Sabtu, 20 Agustus 2011

Opini dan Diskusi: "Anak Tipe A dan B"

1. William Wiguna:
Sebagai gambaran sederhana adalah seperti ini. Adalah seorang Ayah yang memiliki dua anak menjelang remaja katakanlah A dan B. Suatu ketika A mendatangi Ayahnya dan berkata, "Ayah minta dibelikan sepeda dong?". Ketika Ayahnya bertanya, "kenapa ya?", A langsung menjawab bahwa teman2-nya semua sudah pada punya sepeda. Suatu jawaban yang normal bukan?

Kemudian B juga mendatangi Ayahnya, dan berkata, " Ayah, minggu ini kamar kerja Ayah sudah saya rapihkan, mobil Ayah juga sudah saya bantu bersihkan". Sama juga sang Ayah bertanya, "kenapa ya?", B langsung menjawab, "boleh ngga saya dibelikan sepeda?"

Menurut Anda mana permintaan dan alasan yang "nyaman" bagi sang Ayah? Bila Anda menjawab yang B, saya juga demikian.

Nah, pertanyaan buat Anda, apakah kebanyakan karyawan atau profesional (apapun level-nya) di tempat Anda tipe "anak" yang mana? tipe A atau B?


Salam Karakter,

Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.
Care Plus Indonesia®
The First Life Time® Program & Counseling

Rabu, 27 Juli, 2011 22:53

============ ==================

2. Ferdi:

Apakah relasi dlm sampel itu dibandingkan ke hubungan perusahaan dan karyawan apple to apple??? I don't think so...

Kalo hubungan ayah dan anak, hak dan kewajiban itu bisa samar. Dalam artian kita melakukan dan mendapatkan terutama krna kasih sayang kedua belah pihak.

Tapi klo karyawan dan perusahaan, tiap garis dr Hak dan kewajiban itu harus jelas..
Ayah tidak akan mungkin menerkam dan memberi racun sama anaknya. Tapi Perusahaan bisa menerkam karyawan dan sebaliknya, mis: soal dealing calon karyawan baru dgn perusahaan ybs.

Jadi alinea trakhirmu tdk tepat. Krna perusahaan tdk pernah mengganggap kita anak dan sangat mulia anda jika mengganggap perusahaan tempat anda bekerja sebagai ayah. Dan aku pribadi tidak akan jawab pertanyaan itu..

Best Regards
Ferdi

Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
Rabu, 27 Juli, 2011 23:53
========== ===========
3. William Wiguna:
Tks for respond pak!

Memang selalu ada pilihan yang tersirat yi: pilihan ketiga pak yaitu tidak perlu dijawab, dan yang keempat “emang gue pikirin...”
Hopefully ada cukup banyak perusahaan yang tertarik dan sedang aplikasikan program ini dan sudah berlangsung 2 tahun yang lalu.


Salam Karakter,

Ir. William Wiguna, CPHR., CBA., CPI.
Care Plus Indonesia®
The First Life Time® Program & Counseling
Kamis, 28 Juli, 2011 00:15
========== ==============
4. rizal s:

Setuju dgn Mas Ferdi.
Perbandingan yg ssusah tuk dibandingin klo nurut saya seh.

Note :
mohon mencantumkan name signature
mod : Ade Irfan
Kamis, 28 Juli, 2011 00:15
============ =========
5. Nizar Syaiful Hakim:

Saya setuju dgn Ferdi. Itulah sebabnya dalam aturan ketenagakerjaan diatur tata cara penerimaan karyawan DAN tata cara terminasi karyawan. Tapi, dalam hubungan ortu dan anak, saya yakin tidak ada satu Kitab Suci pun yang mengatur bagaimana menterminasi anak atau ortu. Dalam hal memberi reward pun, faktor rasa cinta dari ortu sangat dominan. Dalam contoh di atas, akan sangat banyak ortu yg akan membelikan sepeda karena tidak ingin anaknya menjadi "berbeda" dgn teman-temannya. Iya apa iya...?

Salam
Nizar
Kamis, 28 Juli, 2011 00:37
============== =========
6. eka firman
Perbandingan yang tidak tepat, karena harus dibedakan antara hubungan kerja, faktor lingkungan dan hubungan keluarga (anak - orang tua).
karena faktor dalam kerja, jelas tolok ukur dalam hal penyediaan welfare untuk karyawan, dan hal tsb tidak harus selalu sama. karena adil itu bukan sama rata, namun adil adalah sesuai dengan peruntukkan dan tanggung jawab.
demikian,
eka firman

Kamis, 28 Juli, 2011 00:52

========= ==========

7. Ferdi:

Hopefully juga perusahaan yg telah dan akan mengaplikasikan program ini, benar2 memperhatikan apa yg menjadi kebutuhan karyawannya untuk menunjang kerja karyawan yg lebih maksimal tanpa merugikan salah satu pihak.

Karena tanpa karyawan perusahaan ndak bisa jalan toh, dan tanpa perusahaan karyawan akan sangat sulit untuk mengisi perut yg sejengkal...

Seperti example berikut;
Dulu saya pernah bekerja disalah satu perusahaan asing dimedan bagian marketingnya.. Ada target penjualan yang harus dicapai oleh setiap karyawan tentunya.

Saat perusahaan meminta saya utk menggenjot nilai penjualan tahun ini dan kedepannya. Tentunya akan saya tekan dan push para ujung tombak dibawah (Salesman nya) utk lebih aktif.

Tapi apa dasar saya untuk ngepush mereka untuk kerja lebih maksimal lagi sampai target yg diharapkan tercapai, kan harus ada? Dan itu saya sampaikan ke management di jakarta.

Dan utk tujuan yg sama juga aku infokan dan tanya ke salesnya, Apa dasar perusahaan utk menaikkan salary atau memberi insentif yg pas menurutnya?

Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.
Kamis, 28 Juli, 2011 01:48

========== ===============

8. N. Adhi W.

Ada atasan yang suka bawahan hobby "kissing a**", kinerja belakangan

Ada atasan yang result oriented, go to hell with "kissing a**"

Ada yang campuran...

Jadi intinya, nggak semua bisa seperti kondisi bapak 2 anak

Running a business, leading people, adalah sebuah seni

N. Adhi W.
Leading Service Officer
BOLDER Mitra Unggul

Kamis, 28 Juli, 2011 02:13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar