Senin, 30 Mei 2011

Dibutuhkan Sejuta Azrul Ananda Baru


Refleksi Hari Olah Raga Nasional (9 September 2010):

Oleh: Ratmaya Urip*)

Azrul Ananda, anak muda ganteng dengan tinggi badan 176 cm dan berat badan 74 kg yang lahir pada 4 Juli 1977, alumnus Ellinwood High School,  Kansas, USA dan  California State University Sacramento, 1999 itu benar-benar telah mengalihkan perhatian saya. Betapa tidak, dalam usianya yang masih sangat muda (33 tahun), telah mengukir prestasi di bidang pembinaan olah raga yang tidak ada duanya, khususnya di cabang olah raga bola basket. Tidak banyak anak muda seusianya yang dapat menyamai prestasinya.

Setiap anak muda, khususnya para pelajar di seluruh Indonesia, pasti tidak asing lagi dengan kiprahnya dalam membina olah raga basket.  Development Basketball League (DBL) Youth Events telah bermetamorfosa menjadi Indonesia’s Biggest Student Basketball Competition, secara cepat dan mencengangkan, di tengah dahaganya talenting atau pembinaan atlit muda di Indonesia. Bayangkan, kompetisi yang dimulai dari tahun 2004, atau tahun yang sama dengan tahun ketika Mark Zuckerberg  memperkenalkan Facebook pertama kali, kompetisi bola basket anak muda itu kini telah menjadi events olah raga yang paling ditunggu-tunggu oleh anak muda Indonesia.

Seperti halnya Facebook, DBL Youth Events dibidani dan diorganisir oleh anak-anak muda, dimulai dari waktu yang bersamaan, dan sama-sama meraih prestasi di bidangnya masing-masing dalam waktu yang singkat dan spektakuler. Hanya kalau Facebook merajai dunia informasi dan komunikasi global, DBL Youth Events merajai dunia olah raga basket tanah air. Keduanya memperoleh apresiasi dan penghargaan, meskipun berbeda level. Facebook di tingkat dunia, sementara DBL di tingkat nasional. Meskipun DBL kini juga mulai berani merambah dunia dengan kerja sama yang dijalin dengan NBA. Saya tidak tahu, apakah kesuksesan DBL diilhami oleh keberhasilan Facebook. Semoga saja tidak. Dengan cakupan penyelenggaraan DBL yang menjangkau 21 kota di 18 provinsi, yang melibatkan lebih dari 1000 tim dan 25.000 partisipan adalah buktinya. Apalagi setelah keberhasilan-keberhasilannya tersebut kemudian mulai tahun 2010 DBL dipercaya untuk melakukan take over atas pelaksanaan kompetisi bola basket profesional Indonesia, Indonesian Basketball League (IBL).

Terlepas dari tangan dingin yang dilakukan oleh  Azrul Ananda, nampaknya peran publikasi atau media adalah kontributor utama kesuksesan acara ini. Tentu saja tanpa mengabaikan profesionalisme individu maupun profesionalisme institusi penyelenggara, serta peran sponsor maupun para partisipan. Gegap gempita pemberitaan media, dalam hal ini Jawa Pos Group yang tersebar di seluruh Indonesia membuat kompetisi ini menjadi semarak, menggairahkan, membanggakan, menjulat keinginan untuk berprestasi dan sexy. Benar-benar exciting and fascinating competition.

Besarnya peran media inilah yang mengusik perhatian saya, mengapa ya, sampai saat ini tidak ada lagi anak-anak muda seperti Azrul Ananda yang kebetulan memiliki modal media Jawa Pos Group untuk mengikuti jejaknya? Seandainya ada sepuluh orang saja anak muda yang memiliki visi yang sama dan yang kebetulan memiliki media yang berpengaruh, apakah itu media cetak atau elektronik mengikuti jejaknya, pastilah ada sepuluh cabang olah raga yang dapat dikembangkan. Apalagi kalau ada sejuta Azrul Ananda baru. Mungkin saja prestasi olah raga kita tidak seburuk saat ini.  Mengapa media nasional lebih disibukkan dengan berita-berita konsumtif di bidang olah raga, sementara yang produktif diabaikan. Banyaknya media yang hanya memberitakan atau melakukan publikasi berita atau tayangan olah raga asing, tanpa diimbangi dengan upaya-upaya yang lebih produktif seperti memfasilitasi bergulirnya kompetisi olah raga nasional, itulah salah satu biang keterpurukan olah raga Indonesia. Jawa Pos Group sudah on the right track, dengan memberikan porsi yang seimbang antara pembinaan olah raga yang bersifat konsumtif dengan yang bersifat produktif, meskipun baru sebatas olah raga bola basket.

Ketika di suatu kesempatan coba saya tanyakan kepada Azrul Ananda, mengapa tidak memperluas cakupan pembinaan ke cabang olah raga lain? Selalu dijawab, hanya ingin membina bola basket saja, supaya fokus. Tokh, cabang olah raga lain sudah ada pembinanya masing-masing. Namun menurut saya, pola pembinaan seperti yang dilakukan Azrul Ananda, akan sangat tepat jika juga diaplikasikan ke cabang olah raga lain. Menurut saya, paling tidak ada 1 (satu) lagi cabang olah raga individual, bukan olah raga beregu yang masih dapat dibinanya tanpa kehilangan fokus. Apakah itu cabang olah raga renang, atletik, tinju atau lainnya. Cabang olah raga yang disebut terakhir ini memiliki kemungkinan berprestasi yang lebih baik di level regional maupun global. Alasan supaya fokus menurut saya kurang relevan jika dikaitkan dengan rendahnya prestasi olah raga kita saat ini. Tambahan satu cabang olah raga untuk dibina oleh Azrul Ananda, khususnya cabang olah raga yang lebih berpotensi untuk mendulang medali emas di tingkat regional dan global, saya kira masih dapat dilakukan oleh seorang Azrul Ananda. Apalagi jika lebih dari satu cabang olah raga. Karena sampai saat ini saya belum melihat adanya Azrul Ananda baru. Padahal untuk mendongkrak prestasi olah raga nasional masih diperlukan sejuta Azrul Ananda baru. Ini adalah langkah terobosan (bukan jalan pintas) bagi Azrul Ananda untuk mendunia seperti Mark Zuckerberg dengan Facebook-nya.

Tidak dapat dipungkiri, bahwa selama ini pembinaan olah raga nasional selalu melibatkan pemerintah secara langsung maupun tidak langsung, dengan berjubelnya para birokrat, baik yang masih aktif apalagi yang sudah pensiun dalam pembinaan olah raga nasional. Peran birokrat yang berlebihan akan kontra produktif, karena mereka sulit untuk fokus, ditengah upayanya untuk melayani dan menyejahterakan masyarakat di bidang lainnya. Karena tugas dan kewajiban mereka sudah sangat banyak. Namun di sisi yang lain, penguasaan dana yang masih bersumber dari anggaran belanja negara dan anggaran belanja daerah tentu saja tidak dapat mengabaikan peran birokrat, khususnya dalam kelancaran pendanaan.

Maka saya menjadi lebih terkagum-kagum lagi, setelah mengamati bahwa DBL diorganisir secara profesional oleh pihak swasta, dengan meminimumkan peran birokrat (baca: pemerintah) dalam pelaksanaannya. Apalagi pola pembinaan yang selama ini melibatkan sponsor dari produsen rokok atau minuman beralkohol amat sangat ditentang oleh Azrul Ananda. Menurutnya, ke depan peran sponsor dari industri rokok atau minuman beralkohol pasti akan berkurang karena ketatnya regulasi dan isu lingkungan. Hal tersebut sudah dirasakan di tingkat global, sementara di level nasional belum banyak yang menyadarinya. Apalagi olah raga seharusnya tidak boleh dikonotasikan dengan produk-produk yang bertentangan dengan kesehatan, karena kesehatan adalah modal dalam pencapaian prestasi tinggi di bidang olah raga.

Saya punya mimpi, seorang Azrul Ananda suatu saat nanti akan dinobatkan sebagai pembina olah raga terbaik tingkat nasional atau bahkan tingkat global, asal berani melakukan gebrakan-gebrakan pembinaan olah raga tidak hanya bola basket, dan berani meninggalkan alasan “supaya fokus”. Infrastruktur dan modal untuk itu sudah ada, tinggal keberaniannya saja.

Mengurai benang kusut keterpurukan prestasi olah raga nasional memang tidak mudah. Memerlukan waktu, dana, profesionalisme, dan tingkat fokus yang lebih tinggi, yang lebih besar daripada yang ada sekarang. Namun satu contoh pola pembinaan sudah nyata diaplikasikan dalam DBL dan cukup berhasil. Salah satu benih prestasi sedang ditebar, marilah kita tunggu panennya.

ooOoo

Teror Bom di Juanda

 Oleh   Ratmaya Urip

Pagi hari, Rabu, 25 Mei 2011 di BlackBerry Messenger, teman saya sesama Pengurus di Asosiasi Manajemen Indonesia Cabang Surabaya (AMA-Surabaya), Ana Ongko, nongol di status BBM dengan sejuta doa yang menyentuh dan nampak panik. Saya agak heran, karena biasanya dia banyak menulis tentang jokes. Tentu saja saya tidak terlalu menangggapinya. Malah saya memelototi penampilan foto barunya yang bertengger sbg display foto, yang nampaknya baru. Karena baru  kali ini saya lihat. Dalam foto dia nampak cantik sekali. Saya sampai tidak mengira kalau itu adalah Ana. Maka sambil berseloroh saya mengomentari display fotonya sbb:

“An, fotomu koq cantik sekali. Aku sampai tidak percaya kalau itu kamu…habis kayak Gong Li, film star dari China favoritku…boleh naksir gak? Baru kali ini aku naksir kamu lho…!” selorohku, karena saya dan dia sudah  sangat dekat sebagai sahabat.

Namun jawabnya tidak seperti biasanya yang selalu penuh canda. Tumben dia serius banget dengan menjawab:

“Pak, jangan bercanda ini serius…”
“Lho yang bener…ada apa sih?”, sergap saya.
“Aku sedang di pesawat Garuda GA 313 mau ke Jakarta, sedang running di runway, mau take off, sementara ada pemberitahuan dari awak pesawat kalau pesawat mau kembali karena ada ancaman bom..! jelasnya.

Saya tentu  saja terhenyak. Namun tiba-tiba naluri wartawan saya ketika masih muda dulu muncul. Meskipun hanya wartawan kampus. Karena ini adalah NEWS…!

Maka kemudian saya semakin intens ber-BBM dengan Ana. Sebenarnya saya masih tidak percaya, kalau ada ancaman bom di pesawat. Karena kalau sudah mulai take-off kan semua HP wajib dimatikan. Namun kemudian saya berpikir, karena masalahnya serius, yaitu ancaman bom, apalagi sudah diumumkan oleh awak kabin, maka wajar saja jika penumpang panik, sehingga berusaha menghubungi keluarganya atau siapapun yang dekat untuk mengabari keadaannya saat itu. Ke Ana yang berada di pesawat, saya sampaikan kalau teman-teman di Suara Surabaya menghubungi, tolong di terima dan laporkan apa yang kamu alami, rasakan dan lihat. Di samping itu kepada Ana saya minta mengambil foto apapun yang mungkin dapat menjadi news, dengan HP Ana, dan segera kirim foto-foto tersebut via BBM ke saya.


Saya segera mengontak mBak Emma Rahmawati dan mBak Diah Ardani, yang kebetulan bertugas waktu itu di Radio Suara Surabaya 100 FM. Radio No 1 di Surabaya. Karena teman-teman di sana adalah sahabat saya. Maklum saya sudah 16 tahun ikut “menggawangi” salah satu program konsultasi manajemen dan bisnis secara mingguan di sana. Mulai dari Program dengan nama program “Dialog Dunia Manajer”, kemudian berubah menjadi “Solusi Manajemen Bisnis” sampai “Smart Solution”, yang merupakan  Program kerja sama Radio Suara Surabaya dengan AMA-Surabaya. Sejak dari program radio biasa sampai ke era internet radio dengan streaming-nya, sehingga temen-temen di seluruh dunia dapat menikmatinya..

Setelah itu kemudian secara eksklusif  Radio Suara Surabaya melaporkan pandangan mata Ana secara life, kemudian mengontak Tim penjinak bom, penanggung jawab keamanan Bandara dan lain-lain.

Sama dengan saya, ternyata temen-temen di Suara Surabaya yang segera saya kontak secara sigap segera me-response informasi awal saya. Media satu-satunya yang tahu untuk pertama kali tentang adanya teror bom di pesawat Garuda pagi itu adalah Suara Surabaya, karena  secara real-time dari detik ke detik menyiarkan berita secara life. Meskipun real time news yang memukau lainnya juga banyak, namun real time news tentang ancaman bom di pesawat, saya kira baru kali ini.

Contoh real time news lainnya yang sangat berhasil, adalah peristiwa kehilangan mobil, yang konon sampai mempunyai pemeo: “Laporlah lebih dulu ke Suara Surabaya secara life jika kehilangan mobil belum sampai satu jam, maka mobil anda pasti akan ditemukan kembali”. Ini memamg benar, karena ketika laporan kehilangan mobil yang biasanya juga menjelaskan tentang Nomor Polisi, ciri-ciri fisik, dan lain-lain mengudara, para pendengar di seluruh jalanan di Surabaya dan sekitarnya pasti akan berpartisipasi untuk memelototi setiap mobil yang yang ada di jalan, yang mirip dengan mobil yang hilang tersebut dan melaporkannya ke Suara Surabaya. Begitu juga para polisi, sehingga dengan reportase langsung dari lapangan, banyak mobil yang baru saja hilang, akhirnya ditemukan kembali.  Tentang hal ini para pendengar radio tersebut, khususnya yang berdomisili di Surabaya dan sekitarnya, sudah banyak yang tahu. Bagi yang dari luar kota Surabaya, yang belum banyak tahu, bisa mengakses di www.suarasurabaya.net.

Kembali ke Teror Bom.

Setelah itu baru media-media lain mulai mengikutinya, baik wartawan Koran maupun wartawan televisi. Sore harinya, baru berita tersebut muncul di televisi, dan paginya di Koran-koran pagi.

Pesan yang ingin disampaikan:


1.  Biasakanlah menjadi yang pertama dalam segala hal, karena di samping kepuasan batin kita juga akan memperoleh manfaat-manfaat lainnya.

Dalam manajemen dan bisnis, inovasi atau temuan yang pertama sering berbuah prestasi yang lebih baik daripada kompetitor kita. Pelopor lebih sering sukses daripada pengekor. Tentu saja kita harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kepeloporan itu . Meski pengekor juga dapat menyalip kepeloporan kita, jika kita sering cepat puas diri, arogan, dan sombong. Maka janganlah cepat puas, sombong dan arogan dengan apa yang kamu lakukan maupun yang kamu hasilkan. Benahi, perbaiki dan cari lagi yang baru. Karena kamu memiliki tangan, kaki, benak dan hati, modal dasar untuk inovasi.
Karena pada hakekatnya, inovasi itu hanyalah : “melakukan secara nyata, sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan, sementara orang lain untuk berpikirpun belum melakukannya”.

2.  Dalam pengambilan keputusan, ada 2 cara yang biasanya dilakukan, yaitu secara  intuitif dan analitis.

Pengambilan keputusan secara intuitif dapat dilakukan oleh mereka yang memang sudah memiliki pengalaman empiris dalam pengambilan keputusan analitis. Jangan sekali-sekali melakukan pengambilan keputusan secara intuitif tanpa experiences yang cukup dalam pengambilan keputusan secara analitis. Karena mereka yang sudah sering melakukan pengambilan keputusan secara intuitif, itu sebenarnya melakukan kajian analitis juga, namun dilakukan secara cepat sekali dan instant, berbekal pada experiences-nya. Pengambilan keputusan secara intuitif tanpa didasari experiences berupa pengambilan keputusan secara analitik sebelumnya, hanya dapat berhasil mencapai goal & objective oleh mereka-mereka yang memiliki indra ke enam.

Pengambilan keputusan secara analitis, memang lebih dominan dilakukan, khususnya  oleh para manajer muda maupun madya. Namun jika kajian analitisnya terlalu lama atau tidak memperhitungkan waktu dan ruang, maka kesempatannya akan menguap begitu saja. Kehati-hatian memang perlu, namun jangan sampai menghilangkan pemanfaatan kesempatan yang ada.

Ingat,  kesempatan tanpa persiapan tidak akan menuai banyak, begitu juga persiapan tanpa kesempatan tidak akan ada artinya.

Salam manajemen
Wass. WW.

Ratmaya Urip

Kredo:
 Teori tanpa praktek adalah omong kosong, sementara praktek tanpa teori adalah ngawur

KEBODOHAN ORANG TERPINTAR


dear all.

Setiap kali ada seseorang mengaku dirinya terpintar biasanya muncul
banyak kebodohan dari dia. Atau dalam kondisi seseorang yang diakui
kepintarannya mungkin terpintar, bisa jadi malah muncul kebodohan.

Satu hal menarik yg saya baca dari kisah Zhuge Liang dan Sima Yi,

Yes.. semua orang tahu kalau Zhuge Liang pandai bahkan mungkin terpandai
di kisah romance of the three kingdoms. Sima Yi didaulat sebagai orang
yang lebih bodoh dari Zhuge Liang....

Namun sebenarnya siapa yang lebih bodoh?

Orang pintar biasanya tahu..., jika dia prediksi didepan ada lubang,
maka biasanya dia akan menghindar. Bener?

Orang bodoh biasanya TIDAK TAHU.., didepan ada lubang, krn dia bodoh
biasanya dia cenderung akan terjebak kena lubang...

Didalam kisah Zhuge Liang.., konon dia tahu dan sadar bahwa keluarga Liu
(Han dynasty) tidak akan bisa bangkit..apalagi setelah kematian Liu Bei,
Kerajaan Shu Han dipimpin Liu Chan yg tidak capable..
............................!

Harusnya secara logika...dia (Zhuge Liang) memiliki kemampuan take over
Kerajaan Shu Han dari Liu Chan.. Namun???? Beberapa kali dia dikerjai
secara politik oleh orang2 dekat Liu Chan.., Zhuge Liang SETIA...dan
tidak punya ambisi.. :)

DI medan perang, Zhuge Liang maybe pintar sekali., bagus dst.... tapi
apakah dia bener2 pintar??? justru saya baru membaca kebalikannya, dia
sangat bodoh.

Kesetiaan / loyalitas yang salah cenderung membawa problem besar bukan
pada diri sendiri tapi pada kerajaan. Di jaman kepemimpinan Liu Chan,
rakyat kerajaan Shu Han sungguh berada di titik nadir krn ketidakbijakan
kaizarnya. Zhuge Liang berpegang teguh pada kesetiaan (padahal almarhum
Liu Bei ayah Liu Chan sudah kasih pesan, silahkan take over kerajaan
jika Liu Chan tidak becus..), tapi?? kesetiaan yang dipegang teguh /
membabi buta.., cenderung tidak membawa hasil baik... Selain kehancuran
rakyat, diri Zhuge Liang diakhir hidupnya juga mengenaskan! Bekerja
mati-matian membela kerajaan Shu Han... sampai lupa makan, lupa
semuanya! dia hanya ingat kerja dan kerja untuk perang demi
mempersatukan china. Sementara sang Kaizar foya-foya.

Sima Yi sebaliknya. Dia pintar memilih atasan..Dia memilih Cao Cao
(kerajaan Wei) sebagai atasannya. Krn dia mempelajari kekuatan Cao Cao
yang menguasai seluruh daerah utara, liang dan ibu kota. Dibandingkan
dengan Wu timur dan Shu Han barat . Maka kekuatan dan luas wilayah dari
Cao Cao sudah pasti mengungguli keduanya. Sima Yi setia tapi pandai. Dia
serve mulai Cao Cao, Cao Pi, dan Cao Rui (3 generasi) sambil memperluas
pengaruhnya ke seluruh kerajaan Wei (Cao Cao). Akhirnya? Sima Yi
meletakkan fondasi bagi keturunannya untuk berkembang. Memang didalam
perang, Sima Yi selalu kalah dari strategi Zhuge Liang, sampai saat
Zhuge Liang dies, patungnya saja bisa menakuti Sima Yi yang
hidup...sampai jadi bahan tertawaan semua orang.

Namun? kepandaiannya dan ketepatan dia menilai peta politik saat itu
menjadikan anak Sima Yi, yakni Sima Shi dan Sima Zhao menguasai kerajaan
Wei . Dan akhirnya Sima Yan , anak Sima Zhao dan cucu dari Sima Yi
berhasil menggulingkan kerajaan Wei , mendirikan kerajaan Jin,
menaklukkan kerajaan Shu Han dan Wu Timur. China bersatu di tangan
keluarga Sima.

apa yang bisa dipetik?

orang terpintar seperti Zhuge Liang cukup membuktikan kebodohannya akan
kesetiaan yang membabi buta tanpa bisa melihat situasi!

orang yang lebih bodoh dari Zhuge Liang seperti Sima Yi membuktikan
kepintarannya akan kesetiannya yang memakai strategi dan mau melihat
situasi serta sanggup memutar keadaan menguntungkan bagi dirinya +
rakyat..

almost 6 YEARS...saya selalu berpatokan kesetiaan seperti Zhuge Liang
adalah yang terbaik.

tapi...............................................................,
hari ini saya baru menemukan sejuta kebodohan Zhuge Liang
........................, dan saya baru menyadari Sima Yi jauh lebih
pandai dari Zhuge Liang.., kuncinya hanya satu di kesetiaan yang memakai
strategi..bukan kesetiaan membabi buta.

Betapa malang yah nasib Zhuge Liang.. sudah bekerja keras bagi
negaranya.., mati-matian!, tapi sang kaizar yang bodoh (super bodoh)
tidak melihat kenyataan tapi malah sibuk menyalahkan Zhuge Liang
...........

Harry T

Cara hidup seniman

 Oleh: Harry "Uncommon" Purnama

Tak bisa kita mengerti cara hidup seniman, jika kita bukan seniman, termasuk saya.
Mulanya adalah kunjungan saya bersama teman ke makam WS Rendra, sastrawan besar dan mbah Surip, penyanyi jalanan kondang mendadak, di pemakaman keluarga WS Rendra, Cipayung Depok, 24 Mei 2011 lalu.

Pertama,
WS Rendra dkk termasuk Iwan Fals, punya nama besar ketika mulai melawan Rezim Soeharto. Kita semua tahu itu, bukan? Kini ia telah tiada. .Menuju rumah WS Rendra,  ternyata susah payah, jalanan kecil, banyak lubang dan macet karena banyak angkot warna biru khas kota Depok. Pilihan meminggirkan diri ini [ke pinggiran kota Depok] saja sudah menunjukkan cara hidup yang berbeda dari rata-rata manusia perkotaan pada umumnya.  Ternyata, rumah WS Rendra memang jauh di kampung daerah pinggiran Depok seluas kurang lebih 4 ha yang sudah nampak tak terawat dan sepi angin.
Tak ada kegiatan yang besar dan riuh, hanya sepi, meski suasana pedesaannya terasa teduh sekali. Memang nikmat berada di tengah tanaman hutan dan kebun besarnya. Bagaimana mungkin nama besar itu tak menunjukkan kelayakan hidup sewajarnya di kompleks ini. Pondok padepokan nampak tak beraturan tak terawat, halaman kotor, rumput tinggi, bangunan menua dan sudah kusam, Teman saya nyeletuk, "kok tidak ada bekas ada mobil disini!!! Mereka naik apa ke kota?" Benar saja, tak lama setelah itu, ada istri "Bapak" [ini panggilan murid kepada WS Rendra], yang datang naik ojek dengan 2 lelaki seniman lainnya. Dari penuturan salah satu murid yang tinggal di kompleks padepokan ini, kenyataan bahwa padepokan ini tak memiliki dana tetap, tak memiliki cukup dana, tak memiliki sponsor tetap, semua harus dicari sendiri. Karena semuanya serba tak pasti itulah, akhirnya mereka tak memiliki dana untuk merawat aset yang besar itu. Mereka sedang berjuang mendapatkan dukungan dana dan tenaga, agar bisa merawat aset-aset besar itu. Pada bulan Agustus mendatang, mereka merencanakan pementasan di TIM dan sekaligus menggalang dana operasional padepokan. Semoga mereka mendapatkan response positif dari penggemar "Bapak."

Kedua,
Memandangi makam WS Renda saja saya sudah terkejut lagi, Hanya seonggok pemakaman sederhana 2x1 meter, dipinggirnya dikelilingi batu bata telanjang, diatasnya hanya rumput dan dibagian kaki ada 1 batu bulat kecil dan nisannya hanya sepenggal kayu tua dengan tulisan cat [bukan ukir] WS Rendra begitu juga makam mbah Surip. Sama saja. Sangat sederhana. "Kematian memang sederhana, setelah kematian itu sendiri yang tidak sederhana.." batin saya. Sang muridpun bilang: "nanti jika ada dana, kayu nisan itu akan diganti..!" Kesimpulan spontan ketika itu, hmmm...mereka sedang butuh dana untuk merawat batu nisan WS Rendra. Benar, di dekat makam utama itu, ada beberapa makam murid Rendra yang tak terawat lagi, rumputnya tinggi-tinggi dan  tak bersih rapi [yang saya ingat ada nisan Arie Mogot dan Inisisri eks drummer top Kantata Takwa]. Mereka tak punya cukup tenaga dan dana untuk merawat makam, apalagi kompleks padepokan yang seluas itu, 4 ha.

Lesson learnt
Pada akhirnya, saya merenung dan harus berterima kasih kepada WS Rendra dan mbah Surip yang telah membagikan pelajaran hidup "berbeda" sebagai seniman.

1. Seniman memang seniman. Cara hidupnya berbeda dari kebanyakan. Itu pilihan.
2. Seniman besar ini mati, meninggalkan hanya nama besar, kontribusi besar, bukan dana besar.
3. Kematian itu sama dengan selesai, sama dengan sederhana adanya. Tak ada lagi hidup yang complicated dan kepura-puraan. Hitam dan putih saja.


Stay hungry, stay foolish

Harry "uncommon" Purnama

Kamis, 26 Mei, 2011 21:29

Menjaga Perasaan Tidak Kecewakan Karena Orang Lain

Oleh: Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Apakah Anda pernah merasa dikecewakan oleh orang lain? Pasti tidak enak ya, apalagi jika yang mengecewakan itu adalah orang yang kita percayai. Orang yang dikira baik ternyata dibelakang tidak seperti yang kita kira. Pertanyaannya sekarang adalah; apakah kita benar-benar ‘dikecewakan’ ataukah kita hanya ‘merasa’ dikecewakan oleh orang itu? Jangan-jangan sebenarnya mereka tidak mengecewakan kita, tetapi kitalah yang merespon apa yang mereka lakukan itu sebagai suatu kekecewaan, lho.
 
Jika Anda pernah kecewa, tentu Anda tahu betapa melelahkannya perasaan itu. Kebahagiaan kita terrenggut, waktu tidur kita berkurang, air mata kita terkuras. Perasaan hati kita juga menjadi gundah dan gelisah. Maka dari itu, jangan terlalu lama membiarkan kekecewaan menguasai diri kita. Untuk itu, saya ingin mengajak Anda untuk sama-sama menyimak 5 hal yang bisa membantu memerdekakan jiwa kita dari kekecewaan.  Berikut ini uraiannya.
 
1.      Mengakui bahwa diri kita tidak sempurna. Apabila orang lain berkomentar negatif tentang diri Anda, atau menggunjingkan kekurangan-kekurangan diri Anda, maka Anda tidak perlu kecewa. Terima saja, meskipun belum tentu yang mereka gunjingkan itu benar. Bersyukurlah jika ada orang yang bersedia menunjukkan ketidaksempurnaan Anda. Jika mereka salah, maka itu akan menjadi tambahan pahala bagi Anda. Tapi jika mereka benar, maka itu merupakan proses penyadaran untuk memperbaiki ketidaksempurnaan yang ada pada diri Anda. Semoga dengan begitu kita bisa terus memperbaiki diri. Meski tidak mudah, Insya Allah ada jalan untuk perbaikan selama kita berusaha.   
 
2.      Menyadari bahwa orang lain juga tidak sempurna. Rasa kecewa sering kali disebabkan oleh penilaian yang terlalu tinggi kepada seseorang. “Kalau orang lain yang melakukannya aku masih bisa ngerti. Tapi, kok bisa-bisanya sih dia melakukan itu?” Begitu kan kita sering berkata saat kecewa? Siapapun dia hanyalah manusia biasa yang bisa berbuat salah atau dosa. Jika kita tidak sempurna, dia juga sama. Jadi sudah, relakan saja. Dia hanyalah manusia biasa yang tidak sempurna. Wajar jika dia melakukan sesuatu yang mengecewakan. Tidak usah diperpanjang karena kita sudah tahu betapa tidak sempurnanya dia.
 
3.      Menerima kenyataan bahwa lidah tidak selalu sejalan dengan hati. Banyak orang yang kecewa kepada orang lain karena dia mengira bahwa apa yang dikatakan orang itu pastinya sama dengan apa yang ada dalam hatinya. Padahal, tidak semua orang mengucapkan kata-kata yang sejalan dengan isi hatinya. Jika Anda sudah menyadari hal itu, maka Anda tidak akan terlalu kecewa saat mendapati perilaku seseorang yang bertolak belakang dengan ucapannya. Anda juga tidak akan terlalu kecewa kalau ada yang memuji Anda didepan, tetapi menjelek-jelekkan Anda dibelakang. Jika ada yang menjanjikan sesuatu kepada Anda tapi tidak kunjung diwujudkan; Anda juga tidak akan kecewa. Mengapa? Karena Anda sudah tahu bahwa lidah tidak selalu sejalan dengan hati. Jadi, tidak perlu heran. Enjoy aja….
 
4.      Ingatlah bahwa Anda adalah pengendali diri Anda sendiri. Jika orang lain berusaha mengecewakan Anda, tetapi Anda sendiri tidak merasa kecewa; kira-kira dia berhasil membuat Anda kecewa atau tidak? Jelas sekali ya, bahwa yang menentukan apakah kita kecewa atau tidak itu bukan perlakuan orang lain kepada kita. Melainkan sikap yang kita ambil sendiri. Jika ada orang yang berusaha mengecewakan kita, biarkan saja. Sebab selama kita memilih tidak kecewa, maka kita akan baik-baik saja. Bersyukurlah karena Tuhan telah memberi kita kekuatan untuk mengambil kendali kepada diri kita sendiri. Selama Anda memegang kendali itu, tidak seorang pun bisa menjatuhkan jiwa Anda.
 
5.      Meyakini bahwa segala sesuatunya tertera dalam catatan Tuhan. Selama Anda masih punya keyakinan kepada Tuhan, percaya deh semuanya akan baik-baik saja. Perkataan orang yang menjatuhkan Anda. Perbuatan orang yang merugikan Anda. Fitnahan, gunjingan, dan berita yang mengada-ada tercatat lengkap dalam buku yang dipegang terus oleh malaikat di kiri dan kanan. Kita tidak perlu ambil pusing soal semua itu, apalagi harus membalas dendam. Percayalah, bahwa Gusti Allah ora sare. Tuhan tidak pernah lengah.
 
Sudahlah, tidak usah kecewa lagi. Sayang energy kita terbuang percuma. Mendingan   berserah diri saja kepada yang Maha Kuasa dengan keikhlasan dalam menerimanya.  Siapa tahu dengan begitu kita semakin disayang oleh Tuhan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 27 Mei 2011

Catatan Kaki:
Jangan terlalu terpukau oleh tulisan dan perkataan saya. Jika Anda tahu siapa saya yang sebenarnya, mungkin Anda pun akan merasa kecewa juga.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Jumat, 27 Mei, 2011 01:01

Keteladanan Prabu Kreshna

 Oleh: Rudi Zamroni
 
Dalam kitab Mahabharata, Kreshna adalah pendiri kerajaan Dwakara atau Dwarawati dari wangsa Yadawa, adik dari Prabu Baladewa.
Kreshna dikenal sebagai tokoh yang sangat sakti, memiliki kemampuan berubah wujud menjadi Raksasa, dan dia memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan memiliki banyak senjata sakti, Cakrbaswara yang dapat digunakan untuk menghancurkan dunia, Terompet Sangkala, Kaca Paesan, Aji Pameling, dsb.
 
Kreshna merupakan saudara sepupu dari fihak Pandawa dan Kurawa, dalam posisi berada ditangah kedua saudara tersebut pada perang Bharatayudha, Kreshna memberikan pilihan kepada keduanya, memilih mendapatkan dukungan dari pasukannya ataukah dirinya, Para Kurawa memilih mengambil pasukannya, sedangkan Kreshna bersama para Pandawa.
Dalam pertempuran Bharatayudha antara Pandawa dan Kurawa, Kreshna rela menjadi kusir kereta milik Arjuna.
 
Setelah meninggalnya Prabu Baladewa, dan musnahnya seluruh wangsa Wresni dan Yadewa, Prabu Kreshna menginginkan moksa ~wafat~ dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.
 
Menurut kitab Mahabharata versi India, wafatnya Kreshna disebabkan kutukan Gandari ibu dari para Kurawa, kemarahannya setelah melihat kematian putera - puteranya dan karena Kreshna tidak mampu menghentikan peperangan Bharatayudha.
Saat mendengar kutukan Gandari, Kreshna hanya tersenyum dan menerima itu semua, menjelaskan bahwa kewajibannya adalah bertempur difihak yang benar dan membela kebenaran bukan mencegah peperangan.
 
Kreshna dianggap sebagai penjelmaan Sang Hyang Triwikrama, atau gelar Bhatara Wisnu, yang dapat melangkah di tiga alam sekaligus. Kreshna juga dipandang sebagai perantara suara Tuhan dalam menjalankan misi sebagai juru selamat umat manusia, dan disetarakan dengan segala sesuatu yang agung.
 
Jumat, 27 Mei, 2011 03:41
 
-----
Moral story:  dalam posisi apapun, sifat rendah hati dan legawa itu sangat perlu, dan dalam posisi apapun kita harus bisa bertindak secara adil, berfihak kepada yang benar, bukan kepada siapa yang kuat ataupun siapa yang dekat.
 
 
RZ.
 

Menghadap Tuhan

Oleh:  Nugraha AMIjaya
Dua orang sahabat baik bermaksud menghadap Tuhan di Klenteng kuno. Satu orang bernama A, berniat untuk memohon kemudahan dalam urusan pekerjaan dan satu orang bernama B, berniat untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan kepadanya.

Sepanjang perjalanan, A mengumpat kepada orang-orang yang tidak tertib dalam mengendarai kendaraan di jalan. B hanya tersenyum dan berdoa dalam hati semoga Tuhan menyadarkan orang-orang tersebut bahwa tindakannya dapat membahayakan dirinya dan orang lain.

Ketika tiba di depan Klenteng, A mengeluarkan perlengkapan sembahyang. Dia membuang sisa kemasan dupa tidak pada tempatnya dan B memungut lalu membuangnya ke tempat sampah.

A membeli banyak perlengkapan sembahyang dengan harga mahal, berharap Tuhan dapat menerima persembahan darinya dan mengabulkan doanya.

Ketika A dan B sama-sama ke toilet Klenteng, mereka mendapati toilet yang kotor dan jamban yang berwarna kuning karena air seni yang tidak disiram. A menggerutu dan berkata "orang-orang bodoh dan jorok", sedangkan B bertindak menyiram jamban dan lantai toilet sehingga bersih dan tidak bau pesing.

Sebulan berlalu, A belum juga mendapatkan kabar baik tentang usahanya sedangkan B mendapatkan keberuntungan berlipat-lipat.

"B, bagaimana bisa Tuhan sangat menyayangimu dan memberikan kesuksesan besar padamu sedangkan aku belum juga merasakan kebahagiaan yang aku inginkan?"

"A, ketahuilah bahwa Tuhan mencintai hambaNya yang mau mengabdi dan memujaNya, namun Tuhan sangat mencintai orang yang mau melaksanakan perintah-Nya dengan niat, ucapan dan tindakan nyata yang baik. Dan derajat hamba yang seperti itu yang paling tinggi dan Tuhan akan mengabulkan keinginannya. Itulah alasan aku belajar rendah hati untuk menyempurnakan ibadahku"

A berpikir dan mengingat kembali peristiwa satu bulan yang lalu. B tidak pernah mengeluh dan menyalahkan orang lain. B bereaksi positif dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan tindakan bukan dengan umpatan.

"A, Tuhan mengajari kita dengan cara-Nya melalui ucapan dan tindakan orang di sekitar kita. Semua Tuhan lakukan untuk melatih kita agar siap ketika tiba waktunya Tuhan mengangkat derajat dan memuliakan diri kita. Jika kita belum siap, maka Tuhan akan menunda kemuliaan kita sampai kita benar-benar siap. Semua karena Tuhan sayang kepada kita dan tidak ingin kita celaka dengan kemuliaan yang Tuhan berikan"

"Aku sadar B, saat itu aku mau menghadap Tuhan, namun aku berjalan menuju-Nya dengan perasaan dan cara pandang negatif terhadap makhluk ciptaan-Nya. Padahal Tuhan mengajarkan kita untuk saling menasehati dan bertindak untuk kebaikan. Pantas Tuhan memuliakanmu, karena kamu memahami ajaran Tuhan, tidak semata dalam bentuk ritual namun dalam tindakan nyata di kehidupan sosial. Terima kasih kamu telah mengajarkan pencerahan pikiran dan menunjukkan jalan untuk mensucikan perasaan".

"Bersyukurlah kepada Tuhan, Dia yang mengajarkan semua kepadamu agar kamu menyadari makna kesempurnaan dan cinta kasih Tuhan"

Semoga bermanfaat,

Nugraha AMIjaya

Minggu, 29 Mei, 2011 05:26

REGULASI MILIST THE MANAGERS

1.      Setiap posting yang mengandung SARAP (Suku-Agama-Ras-Antar Golongan-Pornografi) akan di REJECT dan moderator akan memberikan TEGURAN berupa catatan kepada yang bersangkutan.  Jika setelah ditegur hingga tiga kali  dan tidak diindahkan, maka dengan sangat menyesal keanggotaan member akan di BANNED untuk sementara waktu.

2.      Setiap member DILARANG MENGHINA dan MERENDAHKAN tiap profesi dan martabat seseorang dalam bentuk apapun.  Jika setelah ditegur hingga tiga kali dan tidak diindahkan, maka dengan sangat menyesal keanggotaan member akan di ‘BANNED’ untuk sementara waktu.

3.      Setiap materi berupa FORWARDING THREAD diharuskan untuk menyebutkan sumbernya.

4.      Setiap posting berupa berita/ informasi (kecelakaan, kecurian, sakit atau kematian) perlu dicantumkan secara detil dan  jelas untuk menghilangkan kesalahpahaman atas informasi tersebut.

5.      Semua komunikasi harus menggunakan BAHASA YANG SOPAN & SANTUN,  dapat diterima oleh akal sehat kalangan awam dan tidak disingkat-singkat yang menimbulkan banyak interpretasi.

6.      Setiap member DILARANG MEMBAJAK THREAD dengan alasan apapun.  Moderator akan malakukan REJECT atas posting semacam ini.

7.      Peneraan nama perusahaan, nama jabatan dan nomor handphone (HP dan Kantor) termasuk No Pin Blackberry DIPERBOLEHKAN.

8.      Posting yang berisi SPAM akan di REJECT dan moderator akan meminta pengirim untuk merubah password email.  Jika hingga sampai TIGA KALI BERTURUT-TURUT masih terkirim kepada kami, maka kami akan merubah status email yang bersangkutan menjadi NO EMAIL hingga kami mendapatkan konfirmasi perubahan password dari yang bersangkutan.

9.      Posting dalam bentuk ONE LINER (satu huruf, satu kata, satu kalimat) akan di REJECT dan kami sangat menyarankan untuk didkirimkan melalui Jaringan Pribadi (JAPRI), dengan demikian anda telah membantu pekerjaan moderator.

10.  Posting yang berupa KUIS dan sejenisnya atau bentuk lainnya yang BERPOTENSI MENIMBULKAN JAWABAN ATAU RESPON ONE LINER akan kami REJECT.

11.  Untuk setiap posting yang dikirimkan WAJIB untuk menerakan nama pengirim diakhir (signature) email anda. Moderator akan me REJECT setiap posting yang tidak menerakan nama di bagian bawah (signature) tulisan dan moderator akan memberikan catatan khusus.

12.  Moderator BERHAK MENGEDIT isi sebuah posting jika diperlukan dan akan memberikan catatan khusus atas materi yang diedit tersebut.



KHUSUS IKLAN

1.      SETIAP IKLAN dalam bentuk apapun baik lowongan kerja, iklan niaga, kerjasama dan bentuk-bentuk iklan lainnya, ditulis dalam bentuk ‘NARASI – EDITORIAL’ dengan font huruf 12, yang berisi penjelasan detail tentang produk/ jasa yang ditawarkan.

2.      Materi iklan terlebih dahulu harus dikirimkan ke undercover_manager-owner@yahoogroups.com dan kami akan memperlajari iklan tersebut sebelum dimuat.

3.      IKLAN ONLINE dalam bentuk apapun DILARANG di milist ini demikian pun IKLAN ARISAN berantai dan sejenisnya juga DILARANG.

4.      Untuk menjamin transparansi dan responsibility, Setiap pengiklan diwajibkan untuk melampirkan nama lengkap pengirim, nama perusahaan, alamat perusahaan dan nomor kontak perusahaan baik nomor telepon maupun email.

5.      Setiap member HANYA DIBOLEHKAN mengirimkan posting iklan SATU KALI dalam satu hari.

Demikian regulasi ini kami sampaikan kepada seluruh member Milist The Managers, dan efektif berlaku pada tanggal 24 Februari 2011 Pukul 00.00 WIB.  Setiap member milist ini WAJIB TUNDUK pada regulasi ini dan berperan aktif membantu berpartisipasi aktif mengawasi jalannya regulasi ini, sedemikian rupa sehingga MILIST THE MANAGERS dapat menjalankan visi dan misinya sebagai milist yang profesional, memiliki integritas, konstruktif dan solutif.



Hormat Kami,

Owner & Tim Moderator Milist The Managers

Managerr Definition

 Copas by: The Managers

By F. John Reh,

Definition: A Manager is the person responsible for planning and directing the work of a group of individuals, monitoring their work, and taking corrective action when necessary. For many people, this is their first step into a management career.

Managers may direct workers directly or they may direct several supervisors who direct the workers. The manager must be familiar with the work of all the groups he/she supervises, but does not need to be the best in any or all of the areas. It is more important for the manager to know how to manage the workers than to know how to do their work well.

A manager may have the power to hire or fire employees or to promote them. In larger companies, a manager may only recommends such action to the next level of management. The manager has the authority to change the work assignments of team members.

A manager's title reflects what he/she is responsible for. An Accounting Manager supervises the Accounting function. An Operations Manager is responsible for the operations of the company. The Manager of Design Engineering supervises engineers and support staff engaged in design of a product or service. A Night Manager is responsible for the activities that take place at night. There are many management functions in business and, therefore, many manager titles. Regardless of title, the manager is responsible for planning, directing, monitoring and controlling the people and their work.

Cerdas bersikap

Oleh: Agung Nugroho
Santun Bersikap
Dan Cerdas berkomikasi

Ada seorang Direktur yang sangat pintar dan berwibawa, namun mempunyai kekurangan.

Ia tidak mempunyai Daun Telinga

Karena karisma dan kepakarannya, kebanyakan orang tidak memperhatikan kekurangan itu

Suatu ketika, Direktur itu mewawancarai 3orang Kandidat untuk mengisi 1posisi Sales Manager

Dalam test tertulis, semuanya mempunyai nilai yang sama bagusnya

Maka diadakanlah test wawancara
Langsung dilakukan oleh Direktur tersebut kepada 3 Kandidat bergiliran satu per satu

Pada akhir wawancara, Direktur bertanya kepada para kandidat

Direktur :
Apakah anda melihat sesuatu yang berbeda dari saya ?

Kandidat 1 :
Ya..terus terang wajah Bapak terlihat sangat aneh !

Direktur cukup kecewa mendengar jawaban itu dan menolak Kandidat 1

Lalu dipanggilnya Kandidat ke 2, dan di akhir interview ditanyakan hal yang sama

Kandidat 2 :
Bapak mempunyai kekurangan pada daun telinganya ya !

Direktur itupun mencoret kandidat 2

Direktur itu memanggil Kandidat ke 3 dan diakhir interview ditanyakan hal yang sama.

Direktur :
Apakah anda melihat sesuatu yang berbeda dari saya ?

Kandidat 3 menatap wajah dengan tajam dan tulus :
Ya..saya perhatiakan ada 2hal yang berbeda dari Bapak !

Direktur :
Apakah itu ?

Kandidat :
1. Bapak sangat berwibawa dan sangat PD
2. Bapak memakai Soft-lens

Direktur :
Darimana anda tahu saya pakai Soft-lens

Kandidat :
Umumnya orang seusia bapak pasti sudah memakai kacamata, namun karena suatu kondisi tertentu yang tidak memungkinkan memakai Kacamata, maka pasti bapak memakai softlens

Direktur pun puas dengan jawaban itu

"Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel dipinggan emas"
(Amsal 25:11)

Moral story :
- bijaklah bersikap dan cerdas dalam bertutur-kata
- selalulah focus pada kelebihan orang lain
- Royallah dalam memberikan pujian yang tulus dan pujiannya merupakan sesuatu realita yang ada sehingga tidak mengindikasikan sesuatu yang mengada-ada
- pelitlah memberikan kritikan atas kekurangan orang lain

Selamat berkarya dihari Senin

Semoga sukses sejahtera

Best-regard
GM. Agung Nugroho
Leadership and Sales Motivator

Minggu, 29 Mei, 2011 11:15

BENARKAH PELANGGAN ITU RAJA?

Oleh: Rky Refrinal Patiradjawane

Artikel ini secara khusus ditujukan untuk mengiomentari thread Mas Ang Harry Tjahjono yang menyatakan 'secara mutlak' bahwa pelanggan itu adalah Raja.  Seberapa sahihkah paradigma itu di era new wave marketing? Artikel ini ditulis oleh seorang praktisi riset terkemuka, Inu Machfud. 

Pepatah lama mengatakan: Pelanggan Adalah Raja! Dan jika bicara mengenai hal yang satu ini, siapapun yang merasa sebagai pebisnis - entah kecil-kecilan atau level korporasi raksasa - pasti akan mengamini pepatah tersebut. Pelanggan atau pelanggan adalah sumber penghidupan utama bagi setiap bisnis, dari merekalah semua kegiatan bisnis menerima aliran darah segar yang disebut oleh para ahli keuangan jaman sekarang sebagai 'arus kas positif' yang memberikan energi bagi aktivitas entitas-entitas bisnis yang menjalankannya.
Karena itu dapat dimengerti apabila sebagian besar aktivitas dan sumber daya dari entitas-entitas bisnis yang didapuk pada pundak divisi marketing dan penjualan dicurahkan untuk 'mengamankan' atau mempertahankan jumlah pelanggan yang dimiliki, tentu saja agar bisnis dapat bertahan dan terus bertumbuh. 

Bicara soal 'mengamankan' pelanggan, berarti kita bicara bagaimana memuaskan mereka dan menjaga, bahkan bila mungkin meningkatkan tingkat kepuasan tersebut. Seluruh pebisnis yang sadar betul akan pelanggan mereka sebagai asset pasti akan melakukan hal ini. Akan tetapi, upaya ini juga bukan tanpa konsekuensi. Pelanggan kita yang pastinya adalah manusia juga itu, memiliki sifat-sifat dasar yang persis sama jika menyangkut tentang kepuasan: Bila sudah mencapai tingkat kepuasan tertentu, mereka ingin lebih dan lebih lagi. Dari sudut pandang humanis (apalagi hedonis) hal ini tentu saja lumrah, namanya juga manusia. Tetapi dari sisi pengelolaan perusahaan, entitas bisnis menanggung konsekuensi untuk mengeluarkan BIAYA yang tidak sedikit demi memuaskan pelanggannya. 

Tentu saja, mengacu kepada argumentasi di awal, bahwa biaya itu memang harus dikeluarkan untuk menjaga keutuhan asset pelanggan dari entitas bisnis. Akan tetapi, hal ini sebenarnya masih dapat dikritisi lebih jauh lagi alias bukan lagi hal yang sifatnya taken for granted. Pertanyaan penting mengenai hal ini adalah "Apakah biaya yang saya/kita keluarkan sepadan dengan hasil yang kita dapatkan?" Disinilah pentingnya bagi seorang marketer untuk juga mampu memahami indikator-indikator yang biasa digunakan oleh para analis keuangan. Pertanyaan ini menjadi penting karena setelah dianalisis lebih jauh, biaya marginal yang harus dikeluarkan untuk mempertahankan seorang pelanggan dengan cara memuaskan mereka dapat saja lebih tinggi daripada kontribusi pelanggan itu sendiri. 

Dari pemikiran ini, kemudian berkembang pemikiran untuk 'memilah' pelanggan menjadi kategori-kategori tertentu. Dengan memilah pelanggan, upaya dan biaya yang dikerahkan untuk memuaskan mereka dapat menjadi lebih terfokus pada kategori-kategori tertentu yang memang memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan dan pertumbuhan arus kas perusahaan. 

Salah satu konsep untuk memilah dan memetakan pelanggan tersebut adalah konsep "Value of Customer vs Value to Customer" dari Gupta & Lehman (2005). Value of Customer adalah indikator seberapa tinggi nilai yang diberikan oleh pelanggan kepada perusahaan, sementara Value to Customer berbicara mengenai seberapa tinggi nilai dari produk dan/atau layanan yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. 

Value OF Cust

Pada kategori yang pertama, yaitu "Vulnerable Customer", di mana pelanggan memiliki nilai atau kontribusi yang tinggi bagi perusahaan, namun pelanggan tersebut hanya menerima nilai produk atau layanan yang rendah dari perusahaan. Pelanggan dengan kategori seperti ini sangat potensial untuk menjadi pelanggan kecewa dan beralih pada produk lain. Apabila terjadi hal seperti itu, maka itu berarti potensi kerugian bagi perusahaan, mengingat kontribusi pelanggan seperti ini cenderung tinggi. 

Kemudian kategori kedua, "Lost Causes", yaitu pelanggan yang memberikan kontribusi yang rendah pada perusahaan dan pelanggan tersebut juga hanya menerima produk atau layanan 'seadanya'. Tipikal pelanggan seperti ini tentu tidak tepat untuk diberikan treatment marketing yang jor-joran apabila kita mengharapkan peningkatan kontribusi pelanggan. 

Kondisi yang lebih buruk terjadi pada kategori "Free Rider", yaitu pelanggan yang hanya memberi kontribusi rendah tetapi karena satu dan lain hal menikmati layanan 'berlebih'. Memelihara pelanggan seperti ini cenderung hanya akan mengikis kas perusahaan dan menghalangi perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan yang lain. 

Sementara kategori pelanggan yang terakhir adalah pelanggan yang benar-benar merupakan Raja bagi perusahaan. Pelanggan seperti ini memberikan kontribusi yang tinggi sekaligus juga menerima layanan tingkat dan produk dengan nilai yang tinggi dari perusahaan. Contoh pelanggan seperti ini adalah nasabah priority banking dan penumpang pesawat kelas eksekutif. Jumlah mereka biasanya tidak terlalu besar, namun memberi kontribusi yang signifikan terhadap revenue perusahaan.
Dengan demikian, apabila anda sudah merencanakan untuk mengalokasikan anggaran dan program untuk memuaskan dan mempertahankan pelanggan anda dengan memperlakukan mereka sebagai raja, yakinkan bahwa anda hanya memperlakukan raja yang sebenarnya sebagai raja!
  Open your hands, open your eyes, open your mind and open your hearts

Rky Refrinal Patiradjawane
Minggu, 29 Mei, 2011 20:13
 

Teknik Memilih Atasan

Oleh: Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Riset menunjukkan bahwa hubungan dengan atasan sangat menentukan betah atau tidaknya seorang bawahan bekerja di perusahaan atau unit kerja tertentu. Sudah bukan rahasia umum lagi jika bawahan seolah-olah selalu berada dalam posisi yang paling lemah. Padahal, antara atasan dengan bawahan itu ada kesetaraan. Kita mengira hanya atasan yang bisa menentukan siapa orang yang layak menjadi bawahannya, padahal bawahan pun bisa memilih atasannya. Penasaran?
 
Harus saya akui bahwa tidak 100% orang yang memimpin saya adalah orang-orang pilihan saya. Tetapi selama karir professional saya, bisa saya pastikan bahwa sebagian besar mantan atasan saya adalah orang-orang yang saya pilih sendiri untuk memimpin saya. Tentu saja ada ilmunya. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar memilih dan menentukan siapa atasan yang tepat untuk dirinya, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:
 
1.      Hindari mengambil kesimpulan dari kesan pertama. Dalam wawancara, calon atasan yang tertarik kepada Anda tentu berusaha menampilkan kesan positif agar Anda mau bergabung dengan teamnya. Banyak orang terjebak dengan kesan pertama pada pertemuan dengan calon atasannya. Tidak sedikit yang menyesal telah pindah dari perusahaan lama, lalu menyesal karena ternyata di perusahaan baru dia tidak cocok dengan gaya memimpin atasan barunya.  Kesan pertama itu penting, tapi tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Hindarilah mengambil kesimpulan tentang kecocokan Anda dengan calon atasan hanya dari kesan yang muncul pada pertemuan pertama dalam wawancara.
 
