Jumat, 13 Juli 2012

Motivasi dan Kinerja


Oleh: Andre Vincent Wenas

  Program seminar motivasi yang marak diselenggarakan pelbagai pihak memang
bagus untuk menimba inspirasi (lewat isi ceramah, dan terutama gaya bicara dan
suasana yang sengaja dibangun lewat alat bantu audio-visual), lagipula event
seminar juga bisa jadi ajang untuk mengembangkan jejaring (networking) yang
efektif. Persoalannya adalah bagaimana menjaga momentum semangat yang telah
dipicu saat mengikuti program-program motivasi itu.

  Prinsipnya adalah, benih pohon yang bagus seyogianya ditanam dan dirawat di
tanah yang bagus. Artinya, selain faktor orang yang memang sudah bagus dari sisi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjanya (knowldege, skill & attitude), maka
lingkungan kerja (sistem), dan pembinaan kepemimpinan pun perlu digarap dengan
sungguh-sungguh dan kontinyu.

  Salah satu cara membangun sistem adalah dengan dengan menerapkan manajemen
kinerja (performance management) yang penting untuk menetapkan dan mengukur
prestasi kerja seluruh bagian dalam organisasi.

  Manajemen kinerja (performance management) akan mengintegrasikan
sasaran-sasaran perusahaan, individu, dan kelompok (team). Ia juga membantu
mengkomunikasikan sasaran (visi) itu dan sekaligus menyokong pembentukan
nilai-nilai inti (core values) suatu organisasi. Maka dengan menerapkan
manajemen kinerja, Anda juga berpeluang untuk melakukan perubahan kultural dan
perilaku organisasi. Pendelegasian wewenang juga terarah, dan pimpinan bisa
memfokuskan diri untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

  Kriteria supaya penerapan manejemen kinerja dalam organisasi bisa sukses,
seperti dijelaskan Michael Armstrong dalam bukunya ‘Performance Management’
(2004) disebutkan di antaranya: kejelasan tentang apa yang disebut kesuksesan
dalam organisasi itu; kepemilikan dan komitmen manajemen tingkat atas dan
tingkat lini; staf percaya bahwa prosesnya konsisten dan adil dalam kaitannya
dengan kontribusi dan kemampuan; kecocokan kultural – proses yang tepat dan
pengembangan gaya manajemen; proses bersama dalam manajemen strategis
(manajemen lini dilibatkan dalam perumusan sasaran bersama organisasi); tingkat
ketrampilan yang tinggi yang dimiliki manajer dan individu dalam menetapkan
akuntabilitas dan kompetensi, penentuan sasaran dan ukuran kinerja dan
kontribusi; serta seorang kepala SDM yang memainkan peranan utama dan inovatif
memastikan bahwa kondisi-kondisi ini dipuaskan dan dipelihara.

  Secara sederhana, kerangka kerja manajemen kinerja bisa digambarkan terdiri
dari:

    1. Sasaran dan strategi perusahaan (visi, misi dan target departemen usaha)
    2. Rencana kinerja (performance plan) yang disepakati bersama (kesepakatan
akuntabilitas, tugas sasaran, pengetahuan, keterampilan dan perlunya kompetensi
serta ukuran-ukuran kinerja, kesepakatan atau kontrak kerja).
    3. Pelaksanaan manajemen kinerja
    4. Melakuan kajian (review) terhadap kinerja formal
    5. Pengembangan dan pelatihan yang didorong oleh kajian kinerja
    6. Penilaian kinerja
    7. Upah atau penghargaan berdasarkan kinerja

  Dengan melaksanakan secara konsisten dan persisten manajemen kinerja ini,
besar harapan motivasi kerja para karyawan Anda akan lebih terawat panjang.
Karena lingkungan kerja (sistem manajemen) secara konsisten terasa lebih
mendukung dan menghargai jerih payah mereka. Apalagi jika Anda bisa
mengembangkan bisnisnya terus menerus (business development) sehingga
jenjang karir orang-orang yang kompeten dan loyal di perusahaan Anda bisa
terbuka luas. Tugas pemimpin memang membuka horison harapan
terbuka luas dan cerah, serta membawa dan menyiapkan orang-orangnya
berjalan bersama menjelang masa depan penuh harapan. Bersiaplah untuk
sukses.
------------------------------------------------------------
Artikel ini pernah dikontribusikan Tabloid Bisnis KONTAN, Minggu I, Mei 2007. Segala hal yang menyangkut sengketa atas Hak atas Kekayaan Intelektual, menjadi tanggung jawab Kontributor
Rabu, 27 Juni, 2012 10:36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar