Oleh: Rky Refrinal Patiradjawane
Ironisnya temuan serupa ternyata juga terjadi di kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Bandung, dan Yogyakarta.Hasil senada juga ditunjukkan oleh riset yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati (YKB) selama tahun 2010. Pada awalnya riset YKB lebih ke arah kesiapan anak menghadapi masa pubertasnya. Tetapi hal mengejutkan terjadi ketika YKB menemukan bahwa anak-anak (SD kelas 4 dan 5) justru memberikan informasi mengenai sejauh mana mereka telah mengetahui tentang pornografi, dan itu sangat tidak terbayangkan sebelumnya oleh para relawan YKB.
Kecenderungan perilaku seks bebas dikalangan usia 13 hingga 18 tahun ini tentu saja membawa dampak tidak hanya pada rentannya kesehatan alat reproduksi, selain meningkatnya kasus penularan penyakit infeksi HIV/AIDS, tetapi juga tingginya jumlah kasus kehamilan di luar nikah yang memicu masalah lain. Yaitu meningkatnya jumlah praktek aborsi illegal. Perilaku seks bebas di kalangan remaja ini mungkin hanya salah satu implikasi masalah dari sederet persoalan yang dihadapi anak dan remaja dimasa sekarang. Sebab akibat yang ditimbulkan seperti efek domino yang dipicu dari habitat awal dimana seharusnya anak dan remaja ini tumbuh berkembang dengan sehat jasmani maupun rohani, yaitu keluarga dan lingkungan.
Menindaklanjuti temuan tentang hasil riset BKKBN yang menyatakan bahwa lebih dari 50 persen remaja usia sekolah (SMP hingga SMA) telah terpapar pergaulan bebas dan telah melakukan hubungan sex dan yang lebih mengejutkan lagi di Ponorogo angka itu mencapai 80 persen untuk wanita dan lebih dari itu untuk laki-laki. Lalu bagaimana menelusuri fakta ini?
Sebelumnya saya tekankan bahwa ini adalah pembahasan intelektual dan tidak menitikberatkan pada sex-nya akan tetapi prognosa yang mengarah pad akejadian tersebut.
Sebuah hasil riset mutakhir yang dilakukan dengan kualitatif maupun kuantitatif menyatakan bahwa perubahan perilaku remaja ternyata lebih banyak akibat pengaruh televisi, internet, handphone dan lingkungan pergaulan disekolah. Mengejutkan memang jika selama ini lingkungan disalahkan sebagai faktor utama rusaknya remaja kita, dan ternyata kemajuan teknologi lebih mendominasi.
Televisi menempati tempat pertama dan jika ditelusuri lebih jauh maka sinetron merupakan salah satu penyebab yang mempengaruhi struktur berfikir anak. Coba bayangkan bagaimana cerita sinetron kita seluruhnya menceritakan konflik, dendam, kemarahan, iri, dengki dan perselingkuhan yang diajarkan didepan mata sedangkan jam tayangnya adalah waktu dimana anak-anak berkumpul dirumah menonton, dan ketika itu terjadi para orang tua sedang dalam perjalanan pulang. Bagaimana kita melihat perihnya alur cerita dimana anak umur 5 tahun telah mampu merencanakan pembunuhan buat ibu tirinya, bahkan menyiapkan air keras untuk disiramkan ke wajah teman sekelasnya (yang sama-sama SD) karena kecemburuan? Lalu apa esensi sinetron yang didapatkan jika yang dijual adalah kesedihan dan prahara yang tak berkesudahan yang kemudian mempengaruhi mental anak-anak kita?
Pemberian handphone dan akses internet tanpa batas ternyata menjadi salah satu faktor utama rusaknya remaja kita, sehingga lebih dari 80 remaja usia sekolah menengah (SMP dan SMA) mengakui bahwa mereka pernah menyimpan film porno doi handphome mereka dan lebih dari 90 persen menyatakan pernah menonton film porno? Dan yang lebih memerihkan telinga, akses itu di download dirumah dan dikamar tidur. Lalu dimana letak peran orang tua?
Masih banyak fakta lain yang ingin saya ceritakan tentang ‘kelainan perilaku sex’ yang terjadi di kalangan profesional, namun tentunya akan snagat butuh banyak waktu untuk membahasnya, dna mankin membuat kita ternganga-ngaga...
saya termasuk yang anti sinetron dan infotainment, karena menjadi sumber pergosipan yang tanpa henti, dimana publik figus mengajarkan bagaimana caranya berselingkuh, menyikapi perselingkuhan serta memamerkan kebahagiaan ketika hamil diluar nikah.
Mumpun hari libur, mari kita diskusikan, namun sekali lagi saya ingatkan, penekanannya bukan pada ‘hubungan sex’ nya melainkan pada kapasita selekta berfikir dengan intelektualitas yang terjaga.
Salam hangat
Open your hands, open your eyes, open your mind and open your hearts
RKY REFRINAL PATIRADJAWANE
First Indonesia Consulting
Jumat, 6 Mei, 2011 12:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar