Oleh: Hendrik Ronald
Salah satu guru yang paling
berpengaruh dalam hidup saya, Pak Tukiyo bercerita, “Mas Ronald, saya tuh dulu bingung
sama yang dilakukan bapak saya. Gak masuk akal. Saat beliau mencangkul di
sawah, kakinya terkena pacul dan mengeluarkan banyak sekali darah. Yang
dilakukannya, beliau meletakkan air ludah di lukanya. Lalu ngomong ke kakinya
sendiri, ‘Kaki sembuh yah… sembuh yah…..’. Dulu saya sama sekali gak bisa nalarin.
Tapi kenyataannya luka berhenti dan kakinya bisa sembuh.”
Mari kita terbang ke Yogya. Waktu
itu jam menunjukkan pukul 2.30 pagi. Saya bersama client sekaligus teman saya,
Mas Nanang & Mbak Anne dari Rumah Warna Yogya, duduk di lesehan pinggir
jalan makan gudeg (Fast Food ala Yogya). Mbak Anne lalu cerita ke saya, “Jadi
Mas Ronald, dulu anak saya itu pernah sakit panas. Lalu kami melakukan hal yang
aneh. Kami meletakkan tangan kami di atas tubuh anak, kami bayangkan ada
warnanya, lalu kami ambil panasnya. Tidak lama kemudian panasnya pergi.”
Sang suami, Mas Nanang menimpali,
“Iya, kami berusaha mengurangi obat-obatan untuk anak seperti tempra, dll.”
Mbak Anne kembali melanjutkan, “Kali lain, saat anak panas, kami meletakkan
tangan kami di atas kepala anak, membayangkan seolah-olah tangan kami ini bisa
menghisap panasnya. Namun memang benar, setelah itu kami ukur panasnya turun!” kisah
beliau dengan semangat.
Ayo sekarang kita terbang lagi ke
Pekanbaru. Teman saya Pak Ikhsan bercerita bahwa beliau pernah meninggalkan
dunia ini. Lalu hidup lagi setelah mendengar suara ibunya memanggil-manggil.
Sejak saat itu beliau bisa melihat makhluk yang tidak bisa kita lihat. Saat itu
ada seorang teman kami yang diganggu makhluk halus. Pak Ikhsan mengusirnya dan
mengikat makhluk ini di pohon. Saya lalu bertanya, “Gimana cara ngikatnya, pak?”
Beliau menjawab, “Saya bayangkan saja. Apa yang saya bayangkan, itu yang
terjadi. Bahkan kalau mau lebih kejam lagi, saya bisa bayangkan ada semut dan
serangga yang bakal menggerayangi dia.” Saya pun ngangguk-ngangguk mendapatkan
pemahaman baru ini sambil (jujur) heran.
Bila kita membaca ketiga kisah di
atas ini, maka sangat wajar bila reaksi anda beragam, mulai dari: “Kok bisa?!?”,
“Gak mungkin… bohongan tuh”, “Menarik yah…”, “Bener ga sih?”, “Iya, saya pernah
mengalami juga”.
Banyak ahli yang mempelajari otak
manusia. Namun hampir semua dari mereka sepakat bahwa otak manusia ini
menyimpan begitu banyak potensi yang belum terbongkar.
Otak manusia itu begitu
powerfulnya!!
Saya pernah diajari oleh Pak
Tukiyo. Kapan-kapan ikut kelas beliau deh. Bagus sekali! Beliau berbagi tips
begini, “Mas Ronald, kalau lagi sakit kepala bisa kok dihilangin tanpa obat.
Silakan coba relax. Lalu setelah relax, bayangkan ada warna di bagian yang
sakit / kurang nyaman itu. Perlahan-lahan saat Mas Ronald membuang nafas,
bayangkan warna tersebut keluar perlahan-lahan. Keluarkan sampai habis. Lalu
bayangkan udara di luar ini mempunyai warna. Saat menarik nafas, bayangkan
warna udara luar ini masuk mengisi rongga yang tadinya terasa tidak nyaman itu.”
Voila!!! Sekarang saya bisa
melakukannya dengan baik. Kurang dari 1 menit sakit kepala saya bisa hilang.
Bahkan tidak hanya untuk sakit kepala, bisa juga untuk yang lain.
Jurus yang kurang lebih sama saya
pakai untuk menghilangkan rasa sakit akibat luka bakar, perih saat (maaf)
datang bulan, pegel-pegel setelah berdiri seharian, dll.
Otak manusia itu begitu powerful.
Ayo kta mulai dengan hal kecil dulu. Kita praktek jurus hilangkan sakit kepala.
Tuhan memberi kita otak yang
begitu dahsyat. Apa mau kita sia-siakan sisanya yang belum kita pakai? Mubazir!
Anda setuju?
Oya, menyambut bulan puasa, saya
akan berikan discount khusus bagi anda yang ingin mengadakan pelatihan
in-house. Anda belum bisa memesan
sekarang, karena discount akan saya berikan hari Senin, tanggal 18 Juni
2012. Discount akan berlaku untuk semua paket pelatihan. Discount paling besar
tentu saja buat yang take action duluan. Tunggu tanggal mainnya yah. Oya, tentu
saja paketnya terbatas!
Salam DAHSYAT!!
-- Hendrik Ronald - Authorized TDW Trainer
Sabtu, 16 Juni 2012 1:36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar