Kamis, 29 September 2011

Opini dan Diskusi: "BB Ditarik ke Indonesia ?"

1.  Ade  Irfan 46:


The managers,

ada fenomena apa sehingga RIM meletakkan pabrik mereka di Malaysia ???, dilihat dari pengguna jelas sekali Indonesia lebih besar dibanding Malaysia. Tahun 2010 Malaysia penjualan hanya 400 ribu unit/year, sementara di Indonesia 4 juta unit/tahun. Sementara BB yang beredar di Indonesia 5.18 juta unit, banding dengan Malaysia yang hanya 600 ribu unit.

Dari segi komitmen dengan pemerintah, Malaysia lebih ketat untuk sensor dibanding di Indonesia, aturan perpajakan mereka lebih tinggi dibanding di Indonesia. So, konon kabarnya RIM lebih memilih Malaysia karena SDM lebih bagus, infrastruktur lebih mudah, birokrasi lebih simple, kepastian perpajakan sesuai dengan aturan (no pungli), dan stabilitas politik.

salam
Ade Irfan
Selasa, 13 September, 2011 19:11

============== ========

OPINI & DISKUSI:



1.  Ameris Consultant & Development (Davy):


Ikutan berpendapat ya,

Sebenarnya, factor SDM lebih bagus, apabila dalam arti biaya SDM atau potensi SDM yang: (mohon maaf) kurang tepat.
Karena dari segi biaya produksi: biaya SDM, dapat diperhitungkan costnya sehingga dapat diloading dalam production cost.
Tetapi yang menjadi masalah bagi pengusaha adalah: adanya pungli/biaya-biaya siluman membuat production cost sulit diperhitungkan.
Juga fasilitas serta infrastructure, dalam arti keberadaan listrik, air layak minum serta jalan dan sarana transportasi, selain juga perijinan masih menjadi kendala utama (selain daripada biaya-biaya siluman tsb).

Best regards'
Davy
Ameris Consultant & Development
Integrated HR Management & Psychological Consultant & Development
Selasa, 13 September, 2011 19:2
================= ====

2.  BERSAMBUNG

The MONEYnLOVE Inspires 14.09.2011 : "Money in Marriage"

Oleh:  Freddy Pieloor

Dear Sahabat,


Selamat pagi dan salam sejahtera,

Saya senang jumpa Anda kembali dalam momen The MONEYnLOVE Inspires pada hari ini tanggal 14 September 2011.

Hari ini saya ingin share dengan tema:

"MONEY in MARRIAGE"

Kemarin saya bertemu dengan sahabat dan relasi saya di Pancious PIM 2.

Kami bercerita tentang pekerjaan dan keluarga. Akhirnya kita bicara mengenai uang dalam perkawinan.

Dia telah menikah selama 12 tahun dan memiliki 2 putra dan putri.

Dia sudah membaca buku saya berjudul: "Money, Love & Marriage", dan menyampaikan kondisi atau konsep pengelolaan keuangan dalam keluarganya.

Ternyata sistim pengelolaan keuangan yang dijalankannya adalah: masing-masing.
Gaji sahabat saya untuk bayar cicilan rumah dan jalan2.
Gaji istrinya untuk kebutuhan rumah tangga.
Sisanya terserah masing2.
Mereka belum saling memberi tahu berapa gaji masing2 dan kemana saja aliran gaji dipergunakan.

Saya pikir dalam hati: "Ini gila!!!"

Lalu saya menyampaikan dan meyakinkan dirinya terkait konsep keuangan yang ada dalam buku saya tsb.

-----

Sesuai dengan konsep keuangan general yang saya anut:
Buka Hati : Love
Buka Dompet : Money
Buka Celana : Sex

Selayaknya dompet atau uang dikomunikasikan secara transparan, jauh lebih transparan dari pada buka celana. (Maaf).

Sekarang mereka sudah membuka hati dan sepakat untuk hidup berkeluarga, selayaknya apapun yang mereka terima dijadikan satu dan dipergunakan untuk keperluan keluarga (membuka dompet).

-----

Memang benar tidak ada konsep keuangan suami istri yang baku dan berlaku bagi semua pasangan.
Namun ada norma-norma dasar yang berlaku dalam merencanakan keuangan suami istri antara lain:
1. Rejeki suami dan istri adalah rejeki bersama
2. Rejeki adalah hak anak-anak dan keluarga inti
3. Rejeki harus dipergunakan bagi keperluan keluarga inti

Sehingga unsur "bersama" di sini harusnya dikelola bersama, dengan azas keterbukaan dan kepercayaan, saling mengingatkan dan mendukung.

Bila ada pasangan suami istri yang belum menganut azas keterbukaan, maka akan menimbulkan berbagai potensi yang kurang konstruktif bagi keberlangsungan perjalanan pasangan suami istri.

Akan banyak uang keluarga yang mengalir keluar hanya untuk kesenangan diri pribadi sendiri, dan cukup sering yang menjurus ke hal-hal yang kurang positif.

Marilah terbuka dalam keuangan dengan pasangan Anda!!!
Bukankah Anda berniat berkeluarga untuk membahagiakan pasangan dan anak-anak?
Bukankah Anda mencintai pasangan dan keluarga Anda?

Saya percaya Anda adalah orang yang baik hati dan sungguh mencintai keluarga Anda.
So, nyatakanlah cinta dan kasih Anda dalam bentuk yang nyata.


Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.


Salam,
Freddy Pieloor
www.MONEYnLOVE.com

Selasa, 13 September, 2011 19:09

The FINE DAY 14.09.2011 : Mengapa saya menjadi Financial Planner?

Oleh:  Freddy Pieloor

Dear Rekan-rekan,


Selamat pagi,


Dan 1 minggupun berlalu, kita berjumpa kembali pada The FINE DAY hari ini tanggal 14.09.2011.

Kali ini saya ingin share sebuah pemikiran kepada Rekan2 dengan tema:

"Mengapa saya menjadi Financial Planner?"

Minggu lalu pada tanggal 9 September, seorang kerabat dekat keluarga saya ber-ulang tahun. Beliau berusia 77 tahun, dan saat ini hidup mandiri, sejahtera dan bahagia.

Beliau berjasa dalam hidup saya, karena Beliau saya mengenal dan bersekolah dan berkarir dalam bidang asuransi.

Beliau pula yang memberikan kesempatan pada saya untuk magang pada tahun 1987 di Mitra, Iswara & Rorimpandey sebuah Pialang Asuransi terkemuka dan disegani.

Pada saat kunjungan di rumahnya Taman Giri Loka BSD, Beliau sempat bertanya:
"Freddy, mengapa kau sekarang merubah haluan dari seorang Pialang Asuransi menjadi Financial Planner?"

Saya menjelaskan pada beliau beberapa alasan sbb.:
1. Saat ini lebih banyak para orang tua yang telah mencapai usia pensiun yang hidupnya miskin, sengsara dan menderita.
Saya memberikan contoh orang2 yg beliau kenal sekarang hidupnya berantakan tidak karuan. Bahkan untuk makan hari-hari saja, harus meminta belas kasihan.
Saya juga menyampaikan bahwa ada dalam keluarga besar saya, yang memiliki kehidupan yang serupa.
2. Saat ini begitu banyak para karyawan, eksekutif dan profesional muda, yang memiliki pola hidup konsumtif dan konsumerisme, dan hanya mementingkan gaya hidup mewah. Mereka hanya sekadar hidup di hari ini.
3. Saat ini banyak anak-anak yang tidak bersekolah, karena tidak tersedianya dana pendidikan. Hal ini disebabkan orang tua yang tidak merencanakan keuangan mereka.

Itu alasan saya mengapa saya beralih jalur.

Sesungguhnya saya tergugah sejak tahun 2001, setelah membaca buku2 keuangan dan self help dari beberapa penulis seperti:
Robert T Kiyosaki
Brian Tracy
Safir Senduk
Suze Orman
Anthony Robbins dll

Saya membaca untuk pengetahuan dan pemahaman diri, lalu saya aplikasikan bagi keluarga saya. Itu tujuan awal saya.

Namun setelah berpikir lebih jernih, mengapa saya tidak "memberi" apa yang saya pahami kepada sesama?
Bukankah bila saya berbagi akan lebih banyak keluarga yang dapat mencapai hidup mandiri dan sejahtera?

Akhirnya saya mulai menulis di beberapa milis sejak 2006 dan menerbitkan buku di 2008.

---

Apakah Anda bisa menjadi Financial Planner? Setidaknya bagi diri Anda sendiri dan keluarga.
Ya, harus bisa!!!
Karena itu kewajiban Anda dalam hidup ini, untuk mencapai hidup mandiri dan sejahtera, guna mampu berbagi.
Anda ditakdirkan hidup bahagia!

Anda harus belajar untuk hidup mandiri, sejak kali pertama Anda bekerja dan memperoleh gaji (UMANJI = U manusia makan gaji). Anda harus mandiri pada saat usia dewasa dan selesai sekolah. Anda dan saya layak hidup mandiri sampai kita mati.

Kita bukanlah benalu atau parasit, karena kita punya otak dan hati, serta tangan untuk bekerja.
Cukup banyak pekerjaan yang mampu kita lakukan.

---

Saya seorang Financial Planner bagi diri dan keluarga saya, dan Andapun harus berpikir dan mulai bertindak menjadi FP bagi diri dan keluarga Anda.

Hidup hanya sekali, dan jangan hanya sekadar hidup dan bernapas, menyusuri jalan-jalan gelap kusam kumuh becek dan bau. Tidak!

Hiduplah dalam jalan terang bersih indah wangi dan bersahaja. Saya percaya Anda bisa, bila Anda bertindak!

Demikian sharing saya, semoga bermanfaat.


Salam,
Freddy Pieloor
Selasa, 13 September, 2011 18:44

7 Trik Kampanye K3 Via Email

Oleh:  Lorco  Safety

Bagaimana cara menggunakan media email sebagai media kampanye K3 ?
Selain media kampanye K3 yang sudah kita kenal seperti safety sign, safety poster, safety video, dll, kita juga dapat menggunakan email, baik dalam bentuk teks ataupun newsletter bergambar untuk mengirmkan berbagai materi menarik untuk meningkatkan kepedulian rekan kerja kita terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Berikut ini adalah berbagai trik yang diadaptasi dari teknik email marketing para Internet Marketer dalam mengirimkan email komunikatif  yang kemungkinan besar akan dibaca oleh penerima email:
1.      Pastikan kita mengenal orang yang kita kirimi email agar lebih terpercaya dan tidak dicap sebagai spam yang berujung pada pembuangan email kita ke folder spam/ junk mail. Hindari kata kata pada judul/ subject email yang dapat terdeteksi sebagai SPAM oleh aplikasi SPAM Filtering di email. Kata kata tersebut adalah "Free",  "Money",  kata dengan HURUF KAPITAL SEMUA, dsb.
2.      Kriteria Judul/ Subject email yang kemungkinan akan dibuka oleh penerima email adalah yang memiliki salah satu dari 7 kriteria sebagai berikut:
  • Singkat, contoh: " Tips Cepat Atasi Migrain"
  • Kontroversial, contoh: "Jangan Gunakan Safety Helmet Anda"
  • Frasa Bertanya, contoh: "Apa Media Terbaik untuk Kampanye K3 ?"
  • Memiliki Angka Jumlah Tips, contoh: "7 Cara Selamat Bekerja di Ketinggian"
  • Perintah Solutif, contoh: "Minimalkan Kecelakaan Kerja di Perusahaan Anda Sekarang!"
  • Memiliki Waktu terbatas , contoh: "Safety Helmet Gratis, Hanya untuk Hari ini "
  • Gaya Klasik, yaitu judul email yang cukup terkenal dan memiliki kemungkinan dibaca lebih besar, yaitu "You Are Not Alone" (Anda Tidak Sendirian) dan "Did You Get It ?" (Apakah Anda Sudah Mendapatkannya)
3. Personalisasikan email kita dengan menggunakan software email merge yang dapat memasukan nama penerima email di subject email, jadi walaupun dikirim secara masal, dengan software tersebut bisa menampilkan subject beserta nama penerima email. Contoh, kalau penerima emailnya bernama Pak Budi: Tips K3 di Rumah untuk Pak Budi
4.      Mulailah paragraf pembuka pada email Anda dengan salam penghormatan (seperti Dear Pak Budi), kemudian dilanjutkan dengan sesuatu yang menarik perhatian pembaca seperti kisahnyata/ cerita, data statistik (contoh: Data ILO menu jukkan bahwa Penyakit Jantung adalah Pembunuh No 1 di dunia), dsb.
5.      Gunakan bahasa ringan, sesingkat dan sejelas mungkin
6.       Perbanyak kalimat persusasif dan metafora (permisalan) dan hindari kalimat kalimat yang bernada menggurui.
7.      Tutup akhir email dengan kesimpulan, kalimat ajakan, kalimat himbauan untuk membalas email Anda (Contoh: Bagaiman menurut pendapat Anda tentang hal tersebut ?"), ucapan terima kasih, dan salam penghormatan .
Smoga trik tersebut bisa dipraktekan dalam kampanye K3 dengan menggunakan email kepada rekan rekan Anda di Kantor.
Anda memiliki tips lain untuk memperkaya trik kampanye K3 via email ini ?
Sumber: Lorco.co.id  dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
(Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Selasa, 13 September, 2011 00:23

SARAN BUAT YANG MENCARI KERJA..

Oleh:  Michael Hardi Hadinoto

Beberapa saran buat temen2 yang nyari kerja.

Nyari kerja bukan hanya sekedar 'kirim CV'.

Coba deh elo nyari kerja tapi based on your networking bro.

Saran gue..,
Kalo elo sekarang sdg bekerja, bangun networking bukan dari temen2 kerja elo aja/ temen2 seprofesi, tapi berdasarkan entah 'customer elo', 'supplier elo', atau siapa aja yang pernah elo temuin...

Build your own 'brand image'.
Jadi bro, elo harus bisa munculin diri elo yang terbaik dalam segala hal.

Kalo misalnya elo 'someday' gak ada kerjaan, gue yakin elo bs mendapatkan kerja 'lagi' based on your networking.

Sebagus2nya dan semantap2nya karier elo, jangan pernah elo berada didalam comfort zone yang meninggikan diri elo, tetep low profile, bangun network mulai dari orang 'terendah' sampai mrk yang super sukses....

Luangkan waktu elo. Elo bukan hanya bisa berbagi waktu di pekerjaan tapi di semua 'aspek' termasuk persahabatan dengan networking elo.

Mencari kerja dengan sending CV sebanyak-banyaknya memang GOOD but not SMART enough. Preparation harus dimulai sekarang saat elo sedang berada di puncak karier....!


Ingat, namanya kerja ikut orang, tidak ada batasan "AMAN"...dimanapun sewaktu2 bisa "FIRED"... Jadi berjaga2lah bro.

Start building your network NOW, before its too late.

Michael

Selasa, 13 September, 2011 17:24

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1.  Lover of Wisdom

By: M. Agus Syafii

Secara psikologis orang yang sehat adalah orang yang mampu mendermakan cinta pada sesamanya. Sedangkan orang yang hatinya dipenuhi rasa permusuhan, dengki, cemburu dan kebencian semuanya merupakan beban mental yang menjurus pada penyakit kejiwaan bersifat patologis. Dalam Islam, penghayatan kasih sayang digunakanlah istilah ridha. Pengertian ridha adalah sikap yang didasari pengetahuan, kesadaran dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah meluap memenuhi ruang dan waktu. Sesungguhnya hidup kita dalam lingkup kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sikap ridha akan selalu berpikir positif terhadap hidup karena dibalik fragmen kehidupan terkadang ada adegan-adegan yang pahit dan buram mekipun terkandung hikmah dari pancaran kasih sayang Allah.

Bagi orang yang mencapai derajat ridha akan selalu melihat hikmah dibalik musibah maupun cobaan. Setiap musibah menyimpan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, Allah melimpahkan kasih sayangNya.  Dan kemungkinan kedua, karena kelalaian manusia itu sendiri. Dengan demikian ritme hidup kita ditandai dengan dialektika rasa syukur dan sikap sabar. antara harapan dan kecemasan, antara kelegaan dan penyesalan. Namun semua itu bagi orang yang ridha akan dihadapinya dengan sikap optimis dan pandangan positif karena begitu yakinnya akan kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang dibentangkan melalui sayap Rahman dan RahimNya dan disisi lain melalui tawaran taubat dan maghfiroh atau ampunan. Menurut al-Quran dijelaskan bahwa kehidupan dunia itu baik tetapi jauh lebih baik kalau kebaikan di dunia dijadikan wahana atau tangga untuk menuju kehidupan akherat yang lebih baik. 'The will to love' yang secara intrinsik dimiliki oleh kita akan menyesatkan kalau hanya mencintai yang fana atau semu. Maka bentuk ancaman dan perintah Allah yang tertuang di dalam kitab suci semuanya dalam konteks kasih sayang Allah untuk menyelamatkan kita agar tidak terjatuh menjadi hawa nafsunya sendiri atau menjadi hamba makhluk yang lebih rendah atau sama derajatnya dengan diri kita.

Rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang hangat dengan Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Berdasarkan survei penyebab bunuh diri ditengah masyarakat justru bukanlah masalah yang teramat berat. Diantaranya karena kekecewaan akibat putus cinta, perselisihan rumah tangga, gagal dalam karier telah membuat seseorang melakukan tindakan bunuh diri. Hal ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.

Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam dirinya tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya. Demikianlah bila dunia hanya pendekatan sistem, teknis dan teknologi semata akan memunculkan kehidupan yang kering, mekanik dan tidak manusiawi. Produk sistem dan teknologi tanpa visi cinta dan kasih sayang Ilahi Robbi maka menjadikan hidup kita tak ubahnya seperti robot, kesepian dalam keramaian, kesendirian tak berteman.  Paradigma kasih sayang akan menuntun kita sikap arif dan konsisten untuk mengembangkan potensi kemanusiaan maka realitas dunia tampak begitu indah sekaligus challenging, bukan fringtening. Seorang Mukmin adalah 'Lover of Wisdom' atau Cinta Kearifan. Karena cinta kearifan dan semangatnya pada kemanusiaan maka Rasulullah Muhammad Shalallahu 'Alaihi wa Salam semakin nampak tegar dan anggun ditengah cobaan dan tantangan yang selalu menghadang dan mengitarinya. Kita tentunya patut meneladani Rasulullah sebagai "Lover of Wisdom" Lebih peduli dengan persoalan-persoalan kemanusiaan disekeliling kita. Insya Allah.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Senin, 12 September, 2011 20:43
========== ============

2.  Menerima Masa lalu Itu Menyembuhkan



Sahabatku, banyak orang menghabiskan masa mudanya untuk mencoba mengabaikan masa lalu, ingin melupakan, seandainya peristiwa itu tidak terjadi, seandainya luka yg menganga dapat disembuhkan seketika. Untuk mencoba bertahan, kita mencari ribuan cara untuk menutupi sakit hati itu, mengabaikan bayangan & perasaan terluka yang mengikuti kemana saja kita pergi. Kita mencoba untuk menutupi dengan berbagai kesibukan, kita mencoba untuk menyangkal, menghardik, menyingkirkan, begitu semua usai luka itu semakin bertambah perih. Kita bertanya-tanya, apakah sesungguhnya akan ada kesembuhan bagi kita dari peristiwa menyakitkan pada masa lalu?

Padahal Kesembuhan itu hanya terjadi bila kita menerima masa lalu itu sebagai ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang harus disyukuri sebab dengan menerima apapun ketetapan Allah dan bersyukur maka hidup kita menjadi tenteram, aman, penuh dengan cinta dan kasih sayang serta tawakal kepadaNya.“… Barangsiapa bertawakal  kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq 2-3).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Selasa, 13 September, 2011 10:22
============= ==========

3. 

Core Values Perusahaan – Penting Untuk Siapa?

Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Salah satu aspek terpenting dalam bisnis adalah membangun visi perusahaan yang disokong oleh nilai-nilai inti atau budaya perusahaan yang menjadi fondasinya. Setiap perusahaan maju pasti memiliki visi dan nilai-nilai inti budaya kerjanya. Dengan visi dan budaya kerja itulah mereka menggerakkan roda bisnisnya menuju kearah yang jelas dengan tuntunan dan panduan atau cara mencapainya. Setiap orang yang ada dalam perusahaan harus bahu membahu untuk mewujudkan visi itu, serta patuh pada aturan main yang sudah digariskan oleh perusahaan. Maka disinilah letak pentingnya penerapan nilai-nilai perusahaan.
 
Dalam karir profesional saya, ada beberapa eposide dimana saya terlibat langsung dalam proses perumusan nilai inti perusahaan, dan bagaimana membangun kesadaran seluruh elemen perusahaan untuk menerapkannya. Sebagai trainer dan konsultan pun saya telah berkali-kali berhadapan dengan tugas menantang untuk membantu perusahaan-perusahaan mengupayakan terciptanya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai budaya perusahaan dikalangan karyawannya. Sejauh pengamatan saya, sebagian besar perusahaan mempunyai masalah serius dalam penerapan system nilainya. Silakan cek di perusahaan Anda; Apakah di dinding tembok atau buku putih perusahaan terdapat ‘Core Values’? Lalu, dapatkah Anda MENGINGAT core values perusahaan Anda itu apa saja? Saya bisa pastikan jika sebagian bersar karyawan bahkan tidak mampu untuk sekedar mengingat item-itemnya. Inilah yang menjadi tantangan terbesar saya dalam membantu perusahaan-perusahaan merumuskan Nilai Inti dan  melatih karyawannya. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menerapkan Core Values perusahaan, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 teknik Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Mengingat. Anda mungkin mentertawakan saya. Mengingat? Bukankah ini hal yang sangat sederhana? Ya. Sangat sederhana. Namun dibalik kesederhanaannya, kata ’mengingat’ ini menyimpan berjuta makna. Bayangkan, Anda wajib menerapkan nilai-nilai inti perusahaan dimana Anda bekerja. Tetapi Anda tidak dapat mengingat nilai-nilai inti itu apa saja. Mungkinkah Anda dapat menerapkannya? Tidak. Banyak fakta yang menunjukkan bahwa ’tugas sederhana’ menjadi sedemikian rumitnya bagi sebagian besar karyawan. Walhasil, Core Values hanya menjadi hiasan dinding kantor belaka. Semacam asesoris korporasi tanpa makna. Anda, hanya bisa menerapkan nilai-nilai inti itu jika dan hanya jika terlebih dahulu Anda mampu mengingatnya.
 
2.      Memahami. Apalah artinya Core Values jika kita hanya bisa mengingat tanpa memahami maknanya? Ironis. Karena tanpa pemahaman itu, kita menempatkan diri kita sendiri setara dengan burung beo. Dia bisa mengatakan apa saja, namun tidak benar-benar faham apa sih sebenarnya isi kata-katanya. Begitu banyak orang yang hanya sekedar mengingat tapi kalau ditanya apa maknanya mereka menjadi gelagapan. Coba sekali lagi introspeksi, apakah kita sudah benar-benar memahami makna dari setiap poin nilai-nilai budaya perusahaan? Jika belum, maka ini adalah saat yang tepat untuk memulainya. Karena memahami nilai-nilai itu, membantu Anda untuk bukan sekedar melakukan pekerjaan. Melainkan menemukan esensi dari pekerjaan yang Anda lakukan.
 
3.      Meresapi. Orang yang memahami sesuatu belum tentu melaksanakannya dalam praktek sehari-hari. Bahkan, banyak orang yang faham, namun secara sengaja melanggarnya. Misalnya, mereka faham apa artinya nilai ‘Kejujuran’. Namun, berkubang dalam praktek-praktek yang justru berkebalikan. Mengapa begitu? Karena mereka tidak memasukkan pemahaman itu kedalam hati sanubari mereka. Mereka tidak meresapi maknanya. Sedangkan ‘meresapi’ itu sama artinya dengan menerima dengan ketulusan hati. Orang-orang yang bersedia menerima system nilai itu dengan ketulusan hati adalah mereka yang rela untuk tunduk pada aturan main perusahaan sebagai pemandu dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
 
4.      Mempraktekkan. Sistem nilai perusahaan adalah pembeda utama antara perusahaan yang menerapkan cara berbisnis yang baik dengan cara yang buruk. Banyak cara untuk mencapai tujuan, tetapi ada yang etis dan ada yang tidak. Dengan semakin tingginya kesadaran manusia untuk melakukan tindakan-tindakan etis, maka tuntutan terhadap cara berbisnis yang etis pun menjadi semakin menguat. Di zaman ini; perusahaan-perusahaan yang tidak etis bisa tersingkir dari arena. Mengapa? Karena konsumen menuntut cara berbisnis yang etis, regulasi mengharuskan tata kelola yang bermartabat, dan para pesaing saling berlomba untuk menjadi lebih baik. Maka tidak ada pilihan lain selain mempraktekkan core values perusahaan dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, maka reputasi perusahaan dipertaruhkan. Sebagai karyawan, Anda memiliki tanggungjawab untuk berperan secara aktif. Dengan cara itu, Anda menambahkan nilai moral, etika, dan spiritual kedalam pekerjaan yang Anda lakukan.
 
5.      Membiasakan. Mengapa sesuatu disebut sebagai budaya? Alasannya adalah karena hal itu sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging dikalangan semua elemen masyarakatnya. Makanya kemudian kita menyebutnya ‘sudah membudaya’ atau sudah ‘menjadi budaya’. Semua poin dalam Core Values hanya akan benar-benar menjadi budaya kerja perusahaan jika dan hanya jika sudah menjadi kebiasaan dalam setiap aspek bisnis yang dilakukan. Jikapun ada penyimpangan, mungkin itu hanya oknum. Tetapi jika system nilai itu sudah membudaya, maka kehadiran para oknum selalu bisa segera diidentifikasi dan dieliminasi. Membiasakan penerapan nilai-nilai inti bukan hanya sekedar bisa menjadikan identitas perusahaan. Lebih dari itu, pembiasaan juga membantu setiap karyawan untuk melakukannya dengan nyaman. Tidak perlu ‘mikir’ lagi, karena secara refleks mereka bisa melakukannya. Maka berlatih untuk membiasakan penerapan nilai-nilai itu merupakan sebuah kebutuhan.
 
Core values bukanlah semata-mata milik pendiri perusahaan atau para eksekutif puncak yang merumuskannya. Core values adalah milik setiap individu dalam perusahaan. Mengapa? Karena tidak ada perusahaan baik yang mencanangkan nilai-nilai yang buruk. Setiap karyawan yang berkomitmen menerapkan nilai-nilai baik yang dirumuskan oleh perusahaan tempat kerjanya, akan merasakan manfaat dan efek positifnya. Dimana saja, dan kapan saja. Maka siapapun Anda, dan apapun jabatan Anda. Belajarlah untuk mengingat, memahami, dan meresapi nilai-nilai luhur yang terpampang di dinding tembok kantor Anda. Lalu mempraktekkannya. Dan menjadikannya kebiasaan yang baik dalam hidup Anda. Karena core values itu, penting untuk perusahaan kita. Penting untuk pelanggan kita. Juga penting untuk diri kita sendiri. Dan penting untuk orang-orang yang terkait dengan kita. Core values, penting bagi kita semua.
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman – 13 September 2011
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (jadwal terbit Oktober 2011)
 
Catatan Kaki:
Core values perusahaan itu bisa menjadi sarana bagi setiap karyawan untuk melatih dan menanamkan nilai-nilai pribadi yang berkualitas tinggi.
 
Jika pertanyaan-pertanyaan Anda belum mendapatkan jawaban dari saya, silakan untuk mengeceknya di  Frequently Asked Question (FAQ) dalam website kami.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya. Dan tolong, indahkan norma umum.

Senin, 12 September, 2011 18:45

Bisnis yang Menjanjikan

Oleh:  Hadi Poernomo

Peluang Bisnis Yang Sangat Menjanjikan

A. TUKANG PARKIR

Modal: Nol, yang penting berani malu dan tahu lokasi strategis.
Penghasilan:
Jika diasumsi bahwa :
1.. Parkir mobil: Rp 1,000/ mobil/ jam
2.. Parkir motor: Rp 500/ motor/ jam
Maka jika diasumsikan Anda bekerja 8 jam sehari di mana tempat parkir
Anda dapat memuat 20 mobil atau 40 motor, maka
Anda akan memperoleh:
8 jam x 20 mobil x Rp 1,000 = Rp 160,000/ hari.

Jika Anda bekerja 26 hari perbulan, maka penghasilan Anda menjadi
Rp 160.000 x 26 hari = Rp 4,160.000/ bulan (bebas pajak).

Keuntungan yang diperoleh :
1.. Bebas pajak
2.. Jam kerja tidak mengikat
3.. Masih bisa mengerjakan pekerjaan sambilan (jualan rokok di warung)
4.. Tingkat stress rendah
5.. Tidak beresiko. Kalau pun ada (klaim, tuntutan karena kendaraaan yang diparkir hilang / rusak), tinggalin ajah.

B. PENGAMEN

Modal : Gitar, kencrengan, atau nol sama sekali. Yang penting berani malu.
Penghasilan :
Tergantung tempat dan sasaran. Jika sasaran yang dituju adalah mobil angkot mungkin bisa lebih besar. Jika diasumsikan tempat yang dituju adalah lampu merah dengan durasi 2 menit, dan pendapatan Rp 300/ angkot, dan bekerja 8 jam, maka:
8 jam x (60/ 2 menit) x Rp 300 = Rp 72.000/ hari.

Jika bekerja 26 hari perbulan, maka pemasukan minimum yang diperoleh adalah : Rp 72.000 x 26 hari = Rp 1.872.000.

Keuntungan yang diperoleh :
1.. Bebas pajak
2.. Waktu kerja tidak mengikat
3.. Tidak butuh keahlian. Cuap-cuap tanpa suara pun pasti dapat.
4.. Stress nyaris tidak ada. Justru bisa menghibur diri.
5.. Tidak beresiko, asal hati-hati kalo menyeberang atau mengamen di tengah jalan ramai.
6.. Jika gesit (misalnya dalam satu durasi lampu lalu lintas dapat menyambangi 2-3 angkot), penghasilan bisa meningkat 2-3 kali lipat.

C. TUKANG BERSIH-BERSIH KACA MOBIL

Modal : Kain rombeng, pembersih bulu ayam, busa dan sabun detergen

Penghasilan :
Nyaris sama dengan pengamen, malah dapat 3-4 kali lipat, karena dalam 1 durasi lampu lalu lintas, dapat menyambangi 5-10 mobil sekaligus, tergantung kegesitan kerja.

> Keuntungan yang diperoleh :
> 1.. Bebas pajak
> 2.. Waktu kerja tidak mengikat.
> 3.. Tidak butuh keahlian. Yang penting kerja cepat saja.
> 4.. Hasil kerja bukan tujuan akhir.
> 5.. Tingkat stress tidak ada.

D. PENGEMIS

Modal : Baju kusut, dekil, dan tidak mandi seminggu. Dan yang terutama: berani malu!

Penghasilan :
Tergantung kemampuan menarik hati orang. Semakin memelas, maka penghasilan semakin besar.
Pada tahun 1997, seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta Jakarta pernah mengadakan penelitian dan menemukan bahwa seorang pengemis di Jakarta rata-rata mampu mengumpulkan Rp 500.000 perhari, atau Rp 15 juta perbulan.
Bahkan baru-baru ini ada seorang ibu asal Garut yang mengakui di sebuah media Bandung, bahwa dengan menjadi pengemis selama 1 bulan saja, dia telah mampu pulang kampung dengan membawa Baleno keluaran terbaru yang bernilai 200-an juta rupiah, plus oleh-oleh untuk keluarga di kampungnya.
Sebuah hasil yang luar biasa. So jangan heran bahwa pekerjaan menjadi pengemis primadona banyak orang yang datang ke kota-kota besar.

Keuntungan yang diperoleh :
> 1.. Bebas pajak
> 2.. Waktu kerja tidak mengikat
> 3.. Hanya butuh keahlian menarik hati orang.
> 4.. Tingkat stress tidak ada
> 5.. Dapat prioritas pertama dari Pemerintah kalo ada program bantuan bagi kaum dhuafa.

Nah, Anda berminat dengan peluang-peluang bisnis yang luar biasa ini?
Always eager to achieve happiness in life together in peace


Hadi Poernomo

Senin, 12 September, 2011 16:57
========== ============

DISKUSI: 

 

1.  Muhammad Sri Sadono:


Dear Bung Mods,
Entah pak Hadi ini serius atau bergurau, tapi e-mail ini sungguh sangat tidak layak dibroadcast.

Kalaupun Pak Hadi niatnya bergurau, gurauannya sungguh sangat tidak lucu.

Sementara kita berusaha keras "membantu" pemerintah membukakan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung, ini pak Hadi malah memprovokasi orang untuk mengambil profesi yang tidak layak.

Lain kali mohon difilter dengan serius karena milist ini tempat bertukar pengetahuan yang bermanfaat, tempat berbagi semangat, peluang, dan harapan.

Jangan sampai milist yang sudah susah payah didevelop dan mulai dapat nama ini jadi milist sampah.

Maaf jika kritik saya tajam.

M Sri Sadono
PT Sempurna Sukses
Consumer Goods Specialist
Senin, 12 September, 2011 23:04
============= =========

2.  Adriansyah Hermawan Sutejo:


Email dari Sdr. hadi Pornomo sungguh tidak bermartabat, tidak membangun bangsa yg cerdas bahkan merusak moral bangsa yang kurang edukatif. makanya banyak metal orang indonesia cenderung lemah ... inginnya enak tidak mau kerja keras .... Huffff

Senin, 12 September, 2011 23:12
========== ============

3.  Eko Kantor:


Kalau sy melihat email beliau itu sbg challenge. Bgmana kita para pengusaha dituntut utk berkiprah utk meminimalkan/menghapuskan "profesi/peluang yg menjanjikan tsb".

Kita buka lapangan kerja buat mrk2, secara perlahan kita ajak utk sesuatu yg lbh positif dr pada pekerjaan yg dianggap oleh sbgian org sbg pekerjaan org2 malas.

Regards
-̶̶•-̶̶•̸Ïž•̸Thank You•̸Ïž•̸-̶̶•-̶
Eko
Senin, 12 September, 2011 23:38
============== ========

4.  M Yanto:


Langkah kedua, jangan beramal di jalan, bukalah lapangan kerja, gajilah prt, tukang, tukang ketoprak dll dengan layak.
MYAnto
Senin, 12 September, 2011 23:48
================= =====

5.  Abdurrachman Miladdina:


Saya setuju dengan ide Pak Eko, sebetulnya apa yang di paparkan oleh pak Hadi tidak semuanya buruk, akan tetapi itu adalah paparan fakta yang kita temui bukan hanya di kota-kota besar saja tapi juga hampir diseluruh pelosk negri.
yang perlu masyarakat terutama pengusaha tindak lanjuti adalah bagaimana melakukan bukan hanya memberikan lapangan kerja bagi para personal berpendidikan tapi juga personal yang cerdik, unik, dan berdaya juang tinggi seperti mereka, dimana ditengah keterbatasan pendidikan dan ekonomi yang mereka peroleh, masih bisa mengais rupiah dari kantong2 kita.

Thanks & Regard
Senin, 12 September, 2011 23:49
========== ============

6.  Anjar Budi:


kalau menurut saya apa yang disampaikan oleh pak Hadi Poernomo adalah gambaran reality di lingkungan sekitar kita, bukannya mengarahkan kita untuk memilih pekerjaan tersebut tetapi malah membukakan kita kenapa banyak orang memilih jadi juru parkir, pengemis ataupun ngamen.

Apabila kita pernah bertanya kepada yang mempunyai profesi tersebut kenapa memilih pekerjaan itu, saya yakin pasti jawabannya "ga ada kerjaan lain pak atau mungkin mau kerja apa pak".

Bila kita punya lapangan kerja, saya yakin mereka mau menerima pekerjaan tersebut bila kita menawarinya.

Kesimpulan saya, postingan pak hadi bukan untuk merendahkan martabat yang mempunyai profesi tersebut akan tetapi membukakan mata kita bahwa lapangan kerja yang belum merata.

Sebagai contoh juru parkir, baik di kota maupun didaerah juru parkir malah resmi dari pemerintah daerah setempat atau mungkin perusahaan swasta yang mengelola parkiran mall. Baik pria ataupun wanita mereka bekerja di perusahaan swasta tetapi hanya sebagai juru parkir di mall.
Apakah rendah pekerjaan jukir tersebut??

Saya rasa PR kita semua untuk membuka lapangan kerja sebanyak banyaknya bila kita tidak ingin melihat pengemis atau pengamen dijalanan

Salam
Anjar Budi
Selasa, 13 September, 2011 00:12
========== =============

7.  Dono Prihadi:


Menurut saya tidak ada pekerjaan yang rendah dan hina, sepanjang profesi itu ditekunin dengan serius dan pa Hadi sangat informatif serta layak dan pantas untuk memberitakannya atau sharing dalam forum dan media ini.
Kenapa harus malu kalau memang bangsa ini situasinya saat ini memang seperti ini dan kalian yang mengaku sedang membangun bangsa dengan memberikan peluang kerja, coba ukur dan hitung efektifitasnya, memadai kah???
Pointnya adalah Pemerintah dan negara saja yang mempunyai power dan tanggungjawab tidak mampu mengatasi hal ini, apalagi ente-ente yang ngomong sebagai entepreneur membuka kesempatan kerja untuk mereka, maaf itu penyataan yg BS.
Saya sering bepergian ke Pulau Bangka dan Belitung, dan saya tidak pernah menemukan pengemis, tukang lap kaca mobil, dll. , kenapa demikian?? Karena mereka tidakpunya profesi seperti itu dan kebanyakan profesi itu hanya di daerah tertentu. Coba cek di Wonosari atau Mojokerto, juga tiidak ada tuh Pengemis, tukang lap kaca mobil.
Jadi saya tidak merasa terhina apabila pa Hadi memuat hal seperti itu dan bahkan ia menggugah sanubari ente-ente yang mengaku entepreneur untuk lebih membuka cakrawala agar sadar bahwa ini lho keadaan kota besar terutama di pulau Jawa dan beruntung lah ente-ente yang juga aslinya bukan dari Jakarta ato kota besar tidak memiliki profesi ini karena nasibnya lebih baik, jadi jangan sia-sia kan keadaan yg lebih baik ini untuk hidup mu kelak dan jangan lupa untuk berbagi rejeki dengan mereka yang kurang beruntung.
 
Salam Damai,
Dono Prihadi
Selasa, 13 September, 2011 00:12
========== =============

8.  Nugroho Setiatmadji:


Managers
Bandingkan petugas parkir sama pak Ogah yang memungut jasa putar balik kendaraan di jalan.
Mungkin tidak edukatif, namun di sinilah letak keadilan. Ada seorang bantu pengendara agar lancar dan dia dapat upah ala kadarnya. Sosialisme a la Nusantara.
Menurut hemat saya kita tidak perlu kaku. Malah seyogianya mampu menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.
Terima kasih untuk berbagi pendapat.

Salam
Nugroho S
Konsultan jasa kehumasan & Penerjemah

Selasa, 13 September, 2011 00:43
============== ========


9.  Ali  Purwantoro  M:


Dear Managers,
Ulasan yang sangat jeli dan menarik untuk di cermati.
Ini adalah fakta2 kehidupan sehari-hari di dalam lingkungan kita.
apakah kita sudah bisa menjadi bagian untuk merubah itu semua??
apakah ini bisa menjadikan diri kita lebih bisa mensyukuri apa yang sudah kita dapat??
apakah kita bisa melihat dari posisi kita saat ini kebawah-keatas-kesamping??
apakah kita sudah belajar dari mereka??
apakah betul mereka tidak ada organisasinya/terorganiser??
dan sebetulnya masih banyak lagi apakah dalam benak saya.
Jujur saja kadang saya tidak mau kasih uang untuk para Gepeng yang ada di sekitar saya,
bukan karena saya tidak mampu, tapi saya tidak ingin mereka ada di jalanan selamanya.
marilah sama2 kita perbaiki mental dan moral bangsa kita, kalau bukan saya, kita, anda, lantas siapa lagi??.
jangan biasakan memberi gepeng di jalanan, ini sudah bisa mengurangi mereka sedikit demi sedikit.
Merdekalah bangsaku!!!
Salam,
Ali P.
Selasa, 13 September, 2011 01:15
============== ========

10. 


Mengapa Mereka Menolak Anda ? Seri 2

Oleh:  Thomas Joseph

Melanjuti bahasan artikel saya yang kemarin mengapa mereka menolak Anda, dimana kita telah membahas aspek price dan aspek manfaat, maka saya akan melanjuti 3 aspek lainnya: yaitu Authority, Timing dan Value.
Authority
Seringkali kita melakukan pemasaran yang sia-sia karena kita menawarkan produk kepada orang yang tidak memiliki wewenang dalam memutuskan pembelian. Untuk itu kita wajib untuk melakukan mapping sebelum kita melakukan pemasaran. Dalam sebuah perusahaan umumnya terdapat beberapa bagian yaitu:
  1. Decision Maker: Pengambil keputusan dia adalah orang teratas dalam mengambil keputusan, yang terpenting bagi decision maker adalah keuntungan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh Anda, tapi untuk bisa sampai kesana kita terkadang perlu untuk menghadapi beberapa lapis bagian lain.
  2. Influencer:  Influencer adalah orang yang mempengaruhi pengambil keputusan, terkadang posisi Influencer memiliki pengaruh sangat besar. Influencer biasanya adalah orang-orang yang dipercaya oleh Decision Maker, bisa internal perusahaan mereka atau bahkan teman dari Decision Maker.
  3. User: User adalah orang yang menggunakan produk yang dibeli, hal yang terpenting bagi user kemudahan dalam memakai produk Anda.
  4. Integrator:  Integrator adalah orang yang menghubungkan antara satu dengan yang lain.
  5. Gatekeeper: Gatekeeper adalah posisi orang pertama yang kita harus lewati diawal kita masuk ke perusahaan tersebut.
  6. Pro: Pro adalah orang yang pro terhadap kita, biasa orang yang kita kenal didalam perusahaan tersebut.
  7. Contra: Contra adalah orang yang contra terhadap kita, biasanya orang yang memiliki kenalan competitor kita.
Dengan mengetahui peta dengan jelas maka Anda dapat menyusun strategi yang tepat, bagaimana harus menghadapi dari masing-masing lini, jalan mana yang perlu dilewati mana yang tidak perlu dilewati.
Timing
Seringkali kita gagal dalam menawarkan sesuatu sebenarnya bukan karena orang tersebut tidak membutuhkan produk kita melainkan karena kita menawarkan pada waktu yang kurang tepat. Seringkali kita tidak memperhatikan hal tersebut. Sebagai seorang pemasar Anda wajib mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menawarkan sebuah produk. Sebuah solusi yang baik adalah kita menggunakan program Email, dimana kita dapat mengatur sendiri kapan waktu, email penawaran tersebut kita kirim.
Value
Seringkali kita mengukur segala sesuatu dengan tolak ukur kita padahal setiap orang memiliki value yang berbeda. Buat seseorang yang memiliki level pendapatan tinggi kadang harga bukan merupakan suatu yang penting melainkan pelayanan, sedang untuk orang yang memiliki pendapatan kecil maka harga menjadi sangat penting. Bahkan kini value telah berkembang bukan lagi sekedar harga dan pelayanan, tetapi muncul beberapa value baru seperti apakah produk kita ramah lingkungan, dan berbagai nilai social lain misalnya apakah brand yang mereka beli berasal dari perusahaan yang social.  Dengan berkembangnya begitu banyak nilai/value maka untuk itu kita harus mengetahui apa value target kita. Cara mengetahu value seseorang maka kita bertanya apa yang penting untuk mereka.

Senin, 12 September, 2011 11:02

Hasilnya Berapa?

Oleh:  Zach

Pernah lihat tukang sol sepatu?
Berapa jauh dia berjalan untuk menawarkan jasa sol sepatunya?
 
Juga ada pernah bikin saya takjub...pedagang lemari keliling.....
Memanggul lemari ukuran sedang, berjalan berkeliling komplek perumahan....
 
dan masih banyak profesi 'menakjubkan' lainnya.
 
Coba dipikir, berapa hasil yang mereka dapat?
dan apa setiap hari ada yang membeli dagangan atau jasa mereka?
apakah mereka termasuk orang yang bodoh? malas berusaha?
 
i dont think so....
Hanya saja, setiap kali saya melihat mereka yang kurang beruntung, membuat saya semakin bersyukur atas segala apa yang saya dapat.
 
Berapapun hasilnya, baik lebih maupun kurang...
Syukur akan membuat kita lebih kuat dalam menjalani hidup.
Dan kita akan menemukan bahwa dibalik kesulitan, selalu akan ada kemudahan.

Zach

O Tempora! O Mores!