2.      Ikuti rapat yang dipimpinnya. Rapat adalah tempat yang tepat untuk menilai gaya memimpin calon atasan Anda. Dalam rapat itu, Anda bisa mendapatkan gambaran bagaimana calon atasan memperlakukan bawahannya. Apakah dia bersedia mendengarkan pendapat bawahannya. Apakah dia menerima gagasan-gagasan bawahannya. Apakah dia terbuka dengan masukan bawahannya. Apakah dia menghargai bawahannya. Kata-katanya, sorot matanya, nada suaranya, cara menyampaikan gagasannya, cara mengambil keputusannya; bisa Anda kenali dalam rapat kerja dengan bawahanya. Rapat bisa menjadi potongan adegan yang mewakili film perjalanan calon atasan dalam memimpin anak buahnya. Cobalah cari peluang untuk mengikuti rapat calon atasan Anda dengan para anak buahnya.
 
3.      Cari informasi dari para bawahannya. Berusahalah untuk mengenali beberapa anak buah calon atasan Anda. Ajaklah makan siang lalu berbicaralah tentang pengalamannya bekerja di team yang dipimpin oleh calon atasan Anda. Sudut pandang beberapa anak buahnya bisa memberi gambaran bagaimana calon atasan Anda memperlakukan anak buahnya, dan bagaimana bentuk kecocokan interaksi diantara mereka. Anda pun bisa memperkirakan bentuk hubungan seperti apa yang akan terjalin antara Anda dengan calon atasan Anda; dengan mengolah informasi yang Anda dapatkan dari para bawahannya.
 
4.      Renungkan kembali hubungan Anda dengan atasan sekarang. Banyak orang yang sudah terlanjur ‘mengganti atasan’ lalu menyesal dengan atasan barunya yang ternyata tidak lebih baik dari atasan lama yang ditinggalkannya. Sebelum Anda mengambil keputusan untuk mencari atasan lain, renungkanlah kembali; apakah hubungan Anda dengan atasan sekarang itu sudah sedemikian buruknya? Benarkah gaya kepemimpinan atasan Anda itu sudah sedemikian menyebalkannya? Atau mungkin, Anda sendirilah yang belum benar-benar memahami dan menyesuaikan diri dengannya.   
 
5.      Bertanya kepada Tuhan. Tidak ada yang benar-benar mengetahui rahasia perangai dan perilaku asli seseorang selain Tuhannya. Tuhan Anda adalah Tuhan yang sama dengan calon atasan Anda. Maka tanyakanlah kepada-Nya apakah dia benar-benar atasan yang tepat bagi Anda. Pejamkanlah mata. Tengadahkanlah telapak tangan. Bisikanlah permohonan;”Tuhan, tolong tunjukkan kepadaku apakah dia benar-benar bisa menjadi atasan yang tepat bagiku…..” Rasakan getaran hati Anda. Fahami tanda-tanda yang terjadi setelah doa itu. Dan tentukanlah pilihan Anda.   
 
Anda memiliki kemerdekaan untuk memilih atasan. Gunakan kemerdekaan itu sebaik-baiknya sehingga Anda bisa memiliki atasan yang benar-benar mendekati harapan-harapan ideal Anda. Gunakanlah kemerdekaan itu, untuk merenungkan kembali; boleh jadi masalahnya bukan pada atasan, melainkan pada diri Anda sendiri. Gunakanlah kemerdekaan itu untuk memperbaiki kualitas hubungan dengan atasan Anda. Baik atasan yang sekarang, maupun atasan di masa depan.
 
Mari Berbagi Semangat!
 
Dadang Kadarusman  

 
Catatan Kaki:
Seseorang yang mampu memilih siapa atasannya adalah orang yang benar-benar berdaya. Maka berdayakanlah diri Anda sehingga mampu memegang kendali atas hidup Anda sendiri.
 
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Minggu, 29 Mei, 2011 20:19

Dermawan..., ada yang Bisa? ~esp. muslim

Oleh: Rudi Zamroni
 
Pernahkah saat kita memakai sesuatu yang bagus, kemudian ada seseorang yang memuji, dan menginginkan yang kita pakai tersebut...
dan lantas kita memberikannya?
Padahal benda tersebut adalah satu-satunya yang kita miliki....
 
Jawabnya...
Bisa iya, bisa tidak.....
 
Tergantung harga barangnya...
Tergantung ntar masih bisa beli lagi apa engga...
Tergantung siapa yang minta...
Tergantung ntar abis ngasih dapet ganti apa...
 
Bener ngga???
*cling*
~senyum manis~
 
Andaikan yah jika kita bisa meniru sediiiiit aja ~dikit aja deh jangan banyak-banyak~ sifat dari Rasulullah Muhammad SAW.
Alkisah, dulu pada jaman ke Khalifahan Rasul, ada seorang anak yang diminta oleh ibunya meminta sumbangan berupa pakaian kepada Rasulullah, mungkin sang ibu berfikir bahwa sebagai Khalifah Rasulullah tentulah memiliki harta yang berlimpah....
Saat itu sedang masuk waktu Dhuhur, dan Rasulullah sedang akan menuju mesjid untuk berjamaah Dhuhur, lalu datanglah seorang anak kecil kepada beliau.
"Ya Rasulullah, aku diminta oleh ibuku untuk meminta bajumu"
"Kembalilah kepadaku nanti, setelah aku sholat Dhuhur" jawab Rasulullah.
 
Pada saat seusai sholat Dhuhur, Rasulullah menjumpai anak tersebut tengah menunggu didepan rumah Rasulullah Muhammad SAW.
Rasulullah kemudian memberikan baju yang dikenakannya, karena hanya itulah baju terbaik satu-satunya yang Beliau miliki.
 
Pernah suatu saat, Rasulullah mendapatkan hadiah berupa uang 70 ribu dirham dari negara Bahrain, dan merupakan hadiah terbesar yang diberikan kepada Rasulullah saat itu, namun uang tersebut ditaruhnya dimesjid, membiarkan kepada siapapun yang membutuhkan untuk mengambilnya.
 
Walau Rasulullah adalah pemimpin ummat, pemimpin negara namun beliau lebih mementingkan dan memperhatikan kondisi ekonomi ummatnya diatas kepentingan pribadinya. Setiap harta yang diperolehnya, selalu habis dibagi-bagikan kepada orang yang membutuhkan.
Rasulullah sangat dermawan, kedermawanan Beliau, sampai memberikan semua yang Beliau miliki tanpa pamrih, sampai-sampai tidak memikirkan diri dan keluarganya, Hanya keridhoan Allah SWT semata yang beliau harapkan.
 
Sabda Rasulullah SAW : "Tidaklah berkurang suatu harta seseorang karena bersedekah, orang yang bersedekah akan dekat dengan Surga Allah, dan Allah lebih mencintai orang yang bodoh namun bersedekah, daripada orang yang pintar dan mengetahui namun kikir"
 
So, ada yang mau meniru sifat kedermawanan beliau?
Walau sedikiiiiitttt aja...!
~sedikit aja koq jangan banyak-banyak asal ikhlas~
Hahaha...asal jangan terlalu sedikit yah ngasihnya...!
 
Dan masih banyak lagi cara untuk mengikuti kedermawanan Rasulullah SAW, itung - itung kita belajar ilmu ikhlas..!
Hayoo...mau..mau...mau???
 
 
RZ
Minggu, 29 Mei, 2011 23:08

Pandhita Drona ~ Pandihita Durna

Oleh:  Rudi Zamroni

Dalam kitab Mahabharata dikisahkan bahwa Pandita Drona atau Pandhita Durna adalah Pandhita di Sokalima, guru dari Putra - Putra Raja Astina, baik dari fihak Kurawa maupun fihak Pandawa, kesaktiannya dapat disejajarkan dengan Resi Bhisma.
Ada sedikit perbedaan karakter dalam versi Mahabharata India dengan Jawa mengenai Durna, versi India Pandhita Durna digambarkan sebagai tokoh yang dihormati, dalam versi Jawa, Pandhita Durna digambarkan sebagai tokoh yang tidak baik, tinggi hati, banyak bicara namun memiliki kecerdikan, kepandaian serta kesaktian yang luar biasa.
Namun baik versi India maupun Jawa karakter Pandhita Durna tidak merubah alur cerita yang diperankannya.

Sebagai seorang Pandhita atau Guru, adalah seseorang yang sudah seharusnya menjadi panutan.

Seorang guru harusnya menjadi penuntun anak didiknya, dan bahkan menjadi panutan masyarakat untuk bisa menjadi lebih baik.

Contoh penyimpangan Pandhita Durna adalah saat dia mengutus Bima dari Pandawa untuk mencari sumber air kehidupan Perwita Sari ~yang merupakan akal-akalan Durna, dengan tujuan mencelakakan Bima, sebab sumber air tersebut sebenarnya tidak ada~. Dan sebagai seorang murid, Bima melaksanakan tugas yang diberikan oleh gurunya tersebut.
Keserakahan Pandhita Durna menyebabkannya tidak dapat melihat mana yang benar dan mana yang salah, Kurawa lebih banyak memberikan kehormatan jabatan kepadanya sehingga mendapatkan kehidupan yang makmur, antara lahir dan bathinnya tidak terjadi keselarasan menyebabkan harusnya dia tahu bahwa yang pantas dia bela dalam Perang Baratayudha adalah Pandawa, namun karena lebih memilih kebahagiaan dunia yang fana maka akhirnya dia lebih memihak kepada Kurawa.

Dan akhirnya saat perang Baratayudha, Pandhita Durna harus menemui ajal ditangan Drestajumna, senapati dari fihak Pandawa.
----
Dalam kehidupan saat ini, banyak sekali bermunculan generasi baru dari Durna, dimana mereka banyak bermanis muka, bermanis kata, dan bahkan mengumbar kalimat-kalimat dalam kitab suci agar mendapatkan jabatan, harta dan kemulyaan, namun tidak sesuai dengan hati nurani mereka, antara ucapan dan tindakan berbeda, berlaku manis diluar namun busuk didalam.

Apakah kita salah satu diantaranya? kita mulai dari dalam diri kita masing-masing untuk memperbaiki.
RZ.

Selasa, 31 Mei, 2011 22:10 

= = = = = = = = = = =


Diskusi & Opini:


1. Ade Irfan

aya tambah pak Rudi, Pandita Durna dari sejak awal memang terlihat "hanya mengambil untung", terbukti saat dia akan berkelana ke Hastinapura dan menemui sungai yang tidak bisa diseberangi, maka dia mengucapkan sumpah "barangsiapa bisa menyeberangkan saya, maka apapun dia akan saya nikahi", saat itulah ada seekor kuda terbang yang bisa menyeberangkan dia, dan ternyata setelah sampai dia menolak untuk menikahi, setelah kuda terbang tersebut berubah wujud menjadi bidadari barulah si Durna mau menikahi dan akhirnya lahir Aswatama.

Bagaimanapun Guru tetap harus dijadikan panutan, itulah filsafah yang digunakan oleh Pandawa untuk melawan Durna, jadi apapun panah atau senjata yang digunakan oleh Durna itulah yang sama digunakan oleh Arjuna untuk melawan dia, tanpa harus melukai raga atau fisik dari Durna, sehingga Durna tidak akan pernah bisa mati, pasukan Pandawa-pun dilarang menyentuh Durna apabila bertemu di medan laga. Filsafah ini menginspirasi bahwa Guru yang telah memberikan ilmu ke murid harus dihormati, karena dengan ilmu dari guru tersebutlah murid-murid bisa berkembang.

Meninggalnya Durna-pun sebagai akibat sebuah muslihat yang direncanakan oleh Kresna dan dieksekusi oleh Bima, konon Durna sebenarnya bisa memilih sendiri kematiannya, pun sama dengan resi Bhisma Dewabrata. Durna sangat mencintai anaknya yaitu Aswatama, saking cintanya ke Aswatama konon Durna mempunyai ilmu Pisah Raga khusus untuk melindungi anaknya dari bahaya. Filosofi ini mengajarkan bahwa anak adalah penerus keturunan, maka cintai anak merupakan kewajiban dari orang tuanya.

Tipu muslihat tersebut adalah dengan mengabarkan kematian Aswatama, yang sebenarnya Aswatama adalah nama gajah pasukan utama Kurawa, dan akhirnya Durna-pun berserah diri ke Pandawa, dan dipersilahkan ke Pandawa untuk mencabut nyawa Durna, namun Pandawa menolak dan akhirnya yang melakukan eksekusi adalah Senopati Drestajumena. Filosofi ini mengajarkan bahwa menghormati guru adalah keharusan sampai meninggal-pun kenangan kebaikan dan ilmu senantiasa dijalankan.

Konon dalam cerita yang mengangkat jazad dari Durna adalah Arjuna sebagai murid kinasih, dan bukan dari pihak Kurawa.

salam
Ade Irfan

Antara Lidah, Perkataan, dan Perbuatan

Oleh: Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.

Berbicara. Sungguh sebuah kosa kata yang sederhana. Setiap hari kita mengucapkan kata-kata, sehingga sama sekali tidak ada hal yang menarik untuk dibahas. Tetapi, mengapa ada orang yang dibayar hingga puluhan juta rupiah untuk berbicara selama satu atau dua jam saja? Ada orang yang dicintai karena perkataan-perkataannya. Dan ada orang yang dibenci karena ucapan-ucapannya. Oleh sebab itu, kesederhanaan dibalik makna ‘berbicara’ pastilah memiliki keistimewaan yang layak untuk kita renungkan.

Berbicara bukanlah sekedar keterampilan memainkan lidah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melainkan juga menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan gagasan, bertukar pikiran, juga mempengaruhi orang lain. Bagi Anda yang tertarik untuk belajar berbicara secara efektif, saya ajak untuk memulainya dengan menerapkan 5 kemampuan Natural Intelligence berikut ini:

1. Berbicaralah yang baik, atau diam saja. Sungguh beruntung orang-orang yang dapat menjaga lidahnya untuk tetap diam, daripada mereka yang rajin mengucapkan perkataan yang tidak memiliki manfaat apa-apa. Resiko tertinggi orang yang diam adalah ‘disebut orang pasif’. Sedangkan resiko terrendah bagi orang yang banyak bicara adalah disebut ‘orang yang banyak omong’. Manfaat terbesar bagi orang yang diam adalah ‘tidak dibenci oleh orang lain’. Sedangkan manfaat terbesar bagi orang yang berbicara adalah; ‘pahala yang mengalir atas kata-katanya yang baik’. Maka berbicaralah yang baik-baik karena pahala kebaikannya sangat besar. Atau kalau tidak bisa mengucapkan perkataan yang baik, maka sebaiknya ya diam saja.

2. Selaraskanlah antara perkataan dengan perbuatan. Perhatikan orang-orang yang tidak selaras antara perkataannya dengan perbuatannya. Betapa banyak contoh orang seperti itu dihadapan Anda. Dan Anda tahu betul bahwa orang lain sudah tidak lagi mempercayai mereka. Ketika seseorang mengatakan pesan-pesan kebaikan kepada orang lain, namun dirinya sendiri berperilaku sebaliknya; maka orang tidak lagi mempercayai kata-katanya. Karena ketidakselarasan menyebabkan hilangnya kepercayaan. Jagalah keselarasan antara perkataan dan perbuatan, maka Anda akan mendapatkan kepercayaan dari orang-orang disekitar Anda.

3. Gunakanlah perkataan untuk mengajari diri sendiri. Orang-orang yang terlalu banyak berbicara – saya, misalnya – memiliki kecendrungan untuk mengajari atau mengajak orang lain melalui perkataan yang yang diucapkannya. Sayangnya sering lupa untuk mengajari diri sendiri. “Jujurlah!” katanya. Tetapi dia sendiri tidak jujur. Ini menandakan bahwa dia gagal mengajari dirinya sendiri. Motivasi saya saat mengatakan sesuatu adalah mengajari diri sendiri. Ternyata sangat berat untuk belajar sendirian, makanya saya membagi pelajaran bersama orang-orang yang saya cintai. Itulah sebabnya sambil mengajari diri sendiri, saya berbagi pelajaran itu dengan Anda.

4. Tebuslah perkataan dengan pendengaran. Ada ruginya juga memposisikan diri sebagai orang yang paling banyak berbicara. Kita sering tidak sempat mendengar perkataan orang lain. Boleh jadi perkataan kita bukanlah hal terbaik dalam satu urusan tertentu. Namun karena kita tidak bersedia mendengarkan perkataan orang lain; maka kita kehilangan pelajaran berharga. Sungguh beruntunglah orang yang selain berbicara, dia juga bersedia mendengar. Selain ilmunya bisa memberi manfaat kepada orang lain, dia sendiri bisa menarik manfaat dari pelajaran yang ditebarkan oleh orang lain.

5. Yakinlah jika setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan. Kita sering mengira bahwa kata-kata yang keluar dari mulut kita akan menguap begitu saja. Kenyataannya perkataan yang kita ucapkan beberapa tahun lalu, masih diingat oleh orang lain. Sungguh beruntung jika kata-kata itu baik. Namun sungguh rugi kita jika kata-kata itu buruk. Setiap kata yang baik, menghasilkan pahala yang baik. Namun, setiap perkataan buruk pasti akan dibalas dengan imbalan yang juga buruk. Bahkan, guru spiritual saya mengatakan; “Betapa besarnya murka Tuhan kepada orang yang mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan perbuatannya.” Maka yakinlah, setiap perkataan harus dipertanggungjawabkan.

Keterampilan berbicara bukanlah monopoli mereka yang berprofesi sebagai pembicara publik. Setiap orang patut memiliki keterampilan berbicara yang baik. Satu hal yang perlu diingat adalah; berbicara tidak selalu berarti mengucapkan sesuatu dengan lidah kita. Melainkan juga menunjukkan tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Mungkin kita bisa berbicara dengan nyaring, namun perbuatan kita berbicara lebih nyaring dari kata-kata yang diolah oleh lidah kita.

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman   - 1 Juni 2011
Catatan Kaki:
Keterampilan berbicara akan semakin efektif jika diimbangi dengan kesediaan untuk mendengar pelajaran-pelajaran berharga dari orang lain.

Selasa, 31 Mei, 2011 20:43

Artikel 91

Maaf Artikel ini masih dalam Proses Penyuntingan. Mohon ditunggu terbitnya

Salam

Penyunting
Ratmaya Urip/Yonatan Rudyanto K