan pernah terbukti bahwa ketika seseorang yg rajin sodaqoh dgn mengharap pahala dan pembalasan dari Allah akan menjadi jatuh miskin dan hidup menderita. Seseorang yg sudah meyakini bahwa dengan sodaqoh akan melancarkan rezeqinya maka saya percaya orang tersebut bisa membedakan mana yg halal dan mana yg haram, dan tentu saja, orang tersebut tidak akan mengambil harta yg haram misal dari korupsi.

Sekali lagi, tidak semua hal dalam agama bisa dilogika dan tidak perlu semua hal dalam agama di analisa dg otak manusia untuk mendapatkan kesimpulan2 layaknya ilmu ekonomi, management, marketing dsb. Dalam hadist dijelaskan, ketika kita mencelupkan ujung jari kita ke lautan, lalu mengangkatnya, maka yg menempel di jari kita itulah gambaran ilmu kita dan lautan itulah gambaran ilmu Allah.

Apabila ada hal2 yg kurang berkenan, saya mohon maaf yg sebesar2nya..yg pengin tahu lebih lanjut, boleh japri aja...

Yuks bersiap2 melakukan aktivitas kerja sebagai bentuk ibadah kita....krn tidak semua orang diberikan kesempatan & kemampuan untuk bekerja, karena itu syukurilah...

Salam hangat dari Denpasar,

H. Tanto | Denpasar*
Bukan ahli ilmu agama layaknya dai/alim ulama, tapi terus semangat belajar & beramal untuk hidup yg lebih baik...


Thank you and best regards,
H. Tanto
Rabu, 4 Juli, 2012 20:43
=============== ==

16.  Arief erha:

Sedekah adalah simbol ketulusan bathin untuk berbagi, manakala bathin sudah tertata menuju jalan hidup terbaik, segala tingkah laku serta pola pikir akan merujuk ke arah kebaikan.

Sedekah itu sarana mendekatkan diri kepada Maha Pencipta, sama halnya mendekati pasangan saat pacaran, apabila nikmat sudah dirasakan, pengorbanan menemukan nikmat pasti membuat lebih semangat, lebih semangat kerja, lebih semangat hidup, lebih semangat dalam hal apapun.

Bagi yang sudah pernah merasakan nikmat sedekah saya kira pasti ketagihan dan selalu ingin bersedekah di setiap kesempatan,

Yang belum percaya mungkin belum praktek sehingga belum pernah merasakan dahsyatnya sedekah,

Saran saya hormati orang belum percaya dahsyatnya sedekah, dan do'akan semoga segera mendapat hidayah sedekah,

Lakukan sedekah tanpa mikir akan apa yang didapat nanti, sehingga Tuhan tanpa "berpikir" akan memberikan Nikmat yang luar biasa pada kita


Regards
Arief Erha (rekksima)
Rabu, 4 Juli, 2012 20:21
============== ===

17.  Sugeng  Triyono:

Yth. Pak Tanto.

Dalam persepsi saya, agama adalah akal. Tidak ada agama bagi yang tidak berakal. Beragama dengan sepenuh akal dan cerdas, demikian juga dengan sepenuh hati.

Kalau menilik sejarah, pada jaman nabi Musa, nabi Syuaib, nabi Isa, banyak sekali di kisahkan hal - hal yang di luar nalar kebiasaan kita, katakanlah saja sunatullah Tuhan. Misanya, Nabi Isa membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang buta dari lahir, seorang nabi juga membuat patung unta dan kemudian patung itu hidup. Dan pada akhirnya sampai nabi Muhammad, tetapi tidak lagi dihadapkan pada masyarakat dan di bekali dengan hal - hal di luar nalar.

Artinya, telah terjadi pergeseran dari supranatural kearah hukum - hukum Tuhan yang berulang, atau science, atau dapat dengan mudah di cerna akal. Saya kira sangat sedikit yang bersifat supra natural, dan yang sedikit itu tidak perlu di perdebatkan.

Seandainya, kehidupan kita hanya di dasarkan kepada hal - hal yang supra natural, saya sangat yakin hal itu tidak baik. Doa yang terbaik untuk minta harta kepada Tuhan adalah kerja keras dan menjalin komunikasi atau silaturahmi, doa terbaik untuk minta kepandaian adalah belajar giat. Doa terbaik agar motor tidak hilang adalah dikunci double. Doa terbaik untuk masuk surga adalah beraklak mulia.

Dan satu hal lagi Pak Tanto, agama bukan bersifat pribadi, begitulah para nabi di utus oleh Tuhan untuk membagi ajaran agama, dan bukan untuk kepentingan sendiri.

Just a small thing

Sugeng
Rabu, 4 Juli, 2012 21:53
============= ====

18.  Aan Sopiyan:

#JustShare
 
Islam terbangun atas 3 landasan utama: Islam, Iman, dan Ihsan.
 
Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya).
 
Atau,
 
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT.
 
Dalam sedekah kita, sudahkah kita mencapai taraf Ihsan?
 
"Wahai Rasulullah, apakah Ihsan itu?". Rasulullah SAW bersabda: "Yaitu engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak mampu melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu".
 
...
Hmm.. sebenarnya yang ingin saya sampaikan adalah, bagaimana pun sedekah kita, Allah jua yang lebih berhak menilai apakah dari sedekah itu kita pantas diberikan balasan yang sama, lebih baik atau mungkin tidak ada balasan sama sekali. Naudzubillah kalau justru kita dapat celaka.
 
Mari kita coba terapkan ihsan dalam setiap amal kita. Gimana caranya? Yang paling sederhana adalah yakini saja, ".. maka ketahuilah bahwa Dia selalu melihatmu".
 
Allahu'alam, semoga berkenan tulisan saya ini bagi kawan-kawan semua.
 
...
Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu" (Arbain Nawawi No. 2)
 
 
Salam
Al Faqir Ilallah,
AAN SOPIYAN
Consultant - Rumah Zakat
Rabu, 4 Juli, 2012 22:12
=============== ==

19.  BERSAMBUNG

PEDOMAN DALAM COACHING kepada SALES FORCES





Dalam memberikan coaching kepada sales reps / medial reps, ada 5 hal yang musti kita cermati.
Yang pertama adalah pernyataan-pernyataan yang kita gunakan seharusnya adalah pernyataan deskriptif. Jangan pernah menggunakan pernyataan evaluatif, karena efeknya akan berbeda jauh. Mengingat yang kita coach adalah perilaku dalam sales presentation, maka dengan pernyataan deskriptif tadi hanya memfokuskan pada perilakunya saja, bukan ke pribadinya.
 

Kajian Komunikasi Interpersonal


Oleh:  Monika Sugiarto

Kajian Komunikasi Interpersonal di Situasi yang Sulit

Kajian komunikasi interpersonal termasuk pelajaran yang sangat berharga untuk anda yang ingin menjadi pembicara profesional. Bisa jadi Anda harus menegur suatu teknisi atau bawahan Anda kalau proyektor, mikrofon atau layar tidak berfungsi dengan baik. Mungkin ada salah paham antara Anda dan penyelenggara acara. Bagaimana Anda akan menghadapi situasi yang sulit ini dengan pandai agar dapat menghindari pertengkaran dan ribut.

O Tempora! O Mores!


Oleh: Andre Vincent Wenas

     Itu adalah kata pembukaan orasi dari senator Cicero saat berdebat melawan Catilina, seorang politikus Roma di hadapan Senat Romawi tahun 63 SM. Oh zaman apakah ini! Akhlak macam apakah ini! Kutipan lengkapnya seperti ini: “O tempora! O mores! Senatur haec intellegit, consul videt; hic tamen vivit. Vivit? Immo vero etiam in senatum venit, vit publici consili particeps, notat et designat oculis ad caedem unum quemque nostrum. Nos autem, fortes viri, satisfacere rei publicae videmur, si istius furorem ac tela vitamus. Ad mortem te, Catilina, duci iussu consulis iam pridem oportebat, in te conferri pestem, quam tu in nos machinaris.”

Personalism#3: Jika Direndahkan Orang Lain


Oleh:  Dadang Kadarusman


Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Apakah Anda pernah direndahkan oleh orang lain?. Semoga saja tidak. Karena rasanya ternyata sangat tidak enak. Kita boleh tetap berharap agar tidak pernah sampai mengalaminya sampai kapanpun.  Namun hal itu pun tidak menjadi jaminan jika disuatu saat kelak tak pernah orang yang merendahkan kita. Nah, sebelum hal itu terjadi, ada baiknya juga jika kita mempersiapkan diri.
 

THE FINE DAY 4.7.2012 : "The Independence Day"


Oleh: Freddy Pieloor

Dear Keluarga MnL yang selalu ceria dan bergairah,

Selamat pagi,

Saya senang bisa menjumpai Anda kembali dalam momen "The Fine Day".

Kali ini saya akan mengulas (bukan mengulak) materi dengan tema:

"THE INDEPENDENCE DAY"
(Tidak ada kaitannya dengan hari kemerdekaan USA).

Natin #47: Curriculum Vitae Tak Tertulis


Oleh:  Dadang Kadarusman

Setiap kali tanggal muda tiba, biasanya keadaan di kantor jadi lebih relax. Boleh dibilang relaxnya itu secara lahir dan batin deh. Dompet masih berisi beberapa lembar lima puluh ribuan sisa gajian minggu lalu. Setidaknya nggak langsung lepet setelah transfer sana-sini. Masih ada sisa-sisa sumeringah diwajah semua orang. Makanya, secara mental pun agak terasa ringan.
 

Anda Emosi? Itu Artinya Masih Normal !




Waktu itu saya baru saja pulang beribadah. Semua mobil sedang berhenti karena lampu merah sedang menyala. Mobil saya baru saja keluar dari sebuah gang kecil. Namun ada mobil yang merasa tersinggung karena 'kepala' mobil saya menghalangi jalurnya. Bukannya antri, beliau nekad menabrakkan mobilnya ke mobil saya. Seolah-olah puas setelah menabrak, dia kembali memundurkan mobilnya.

Kontroversial dalam Iklan

 
July 1, 2012

Dr. Beni Bevly, Silicon Valley

Iklan yang ditayangkan secara audio visual di Tanah Seberang, Amerika Serikat sering kali membuat penonton atau pendengarnya menjadi “aha” atau “wow”, tetapi juga bisa ditemui iklan yang membuat alis mereka berkerut ataupun mata mereka berkerling, sambil berkata, “Oh my God!.” Iklan yang terakhir ini biasanya adalah iklan yang bersifat kontroversial. Memang di satu pihak iklan jenis ini akan segera menarik perhatian, tetapi di lain pihak kode etiknya juga dipertanyakan. Yang lebih penting lagi dalam berbisnis adalah pertanyaan apakah efeknya terhadap bisnis mereka?

Tulus dan Dari Hati Merubah Semuanya





Malam ini kembali terjadi satu percakapan unik. Namun percakapan kali ini bukan suatu masalah dlm lapangan, namun semacam hasil dari penerapan artikel2 saya.

Begini ceritanya :

WTShare; kebiasaan yang Pantas


WTShare: Hadi Poernomo

Zhi de chong bai de 10 da hao xi guan:
10 Kebiasaan yang pantas dibanggakan:

Artikel Juli 2012 No. 12


Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 11


Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 10

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 9

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 8

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 7

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 6

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 5

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 4

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 3

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 2

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Artikel Juli 2012 No. 1

Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan
Mohon ditunggu tanggal terbitnya

Salam,
Ratmaya Urip

Minggu, 15 Juli 2012

Pemahaman Visi dan Misi Penting




Setelah posting tulisan saya "Tulus dan Dari Hati Merubah Semuanya", pagi kemarin saya mendapat teman baru yg invite BBM saya.
Terjadilah pembicaraan sbb :

MEMBANGUN ORGANISASI YANG RESPONSIF


© 2006. Nugroho Adhi W. All rights reserved.

Beberapa tahun yang lalu ketika portable MP3 player masih kontroversial karena masalah pembajakan dan hak cipta, Apple Computer Inc. muncul dengan solusi berupa iPod dan iTunes. iPod adalah sarana pemutar lagu digital dengan standar kompresi yang ‘tidak bisa dibajak’, sedangkan iTunes adalah sarana penjualan dan distribusi musik secara online.

Leaderism#4: Sayap Kepemimpinan


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Belajar dari para ahli kepemimpinan, kita bisa memahami bahwa secara sederhana kepemimpinan itu bisa diartikan sebagai “mencapai hasil melalui orang lain”. Pemahaman tersebut memiliki dua komponen penting, yaitu: (1) Pencapaian suatu hasil, dan (2) Melalui orang lain. Seseorang belum bisa disebut sebagai pemimpin handal  jika belum bisa meraih kedua aspek itu sekaligus. Misalnya, bisa mencapai hasil sesuai target namun masih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan teknis dengan tangan sendiri. Atau, mampu mengorganisasikan orang lain, tetapi gagal mencapai target yang sudah disepakati dengan perusahaan.  Kehandalan kepemimpinan diukur dari kemampuan untuk mewujudkan kedua-duanya.
 

Kontroversial dalam Iklan

 
Oleh:  Dr. Beni Bevly, Silicon Valley

Iklan yang ditayangkan secara audio visual di Tanah Seberang, Amerika Serikat sering kali membuat penonton atau pendengarnya menjadi “aha” atau “wow”, tetapi juga bisa ditemui iklan yang membuat alis mereka berkerut ataupun mata mereka berkerling, sambil berkata, “Oh my God!.” Iklan yang terakhir ini biasanya adalah iklan yang bersifat kontroversial. Memang di satu pihak iklan jenis ini akan segera menarik perhatian, tetapi di lain pihak kode etiknya juga dipertanyakan. Yang lebih penting lagi dalam berbisnis adalah pertanyaan apakah efeknya terhadap bisnis mereka?

Artikel-4 Bulan Juli 2012

Maaf, Artikel ini masih dalam proses penyuntingan. Mohon ditunggu tanggal terbitnya
Penyunting.

Artikel-3 Bulan juli 2012

Maaf, Artikel ini masih dalam proses penyuntingan. Mohon ditunggu tanggal terbitnya
Penyunting.

OFFICE POLITICS or WORKPLACE POLITICS or ORGANIZATIONAL POLITICS (POLITIK KANTOR)


Oleh: Ratmaya Urip
Politik kantor, atau dalam istilah "baku"nya "Office Politics" atau "Workplace Politics" atau ada juga yang menyebutnya sebagai "Organizational Politics"  banyak sekali yang membahas dan menganalisnya dalam berbagai textbook, jurnal dan Blog di dunia maya. Masalah ini sudah ada sejak jaman Revolusi Industri  di Eropa maupun Revolusi Pertanian di Amerika Serikat

Telaah Antropologi Politik Pemilihan Gubernur DKI (Bagian-2)

Dear All,

Melanjutkan analisis saya sebelumnya (Periksa Artikel saya: TELAAH ANTROPOLOGI POLITIK PEMILIHAN GUBERNUR DKI, maka setelah berlangsungnya Pemilukada 11 Juli 2012, di bawah ini saya sampaikan analisis lanjutan saya:

 ANALISIS PUTARAN KEDUA MENUJU DKI-1
Oleh: Ratmaya Urip*)

Sehari sebelum Pemilukada DKI diselenggarakan, saya telah menganalisis sebagai berikut:

"Seperti disampaikan di atas, "pertempuran" sebenarnya dalam setiap pesta demokrasi di Indonesia, khususnya untuk tingkat Propinsi dan tingkat di atasnya, tidak dapat dilepaskan dari adanya kutub Islam dan kutub Nasionalis (Meskipun untuk beberapa case dapat pula terjadi antar-kutub dalam Islam, maupun antar-kutub dalam Nasionalis)" (periksa alinea ke-4 dari Artikel saya: TELAAH ANTROPOLOGI POLITIK PEMILIHAN GUBERNUR DKI" di milis ini, 10 Juli 2012) ".

Jumat, 13 Juli 2012

Motivasi dan Kinerja


Oleh: Andre Vincent Wenas

  Program seminar motivasi yang marak diselenggarakan pelbagai pihak memang
bagus untuk menimba inspirasi (lewat isi ceramah, dan terutama gaya bicara dan
suasana yang sengaja dibangun lewat alat bantu audio-visual), lagipula event
seminar juga bisa jadi ajang untuk mengembangkan jejaring (networking) yang
efektif. Persoalannya adalah bagaimana menjaga momentum semangat yang telah
dipicu saat mengikuti program-program motivasi itu.

Natin #46: Jebakan Keberlimpahan


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hari itu keadaan di kantor berjalan normal-normal saja. Setidak-tidaknya dari pagi sampai jam sepuluh lewat lima belas menit. Semua orang masih pada sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Mereka fokus, sehingga pekerjaannya bisa lebih cepat selesai dengan akurat. Kalau nggak fokus, pekerjaan malah jadi semakin lama menyelesaikannya. Bisa sih selesai cepat. Tapi sering ada kesalahan. Jadinya ya mesti diulang lagi. Nah. Urusan mengulang pekerjaan itu yang paling nyebelin. Bisa lebih sulit daripada ngerjain dari awal, loh. Belum lagi kalau sampai dimarahin orang lain karena kesalahan itu. Pokoknya kalau lagi kerja, bagusan fokus deh.
 

Spiritualism #2: Berkarya Sepanjang Hayat


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
 
Di tempat tinggal saya, ada pedagang buah pisang keliling. Dengan tubuh bungkuk dan cara berjalan khas manusia yang sudah renta, beliau tetap gigih menjajakan dagangannya. Saya sering merasa iba kepadanya. Lalu berguman didalam hati; “Bukankah seharusnya kakek itu sudah menikmati masa tuanya? Mengapa  masih harus bekerja seperti itu?”
 

Selasa, 10 Juli 2012

Telaah Antropologi Politik Pemilihan Gubernur DKI


Oleh: Ratmaya Urip*)

Keberpihakan sering bermuara pada subyektifitas. Subyektifitas sering bermata air dari kepentingan, sementara kepentingan sering terbit atau berkiblat pada referensi dan pandangan atau persepsi "ideologis". Kata "ideologis" saya beri tanda petik, karena di zaman ini sangat sulit mencari ideologi yg benar-benar dapat disebut ideologi yang sebenarnya. Karena seiring perkembangan zaman kini ideologi telah bermetamorfosa dari semula yang berupa ideologi harfiah, atau ideologi literer atau pure ideology yang bersifat politis, menjadi ideologi yang bersayap atau ideologi semu, atau pseudo ideology yang berorientasi pada kepentingan ekonomi. Dari semula berorientasi benak dan hati berubah menjadi berorientasi perut dan tangan.

Minggu, 08 Juli 2012

Welcoming Letter from The Owners of TMI Mailinglist & Blog:

Dear All Members,

Welcome to The Managers, the country’s largest community of professionals who wish to improve and sharpen their managerial and leadership skills in order to stay in the tough competition and whenever possible, climb a higher career ladder in the business world.

The Managers facilitates a friendly interaction and provides the opportunity to all of its members to share or exchange business information, personal development topics, specific soft and hard skills, philosophy, or even general information with another.