Oleh: Andre Vincent Wenas

     Itu adalah kata pembukaan orasi dari senator Cicero saat berdebat melawan Catilina, seorang politikus Roma di hadapan Senat Romawi tahun 63 SM. Oh zaman apakah ini! Akhlak macam apakah ini! Kutipan lengkapnya seperti ini: “O tempora! O mores! Senatur haec intellegit, consul videt; hic tamen vivit. Vivit? Immo vero etiam in senatum venit, vit publici consili particeps, notat et designat oculis ad caedem unum quemque nostrum. Nos autem, fortes viri, satisfacere rei publicae videmur, si istius furorem ac tela vitamus. Ad mortem te, Catilina, duci iussu consulis iam pridem oportebat, in te conferri pestem, quam tu in nos machinaris.”
      Artinya: Oh, zaman apakah ini! Oh, akhlak macam apakah ini! Senat sudah mengetahuinya, Konsul sudah melihatnya; namun orang ini (Catilina) masih juga hidup. Dia itu sungguh hidup? Ya, dia bahkan datang ke Senat, dia ikut serta merumuskan kebijakan publik, dengan pandangan matanya dia mencatat dan menentukan setiap orang dari kita semua untuk dibunuhnya. Sementara kita ini, orang-orang yang gagah berani, tampaknya sudah puas dengan mengurus kepentingan umum apabila kita berhasil menghindari kegilaan dan senjata orang ini. Dan engkau, Catilina,  seharusnya sudah sejak lama, atas perintah Konsul, bencana kematian yang telah kau rancang untuk kami semua, ditimpakan kepadamu (dikutip dari Proverbia Latina, 2006).
***
     “Marketing is not just one of the most important ideas in business. It has become the most dominant force in human culture,” begitu ujar Geoffrey Miller (dalam bukunya Spent: Sex, Evolution, and Consumer Behavior, Penguin Books, New York, 2009). Di jaman ini, hampir semua produk yang kita beli telah melalui suatu bentukan proses pemasaran tertentu. Para pemasar di era mutakhir ini terus berpikir keras untuk mencari jalan bagaimana menjual produk yang bakal semakin membahagiakan kita. Proses produksi bukan semata dipicu oleh angka pencapaian profitabilitas produk pada semester yang lalu, namun lebih di-drive oleh
pelbagai riset empiris tentang preferensi dan personalitas manusia, termasuk juga penghayatan dan pendalaman lewat riset kualitatif consumer-insight.
     Ekonomi nampaknya tidaklah diatur diam-diam oleh “tangan tak terlihat” (the invisible hands) ala Adam Smith, tetapi lebih karena rekayasa canggih melalui teknologi pemasaran para global-marketer di perusahaan-perusahaan transnasional. Hasrat manusia digiring ke arah pemujaan tanda (simbol) dewa-dewi jaman modern atau post-modern. Logo dan merek (brands) menjadi ideologi (diterima kebenarannya tanpa kritik). Dan yang dalam perspektif posmo, kebenaran itu tidak ada yang tunggal. Dengan mengideologikan merek-merek ini, proses penjualan telah dilapangkan jalannya, fanatisme (cara melihat dunia dengan kacamata kuda) telah menjadi cara pandang konsumen terhadap realitas dunianya. Tempat-tempat “ibadah” post-modern (mall, plaza, square, centre, situs internet, dll) telah menjadi suatu lokasi (place and space) dimana para jemaat merek (brand) mereguk kesegaran rohaniahnya paling tidak seminggu sekali. Di dalam mall ada banyak stasi-stasi dimana jemaat post-modern bisa berhenti sejenak untuk mendapatkan visi tentang citra dirinya di masa depan (jika membeli dan memakai merek dari stasi tertentu itu), meng-amin-inya, lalu bergerak ke stasi-stasi berikutnya demi mendapat “pencerahan” lebih lanjut. Begitulah ritual masyarakat pemuja merek mengolah kerohaniannya setiap minggu. Kalau perlu, sekali waktu diadakan semacam “kebangunan rohani” pemasaran (baca: Mega Sale! Diskon 70%), ala Crocs misalnya, yang telah berhasil membuat ribuan orang (tua-muda, pria-wanita) berbaris antri – beratus-ratus meter di dalam mall! – dengan tertib dan khusyuk demi memperoleh “berkat” dari merek sandal modis itu.
***
     Halaman depan media massa kita beberapa waktu ini terus didominasi oleh kisah para pejabat yang tertangkap terang-terangan mengumbar hasratnya libidinal
dalam pelbagai kasus: Anggoro, Antasari, kasus Gayus serta rangkaiannya, Melinda, kasus Nurpati, sampai ke kasus Nazaruddin yang menyeret-nyeret anggota dewan perwakilan kita ke dalam transaksi pasar buah (apel Malang, apel Washington) yang rupanya adalah kata ganti benda untuk uang rupiah dan uang dollar, walahuallam! Mentalitas menerabas ke jalan pintas, tidak lagi menghargai proses, ketekunan dan disiplin, rasanya telah endemik di jaman ini. Mengapa kita semua bisa sampai di persimpangan jalan (tepatnya: kubangan) seperti ini? O tempora! O mores! Pertanyaan sederhana ini, dengan sedikit perenungan yang berjarak, bisa menjadi eksistensial.
     Jika marketing begitu sentral perannya dalam kebudayaan manusia jaman modern, tentu ia membawa tanggung jawab sosial yang juga semakin besar. Dalam
konteks ini, kita sepakat bahwa etika pemasaran menjadi imperatif. Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.
--------------------------------------------------------------------------------
(artikel dari Majalah MARKETING edisi September 2011)


STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Business Advisory & Management Consulting
Minggu, 11 September, 2011 23:25

Catatan:  Artikel ini sebelumnya pernah dipublikasikan di media cetak tertentu. Untuk itu segala hal yang menyangkut sengketa atas Hak atas Kekayaan Intelektual menjadi tanggung jawab kontributor artikel ini di milis The Managers Indonesia dan atau Blog: themanagers.org.

Minggu, 25 September 2011

Memuliakan Bawahan

Oleh:  dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
                                                                                              
Coba perhatikan baik-baik, apakah ada yang aneh dengan judul artikel ini? Sekalipun tidak terlalu aneh, tetapi tidak lazim. Saya sendiri tidak pernah mendengar nasihat atau kuliah kepemimpinan yang membicarakan topik tentang memuliakan bawahan. Kata-kata itu meluncur begitu saja seolah ada tangan yang sengaja menjatuhkannya dari langit lalu secara akurat mendarat diatas kepala saya yang nyaris plontos. Tanpa ada yang menghalangi, dia merasuki otak saya lalu mencair dan mengalir melalui seluruh jaringan syaraf menuju ke sekujur tubuh saya. Seolah terkena sengatan setrum listrik, seluruh sel didalam setiap organ tubuh saya tertegun. Mengapa harus memuliakan bawahan?
 
Jika Anda bertemu orang yang jabatannya lebih tinggi; sangat mudah menghormati mereka. Tetapi, sungguh sangat sulit untuk menghormati bawahan. Jika Anda bertemu dengan pelanggan, maka Anda bersikap seramah mungkin kepada mereka, bukan? Anda melayani apapun yang diinginkannya dengan wajah penuh senyum dan semangat keikhlasan yang paling tinggi sampai pelanggan itu pulang. Setelah itu, Anda kembali ke ruang kerja dimana disepanjang koridor yang Anda lintasi ada banyak anak buah dilewati. Selama melintas itu sebagai atasan merasa memiliki derajat yang lebih tinggi karena memang kita ini adalah bos. Anda tidak demikian? Bagus sekali. Sekarang, tinggal bagaimana melakukannya secara konsisten. Dan untuk bisa konsisten, kita perlu terus melatih diri. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memuliakan bawahan, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intellligence berikut ini:
 
1.      Tanpa mereka, kita bukan siapa-siapa. Coba ingat-ingat kembali suasana ketika beberapa orang yang Anda pimpin tidak masuk kantor karena sakit, atau cuti, atau alasan lainnya. Bagaimana Anda menangani tugas-tugas yang mereka tinggalkan? Apakah Anda bisa memperoleh data-data yang diperlukan secepat seperti bisanya? Apakah team Anda bisa menyelesaikan penugasan sama banyaknya? Apakah group Anda bisa meraih pencapaian yang sama tingginya? Apakah Anda bisa melayani pelanggan yang sama banyaknya? Setinggi apapun jabatan kita, tidak memiliki banyak makna tanpa kehadiran orang-orang yang kita pimpin yang selama ini menentukan keseluruhan kinerja yang kita raih. Itu membuktikan bahwa tanpa mereka, kita ini bukan siapa-siapa.
 
2.      Pelangganpun tidak lebih penting dari bawahan. Apakah pelanggan penting? Tidak diragukan lagi. Lantas, apakah bawahan kita sedemikian pentingnya? Oh, itu benar, meski belum disadari banyak atasan. Sekarang, bayangkan seandainya orang-orang yang kita pimpin tersakiti hatinya oleh perilaku kita. Dapatkah mereka melayani pelanggan dengan sebaik-baiknya? Jika suatu saat Anda mendatangi suatu kantor, lalu orang di kantor itu memperlakukan Anda sebagai pelanggan dengan cara yang tidak patut; maka bisa dipastikan jika orang itu tidak diperlakukan dengan baik oleh atasannya. Sungguh, perilaku melayani pelanggan dengan buruk seperti itu pulalah yang akan diterapkan oleh anak buah kita jika sebagai atasan kita tidak memperlakukan mereka dengan baik. Jadi meskipun pelanggan itu penting, mereka tidak lebih penting dari bawahan untuk kita muliakan dengan sama baiknya.
 
3.      Merekalah yang paling berjasa pada karir kita. Selama bekerja, saya mengalami kenaikan jabatan yang relatif cepat. Selama itu pula saya menganggap bahwa saya ini orang yang hebat. Terbukti dengan tangga karir saya yang terus melesat. Padahal, tidak ada satupun pencapaian karir yang benar-benar kita raih sendiri. Jika jabatan Anda naik lagi, itu tentu karena prestasi kepemimpinan Anda pada posisi sebelumnya. Tetapi coba perhatikan sekali lagi, bagaimana Anda bisa meraih semua pencapaian itu? Bukankah semua terjadi karena kerja keras orang-orang yang Anda pimpin? Jadi jika ada orang yang paling berjasa dalam memajukan karir Anda, maka para bawahan Anda adalah orangnya.
 
4.      Sumber kerendahan hati yang tinggi. Jika kita santun kepada orang yang lebih tinggi, maka itu sama sekali bukanlah ciri kerendahan hati. Itu bisa dengan mudah dilakukan baik dengan sukarela ataupun terpaksa. Tetapi, santun kepada orang-orang yang lebih rendah merupakan tantangan kelas tinggi.  Kenapa gue mesti sopan pada anak buah? Untuk sekedar sopan saja rasanya kok tidak logis, ya? Apalagi untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Maka menjelmalah hidup kita menjadi ironi bagi ilmu padi; semakin berisi, semakin merunduk. Kita? Semakin berisi, semakin tinggi hati. Entah mengapa. Yang jelas, begitu kita naik jabatan, rasanya derajat kita memang sudah lebih tinggi dari mereka. Lalu kita dibisiki oleh kata hati dan perilaku yang merendahkan. Padahal, rendah hati kepada mereka menunjukkan budi pekerti yang tinggi.
 
5.      Bukan ‘melayani atau dilayani’, tapi ‘saling melayani’. Kepemimpinan egaliter dicirikan oleh adanya kesamaan derajat dan harkat martabat antara atasan dengan bawahannya. Banyak pemimpin yang lupa melayani, karena memposisikan dirinya untuk terus dilayani. Meski sudah menjadi tugas bawahan untuk melayani atasannya, tetapi atasannya juga berkewajiban untuk melayani kebutuhan dan hak-hak para bawahan. Kita sering merasa sudah menjadi pemimpin yang baik. Padahal tak seorang pun bisa menjadi pemimpin yang baik seperti klaim pribadinya jika tidak mau melayani bawahannya. Apakah Anda pernah mendengar sekelompok bawahan yang mengajukan mosi tidak percaya kepada atasannya? Atau sekedar tidak menaruh rasa hormat? Itu adalah indikasi bahwa kemuliaan seorang atasan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk memuliakan bawahannya. Mengapa? Karena atasan dan bawahan ada untuk saling melayani.
 
Jika hari ini Anda masuk kantor dan bertemu dengan bawahan Anda, maka cobalah ubah cara pandang Anda pada mereka. Mulai sekarang, posisikan diri Anda setara dengan mereka, dan mulailah untuk lebih banyak melayani mereka. Selama ini, mereka sudah banyak melayani Anda. Saatnya Anda untuk membalas semua pelayanan mereka dengan kemuliaan yang Anda bangun untuk mereka. Percayalah, orang-orang yang Anda pimpin itu akan secara refleks dan sigap membalas perlakuan agung Anda kepada mereka dengan pelayanan dan kesetiaan yang jauh lebih tinggi dari mereka. Dan Anda, akan menjadi pemimpin yang bukan sekedar ditakuti, dipatuhi atau diikuti. Anda, akan menjadi pemimpin yang mereka rindukan dan cintai. 
 
Mari Berbagi Semangat!
DEKA – Dadang Kadarusman – 12 September 2011
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (jadwal terbit Oktober 2011)
 
Catatan Kaki:
Jika para bawahan berdoa untuk para atasannya, maka pasti isi doanya sangat ditentukan oleh perlakuan atasannya kepada mereka.
 
Jika pertanyaan-pertanyaan Anda belum mendapatkan jawaban dari saya, silakan untuk mengeceknya di  Frequently Asked Question (FAQ) dalam website kami.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya. Dan tolong, indahkan norma umum.


Minggu, 11 September, 2011 19:34

Mengapa Mereka Menolak Anda ? Seri 1

Oleh:  Thomas Joseph

Didalam melakukan penjualan tentu seringkali kita mendapatkan penolakan, tetapi yang jarang kita lakukan adalah mencari tahu mengapa mereka menolak kita ? Untuk mengatasi penolakan tersebut maka tentunya kita harus mengetahui secara pasti apa penyebab menolakan tersebut.
Ada 5 Aspect yang harus Anda perhatikan yang menjadi sumber penyebab, mereka menolak penawaran Anda , yaitu:
  1. Price Aspect
  2. Needs Aspect
  3. Authority Aspect
  4. Timing Aspect
  5. Value Aspect
Price AspectAnda menawarkan produk kepada orang yang tidak memiliki daya beli terhadap produk Anda, atau Anda menjual barang dengan harga yang lebih tinggi dengan produk lain yang sepadan dengan produk Anda.  Ada 3 hal mengapa sampai hal ini tejadi yaitu:
  1. Riset Pasar
    Anda belum melakukan riset pasar dengan benar terhadap target maket mana yang sesuai dengan produk Anda.  Anda perlu melakukan sebuahperencanaan kepada siapakah produk Anda akan jual, apakah target Anda memiliki daya beli terhadap produk Anda, kemudian untuk memastikannya lakukan sampling data dengan mengadakan questioner kepada beberapa orang yang menurut Anda adalah target market Anda, lakukan beberapa pertanyaan seperti ini:
    1.1  Bila kami menjual "produk A" ini kepada Anda berapa  "harga  A" yang pantas menurut Anda  ?
    1.2  Apakah bila kami menjual "produk A" dengan "harga A"  apakah Anda masih perlu berpikir panjang ?
    1.3  Berapa "harga A" yang menurut Anda, Anda tidak perlu lagi  berpikir panjang dalam memutuskan pembelian ?
  2. CostMasalah kedua karena Anda kurang mempertimbangkan beberapa aspek kemungkinan yang membuat cost meningkat sehingga menyebabkan cost Anda diatas daya beli target market Anda, sehingga memaksa Anda untuk menjual produk diatas daya beli target market Anda.  Ada beberapa hal yang dapat mengakibatkan kenaikan cost yang perlu Anda perhatikan:
    2.1  Bahan Baku Produk, Anda wajib memperhatikan kemungkinan kenaikan bahan baku pembuatan produk Anda, jika Anda perusahaan jasa maka Anda harus perhatikan kenaikan gaji  karyawan.
    2.2  Biaya Distribusi, Anda wajib memperhatikan kenaikan BBM yang dapat mengakibatkan kenaikan biaya transportasi, karena ini pastinya akan meningkatkan biaya distribusi Anda.
    2.3  Kebijakan pemerintah, Anda wajib memperhatikan hal-hal ini, karena tidak hanya perubahan pajak tetapi banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi meningkatknya cost misalnya kebijakan ketenaga kerjaan, hari libur, kebijakan pasar bebas, dan lain-lain.
  3. Competitors
    Seringkali kita tidak memperhitungkan akan munculnya kompetitor, apalagi jika mereka yang datang dari perusahaan yang memiliki modal besar, mereka dapat melakukan Strategy Red Ocean dengan seenaknya memainkan harga untuk membuat para pemain lain mati. Untuk mengatasi hal itu kita selain menjual produk kita juga harus membangun brand dimana terdapat 3 aspek  brand yang perlu kita bangun:
    3.1   Brand Identity apa identitas brand yang Anda ingin bangun, untuk    itu perlu memiliki ciri khas, diferensiasi produk, yang kita tawarkan kita sehingga dapat menciptakan Brand Identity.
    3.2   Brand Integrity baru dapat terwujud apabila kita menepati dari  semua value yang kita tawarkan. Brand Integrity juga perlu dijaga dengan memberikan kualitas dan pelayanan yang konsisten.
    3.3    Brand Images terbentuk dari Brand Identity dan Brand Integrity  yang dijaga secara konsisten. Brand Images adalah apa yang adalah apa yang diasosiasikan dibenak pelanggan Anda terhadap brand Anda.
Needs
Masalah kebutuhan, Anda menawarkan produk kepada orang yang tidak memiliki kebutuhan terhadap produk Anda atau sebaliknya Produk Anda tidak sesuai dengan kebutuhan para pelanggan Anda.  Ada 3 hal mengapa sampai hal ini tejadi yaitu:


  1. Salah Target, Anda membidik target market yang salah, ini diakibatkan karena Anda tidak melakukan riset pasar secara mendalam terhadap pasar. Ingat seringkali kita hanya mengira-ngira bahwa " target A" bahwa mereka membutuhkan produk kita padahal tidak.
  2. Kesadaran Kebutuhan, Mungkin mereka butuh tapi mereka tidak sadar, dalam hal ini Anda perlu mengedukasi para target Anda. Kurang kesadaran akan kebutuhan sering terjadi pada produk-produk kesehatan, untuk itu Anda dapat melakukan edukasi kepada para target Anda.
  3. Perubahan Kebutuhan, Manusia mahluk yang dinamis begitu juga dengan kebutuhan selalu berubah setiap waktu, sebelum tahun 90an mobil digunakan untuk keluarga sehingga selalu berukuran besar, tetapi setelah era tahun 90an kebutuhan berubah orang membutuhkan mobil berukuran kecil untuk kehidupan dikota. Produsen mobil Jepang dapat melihat hal potensi ini maka mereka mengeluarkan city car yang berukuran kecil sehingga era tersebut Jepang menguasai pasar mobil. Begitu pula yang dialami oleh industri jam tangan, produsen jam tangan Swiss yang dulu mendominasi pasar jam tangan menganggap jam tangan harus mekanik, akhirnya munculah jam tangan Seiko dengan jam digitalnya yang akhirnya berhasil mengambil dominasi jam tangan Swiss.
  4. Perbedaan Presepsi, Apa yang menurut Anda penting bagi Anda tentu belum tentu penting juga bagi pelanggan Anda. Seringkali kita memboroskan biaya dengan memberikan fitur dan fasilitas lebih terhadap produk maupun pelayanan yang kita miliki, padahal hal tersebut bukan yang dicari oleh para pembeli atau pelanggan Anda.  Sebagai salah satu contohnya yang terjadi pada produsen mobil berlomba-lomba menciptakan teknologi tetapi malah ternyata karena terciptanya life style minum coffe maka banyak konsumen mobil yang berharap mereka memiliki tempat untuk meletakan minuman atau gelas Starbucks mereka. Ada satu cara yang brilliant untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan Co Creation Marketing. Co Creation Marketing adalah sebuah sebuah cara dengan melibatkan pembeli, pelanggan serta distributor dalam proses menciptaan produk Anda. Dengan demikian Anda akan mendapatkan insight yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan Anda.
Minggu, 11 September, 2011 11:03

Keajaiban Andi Rianto, Berimajinasi dan Mencipta untuk Indonesia

Oleh:  Budi Setiawan

Mendengar aransemennya Andi Rianto itu seperti menanti keajaiban di nada-nada yang akan terdengar. Merinding! Apa yang bisa kita pelajari untuk Indonesia? 
Aku bukan orang musik. Aku tidak tahu seluk beluk dunia musik beserta orang-orangnya. Tapi aku masih bisa merasakan keajaiban dari musik yang dimainkan oleh Andi Rianto. Tepatnya ketika Andi Rianto masih di Harmoni SCTV. Ini salah satu video musik dari Andi Rianto yang aku suka banget.
Dalam video itu, duo Gamaliel & Audrey menyanyikan medley lagu-lagu perjuangan seperti Sepasang Mata Bola, Bengawan Solo, Aryati, Pantang Mundur, Indonesia Pusaka. Tapi percayalah kalau kita simak, seolah kita mendengar sebuah lagu baru, lagu yang masih segar di telinga kita. Seolah bukan lagu lama, lagu yang sudah berulang-ulang kita dengar. Andi Rianto berimajinasi menggunakan lagu yang sudah ada untuk mencipta aransemen baru yang beda.
Apa yang dilakukan Andi Rianto sebenarnya bisa kita model untuk kemajuan Indonesia. Apa yang kita pelajari? Pertama, mengapresiasi apa yang sudah ada. Andi Rianto mengenali kekuatan lagu-lagu yang sudah ada. Kedua, berimajinasi tentang keadaan masa depan. Andi Rianto berimajinasi, membayangkan dirinya tengah mendengar sebuah lagu baru. Ketiga, mendesain paduan lagu yang ada dengan aransemen yang diimajinasikan pada masa kini. Masa lalu dan masa depan berpadu dengan indah di masa kini.    

 Model serupa juga digunakan oleh Singgih S. Kartono, seorang desainer. Kayu dari masa lalu, imajinasi radio dari masa depan, berpadu dalam desain Radio Magno. Kayu sebagai simbol kekayaan alam Indonesia. Imajinasi sebagai simbol puncak kapasitas manusia Indonesia. Radio Magno sebagai produk nyata yang menjadi ikon di mata dunia. Kalau kita cari di Google dengan kata wooden radio, maka yang muncul di halaman pertama, Radio Magno.
Mungkin ada yang nyinyir berkomentar, “tapi itu kan semua sudah baik sejak awalnya. Bagaimana dengan setumpuk persoalan Indonesia?”. Justru model desain ini meski tidak terfokus pada penyelesaian persoalan, bisa menyelesaikan beberapa persoalan sekaligus. Radio Magno adalah solusi persoalan lingkungan hidup, menggunakan jauh lebih sedikit kayu untuk menghasilkan produk kelas dunia. Radio Magno adalah solusi perekonomian bangsa, menghasilkan devisa karena pasarnya ekspor. Radio Magno adalah solusi problem urbanisasi, menyediakan lapangan kerja di desa.
Bagaimana dengan lagu perjuangan hasil aransemen ulang Andi Rianto di video itu? Lagu ciptaannya menjawab apatisme generasi muda, membuat tertarik mendengar lagu perjuangan. Lagu ciptaannya membuat generasi yang tua pun bisa memaknai ulang makna perjuangan. Dan tentu saja, lagu tersebut memanjakan telinga kita dengan musik yang bermutu, ditengah maraknya musik yang nadanya cuma itu-itu saja.
Problem malasnya orang muda mendengar lagu perjuangan tidak bisa diselesaikan dengan mewajibkan mereka untuk mendengarnya. Tantangan bagi kita adalah berimajinasi dan mencipta kembali Indonesia dalam bentuk terindahnya di saat ini. Bagaimana kuncinya? Apresiasi masa lalu, imajinasikan masa depan dan desainlah pada masa kini.
Tapi kan tetap saja ada banyak kebobrokan Indonesia? Bagaimana caranya? Simak dulu video yang satu ini
Saya pertama nonton dan saya putar ini di beberapa pertemuan, responnya sama. Awalnya, lagu apa ini? Setelah agak lama, Wow! Lagunya kok jadi keren begini. Benar, di tangan Andi Rianto, lagu C.I.N.T.A yang dinyanyikan d’Bagindas ini menjadi begitu mempesona. Andi Rianto tidak membiarkan dirinya terjatuh. Ia justru terbang dengan imajinasinya, membayangkan rasa baru dari lagu itu dan mendesain aransemennya menjadi keren.
Dari mana pun kita bisa belajar, karena semesta raya ini adalah ruang belajar yang kaya dengan pelajaran. Kita bisa belajar dari Andi Rianto melalui caranya dalam mengaransemen ulang untuk diterapkan dalam bidang kita masing-masing.
Tadi malam aku seolah diingatkan kembali. Ketika menyaksikan 4 lagu cinta milik Iwan Fals yang diaransemen ulang Andi Rianto di Simfoni Semesta Raya, peluncuran KompasTV. Rasanya ajaib banget. Mendengar aransemennya itu seperti menanti keajaiban di nada-nada yang akan terdengar. Seolah diingatkan kembali untuk terus berimajinasi dan mencipta untuk Indonesia.
Apa yang anda rasakan ketika mendengar karya Andi Rianto?

Minggu, 11 September, 2011 03:46

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1.  Ya Allah, Tolonglah Aku



Ditengah beban kehidupan yang menghimpit. Berbagai problem telah membuat luka perih dihati. Dikeheningan malam memanjatkan doa, sajadah panjang terbasuh air mata. "Ya Allah, aku datang padaMu, aku yang sendiri, lelah dan sarat beban yang berat. Berikanlah damai cahaya, keindahan dan ketenangan di malam ini. Berikanlah kesejukan jiwa dan hatiku, Aku datang untuk mengadukan kesepian dan rasa sakit karena sendiri."

Sahabatku, datanglah dan bukalah hati anda hanya memohon pertolongan kepada Allah. Berikanlah kehancuran hati anda kepada Allah. Dan Allah akan menyembuhkan luka hati anda, Allah menghibur dengan CintaNya. Allah memberikan kekuatan dan kesabaran bagi anda yang memintanya maka mohonlah pada Allah agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mengarungi kehidupan ini.

"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan Kami sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui, yaitu orang-orang yang bersabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal" (QS. an-Nahl : 41-42).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Jumat, 9 September, 2011 09:56
======= ==============

2.  Cara Cepat Menjemput Jodoh



Sahabatku, Jodoh sudah ditakdirkan Allah, jodoh anda tidak akan kemana-mana dan akan datang jika waktunya tiba. Tugas anda hanyalah berusaha & berdoa untuk segera menjemput jodoh anda. Jangan berputus asa dan bersabarlah dalam menjemput jodoh yang telah ditetapkan Allah.  Allah memberikan pilihan dalam memberikan jodoh untuk anda. Pertama, adalah cepat mendapatkan jodoh. Kedua, lambat mendapatkan jodoh. Pilihan ketiga, menunda mendapatkan jodoh sampai bertemu jodohnya diakhirat kelak. Apapun pilihannya jodoh yang ditentukan Allah, itulah yang terbaik bagi anda. Lantas bagaimana cara cepat untuk mendapatkan jodoh?

Sahabatku, cara cepat menjemput jodoh adalah Perbaikilah diri dan tingkatkan ketaqwaan anda kepada Allah. Terkadang tanpa kita sadari, kita mendikte Allah tentang jodoh kita. Ketika datang seseorang yang mendekati kita untuk membangun hubungan yang serius mewujudkan keluarga sakinah, kita terburu-buru menolaknya, karena tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Cobalah, bila memang ada yang hendak serius tidak serta merta untuk ditolak namun dipetimbangkan terlebih dahulu sekaligus berdoa memohon petunjuk Allah, bisa jadi orang itu yang memang yang dikirim Allah untuk jodoh anda. Berprasangka baiklah pada Allah dan berprasangka baiklah kepada siapapun yang memang hendak berta'aruf dengan anda. Bisa jadi seseorang yang kita anggap buruk, dia adalah baik untuk kita dan yang kita anggap baik, dia adalah orang yang buruk untuk kita. Mohonlah yang terbaik menurut Allah maka terbaik pula untuk kita.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui" (QS. 2 :216).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Jumat, 9 September, 2011 20:41
========== ============

3.  Kebahagiaan Seorang Suami



Kebahagiaan yang sesungguhnya bagi seorang suami begitu bermakna justru bukan dalam kegembiraan namun disaat keluarganya sedang diuji oleh Allah, Apakah dirinya sanggup melewati ujian itu atau tidak? Kekuatan cinta karena Allah akan mampu melewati semua derita, menanggung beban dalam suka maupun duka, hidup bersama istri dan anak-anaknya. Itulah kebahagiaan bagi seorang suami dengan cintanya yang tulus untuk keluarga. Pernah ada seorang bapak yang diuji oleh Allah. Istri yang dicintainya sedang sakit. bersama putrinya senantiasa menjenguk  istri tercintanya yang terbaring diranjang. disekelilingnya ada alat pengukur tekanan nafas dan tabung untuk memeriksa kesehatan. Bila sampai dirumah sakit, suami yang setia itu datang menggantikan pakaian istrinya dan menanyakan keadaan istrinya. Selalu saja tidak ada perubahan sama sekali. Kondisi istrinya tetap seperti semula. Tidak ada kemajuan atau perubahan yang membaik. Kesembuhan istrinya seolah tidak bisa diharapkan. Setelah menjenguk dan merawat istrinya, sang bapak dengan putrinya selalu memanjatkan doa kepada Allah agar memberikan kesembuhan. Setelah itu barulah meninggalkan rumah sakit. Beliau hampir setiap hari selalu menjaga, merawat dan mendoakan untuk kesembuhan istrinya.

Meluangkan waktu untuk merawat ditengah kesibukannya yang juga harus bekerja mencari nafkah. Kesediaannya merawat istri yang sedang sakit membutuhkan energi yang sangat besar. Sifat konsistensi untuk menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit sungguh sangat luar biasa. Padahal kondisi istrinya belum pulih. Bahkan ada orang yang menyarankan agar mengunjunginya seminggu sekali aja. Suami setia itu memilih tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat istrinya, 'Allah tempat memohon pertolongan.' Ditengah kegelisahan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya.

Sampai suatu hari sesaat sebelum dirinya datang, istrinya bergerak dari tempat tidur. Dia merubah posisi tidurnya. Tak lama kemudian istrinya membuka kelopak matanya. dan mencopot alat bantu pernapasan. Ternyata istrinya sudah duduk tegap. Dokterpun datang membantu menolong, meminta perawat mencopot alat-alat bantu dan membersihkan bekas alat bantu ditubuhnya. 'Begitu saya datang, saya terperanjat, jantung saya seolah mau copot. Bagaimana tidak, ditengah saya kehabisan harapan, saya melihat istri saya kembali pulih.' Katanya bapak itu dengan tangis haru bercampur bahagia tidak bisa dibendung lagi. Beliau menangis, memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kesembuhan total terhadap istrinya. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.' tuturnya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
--
Minggu, 11 September, 2011 21:31
============ ============

4.  Rintihan Ibu Tak Tergantikan



Ada seorang pemuda menemui Rasulullah dan berkata, 'Wahai Rasul, ayah saya kini telah tiada, sedangkan ibu saya sudah tua. Kalau makan, saya haluskan dulu makanannya kemudian saya letakkan makanan itu ke dalam mulutnya, tak ubahnya anak kecil. Saya letakkan beliau dalam ayunan kain seperti bayi dan setelah itu saya mengayunnya sampai tertidur.'

 Mendengar penuturan Rasulullah meneteskan air mata seraya mengatakan, 'Wahai anak muda, engkau telah mendapatkan keberhasilan yang sangat layak karena engkau memohon kepada Allah dengan hati yang bersih dan niat yang tulus dan Allah telah mengabulkan doamu.' Anak muda itu bertanya, 'Wahai Nabi, apakah saya sudah dapat menggantikan jerih payah ibu saya?' Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Salam Bersabda, 'engkau takkan pernah bisa menggantikan semua jerih payahnya bahkan satu rintihan di antara rintihan-rintihannya pada saat melahirkan.  Didunia ini tidak ada yang bisa bekerja keras yang melebihi dari yang dilakukan oleh seorang ibu.'

Teman yang berbahagia, Itulah sebabnya menghormati ibu adalah sebuah keharusan. Rintihan ibu ketika melahirkan diri kita, rintihan ibu di kala malam tiba dan bermunajat untuk anaknya akan selalu didengarkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kesuksesan seorang anak berarti munajat yang dipanjatkan ibu. Mari kita muliakan Ibu yang setiap rintihannya tak akan pernah kita sanggup untuk menggantikannya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Senin, 12 September, 2011 10:45
=========== ===========

5. 

Cipta Media Bersama, Mencipta Media untuk Anak Indonesia

Oleh:  Budi Setiawan

Banyak program media konvensional yang tidak mendidik buat anak Indonesia dan membuat pesimis kita. Masihkah ada harapan? Adakah solusinya? 
Banyak yang mengeluh tentang kualitas tayangan koran dan televisi kita. Tapi seberapa banyak yang peduli untuk mengontrol koran dan televisi? Tapi seberapa banyak yang bergerak menyuarakan aspirasi pada media? Tapi bertindak untuk menyediakan alternatif content dan media? Sepertinya masih sedikit. Memang lebih mudah mengeluh.
Oleh karena itu, Ford Foundation dengan menggandeng Aliansi Jurnalis Independen (AJI) IndonesiaWikimedia Indonesia, dan ICT Watch meluncurkan inisiatif Cipta Media Bersama. Apa itu? Cipta Media Bersama adalah hibah terbuka yang mengajak individu atau organisasi memunculkan ide baru dan segar dalam praktek bermedia yang mampu membuat perbaikan media di Indonesia.
Hibah terbuka ini menyediakan dukungan sebesar satu juta dolar AS bagi inisiatif-inisiatif yang dapat menjadi contoh praktek terbaik dalam kebhinekaan, kesetaraan, kebebasan dan etika bermedia.  Ada empat topik dalam media: (1) Meretas Batas – Kebhinekaan Bermedia; (2) Keadilan dan Kesetaraan Akses Terhadap Media; (3) Kebebasan dan Etika Bermedia; (4) Pemantauan Media.
Dengan sistem partisipasi terbuka masyarakat diharapkan ikut mendukung dan termotivasi untuk program-program rintisan baru yang dapat membuktikan bahwa media dan teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk layanan publik yang lebih baik. Ini adalah tantangan buat masyarakat. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk tidak sekedar mengeluh, tapi bersama mencipta media alternatif. Kesempatan untuk ikut Cipta Media Bersama ini adalah 16 September 2011.
Setiap Anak adalah Pencerita
Indonesia Bercerita, sebuah social entrepreneurship yang bermisi “Mendidik Melalui Cerita” berpartisipasi juga dalam Cipta Media Bersama. Indonesia Bercerita meluncurkan program Digitalisasi Cerita Anak Melalui Partisipasi Komunitas Orang Tua dan Guru untuk Mendidik Anak Indonesia yang Berkarakter. Tujuannya adalah:
  1. Membangun kesadaran pentingnya bercerita dalam pengasuhan anak dan pendidikan di sekolah;
  2. Menumbuhkan kebiasaan dan tradisi bercerita di rumah dan sekolah;
  3. Mengajak setiap orang mendigitalkan cerita anak agar mudah diakses dan disebarluaskan secara gratis.
Program ini merupakan perpaduan apresiasi tradisi bercerita, imajinasi tentang anak Indonesia yang berkarakter, dan teknologi digital di masa kini. Program Digitalisasi Cerita Anak ini terdiri dari:
  1. Pelibatan partisipasi komunitas baik dari kalangan orang tua, guru, maupun aktivis sosial dalam bercerita pada anak-anak. 
  2. Pendidikan komunitas berupa Workshop Mendidik Melalui Cerita yang akan diadakan di 12  daerah di Indonesia. Semuanya GRATIS. 
  3. Mengajak komunitas dalam digitalisasi cerita anak dalam bentuk kontes podcast cerita anak
  4. Penyebarluasan podcast cerita anak dalam bentuk CD mp3 yang mudah diakses oleh masyarakat luas. 
Tidak puas dengan mengeluh tentang kualitas program media yang buruk bagi anak? Peduli adanya media yang lebih mendidik bagi anak-anak? Anda bisa dukung program Indonesia Bercerita ini. Satu dukungan mungkin tidak berarti tapi bila kita bersama-sama bergerak tentu akan begitu berarti bagi anak Indonesia. Bagaimana caranya?
  1. Klik Digitalisasi Cerita Anak 
  2. Klik tombol PILIH
  3. Klik tombol LIKE bila anda punya Facebook
  4. Klik tombol TWEET bila anda punya Twitter
Setiap klik adalah sebuah langkah kecil dari ratusan langkah untuk mewujudkan impian kita tentang anda Indonesia di masa depan. Setiap klik adalah upaya menjaga impian kita. Pada akhirnya,
Bermimpilah, karena Tuhan memeluk mimpi-mimpi itu. Andrea Hirata. Endensor
Apa impian anda tentang media untuk anak Indonesia?

Catatan: Posting ini merupakan bentuk dukungan Bukik.com terhadap misi Indonesia Bercerita, Mendidik Melalui Cerita.
Sabtu, 10 September, 2011 03:02

Hasil Mudik lewat Darat

Oleh:  Haddy Permadi

Hasil Rekapan Tulisan di belakang truk sepanjang jalan pulkam (edisi 2) :

1. Anda butuh waktu, kami butuh uang
2. Naik Gratis, Turun Bayar
3. Ma2ku 1/3 dis = Mamaku seperti gadis
4. THE ME anak IS3 = Demi anak istri
5. Jagalah Jandamu
6. JANGAN DINIKAHI BILA SEGEL RUSAK
7. TABAH MENANTI
8. Ku Tunggu Jandamu
9. SEKARANG BAYAR, BESOK GRATIS!!!
10. www.apktntaj.com, maksudnya?? hahahaha..= APe KaTe eNTe AJe, ternyata!
11. Ber 2 1 7-an = Berdua 1 tujuan
12. MER-123 -LUCK = Mer-tuwaga-lak.. haha.. bisa ajahh..;)
13. THONK HE LOVE = tong hilap (don't khilaf), alias don't porget
14. Be are the kill us all come fuck = biar dekil asal kompak. =D(y)
15. BE YOUNG CARE ROCK = Biang kerok
16. Alone By Must = Alon bae Mas= Pelan2 aja mas
17. Cintamu Tak Semurni Bensinku:p
18. Ja 500 Let = ja-gope-let
19. BURONAN MERTUA
20. On any book an plumb pleasant = =D=)) "onani bukan pelampiasan"
21. BERSATU DI PANGKALAN BERSAING DI JALANAN!
22. Bercinta di Bis Berpisah di Terminal
23. STREET FIGHTER = maksudnya preman jalanan.
24. PUTUS CINTA sudah biasa PUTUS ROKOK bikin merana PUTUS REM matilah kita!!.
25. Cintaku Berat Di Bensin
26. MAN 7 jur = Man-tuju-jur
27. JUM'AT KELABU = Trayek Ps. Jumat - Pd. Labu
28. Mencari nafkah demi desah
29. UCOK = Uang Cukup Ongkos Kurang
30. Lupa Namanya, Ingat Rasanya
31. Enak Tapi Dosa
32. Ali Topan, Anak Jalanan
33. Pergi Karena Tugas Pulang Karena Beras..
34. Rejekiku dari silitmu = tulisan di truk sedot tinja
35. MATSIBISHA
36. Cinta Ditolak Dukun Bertindak
37. Goyang Pantura
38. Pulang Malu, Tak Pulang Rindu..
39. Kalau Gadismu Tak Kudapat, jgn Harap Jandamu bs Lolos
40. JANDA BARU NENEN = Trayek Juanda-Ps. Baru-Senen
41. JANDA1/3DIS
42. Do Now. Casino. In Draw = War Kop DKI
43. Bkn Salah Ibu Mengandung, slh Bapak Gak Pake Sarung
44. LONG STREET OF MEMORY​​ sepjg Jln Kenangan
45. Ora Sama, Bin Lain
46. Besar di Rantau, Tua di Jalan
47. Tak Sehina yg Kau Duga
48. ABANG YANG ENAK, ADE YG BERANAK

Salam,

Haddy Permadi
Jumat, 9 September, 2011 06:39

Motivasi dan Kinerja

Oleh: Andre Vincent Wenas


  Program seminar motivasi yang marak diselenggarakan pelbagai pihak memang bagus untuk menimba inspirasi (lewat isi ceramah, dan terutama gaya bicara dan  suasana yang sengaja dibangun lewat alat bantu audio-visual), lagipula event  seminar juga bisa jadi ajang untuk mengembangkan jejaring (networking) yang  efektif. Persoalannya adalah bagaimana menjaga momentum semangat yang telah dipicu saat mengikuti program-program motivasi itu.

  Prinsipnya adalah, benih pohon yang bagus seyogianya ditanam dan dirawat di
tanah yang bagus. Artinya, selain faktor orang yang memang sudah bagus dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerjanya (knowldege, skill & attitude), maka lingkungan kerja (sistem), dan pembinaan kepemimpinan pun perlu digarap dengan sungguh-sungguh dan kontinyu.

  Salah satu cara membangun sistem adalah dengan dengan menerapkan manajemen kinerja (performance management) yang penting untuk menetapkan dan mengukur prestasi kerja seluruh bagian dalam organisasi.

  Manajemen kinerja (performance management) akan mengintegrasikan
sasaran-sasaran perusahaan, individu, dan kelompok (team). Ia juga membantu
mengkomunikasikan sasaran (visi) itu dan sekaligus menyokong pembentukan
nilai-nilai inti (core values) suatu organisasi. Maka dengan menerapkan
manajemen kinerja, Anda juga berpeluang untuk melakukan perubahan kultural dan perilaku organisasi. Pendelegasian wewenang juga terarah, dan pimpinan bisa memfokuskan diri untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

  Kriteria supaya penerapan manejemen kinerja dalam organisasi bisa sukses,
seperti dijelaskan Michael Armstrong dalam bukunya ‘Performance Management’ (2004) disebutkan di antaranya: kejelasan tentang apa yang disebut kesuksesan dalam organisasi itu; kepemilikan dan komitmen manajemen tingkat atas dan tingkat lini; staf percaya bahwa prosesnya konsisten dan adil dalam kaitannya dengan kontribusi dan kemampuan; kecocokan kultural – proses yang tepat dan pengembangan gaya manajemen; proses bersama dalam manajemen strategis (manajemen lini dilibatkan dalam perumusan sasaran bersama organisasi); tingkat ketrampilan yang tinggi yang dimiliki manajer dan individu dalam menetapkan akuntabilitas dan kompetensi, penentuan sasaran dan ukuran kinerja dan kontribusi; serta seorang kepala SDM yang memainkan peranan utama dan inovatif memastikan bahwa kondisi-kondisi ini dipuaskan dan dipelihara.

  Secara sederhana, kerangka kerja manajemen kinerja bisa digambarkan terdiri
dari:

    1. Sasaran dan strategi perusahaan (visi, misi dan target departemen usaha)
    2. Rencana kinerja (performance plan) yang disepakati bersama (kesepakatan
akuntabilitas, tugas sasaran, pengetahuan, keterampilan dan perlunya kompetensi
serta ukuran-ukuran kinerja, kesepakatan atau kontrak kerja).
    3. Pelaksanaan manajemen kinerja
    4. Melakuan kajian (review) terhadap kinerja formal
    5. Pengembangan dan pelatihan yang didorong oleh kajian kinerja
    6. Penilaian kinerja
    7. Upah atau penghargaan berdasarkan kinerja

  Dengan melaksanakan secara konsisten dan persisten manajemen kinerja ini,
besar harapan motivasi kerja para karyawan Anda akan lebih terawat panjang.
Karena lingkungan kerja (sistem manajemen) secara konsisten terasa lebih
mendukung dan menghargai jerih payah mereka. Apalagi jika Anda bisa
mengembangkan bisnisnya terus menerus (business development) sehingga
jenjang karir orang-orang yang kompeten dan loyal di perusahaan Anda bisa
terbuka luas. Tugas pemimpin memang membuka horison harapan
terbuka luas dan cerah, serta membawa dan menyiapkan orang-orangnya
berjalan bersama menjelang masa depan penuh harapan. Bersiaplah untuk
sukses.

----------------------------------------------------
(artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN)


STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Business Advisory & Management Consulting
----------------------------
Catatan:  Sebelum di-released di Blog ini, artikel tersebut di atas pernah dipublikasikan di media lain. Untuk itu sengketa atas Hak kekayaan Intelektual menjadi tanggung jawab Kontributor artikel
Kamis, 8 September, 2011 23:41