Oleh: Rky Refrinal Patiradjawane
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diraih jika perusahaan
mempunyai perhatian yang besar terhadap brand relationship, antara lain adalah
meningkatkan referensi dan mengoptimalkan lifetime customer value (LTV)
sehingga akan lebih ekonomis dan mampu membangun loyalitas. Profitabilitas
setiap pelanggan juga meningkat seiring dengan hubungan jangka panjang yang
terbentuk dengan pelanggan. Pelanggan yang loyal umumnya berani membayar 7-10 %
lebih tinggi daripada pelanggan yang tidak loyal.
Loyalitas memiliki makna bagi perusahaan maupun pelanggan.
Bagi perusahaan loyalitas berarti pembelian lebih banyak setiap tahunnya, biaya
penjualan yang dan layanan yang lebih rendah, kesediaan membayar dengan harga
lebih tinggi, umpan balik bermakna, serta mudahnya sarana pengujian. Bagi
pelanggan loyalitas berarti mengurangi resiko, menyederhanakan pilihan,
menghemat waktu pencarian, transaksi yang lebih efisien, menghilangkan
switching cost, dan diingat oleh perusahaan.
CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
(CRM) DAN LIFETIME VALUE (LTV)
Customer Relationship Management atau CRM adalah strategi
memperoleh, mengkonsolidasi dan menganalisis data pelanggan. Data tersebut
kemudian dimanfaatkan untuk berinteraksi sehingga menghasilkan pandangan yang
komprehensif guna mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan pelanggan.
CRM merupakan salah satu perluasan sistem informasi
perusahaan di bidang customer service, yang ditujukan bagi peningkatan kualitas
dan kecepatan dalam menanggapi permintaan konsumen. Sebagai konsep, CRM
merupakan suatu proses untuk meramalkan tingkah laku dan memutuskan tindakan
untuk mempengaruhi pelanggan. CRM telah menjadi salah satu cara yang dianggap
efektif untuk mengimbangi pelanggan masa kini yang semakin cerdas, powerful,
dan pintar.
Lebih dari sekedar teknologi, CRM adalah filosofi bisnis
yang mengandalkan pemahaman terhadap the lifetime value of customers dan
memberikan personalized treatment serta layanan prima. Dengan demikian CRM
merupakan hasil kombinasi tiga elemen, yaitu permintaan pelanggan, teori
pemasaran (yang berfokus pada long-term relationships, customization dan
perluasan bisnis), dan teknologi yang sudah ada dalam perusahaan.
CRM mencakup semua yang ada di dalam bisnis seperti
marketing, field sales, contact management, call center, upper management,
distributor, partner, dan sebagainya. Kerjasama dan open sharing informasi di
antara mereka merupakan kunci keberhasilan CRM. Berbeda dengan fungsi bisnis
yang dilakukan secara tradisional, ketika sales, customer service, dan
marketing di 'kotak"kan dalam area
fungsional masing-masing. Iinfrastruktur CRM tidak hanya mempengaruhi bagian
sales dan marketing, tetapi juga bagian lain seperti keuangan, distribusi,
network development, operasi, dan manufaktur
Hal terpenting dari CRM adalah integrasi semua data bisnis
pelanggan ke dalam satu sistem sehingga mempermudah perusahaan untuk menjadi
totally customer centric.
CRM memiliki pendekatan kepada tiga komponen penting dalam
layanan pelanggan, yaitu one-to-one marketing, enterprise relationship
marketing, dan lifetime customer value analysis.
Proses One-to-one marketing dipermudah makin canggihnya
teknologi informasi dan komunikasi sehingga meningkatkan efisiensi. One-to-one
marketing membutuhkan metode untuk membedakan pelanggan melalui segmentasi
lifetime value, interaksi dengan pelanggan, dan juga memberikan produk dan
layanan yang customized. Enterprise relationship marketing merupakan aspek
tambahan untuk memperluas perusahaan dengan mengikutsertakan pelanggan dan unit
eksternal lainnya. Lifetime customer value akan memaksimalkan total customer equity
dengan mengelola pelanggan sebagai aset.
Dalam hubungannya dengan LTV, CRM menjadi kunci customer
retention karena meningkatkan efisiensi layanan pelanggan, membantu perusahaan
tetap berfokus pada basis pelanggan, mendukung loyalitas merek, dan mempromosikan
cross- and up-selling. Untuk mensukseskan CRM sebagai kunci dari customer
retention ini sangat diperlukan keikutsertaan seluruh anggota yang ada di
bagian front office.
Jika dihubungkan dengan produksi, LTV sangat didukung oleh
CRM. Pelanggan dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem internal perusahaan,
melihat pesanan pada setiap tahapan, dan mengetahui siapa yang mengurus pesanan
mereka. CRM meyakinkan pelanggan mengenai kualitas layanan sehingga customer
requirements and satisfaction dapat dicapai, sehingga pelanggan akan lebih
loyal.
CRM juga dimanfaatkan untuk melacak dan mendapatkan secara
hati-hati data-data rinci mengenai ekonomi, demografi, gaya hidup, psikografik,
dan elemen-elemen interaktif dari pelanggan, yang dimanfaatkan untuk meningkatkan
komunikasi pemasaran dan strategi produk. Dengan customer-interaction records
yang rinci, perusahaan memiliki gagasan lebih baik dalam memilih produk yang
disukai pelanggan dan bekal untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih jitu.
Sehingga strategi produk dan komunikasi pemasaran ini dapat mendukung
terciptanya LTV yang menguntungkan perusahaan.
CRM mendukung dan membantu proses terciptanya LTV yang
mengacu pada customer retention, sehingga pengembangan dari customer service
dapat dicapai.
Jika CRM dapat diimplementasikan dengan baik, akan
melahirkan layanan berkualitas tinggi, memupuk loyalitas pelanggan, serta
menciptakan tingkat layanan yang seragam dan konsisten.
Karena mencakup semua aspek bisnis, implementasi CRM
menuntut perubahan budaya perusahaan dan membutuhkan totalitas perubahan
bisnis. Implementasi CRM juga menuntut tingkat kerjasama dan komunikasi antar
departemen yang baik, sehingga integrasi back-end dan front-end sistem
informasi sangat menentukan kesuksesan CRM.
Struktur organisasi yang datar lebih sesuai dalam
mengimplementasikan CRM. Selain itu, sarana CRM harus menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan dan filosofi bisnis daripada memaksa perusahaan untuk membangun
kembali bisnis yang sesuai dengan teknologi.
Tetapi dibalik pengorbanan yang cukup besar dalam
pelaksanaannya, CRM memiliki manfaat yang besar seiring dengan meningkatnya
keuntungan, berkurangnya defects, pemotongan biaya dan juga customer retention.
Dan semua ini mengawali continuous improvement yang dapat dicapai oleh
perusahaan. Akhirnya CRM dapat dipertimbangkan sebagai sarana untuk memberikan
intimacy antara pelanggan dan perusahaan di satu sisi, dan memberikan
keuntungan yang besar serta peningkatan kualitas produk dan jasa di sisi yang
lain.
C R M, LTV DAN BRAND-BASED
ORGANIZATION
Tujuan dan proses yang tertuang dalam CRM dan LTV sama
artinya dengan membangun merek yang kuat. Pengembangan merek dilakukan dengan
mengkombinasikan organisasi, sistem, dan proses yang memungkinkan karyawan
memahami konsumen sebagai individu, dan mampu menyesuaikan setiap interaksi
dengan konsumen untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka.
Hubungan yang kuat dibangun berdasarkan kepercayaan,
pengertian, komunikasi, dan loyalitas, yang membutuhkan waktu. Demikian pula
dengan CRM yang mengembangkan hubungan dengan menciptakan lingkaran komunikasi
secara terus menerus. Jika diaplikasikan dalam pengembangan merek, akan
memperkuat hubungan merek dengan konsumen.
Hal ini mengantarkan kepada keakraban antara merek dan
konsumen. Merek akan berada pada posisi yang lebih baik untuk menjual sesuatu
kepada mereka pada saat mereka membutuhkan.
Pada akhirnya semua manfaat yang ada akan menambah
keuntungan dan nilai aset secara berkesinambungan. Penambahan pengetahuan
tentang pelanggan dan kebutuhannya akan mengurangi tingkat perpindahan
pelanggan kepada pesaing yang akan memberi nilai yang signifikan pada bisnis
kita sehingga akhirnya berpengaruh pada nilai merek.
Manajemen merek yang efektif harus menekankan pentingnya
pelanggan, sehingga merek yang sukses adalah yang pelanggan sentris. Pelanggan
harus menjadi fokus bagi semua inisiatif merek, seperti halnya dalam CRM.
Rky Refrinal Patiradjawane
Praktisi Riset Pemasaran, Bisnis dan Strategi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar