Minggu, 28 Agustus 2011

Finding The True Human Best Friend

Oleh: Dadang Kadarusman
Hore, Hari Baru! Teman-teman.



Every human being needs a best friend. Menurut pendapat Anda, apakah itu betul? Saya kira iya. Kita semua mendambakan untuk memiliki sahabat dalam hidup kita. Sekarang cobalah ingat-ingat kembali tentang sahabat-sahabat yang pernah Anda miliki. Lalu pilihlah siapakah diantara mereka yang layak mendapatkan gelar sebagai sahabat terbaik bagi Anda. Jika Anda sudah memilihnya, lalu tanyakan kembali; mengapa dia bisa disebut sebagai sahabat terbaik bagi Anda?



Saya lahir dan dibesarkan di daerah pertanian yang masih dilingkupi suasana alam bebas. Ayah saya memiliki berbagai hewan ternak yang harus dijaga siang dan malam. Oleh sebab itu, kami memelihara beberapa ekor anjing. Kami sepenuhnya sadar jika banyak orang yang menilai buruk kepada anjing. Namun diantara sejumlah sisi buruk itu, kami menemukan banyak sisi baik yang mengagumkan. Bahkan, anjing memperlihatkan banyak kualitas positif yang diabaikan oleh manusia. Padahal, mestinya sih manusia yang memiliki semua kebaikan itu. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar tentang kebaikan dari perilaku anjing; saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:



1. Tutur kata yang baik selalu mendapat tempat yang baik. Kualitas seekor anjing dinilai dari gonggongannya. Bahkan sekalipun Anda tidak memiliki anjing, Anda bisa membedakan gonggongan bernada mengancam dengan gonggongan yang hangat bersahabat. Manusia juga sama. Kita menilai seseorang dari apa yang diucapkan oleh lidahnya. Kita cenderung menyukai orang-orang yang memiliki tutur kata santun dan sopan. Sebaliknya, kita tidak terlalu nyaman berkomunikasi dengan mereka yang kasar dan arogan. Maka pantaslah jika orang tua kita menasihatkan untuk senantiasa menjaga lisan. Karena lisan sering ‘menentukan nasib’ seseorang. Meski para pemilik anjing cenderung menyukai gonggongan anjing mereka sendiri, namun mereka pun mengakui jika anjing orang lain mempunyai gonggongan yang lebih baik dari anjing miliknya. Meskipun manusia memiliki banyak perbedaan dan cenderung menyukai pendapat kelompok masing-masing, namun setiap orang memahami ‘bahasa universal’ yang berisi pesan-pesan tentang kebaikan. Makanya, ketika Anda menyuarakan pesan kebaikan, pasti kebanyakan orang menyukainya. Mereka tidak mempertanyakan agama Anda apa, atau jumlah uang Anda berapa. Karena setiap tutur kata yang baik, selalu mendapat tempat yang baik, dihati orang-orang baik.



2. Perilaku yang baik menghasilkan reputasi yang baik. Kualitas seekor anjing juga dinilai dari perilakunya. Di kampung saya, dulu ada anjing yang sangat galak milik seorang saudagar. Dia sering menyerang orang yang lewat, bahkan sampai menggigitnya. Orang sekampung mengetahui reputasi buruk itu. Setiap kali anjing itu berkeliaran, orang melemparinya dengan batu. Ada juga anjing yang bersahabat, sehingga orang dikampung kami tahu tentang kebaikan anjing itu. Kepadanya, tak seorang pun berani mengganggu. Bukan hanya anjing yang reputasinya dibangun oleh perilakunya. Manusia lebih dari itu. Kita menilai seseorang bukan sekedar dari kata-katanya, melainkan lebih kepada perilakunya. Bagi manusia, perilaku bisa menjadi satu-satunya faktor penentu reputasinya. Bayangkan jika Anda sering membaca artikel saya, lalu Anda mendapati perilaku saya bertolak belakang dengan apa yang saya tulis dalam artikel-artikel itu. Bayangkan Anda mendengarkan seseorang berceramah, tetapi perilakunya berbeda 180 derajat dengan kata-katanya. Tidak mungkin seseorang mempunyai reputasi yang baik dengan perilaku yang buruk. Karena hanya perilaku yang baik saja yang bisa menghasilkan reputasi yang baik.



3. Membuang kecederungan untuk kurang ajar. Program Dog whisperer di National Geographic berkisah tentang anjing-anjing yang mengambil alih kekuasaan dari tuannya. Kita mengira bahwa anjing itu adalah mahluk penurut. Ternyata tidak. Justru anjing bisa menjadi mahluk yang penuntut dan ingin berkuasa. Cesar Millan the dog whisperer menjelaskan bahwa ‘kekurang-ajaran’ anjing terjadi karena tuannya keliru mencurahkan kasih sayangnya. Jika tuannya selalu memberikan apa yang diinginkan sang anjing misalnya, maka ‘ekspektasinya’ akan meningkat terus sehingga dia akan marah jika suatu saat keinginannya tidak terpenuhi. Lho, kok persis seperti sifat manusia ya? Jika ‘apapun’ keinginan kita dengan mudah dipenuhi, maka kita sering terjerumus kedalam keserakahan. Jika suatu ketika keinginan itu tidak dipenuhi, maka kita marah. Kita marah kepada orang tua, atasan, bawahan, atau pemimpin. Bahkan kita marah kepada Tuhan yang ‘tak mengabulkan doa-doa kita’. Dog whisperer menunjukkan bahwa justru rasa sayang kita harus disalurkan dengan cara yang mendidik. Antara lain dengan ‘tidak mudah memberikan’ apa yang diinginkan oleh anjing kita. Anjing harus tahu bahwa tidak ada hasil tanpa usaha. Bahkan dia harus tahu jika ada keinginan yang tidak boleh dipenuhi. Dengan begitu, dia akan tumbuh menjadi anjing yang berperilaku bagus. Barangkali, kita juga mesti sadar bahwa ketika tidak semua doa kita terkabulkan, boleh jadi Tuhan sedang mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.



4. Memiliki kesetiaan dan kepatuhan yang tinggi. Sudah sejak lama anjing disebut sebagai hewan yang setia. Namun, ketika kesetiaan sudah menjadi sifat umum maka itu tidak lagi menjadi faktor penentu keunggulan anjing atas anjing lainnya. Sekarang, kualitas seekor anjing juga diukur dari kepatuhannya kepada perintah tuannya. Banyak lomba yang diselenggarakan untuk mempertandingkan aspek keunggulan itu. Jika tuannya bilang “Duduk!” , anjing yang patuh akan duduk. “Berbaring!”. “Melompat!”. “Kejar!”. “Ambil!” dan berbagai macam perintah lainnya. Anjing yang paling patuhlah yang dinilai paling baik. Manusia sering mengakui bahwa kita ini menghamba kepada Tuhan. “Hamba,” begitulah kita memberi label kepada diri kita sendiri. Kita berikrar untuk menempatkan Tuhan sebagai tuan bagi kita. Maka kesetiaan manusia juga diukur dari kepatuhannya kepada perintah Tuhannya. “Sami’na. Wa-atho’na. Kami mendengar dan kami mematuhinya.” Apapun titah perintah Tuhan, kita bersedia mengikutinya. Tuhan bilang;”jaga akhlakmu,” maka kita menjaganya. Tuhan perintahkah;”jauhi harta yang bukan hakmu,” kita menjauhinya. Tuhan katakan;”tundukkan hawa nafsumu,” maka kita pun menundukkannya. Kesetiaan kita ditentukan oleh kepatuhan kita kepada perintahNya. Minimal, kita bisa menunaikan perintah-perintah Tuhan yang hukumnya wajib. Lebih baik lagi jika kita bisa melengkapinya dengan yang hukumnya sunnah.



5. Bersahabat dengan the real human best friend. Baru-baru ini ada artikel yang merilis hasil penelitian yang menyatakan bahwa anjing sudah bukan lagi human best friend. Posisinya sudah digantikan oleh komputer. Ya, setidaknya itulah yang terjadi pada saya. Sudah tidak mungkin lagi untuk memelihara anjing di lingkungan tempat tinggal saya saat ini. Tetapi, apakah fakta ini benar-benar telah menggeser gelar anjing sebagai human best friend? Siapakah human best friend sesungguhnya? Anjing atau Komputer? Mungkin kita bisa menjawabnya dengan terlebih dahulu menentukan kriteria best friend. Apakah “Selalu Ada Didekat Kita,” bisa mewakili kebutuhan Anda terhadap sang best friend? Ya. Sahabat terbaik adalah dia yang selalu ada kapan saja dan dimana saja kita membutuhkan kehadirannya. Apakah anjing, atau komputer yang bisa memenuhi kriteria itu? Anjing saya tidak boleh ikut ke sekolah. Komputer saya sering kehabisan baterai. Jika demikian, tidak dua-duanya. Lalu adakah yang bisa memenuhi kriteria berat itu? Guru kehidupan saya menceritakan firman Tuhan;”Jika mereka bertanya kepadamu tentangKu, maka katakanlah bahwa Aku ini dekat.” Beliau menambahkan, “Bahkan lebih dekat dari urat lehermu sendiri.” Bukankah Dia yang selalu menjaga jantung kita tetap berdegup? Indeed, we have the real human best friend.



Kita sering menilai anjing sebagai binatang yang kotor dan najis. Mungkin itu benar. Tetapi anjing memiliki sifat-sifat mulia yang patut kita tiru. Meniru anjing? Tentu janggal jika yang kita tiru adalah sifat hewaninya. Tetapi, bukankah Tuhan tidak menciptakan apapun untuk sebuah kesia-siaan? Boleh jadi, Tuhan menciptakan anjing agar kita bisa lebih sadar bahwa kita ini mahluk dengan derajat yang lebih tinggi. Maka jika kita masih meniru perilaku buruk anjing, kita perlu malu lalu berhenti berperilaku seperti itu. Tidak patut kita memelihara perilaku buruk itu. Dan jika kita melihat ada sisi positif pada anjing, maka sudah sepantasnya jika kita belajar untuk memiliki kualitas yang lebih baik dari itu. Dengan begitu, kita bisa menempatkan diri pada posisi yang seharusnya. Posisi yang Tuhan anugerahkan, yaitu; menjadi mahluk yang lebih mulia dari mahluk lainnya.



Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman - 3 Agustus 2011

Master Trainer & Natural Intelligence Inventor



Catatan Kaki:

Dimana letaknya kemuliaan yang kita agung-agungkan itu, jika kita masih saja meniru perilaku buruk hewani?

Selasa, 2 Agustus, 2011 22:02

Menulis Diatas Kertas Kehidupan Kita

Oleh: Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.



Saya meyakini bahwa setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci. “Jiwanya bersih laksana selembar kertas putih,” demikian guru kehidupan saya mengajarkan. Setiap tindakan yang dilakukannya menjadi tanggungjawab orang tuanya hingga dia mencapai usia akil baligh. Jelas sekali jika orang tua hanya berperan dalam proses ‘persiapan’ saja. Sedangkan setelah seorang anak akil baligh, maka semua tindak tanduk dan perilakukanya menjadi tanggungjawab dirinya sendiri. Setiap orang memiliki buku catatan amalnya masing-masing yang akan menjadi laporan akhir ketika hari berbangkit tiba kelak. Lembaran-lembarannya merupakan dokumentasi semua perbuatan. Oleh sebab itu, menjalani hidup tidak ubahnya dengan menulis diatas kertas kehidupan itu sendiri.



Suatu ketika saya membuka kotak penyimpanan dokumen-dokumen lama yang sudah disimpan selama bertahun-tahun. Didalam kotak itu saya menemukan berbagai macam catatan, termasuk surat cinta, kartu lucu-lucu, puisi-puisi yang saya tulis, dan berbagai pernak-pernik lainnya. Ketika membacanya kembali, saya berkali-kali bergumam; apa iya saya pernah menulis kalimat ini? Tetapi saya tidak bisa mengelak karena kertas itu berisi tulisan tangan sendiri. Di hari kebangkitan kelak, nasib kita kira-kira sama; kita dihadapkan kepada buku besar berisi catatan perjalanan kehidupan. Jika catatan itu baik, maka kita akan senang. Namun, jika catatan itu buruk, kita bertanya; ‘benarkah saya sudah melakukan hal itu?” Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menulis dalam kertas kehidupan; saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:



1. Nilai selembar kertas ditentukan oleh catatan yang tertulis didalamnya. Bayangkan Anda memiliki 4 lembar kertas berukuran A4 yang masing-masing Anda beli seharga 100 rupiah. Satu lembar digunakan oleh Barrack Obama untuk menuliskan memo tentang skema pembayaran utang Amerika. Satu lembar diambil Bill Gates untuk menuliskan memo hadiah 1 milyar dollar bagi siapa saja yang membawa kertas itu ke akuntannya. Satu lembar lagi digunakan bajak laut karibia untuk menggambarkan peta penyimpanan harta karunnya. Lembar terakhir Anda simpan utuh dalam sebuah kotak kayu didalam gudang. Sekarang, apakah ke 4 lembar kertas itu nilainya tetap sama? Tidak. Karena diatas masing-masing kertas itu sekarang sudah tertera catatan penting yang menentukan ‘nilai sebenarnya dari kertas itu. Berapa nilai kertas yang Anda biarkan kosong? Hidup kita juga sama. Tuhan menciptakan semua orang dengan nilai yang sama. Namun saat kita kembali menghadap kepadaNya, nilai itu sudah tidak sama lagi. Karena nilai akhir hidup kita, ditentukan oleh catatan yang tertulis dalam buku kehidupan masing-masing.



2. Menyadari setiap goresan tinta dalam kertas kehidupan. Jika Anda berkunjung ke ruang bayi di rumah bersalin, cobalah perhatikan wajah bayi itu satu demi satu. Bukankah semua bayi itu lucu dan menggemaskan? Anda tidak perlu mengenal siapa orang tua mereka untuk menyukai sosoknya. Karena bayi adalah mahluk suci putih bersih laksana selembar kertas utuh ke-4 yang masih Anda simpan itu. Saya dan Anda, dulu persis seperti bayi-bayi itu. Jiwa kita bersih. Namun kita sering tergoda untuk melakukan tindakan dan perilaku yang dikendalikan oleh hawa nafsu, sehingga kita sering tidak mempertimbangkan konsekuensi tindakan yang kita lakukan. Padahal setiap tindakan kita pada hakekatnya merupakan goresan-goresan pena dalam lembaran-lembaran kertas kehidupan kita. Sungguh rugi jika kita terlalu banyak menggoreskan tinta keburukan. Dan kita diliputi oleh keberuntungan yang dijanjikan oleh para Nabi, jika kita mengisi kertas itu dengan pena yang menuliskan jejak-jejak kebaikan dalam perjalanan hidup kita. Setidak-tidaknya, kita bisa mengusahakan agar lebih banyak catatan baik daripada yang buruk.



3. Kita tidak bisa menyangkal tulisan yang pernah dibuat. Dalam kotak dokumen lama itu saya menemukan sebuah puisi yang sungguh indah. Siapakah gerangan yang menuliskan puisi ini? Sulit untuk mempercayai jika puisi itu saya sendiri yang menulisnya. Puisi yang saya buat ketika jatuh cinta. Dalam kotak itu juga saya menemukan sebuah kertas berisi catatan tentang pengakuan atas dosa-dosa yang telah saya lakukan. Seburuk itukah saya? Kapan? Saya tidak pernah melakukan itu. Tetapi, jelas sekali jika catatan itu menorehkan pengakuan tulus saya atas perilaku buruk yang sudah saya perbuat. Sungguh, kita tidak mungkin bisa mengingat semua hal yang pernah kita lakukan semasa hidup. Namun kertas kehidupan kita mencatatkan semuanya itu dengan sedetail-detailnya tentang makanan yang kita santap, hak orang lain yang kita jarah, harta yang kita rebut dengan cara licik, kebohongan yang kita tutupi didepan publik, bisikan hati yang kita sembunyikan, senyum yang kita tebarkan, nasihat yang kita sampaikan, kebaikan yang kita berikan. Semuanya tercatat dengan rapi. Kelak jika catatan itu dibahas disidang akhirat, kita akan terkejut; oh, benarkah saya telah melakukan kebaikan itu? Sebuah kejutan yang indah. Namun sungguh rugi jika kita terkejut oleh catatan buruk amal-amal kita. Lidah kita boleh menyangkal. Tetapi, catatan itu menceritakan segalanya. Penyangkalan kita menjadi sia-sia belaka.



4. Catatan masa lalu tidak bisa dihapus, namun bisa ditebus. Istri saya pernah bekerja di sebuah perusahaan pembuat kertas daur ulang. Bahan bakunya adalah kertas-kertas bekas apa saja yang berisi beragam macam catatan. Ditangan mereka, kertas bekas itu diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan pernak-pernik benda-benda seni yang indah. Tidak tampak lagi jejak catatan-catatan isi kertas sebelumnya. Sejak kita memasuki masa akil baligh, tentunya banyak keburukan yang sudah kita lakukan. Mungkin kita bisa meminta maaf. Namun kata maaf tidak serta merta menghapuskan catatan perbuatan buruk kita. Tidak mungkin semua itu bisa dihapus. Tetapi, kita bisa menebus semua keburukan dimasa lalu dengan komitmen untuk mengubahnya menjadi keindahan. Kertas kehidupan yang terlanjur coreng moreng itu harus diblender dengan komitmen tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Lalu diperas, dicetak, disetrika, dan dibentuk serta dihias dengan perangai indah. Itu bukan perkara mudah. Namun kita bisa melakukannya jika kita benar-benar menginginkannya. Tetapi, siapa yang tidak ingin catatan kertas kehidupannya disajikan dalam bentuk yang indah saat menghadap Sang Khalik kelak? Perilaku baik dan perangai indah yang kita lakukan mulai saat ini, semoga menjadi penebus bagi catatan keburukan masa lalu yang tidak bisa dihapus.



5. Putihkan kembali kertas kehidupan yang mulai buram. Dalam kotak dokumen itu, semua kertas yang saya temukan berwarna buram kecoklatan. Padahal dulu kertas-kertas itu berwarna putih bersih. Sama seperti kertas kehidupan kita yang dulu putih bersih, namun kini sudah berubah menjadi kotor karena tindakan-tindakan buruk yang kita lakukan. Di pabrik kertas, bubur kayu mengalami proses ‘bleaching’ dengan klorin untuk menghilangkan pengaruh lignin yang membuat warna kertas menjadi buram. Kertas kehidupan kita diputihkan dengan apa? Sejak zaman dahulu, para para Nabi mengajarkan cara membleaching kertas kehidupan kita. Sesuai dengan tantangan pada zamannya masing-masing, para utusan suci itu tidak henti-hentinya mengajak umatnya untuk terus berusaha memutihkan kertas kehidupannya. Guru kehidupan saya menjelaskan bahwa meskipun berbeda masa, namun inti ajaran para Nabi itu sama yaitu; “Berserah diri hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.” Penyerahan diri secara utuh itulah yang menjadi ‘bleacher’ kertas kehidupan kita. Sedangkan perangai dan tindakan baik kita menjadi tulisan dan untaian kalimat-kalimat indah yang tertera dalam buku catatan kehidupan kita.



Setiap hari, kita menulis dalam lembara kertas baru kehidupan kita. Kemudian lembaran-lembaran itu akan disusun menjadi sebuah buku yang berisi seluruh catatan lengkap perjalanan hidup kita. Diantara amal baik, mungkin terselip perbuatan buruk. Dibalik niat baik, mungkin tersembunyi cara eksekusi yang buruk. Oleh sebab itu, pantaslah kiranya jika kita saling menyadari ketidaksempurnaan diri. Dan saling memaafkan satu sama lain. Persis seperti tuntunan para Nabi suci, untuk mengisi hari-hari baru kita dengan lembaran-lembaran baru kehidupan yang menorehkan catatan indah dalam buku kehidupan kita. Bagi seorang Muslim, Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk meluruskan tauhid dan memutihkan kembali kertas kehidupannya, serta menghiasinya dengan amal baik. Selamat menjalankan ibadah Ramadhan.



Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman - 1 Agustus 2011

Master Trainer & Natural Intelligence Inventor


Catatan Kaki:

Setiap hari baru adalah lembaran kertas kehidupan yang baru bagi kita. Terserah kepada keputusan masing-masing, hendak menuliskan apa didalam lembaran kertas kehidupan itu.



Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Minggu, 31 Juli, 2011 21:53

Renungan Buat Semua : "Tak Perlu Mengajari Kami Berpuasa"

Oleh: Rudi Zamroni

Cerita lama, namun dapat diambil pelajaran oleh siapa saja, karena sesungguhnya salah satu pelajaran puasa adalah agar kita dapat berempati kepada kehidupan mereka yang kurang mampu, sebab sering kali kita pamer akan makanan lezat ditengah penduduk yang sedang kelaparan, kita terkadang bercerita berada di Penerbangan first class ditengah rombongan kereta ekonomi.


~RZ~





Hari ke tiga di bulan ramadhan saya berkesempatan menumpang becak menuju rumah ibu. Sore itu, tak biasanya udara begitu segar, angin lembut menerpa wajah dan rambutku. Namun kenikmatan itu tak berlangsung lama, keheninganku terusik dengan suara kunyahan dari belakang, "Abang becak ...?"

Ya, kudapati ia tengah lahapnya menyuap potongan terakhir pisang goreng di tangannya.
Sementara tangan satunya tetap memegang kemudi. "Heeh, puasa-puasa begini seenaknya saja dia makan ...," gumamku.

Rasa penasaranku semakin menjadi ketika ia mengambil satu lagi pisang goreng dari kantong plastik yang disangkutkan di dekat kemudi becaknya, dan ... untuk kedua kalinya saya menelan ludah menyaksikan pemandangan yang bisa dianggap tidak sopan dilakukan pada saat kebanyakan orang tengah berpuasa.

"mmm ..., Abang muslim bukan? tanyaku ragu-ragu.

"Ya dik, saya muslim ..." jawabnya terengah sambil terus mengayuh

"Tapi kenapa abang tidak puasa? abang tahu kan ini bulan ramadhan.
Sebagai muslim seharusnya abang berpuasa. Kalau pun abang tidak berpuasa, setidaknya hormatilah orang yang berpuasa. Jadi abang jangan seenaknya saja makan di depan banyak orang yang berpuasa ..." deras aliran kata keluar dari mulutku layaknya orang berceramah.

Tukang becak yang kutaksir berusia di atas empat puluh tahun itu menghentikan kunyahannya dan membiarkan sebagian pisang goreng itu masih menyumpal mulutnya. Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil memperhatikan wajah garangku yang sejak tadi menghadap ke arahnya.

"Dua hari pertama puasa kemarin abang sakit dan tidak bisa narik becak. Jujur saja dik, abang memang tidak puasa hari ini karena pisang goreng ini makanan pertama abang sejak tiga hari ini."

Tanpa memberikan kesempatan ku untuk memotongnya,

"Tak perlu ajari abang berpuasa, orang-orang seperti kami sudah tak asing lagi dengan puasa," jelas bapak tukang becak itu.

"Maksud bapak?" mataku menerawang menunggu kalimat berikutnya.

"Dua hari pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan sahur dan berbuka. Kami berpuasa tanpa sahur dan tanpa berbuka. Kebanyakan orang seperti adik berpuasa hanya sejak subuh hingga maghrib, sedangkan kami kadang harus tetap berpuasa hingga keesokan harinya ..."

"Jadi ...," belum sempat kuteruskan kalimatku,

"Orang-orang berpuasa hanya di bulan ramadhan, padahal kami terus berpuasa tanpa peduli bulan ramadhan atau bukan ..."

"Abang sejak siang tadi bingung dik mau makan dua potong pisang goreng ini, malu rasanya tidak berpuasa. Bukannya abang tidak menghormati orang yang berpuasa, tapi..." kalimatnya terhenti seiring dengan tibanya saya di tempat tujuan.

Sungguh. Saya jadi menyesal telah menceramahinya tadi. Tidak semestinya saya bersikap demikian kepadanya. Seharusnya saya bisa melihat lebih ke dalam, betapa ia pun harus menanggung malu untuk makan di saat orang-orang berpuasa demi mengganjal perut laparnya.
Karena jika perutnya tak terganjal mungkin roda becak ini pun tak kan berputar ...

Ah, kini seharusnya saya yang harus merasa malu dengan puasa saya sendiri? Bukankah salah satu hikmah puasa adalah kepedulian? Tapi kenapa orang-orang yang dekat dengan saya nampaknya luput dari perhatian dan kepedulian saya?

"Wah, nggak ada kembaliannya dik..."

"hmm, simpan saja buat sahur bapak besok ya ..."

Saya jadi teringat seorang teman di Kelompok Kerja Sosial Melati, ia punya motto hidup yang sederhana, "Kami Peduli".

Sudahkah kita peduli dengan sekeliling kita?.

Minggu, 31 Juli, 2011 21:00

Bunga Rampai Artikel: Thomas Joseph

1. Digital Marketing 3.0 Seri 1

Menjawab pertanyaan pada artikel sebelumnya Change in Marketing,
mengenai Era setelah Social Media adalah Era Mobile Apps. Mengapa Era
Mobile Apps karena hanya Mobile Apps kita dapat sebuah alat marketing
yang tanpa penolakan. Apa yang dimaksud tanpa penolakan ? Karena kita
dapat menjalankan sebuah Strategi Pemasaran Penuh Makna yang jitu.
Selain itu Device Mobile merupakan alat yang pasti dibawa oleh semua
orang saat ini, dan berdasarkan data jumlah pengakses Internet jauh
lebih tinggi lewat mobile dibandingkan lewat Desktop PC (Personal
Computer) dan Laptop.

Ada pepatah didalam dunia Marketing "Cara Menjual yang baik adalah
dengan tidak Menjual", artinya seseorang akan memasang jarak atau
membangun tembok pertahanan bila dia tahu maksud kita ingin menjual
sesuatu. Pemasaran Penuh Makna merupakan salah satu solusi menjual tanpa
menjual, melakukan promosi tanpa terlihat promosi. Pemasaran Penuh Makna
teknik pemasaran dengan memberikan sebuah manfaat kepada target market.
Misalnya sebuah produk Ban mobil yang memberikan peta perjalanan, sebuah
produk tissue membangun Toilet Umum dimana-mana.

Pemasaran seperti tidak akan terjadi penolakan karena Nampak seperti
tidak melakukan promosi padahal dengan sebuah peta petunjuk yang baik
akan meningkatkan perjalanan yang otomatis akan meningkatkan penjualan
ban, dan tanpa disadari pengguna peta akan ingat merek Ban sponsor peta
tersebut, demikian dengan sebuah tissue ketika orang menggunakan toilet
tersebut maka yang diingat adalah tissue dari sponsor toilet tersebut.

Dengan Apps kita dapat melakukan jauh lebih baik, jika Anda sebuah Bank
bayangkan Anda dapat membuat sebuah Mobile Apps untuk membantu orang
merencanakan tabungannya, dan di Apps tersebut dia dapat memilih
berdasarkan kebutuhannya, apakah ingin menabung untuk modal usaha,
menabung untuk sekolah anak atau untuk membeli rumah. Di Apps tersebut
terdapat program untuk mengkalkulasi berapa jumlah uang yang harus dia
sisihkan tiap bulannya. Tentu semua orang akan tertarik untuk
mendownload Mobile Apps tersebut, tidak terkecuali orang yang belum
menjadi nasabah Bank bersangkutan. Dengan Mobile Apps tersebut di
download maka menciptakan daya tarik di alam bawah sadar pengguna Mobile
Apps tersebut untuk menjadi Nasabah Bank tersebut. Bayangkan betapa
indahnya sebuah promosi tanpa penolakan seperti itu, jauh berbeda dari
pemasaran yang penuh penolakan seperti yang terjadi sekarang, begitu
banyak Bank mencari Nasabah dengan cara menelpon dan membuang banyak
biaya promosi tanpa hasil.

Pemasaran Digital Marketing 3.0 merupakan jenis pemasaran penuh Makna,
jenis pemasaran dengan memberikan manfaat menjadikan sebuah teknik
pemasaran yang indah, tanpa pemaksaan dan tanpa penolakan.

Masih banyak teknik-teknik jitu pemasaran Digital Marketing 3.0, saya
akan mengeluarkan buku tentang itu, tunggu tanggal mainnya. Dan pastikan
Anda mendapatkannya.

Thomas Joseph

Jumat, 26 Agustus, 2011 10:11

========== ===========

2.

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1. Indahnya Cinta Tak Bersyarat


By: M. Agus Syafii

Cinta seorang istri kepada keluarga adalah cinta yang tak bersyarat. Cinta tak bersyarat, kokoh dan kuat, tak lekang oleh waktu. Suatu saat cinta itu berbuah, apabila suami khilaf maka cintanya mampu membawa kembali kepada keluarganya. Cinta mengatasi luka, derita dan air mata. Kekuatan cinta justru diuji disaat orang dicintai berkhianat akhirnya justru menyesal dan kembali kepada keluarganya. Itulah yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak. Disaat rumah tangganya memasuki usia ke sepuluh tahun, parahara itu datang. Suaminya lupa diri, kariernya sedang menanjak, pulang selalu malam hari. Sholat selalu ditinggalkan. pertengkaran tak terhindarkan. Mereka memutuskan berpisah. Ibu bertugas menjaga anak-anaknya sementara suaminya bertanggungjawab memberikan nafkah setiap bulannya.

Setelah mereka berpisah, ada seorang teman mengajaknya bekerja diperusahaan garment. Meskipun sebagai orang tua tunggal menjaga anak-anak merupakan kebahagiaan bagi dirinya sebab bisa terhindar dari kekecewaan hati yang ditimbulkan akibat ulah suaminya. Namun dalam kesendiriannya bersama anak-anak merasakan kecemasan dan terserang insomnia, sering tidak bisa tidur malam. Ditengah kegelisahannya itulah kehadiran ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan mengembalikan keutuhan keluarganya. Allah Maha mendengar, disaat dirinya sudah putus asa, harapannya agar keluarganya rukun kembali seolah menjadi nyata. Dirinya melihat perubahan anak-anak yang cuek terhadap penderitaannya seolah mengerti apa yang sedang dirasakannya, anak-anak menjadi penurut dan baik.

Bahkan suatu hari dirinya bertemu kembali dengan sang suami, melihat perubahan sikap dan perhatiannya, suaminya mulai berusaha mendekatinya kembali, menyesali perbuatannya telah meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Akhirnya selama setahun perpisahnnya, kehidupan rumah tangga dapat dipulihkan kembali. Mereka sepakat untuk bersatu kembali dengan berharap keridhaan Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, Engkau satukan kami kembali dalam kebahagiaan keluarga kami. Hanya kehendak Engkaulah yang merekatkan keluarga kami menjadi bersatu.' tuturnya, terlihat air mata yang mengalir. Malam itu terasa indah karena hatinya dipenuhi kebahagiaan.

"Musibah yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihilangkan dengan puasa, sholat, sedekah dan amar ma'ruf nahi mungkar." (HR. Bukhari & Muslim).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kamis, 28 Juli, 2011 22:05

======== ===============

2. Kesetiaan Seorang Suami

By: M. Agus Syafii

Kesetiaan seorang suami adalah cermin kebahagiaan di dalam hidupnya. Kebahagiaan yang begitu teramat mendalam, mengarungi bahtera rumah tangga. Kebahagiaannya begitu bermakna justru bukan dalam kegembiraan namun disaat keluarganya sedang diuji oleh Allah, Apakah dirinya sanggup melewati ujian itu atau tidak? Kekuatan cinta karena Allah akan mampu melewati semua derita, menanggung beban dalam suka maupun duka, hidup bersama istri dan anak-anaknya. Itulah kebahagiaan bagi seorang suami dengan cintanya yang tulus untuk keluarga. Pernah ada seorang bapak yang diuji oleh Allah. Istri yang dicintainya sedang sakit. bersama putrinya senantiasa menjenguk istri tercintanya yang terbaring diranjang. disekelilingnya ada alat pengukur tekanan nafas dan tabung untuk memeriksa kesehatan. Bila sampai dirumah sakit, suami yang setia itu datang menggantikan pakaian istrinya dan menanyakan keadaan istrinya. Selalu saja tidak ada perubahan sama sekali. Kondisi istrinya tetap seperti semula. Tidak ada kemajuan atau perubahan yang membaik. Kesembuhan istrinya seolah tidak bisa diharapkan. Setelah menjenguk dan merawat istrinya, sang bapak dengan putrinya selalu memanjatkan doa kepada Allah agar memberikan kesembuhan. Setelah itu barulah meninggalkan rumah sakit. Beliau hampir setiap hari selalu menjaga, merawat dan mendoakan untuk kesembuhan istrinya.

Meluangkan waktu untuk merawat ditengah kesibukannya yang juga harus bekerja mencari nafkah. Kesediaannya merawat istri yang sedang sakit membutuhkan energi yang sangat besar. Sifat konsistensi untuk menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit sungguh sangat luar biasa. Padahal kondisi istrinya belum pulih. Bahkan ada orang yang menyarankan agar mengunjunginya seminggu sekali aja. Suami setia itu memilih tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat istrinya, 'Allah tempat memohon pertolongan.' Ditengah kegelisahan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya.

Sampai suatu hari sesaat sebelum dirinya datang, istrinya bergerak dari tempat tidur. Dia merubah posisi tidurnya. Tak lama kemudian istrinya membuka kelopak matanya. dan mencopot alat bantu pernapasan. Ternyata istrinya sudah duduk tegap. Dokterpun datang membantu menolong, meminta perawat mencopot alat-alat bantu dan membersihkan bekas alat bantu ditubuhnya. 'Begitu saya datang, saya terperanjat, jantung saya seolah mau copot. Bagaimana tidak, ditengah saya kehabisan harapan, saya melihat istri saya kembali pulih.' Katanya bapak itu dengan tangis haru bercampur bahagia tidak bisa dibendung lagi. Beliau menangis, memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kesembuhan total terhadap istrinya. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.' tuturnya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Jumat, 29 Juli, 2011 20:37
======== ===========
3. 3. Menyambut Bulan Suci Ramadhan

By: M. Agus Syafii

Beberapa hari ini Di Rumah Amalia ada perbincangan hangat buat kami yaitu menyambut bulan suci Ramadhan. Wajah anak-anak Amalia terlihat gembira, sudah terbayang bulan suci Ramadhan dengan puasa dan sholat tarawih. 'Wah, asyik ya sebentar lagi bulan Ramadhan,' kata Malini. 'Iya asyik, abis itu lebaran pake baju baru..' jawab Andre. Disambut senyuman teman2nya. Saya teringat bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda.

Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah telah menetapkan kewajiban puasa kepada kalian, di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci segala pintu neraka serta dibelenggu semua setan. Di dalam bulan Ramadhan ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak diberi keberkahan pada malam itu maka berarti dia tidak akan mendapatkan keberkahan (HR. Ahmad & an-Nasai).

Berdasarkan hadist diatas tentang kemuliaan da keistimewaan serta keberkahan bulan Ramadhan maka kita dianjurkan untuk tahniah, memberi ucapan selamat datang bulan suci Ramadhan. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, disaat Nabi melihat hilal Ramadhan Nabi membaca doa menyambut Bulan Suci Ramadhan. Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan: Allahuma ahillahu 'alainaa bil yumni wal iimaani wassalaamati wal islaami robbi warobbukallah. Artinya, Ya Allah yang telah menetapkan hilal kepada kami dengan aman, iman, selamat dan Islam Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal yang baik & benar (HR. at-Tirmidzi).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Sabtu, 30 Juli, 2011 20:53
========= =========
4. Bulan Ramadhan, Bulan Kasih Sayang

By: M. Agus Syafii

Setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan di Jakarta setiap Masjid manapun seperti berlomba-lomba menyediakan hidangan secara gratis untuk para jamaahnya yang berpuasa. Bahkan dijalan-jalan terkadang Remaja Masjid membagikan kue atau makanan, minuman bagi pengendara untuk berbuka. Tentu saja di bulan suci Ramadhan adalah bulan kasih sayang atau istilah populernya disebut dengan al- Maidah al-Rahman. Ada sebuah semangat dibulan Ramadhan yaitu kesadaran untuk berbagi kasih sayang tentunya agak sulit ditemukan pada bulan-bulan diluar bulan Ramadhan. Wujud kasih sayang berbentuk hidangan berbuka puasa yang diberikan cuma-cuma bukan hanya di masjid, banyak individu maupun perusahaan menyalurkan shodaqohnya untuk kaum faqir miskin, anak-anak yatim maupun mereka yang membutuhkan. Semangat ini lebih didasarkan kepada ada kasih sayang pada diri setiap insan yang menjalankan ibadah puasa.

Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar namun juga tindakan-tindakan amal sholeh yang turut serta merasakan penderitaan orang lain. Selama bulan suci Ramadhan siapapun orangnya dengan status sosial, kedudukan dan pangkatnya harus melaksanakan ibadah puasa. Puasa menjadi landasan kesadaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesamanya. Bulan Ramadhan senantiasa dihiasi dengan kasih sayang karena puasa menghadirkan kesabaran. Sebagaimana Sabda Baginda Nabi Muhamad SAW, 'Assyiamu nisfu sobri' berpuasa adalah sebagian dari kesabaran. Maka bagi kita yang menunaikan ibadah puasa hakekatnya untuk membangun kesabaran. Kesabaran inilah yang menjadi jati diri seorang muslim yang mampu merubah benci menjadi cinta.

Sudah sepatutnya di bulan yang suci Ramadhan, sifat-sifat cinta dan kasih sayang pada diri kita mampu diwujudkan dalam hati dan perilaku sehari-hari. Dalam puasa merupakan arena tarbiyah Ilahiah untuk mengokohkan peradaban kesabaran. Puasa haruslah dapat mengerem pelbagai tindakan yang tidak terpuji. Mari dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di bulan penuh berkah ini kita menyebarkan cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk dimuka bumi agar puasa kita menjadi sempurna.

Wassalam,
M. Agus Syafii

Minggu, 31 Juli, 2011 22:12

======== =============

5.

Antara Kontribusi, Manfaat, Dan Kompensasi.

Oleh: Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.



‘There is no free lunch’. Ngimpi namanya jika kita mengharapkan segala sesuatunya bisa diperoleh secara haratis. Harus ada usaha untuk segala sesuatu yang kita inginkan. Memang, setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda-beda. Namun semua orang memiliki keinginan yang sama, yaitu; dibayar setinggi-tingginya. Dalam konteks dunia kerja, kita mengharapkan manfaat dan kompensasi alias gaji yang tinggi. Faktanya, banyak orang yang mengajukan tuntutan yang berlebihan. Atau sebaliknya, banyak perusahaan yang mengabaikan kewajiban untuk memberi imbalan sepadan kepada para karyawan. Padahal, ada nilai-nilai kepantasan yang harus sama-sama kita tegakkan. Karena hubungan kerja dibangun dalam azas kesetaraan.



Sekitar satu kilometer dari tempat tinggal kami ada sebuah toko swalayan kecil yang memiliki fasilitas ATM. Hal itu sangat memudahkan kami dalam banyak hal. Selain kemudahan itu, bagi saya mesin ATM memberi pelajaran berharga tentang apa yang kita miliki didalam diri kita. Selama Anda punya tabungan, maka selama itu pula Anda bisa mengambilnya. Tabungan itu tak ubahnya seperti kemampuan pribadi kita dalam berkontribusi. Selama kita memiliki tabungan itu, maka selama itu pula mesin ATM akan memenuhi permintaan kita. Selama kita bisa berkontribusi, kita bisa mengharapkan sejumlah pendapatan. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memahami peran kontribusi kepada manfaat dan kompensasi untuk hidup kita sendiri; saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:



1. Mesin ATM mau melayani hanya jika kita memiliki tabungan.
Bagi para professional, mesin ATM itu mewakili perusahaan tempatnya bekerja. Bagi saya, ATM itu seperti perusahan-perusahaan yang menjadi klien atau pengguna jasa pelatihan in-house yang saya selenggarakan. Meski agak berbeda tetapi mempunyai fungsi yang sama yaitu; tempat kita ‘mencairkan’ kemampuan dan mengkonversinya menjadi sejumlah penghasilan. Jika di mesin ATM tabungannya berupa uang, maka dalam konteks pekerjaan; tabungannya adalah ‘kontribusi’ melalui pekerjaan yang kita lakukan. Anda harus mempunyai tabungan untuk bisa mendapatkan manfaat dari mesin ATM. Anda juga harus memberikan kontribusi agar bisa memperoleh sejumlah manfaat dari perusahaan. Semakin banyak tabungan Anda, semakin besar dukungan kesediaan ATM untuk melayani Anda. Semakin tinggi kontribusi kepada perusahaan, semakin besar juga manfaat yang bisa Anda dapatkan. Jadi, jika Anda ingin mendapatkan manfaat yang sebanyak-banyaknya dari perusahaan tempat Anda bekerja, maka Anda harus memastikan bahwa Anda mampu menabung cukup banyak kontribusi kepada perusahaan.



2. ATM mengeluarkan uang tidak lebih dari jumlah yang kita punya.
Kita tidak akan pernah bisa mengambil uang di ATM melebihi jumlah saldo tabungan yang kita miliki. Jika memaksakan diri, maka itu namanya ‘ngimpi’. Kita juga sering ‘ngimpi’ untuk mendapatkan bayaran yang setinggi-tingginya, sambil berkontribusi alakadarnya. Jika kita ingin digaji tinggi, maka kita juga harus berkontribusi tinggi. “Gaji tinggi dulu dong, barulah kita berkontribusi tinggi!” begitu argument yang sering kita dengar di kantor-kantor. Memangnya di mesin ATM Anda bisa mengambil uang dulu, baru kemudian Anda menabung? Tidak. Dikantor juga sama. Kontribusi tinggi duluan. Setelah itu, barulah kita bisa mengharapkan imbalan yang sepadan. Makanya, mulailah berfokus kepada ‘memperbanyak kontribusi’ kepada perusahaan. Soal tuntutan imbalan secara otomatis mengikutinya kemudian. Semakin besar tabungan kita, semakin banyak uang yang bisa kita ambil di ATM. Semakin tinggi kontribusi kita, maka semakin besar juga manfaat yang bisa kita dapatkan dari perusahaan. Mengapa demikian? Karena tidak ada mesin ATM yang bisa mengeluarkan uang melebihi tabungan yang kita punya.



3. Semakin banyak yang diambil, semakin banyak yang harus ditabungkan.
Sampai kapan Anda bisa mengambil uang di ATM? Sampai uang yang Anda tabungkan tidak tersisa lagi. ATM, menghitung berapa uang yang Anda tabungkan, dan berapa yang sudah Anda ambil kembali. Jika tabungan Anda sudah habis, maka ATM itu tidak mau lagi mengeluarkan uang untuk Anda. Perusahaan tempat kita berkerja dikelola berdasarkan neraca rugi laba. Artinya, setiap rupiah yang dikeluarkannya akan dihitung secara seksama. Termasuk gaji dan manfaat lainnya yang kita terima. Siapa saja yang mampu memberikan kontribusi lebih tinggi dari manfaat dan kompensasi yang didapatkannya mempunyai peluang untuk terus dipekerjakan. Sedangkan mereka yang tidak bisa memberikan ‘nilai lebih’ dari biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan; cepat atau lambat juga pasti akan dikeluarkan. Maka tidak ada cara lain untuk mempertahankan hubungan kerja kita kecuali dengan memberikan kontribusi yang setinggi-tingginya. Sebab jika tidak, orang lain yang berkontribusi lebih tinggi akan mendapatkan kesempatan lebih dulu dari kita. Mengapa? Karena semakin banyak yang kita ambil, semakin banyak juga yang harus kita kontribusikan.



4. Keberadaan mesin ATM tidak mempengaruhi kepemilikan kita.
Beberpa bulan lalu, ATM di toko itu yang digondol pembobol. Anehnya, orang-orang tidak gundah atas hilangnya mesin ATM itu. Mengapa? Karena hal itu tidak mempengaruhi kepemilikian uang kami. Uang direkening milik kita tidak pernah bisa dibobol maling yang menggondol mesin ATM itu. Perusahaan tempat kita bekerja juga tidak ubahnya dengan mesin ATM. Dia merupakan tempat dimana kita bisa ‘mengambil’ hak kita setelah mengabdikan diri dengan segenap kemampuan dan keahlian yang kita miliki. Bagaimana seandainya kita tidak lagi bekerja disana? Mungkin kita tidak pernah merasakan betapa sedihnya orang yang kehilangan pekerjaan. Namun sekedar membayangkan pensiun pun kita masih sering merasa ngeri. Kita suka mengira bahwa tanpa perusahaan yang mempekerjakan kita ini, maka kita kehilangan banyak hal dalam diri kita. Padahal, ‘apa yang kita miliki didalam diri kita’ tidak bisa direnggut oleh siapapun. Perusahaan mungkin bisa mengambil pekerjaan kita. Tetapi tidak keahlian, pengalaman, dan keterampilan kerja kita. Maka dari itu, jika suatu saat kita harus kehilangan pekerjaan kita; berbesar hatilah. Dan terus berjuanglah untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian yang kita miliki.



5. Tabungan yang bunganya berlipat-lipat.
Entah disadari atau tidak, tabungan kita diganjar dengan tambahan bunga bank. Namun, bunga tabungan itu terlalu kecil sehingga kita tidak merasakan manfaat yang bermakna. Makanya, kita sering menggunakan bank dan mesin ATM hanya untuk sekedar menitipkan untuk sementara. Cukup ‘terima-kasih’ saja. Setiap kali kita ‘terima’ dihari gajian, kita langsung ‘kasih’ ke berbagai macam rekening tagihan. Kita tidak tertarik untuk menyimpan uang itu berlama-lama di bank. Bagaimana jika ada bank yang memberi bunga berlipat-lipat dari tabungan yang kita simpan? Dua kali lipat. Sepuluh kali lipat. Bahkan tujuh ratus kali lipat. Bersediakah Anda menabung lebih lama? Anda mau sih, tapi ragu jika ada bank yang seperti itu. Iya kan? Ada. Namun bank itu bukan tempat penyimpanan uang, melainkan tempat tersimpannya segala amal perbuatan. Guru kehidupan saya mengajarkan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan itu laksana sebutir benih yang tumbuh menjadi sepuluh tangkai. Sedangkan dalam setiap tangkai itu, terdapat tujuh puluh buahnya. Maka setiap kebaikan kita diganjar dengan bunga dan buah sebanyak 700 kali lipatnya. Sekarang, sudah ada ‘bank’ yang memberi bunga berkali-kali lipat itu. Dia tidak hanya menerima tabungan dalam bentuk uang. Tetapi juga menerima ilmu yang Anda tebarkan. Menyambut perilaku baik yang Anda lakukan. Membukukan setiap tindakan terpuji yang Anda kontribusikan. Maukah Anda menabung kebaikan di ‘bank’ itu?



Pendapatan yang kita peroleh berbanding lurus dengan kontribusi yang kita berikan. Tetapi, kadang-kadang pendapatan itu tidak kita terima dalam bentuk uang yang bisa kita ambil di ATM; melainkan berupa tabungan yang disimpan di bank yang memberikan bunga hingga 700 kali lipat. Maka jika Anda telah berkontribusi tinggi, namun jumlah uang yang Anda bawa pulang tetap tidak melimpah ruah juga; ikhlaskanlah. Karena kadar keikhlasan kita dalam berkontribusi sangat menentukan berapa kali lipat imbalan yang bisa kita dapatkan untuk bekal di kehidupan akhirat kelak. Selama kita ikhlas, kita juga tidak akan pernah dihinggapi oleh rasa kesal, kecewa, atau penghujatan karena merasa telah diperlakukan secara tidak adil. Dengan keikhlasan itu, kita menambah jumlah tabungan yang bisa dibawa ketika tiba saatnya untuk ‘pulang’.



Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman - 29 Juli 2011

Master Trainer & Natural Intelligence Inventor


Catatan Kaki:

Jauh-jauhlah dari niatan untuk membatasi kontribusi Anda. Karena selain menodai keikhlasan, juga menyebabkan diri Anda terpenjara dalam tahanan kekerdilan pikiran.



Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Kamis, 28 Juli, 2011 21:37

Bunga Rampai Artikel: Febriyan Lukito

1. TGFTD - Saturday Touch

#TGFTD - Saturday Touch

With a simple touch, we can make people smile forever.

Kita bertemu dan berkenalan dengan banyak orang. Tanpa kita sadari, kita telah menyentuh banyak orang.

Sentuhan kecil tanpa kita sadari. Lewat senyuman, tegur sapa, sharing, dll.

#TGFTD - Thank God For The Day is daily gratefulness of life and what's in it

#TGFTD - my life has change. I've become a better man because of 1 simple TOUCH.

#TGFTD - your TOUCH. When you let me in your life. You've TOUCH me with your heart.

Ryan
230711 1018
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito
Jumat, 22 Juli, 2011 22:20



===== ======= ===


2. TGFTD - Sunday Reason

Ryan
240711 1133
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito

Sabtu, 23 Juli, 2011 23:34

========== ============
3. TGFTD - Monday Stuck

#TGFTD - Monday Stuck

Pernahkah merasa dirimu 'stuck in the moment'?

Saat ingin melangkah, rasanya begitu berat... Enggan sekali meninggalkannya. Tapi kita tahu bahwa kita harus melangkah.

Saat-saat seperti itu akan sering dialami di hari Senin. Merasa bahwa Monday BLUES. It just gonna make u feel stuck in the moment.

#TGFTD - Thank God For The Day is daily gratefulness of life and what's in it.

#TGFTD - hard to leave the 'I hate Monday' syndrome. But... You have to.

#TGFTD - don't be STUCK in hating Monday. Move on and love Monday. It's a beautiful day. Happy Monday.

Ryan
250711 0715
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito

==== ==========

4.
Minggu, 24 Juli, 2011 19:16

Bunga Rampai Artikel: Febriyan Lukito

1. TGFTD - Saturday Touch

#TGFTD - Saturday Touch

With a simple touch, we can make people smile forever.

Kita bertemu dan berkenalan dengan banyak orang. Tanpa kita sadari, kita telah menyentuh banyak orang.

Sentuhan kecil tanpa kita sadari. Lewat senyuman, tegur sapa, sharing, dll.

#TGFTD - Thank God For The Day is daily gratefulness of life and what's in it

#TGFTD - my life has change. I've become a better man because of 1 simple TOUCH.

#TGFTD - your TOUCH. When you let me in your life. You've TOUCH me with your heart.

Ryan
230711 1018
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito
Jumat, 22 Juli, 2011 22:20

===== ======= ===

2. TGFTD - Sunday Reason

Ryan
240711 1133
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito

Sabtu, 23 Juli, 2011 23:34

========== ============
3. TGFTD - Monday Stuck

#TGFTD - Monday Stuck

Pernahkah merasa dirimu 'stuck in the moment'?

Saat ingin melangkah, rasanya begitu berat... Enggan sekali meninggalkannya. Tapi kita tahu bahwa kita harus melangkah.

Saat-saat seperti itu akan sering dialami di hari Senin. Merasa bahwa Monday BLUES. It just gonna make u feel stuck in the moment.

#TGFTD - Thank God For The Day is daily gratefulness of life and what's in it.

#TGFTD - hard to leave the 'I hate Monday' syndrome. But... You have to.

#TGFTD - don't be STUCK in hating Monday. Move on and love Monday. It's a beautiful day. Happy Monday.

Ryan
250711 0715
Follow me @TGFTD
Best Regards,
Febriyan Lukito

==== ==========

4.

Menyambut Kedatangan Si Kembar

Oleh: Dadang Kadarusman


Hore, Hari Baru! Teman-teman.



Saya tidak tahu apa yang dirasakan oleh orang tua yang mempunyai anak kembar. Tapi setiap kali melihat anak kembar, saya selalu tekagum-kagum. Ada ‘nilai lebih’ pada segala sesuatu yang kembar. Makanya si kembar selalu mampu menarik perhatian. Pada 17 Agustus 2011 kita kedatangan si kembar. Satunya adalah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, dan satu lagi adalah peringatan turunnya kitab suci Al-Qur’an yang bertepatan dengan 17 Ramadhan 1432H. Jika bukan pemeluk Islam, mungkin Anda tidak merasa berkepentingan. Tetapi, mengapa tidak kita gunakan momentum ini untuk sama-sama menilai kembali pemahaman kita terhadap kitab suci masing-masing?



Saya bertanya kepada teman-teman di facebook; apa hikmah kembaran hari kemerdekaan dengan hari turunnya Al-Quran? Teman saya menjawab begini; kalau ingin merdeka, maka bacalah kitab sucimu. Sungguh, hal itu merupakan sebuah jawaban yang memiliki begitu banyak makna. Bagi Anda yang tertarik untuk menemani saya belajar menemukan makna apa saja yang bisa kita dapatkan dari fenomena kembaran itu, saya ajak untuk memulainya dengan memahami 5 sudut pandang Natural Intellligence berikut ini:



1. Bacalah kitab sucimu.

Sudah bukan rahasia lagi jika kitab suci dirumah-rumah sering menjadi mahluk yang kesepian. Karena jarang disentuh oleh pemiliknya, kitab suci juga menderita penyakit jablay. The Book of Eli adalah sebuah film futuristik yang menceritakan tentang zaman dimana manusia kehilangan pegangan. Perang nuklir menyebabkan segala sesuatu di muka bumi musnah kecuali sedikit orang yang sempat bersembunyi di bunker perlindungan. Setelah itu, manusia harus berjuang untuk mengumpulkan sisa-sisa peradaban. Hampir semua faktor penting berhasil ditemukan. Namun ada satu buku yang masih hilang. Buku apakah itu? Holy book alias kitab suci. Tanpa kitab suci, ternyata manusia tidak bisa merekonstruksi kehidupannya. Mengapa? Karena hanya kitab suci yang bisa membimbing kita menuju peradaban yang sebenarnya. Film itu mengingatkan kita; jangan menunggu bumi hancur dulu baru mau membaca kitab suci. Bacalah sekarang, karena hanya kitab suci yang bisa menjadikan hidupmu bermakna. Maka, bacalah kitab sucimu.



2. Berdayakanlah dirimu.

Apalah artinya kemerdekaan jika kita masih terbelenggu dalam ketidakberdayaan. Jika segala sesuatunya masih bergantung kepada orang lain, kita belum benar-benar merdeka. Lho, bukankah sebagai mahluk sosial kita ini saling membutuhkan? Iya, tapi derajatnya setara. Kita membutuhkan orang lain, dan orang lain membutuhkan kita juga. Artinya, ada sesuatu yang bisa kita lakukan sehingga bisa memberi nilai tambah bagi kehidupan orang lain. Jangan pernah mau menjadi benalu yang hanya bisa menerima tetapi tidak bisa memberi. Mengapa? Karena ketika kita tidak bisa memberi, maka itu berarti kita menyerahkan nasib kepada orang lain. Ketika orang lain menilai tidak ada lagi gunanya kita, maka pasti kita akan dicampakkan juga. Orang lain hanya akan mau menerima kita, jika dan hanya jika kita cukup berharga. Jadi, berdayakanlah dirimu. Karena harga diri kita, ditentukan oleh daya diri kita.

3. Berikanlah kontribusimu.

Salah satu ciri manusia merdeka adalah; bersedia melakukan sesuatu bagi orang lain tanpa takut akan menjadi miskin. Saat saya mencanangkan program 2 JAM SEIKLASNYA™ Since 17 August 2011, ada angin sepoi berkata;”Seperti pembicara murahan.” Kan hanya ’seperti’, bukan murahan beneran. Itulah respon saya. Profesi saya adalah penulis dan pembicara publik. Untuk ikut berkontribusi, saya baru bisa menggunakan lidah dan jari jemari. Belum bisa dengan uang atau pengaruh, apalagi kekuasaan. Kalau biasanya saya pasang tarip untuk bicara 2 jam, sekarang saya tidak mau begitu lagi. Harapannya, perusahaan atau lembaga yang ingin ‘nanggap’ saya tidak lagi terjajah oleh tarip yang belum tentu cocok dengan budget mereka. Sejak dulu pun saya bertekad untuk melakukan itu, tapi ‘nanti’ kalau saya sudah kaya. Sekarang saya belum kaya, tapi sudah merdeka. Maka saya mempercepat keputusan untuk tidak menetapkan tarip bukan ‘nanti’, tapi sejak hari kemerdekaan ini. Saya menyediakan diri untuk berkontribusi. Sekarang, apa yang akan Anda kontribusikan bagi bangsa ini? Devisa, hasil karya, lapangan kerja, pemikiran, gagasan, atau apa saja. Rakyat berterimakasih kepada Anda.



4. Hargailah pendahulumu.

Ini bukan soal senioritas. Tetapi soal fakta bahwa kemerdekaan ini tidak didapatkan dengan penjuangan kita. Sudah kesiangan untuk menjadi pahlawan. Lagipula, kita tidak bisa melepaskan diri dari masa lalu yang sudah susah payah dibangun oleh para pendahulu kita. Salah satu hal yang telah secara gamblang kita sepelekan adalah bagaimana para founding fathers kita meletakkan dasar-dasar kenegaraan. Bahkan kita masih sering mentertawakan Dasar Negara Pancasila. Kritik kita begitu pedasnya. Padahal kita pun belum tentu sanggup merancang pengganti yang sepadan apalagi lebih baik darinya. Sudah cukup mengobrak-abrik fondasi bangsa kita. Kalau mau berdebat, tidak perlu menjadikan Pancasila sebagai sasaran. Fokuslah kepada apa yang benar-benar bisa kita lakukan untuk bangsa ini. Berhentilah menggugat para pendahulu kita. Perjuangan mereka, sudah nyata hasilnya. Sekarang, giliran kita untuk meneruskan. Jika ada yang harus diperbaiki dari kiprah mereka, lakukan saja tanpa harus mencederai nama baik dan jasa-jasanya.



5. Merdekakanlah dirimu dari sifat penjarah.

Kita sudah lama tidak lagi berhadapan dengan penjajah. Sebagai gantinya, kita dipusingkan oleh para penjarah. Ironisnya, sang penjarah bisa jadi sebelumnya adalah orang yang paling lantang suaranya ketika berdiri diatas mimbar orasi demokrasi. Benar, kita memang punya sifat menghujat orang lain. Tetapi, begitu mencicipi nikmatnya keju yang dipercayakan untuk kita jaga, kita tergoda oleh aromanya yang menggiurkan. Setelah menduduki kursi empuk, janganlah sampai ikut-ikutan menjadi tikus yang sama rakusnya dengan tikus-tikus yang sebelumnya kita berangus. Hati-hati dengan tikus, karena wajahnya mirip kelelawar. Hati-hati dengan kelelawar, karena dia dia temannya vampire. Hati-hati dengan vampire karena gigitannya menyebabkan virus para tikus menular. Nah. Kalau sudah tertulas virus tikus itu, biasanya kita berubah dari pejuang demokrasi menjadi tikus yang lebih rakus lagi. Maka masa penjajahan yang sudah lewat, digantikan oleh masa penjarahan yang sulit dihentikan. Jadi, merdekakanlah dirimu dari sifat penjarah.



Merdeka! Itu tidak berarti hidup tanpa aturan hingga boleh melakukan apa saja sesuka hati kita. Merdeka! Itu adalah isyarat untuk secara leluasa mengekspresikan nilai tertinggi kita sebagai manusia. Peringatan hari kemerdekaan kita tahun ini diiringi oleh peringatan turunnya kitab suci. Bukankah ini isyarat dari langit agar kita bisa mau kembali membaca kitab suci? Jika mau menjadi pemimpin Negara yang baik, bacalah kitab suci. Jika ingin menjadi warga Negara yang baik, bacalah kitab suci.



Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman - 16 Agustus 2011

Penulis buku ”Tuhan Terimalah Taubatku”



Catatan Kaki:

Kemerdekaan paling tinggi adalah ketika kita tidak lagi membiarkan diri sendiri dijajah oleh hawa nafsu untuk melakukan tindakan yang tidak disukai oleh Tuhan.



Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain. Tapi tolong, jangan diperjualbelikan ya.




Senin, 15 Agustus, 2011 20:45

Artikel 22, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 21, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 20, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 19, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 18, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 17, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 16, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 15, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 14, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 13, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 12, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 11, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 10, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 9, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 8, Agustus 2011

Artikel 7, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 6, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 5, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 4, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 3, Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

Artikel 2 Agustus 2011

Dear All,

Maaf, artikel ini sedang dalam proses penyuntingan.

Mohon dapat ditunggu hadirnya di Blog ini dalam waktu dekat.

Terima kasih dan salam

Tim Editor

(Mutiara Ramadhan) Kita Bertanya, Qur'an Menjawab.

Oleh: Rudi Zamroni

KENAPA AKU DIUJI ??

QURAN MENJAWAB :
Qs. Al-Ankabut : 2-3 "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

----

KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YG AKU INGINKAN ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. Al-Baqarah : 216 "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui

----

KENAPA UJIAN SEBERAT INI ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. Al-Baqarah : 286 "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

----

KENAPA FRUSTASI ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. Al-Imran : 139 "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulahorang2 yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang2 yg beriman

----

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. Al-Baqarah : 45 "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sholat; dan sesungguhnya sholat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk" Tiada daya dan upaya kecuali atas pertolongan Allah semata.

----

APA YANG AKU DAPAT ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. At-Taubah : 111 "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang2 mu'min, diri, harta mereka dengan memberikan jannah utk mereka"

----

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP ?

QURAN MENJAWAB :
Qs. At-Taubah : 129 "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.

----

AKU TAK SANGGUP !!

QURAN MENJAWAB :
Qs. Yusuf : 87 "Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.

Rudi Zamroni

Minggu, 14 Agustus, 2011 08:49

Sabtu, 20 Agustus 2011

Antologi Puisi: RATMAYA URIP

Dear All Members,


Di bulan Ramadhan ini saya persembahkan sebagian coretan saya yang coba saya kumpulkan kembali.

Antologi Puisi saya ini sengaja saya bagi 4 (empat) katagori, yaitu Puisi Religi, Puisi Kehidupan, Puisi Mbeling dan Puisi Romansa, yang masing-masing terdiri dari beberapa puisi dengan thema yang berbeda.

Puisi-puisi ini kebetulan hadir di benak dan langsung dapat menjadi karya, yang lahir selama berkelala dan mengembara di sudut-sudut Nusantara, di tengah penantian di airport yang menjemukan, atau di tengah lebatnya belantara Borneo, atau dalam ferry yang dengung mesinnya memekakkan telinga di Selat Karimata, atau di antara derap kuda liar di padang prairi dan sabana di Sumbawa, atau ketika tengah mengagumi indahnya panorama Bukit Nona dalam perjalanan ke Tana Toraja.

Beberapa Puisi memang sudah pernah hadir di milis ini. Namun yang ini merupakan hasil revisi yang terbaru.

Saya berharap bagi yang dapat menikmati, untuk dapat memberikan sentuhan kecil agar dapat menambah etos dan semangat, sehingga dapat menapaki karya dengan lebih baik.

Bagi yang merasa bahwa ini tidak ada manfaatnya, mohon jangan sungkan-sungkan untuk langsung saja men-delete-nya. Karena saya tahu, ada yang tidak suka dengan Puisi.

Salam Manajemen.

Ratmaya Urip


ooOoo


Antologi Puisi Ratmaya Urip*) :



1. PUISI-PUISI RELIGI:

JalanNYA
Oleh: Ratmaya Urip

JalanNYA adalah jalan ukhuwah yang penuh amanah
Jalan ibadah yang membawa berkah dan anugerah
Bukan jalan untuk kita saling berbelah dan pecah
Atau jalan yang mengajak gerah atau saling enyah
Bukan pula jalan untuk saling menghardik dan menyumpah
Yang dapat membuat kita tercabik-cabik
Namun untuk menjadi baik dan saling bertabik
Supaya hidup ini menjadi laik

JalanNYA adalah jalan untuk berserah pada ukhuwah
Jalan menuju selamat dunia akhirat

Kebaikan dan kebenaran bukan hadir karena jerat
Namun karena sadar diri yang membuatnya ingat akhirat
Ketaqwaan bukan tiba karena memasung nurani
Namun karena jati diri telah sadar betapa indahnya kehidupan surgawi

Di jalanNYA selalu ada ampun
Meski dosa telah terhimpun menjadi rumpun
Karena selalu ada tempat untuk munajat dan hajat
Dari peri laku khianat atau laknat yang sempat menjerat
Bagi yang ingin taubat
Bagi yang sadar bahwa hanya jalanNYA
Jalan yang dapat membawa kepada sempurna dunia akhirat
Karena jalan Illahi tak pernah berhenti atau mati
Bagi pelita kehidupan dan cahaya kebenaran surgawi

Sidoarjo, 12 Agustus 2011

=============== ========

Jalanmu
Oleh: Ratmaya Urip


Hari-harimu adalah jalanmu
Jalan lurus nan mulus menuju ridho Illahi
Atau jalan berkelok penuh onak, duri dan badai jahanam yang bukan jalanNYA
Karena itu pilihanmu

Pilihan adalah ruang dan waktu
Sementara ruang dan waktu adalah lorong sempit yang sulit untuk berkelit bagi jalanmu
Padahal jalanmu dapat mencipta oase bagimu ketika letih, lapar dan dahaga pada spiritualmu
Oase yang selalu ada saat kau berangkat atau ditengah jalan ketika kau sekarat
Sementara aku tahu bahwa inginmu adalah selamat
Yang tentu saja itu tidak cukup hanya dengan semangat


Benak dan nurani adalah mata air bagi hati
Bekal bagi jalan yang akan tertiti
Yang selalu menyisakan langkah untuk hati-hati
Bahkan selalu ada arah untuk berganti yang selalu menanti
Untuk kembali ke pelukan sajadah panjang membentang
Dalam pasrah serah kepada chalikmu
Dalam tulusnya doa-doa
Dalam langkah-langkah di jalan lurusmu
Yang bermuara kepadaNYA

Jalanmu selalu ada oase untuk berpaling atau berteduh
Berlindung padaNYA yang penuh seluruh
Tanpa harus membuat gaduh dan keruh
Tanpa harus menghardik kiri kananmu
Karena jalanmu yang damai dan lurus
Yang penuh mulianya akhlak yang menyibak
Tak pelak akan menabur pukat dan pikat menuju dunia-akhirat
Menuai mereka untuk mengikutimu
Dalam jalanmu


Sidoarjo, 12 Agustus 2011

==================== ========


Ramadhan
Oleh: Ratmaya Urip


Lapar dan dahaga Ramadhan
Yang berujung Imsak dan berpangkal dalam pelukan Maghrib yang meneduhkannya dalam merdunya adzan
Adalah anugerah dan amanah Illahi
Yang akan selalu hakiki dalam nurani

Dalam Ramadhan
Meski dera raga melumat dengan fana
Namun ayun langkah hati yang menanti selalu tiba dengan pasti
Menuju perjalanan yang baka dan surgawi
Berbekal rohani yang tak henti berbagi dengan segala yang hakiki
Tuk menyapa pahala, yang penantiannya selalu hadir dalam hayati

Ramadhan adalah bulan penuh barokah, rahmat dan ampunan
Yang penuh pahala yang sama dengan seribu bulan
Yang menjadi impian setiap insan

Bulan penuh tadarus yang enggan untuk putus
Mengumandangkan hajat, munajat dan hayat yang enggan untuk penat
Tentang ayat ke ayat, surat ke surat, dan juz ke juz dari awal sampai tamat


Ramadhan
Di pintumu aku mengetuk
Tuk mencabik dosa-dosa yang selalu menggoda
Supaya ku dapat bertabik dengan pahala
Dari Yang Maha Kuasa penguasa semesta

Ketika sajadah membentang dan dahi menyentuhmu dalam doa Illahi
Dalam wajibnya sholat fardlu
Dan dalam sujud tarawih yang tak henti untuk merungkas dosa-dosa
Dalam doa-doa yang menghardik segala laknat yang sedang lekat dengan pesta yang mengusung khianat sampai kiamat
Tuk jalan lurus penuh seluruh
Pada surgawi yang hakiki dan abadi
JalanMU

==================== =============


2. PUISI KEHIDUPAN:


Jika Aku Dapat Memilih Rahimku
Oleh: Ratmaya Urip

(Tangis pilu bangsaku untuk Ruyati binti Saboti, yang terenggut nyawanya bukan karena kehendaknya. Meski berjuang demi hidupnya dan devisa bagi negara, namun tak ada budi dari negaranya, sehingga maut menjemputnya)


Jika aku dapat memilih rahimku
Pasti kan kupilih yang kuasa membekali cita dan cinta
Atau yang menjamin asa ‘tuk hidup bahagia

Jika aku dapat memilih rahimku
Kan kupilih yang dapat membekali hari esok
Untuk hidup penuh seronok
Dengan tembang yang indah penuh cengkok
Dan tentu saja yang bukan olok-olok

Jika aku dapat memilih rahimku
Tak ingin ku dapat bara panas menyengat
Yang membuat hidupku kesrakat atau sekarat
Dan membawa jiwa ragaku menjadi kiamat

Jika aku dapat memilih rahimku
Kan kupilih bukan penuh hari yang selalu gopoh
Yang terbirit kecut dari yang tak senonoh
Bukan pula yang merogoh goroh
Apalagi yang secuilpun tak menyisakan seloroh

Jika aku dapat memilih rahimku
Aku tak ingin hidup selalu bongkok atau bengkok
Apalagi berlumur borok yang bosok yang membuatku bonyok
Juga tak mau hidup terseok-seok
Nyatanya sejak pagi ayam berkokok sampai dini hari lagi masih terpojok
Tak peduli meski wedok atau denok
Di negeri orang yang meski penuh seronok
Namun penuh tohok, dan tonjok
Serta golok yang selalu siaga untuk menggorok


Jika aku dapat memilih rahimku
Kan kupilih yang membawaku hidup damai dan sejahtera
Yang setiap asa dapat bertabik mesra
Pada limpahan tahta dan harta
Yang dapat kutebarkan ke seluruh jelata
Supaya nestapa mereka menjadi sirna
Baka mereka menjadi fana

Jika aku dapat memilih rahimku
Pasti kupilih untuk fana dengan kereta, harta dan tahta
Yang selalu dijalanNYA
Yang nyata dan kebak pesona
Di tengah lambaian jelata yang ceria sepanjang masa
Dipeluk bahagia yang sejahtera

Jika aku dapat memilih rahimku
Tak ada benakku tuk mengutil uang negara
Atau korupsi dan merampok seperti yang kini merajalela
Pesta pora mengajak dosa mengundang laranganNYA
Menghardik perintahNYA

Namun rahimku adalah rahimNYA
Jalanku adalah jalanNYA
Untuk memilih pasti ku tak kuasa
Dan rahimku kini mengantarku ke gerbang baka

Rahimku telah membawaku tak pernah ada kidung
Karena selalu tertatih murung penuh busung dari kampung ke kampung
Dan terjerembab menuju pentung, pasung dan gantung
Yang bermuara pada kejamnya pancung

Sidoarjo, 21 Juni 2011


=================== ================

Prosa Kecil tentang Kehidupan
Oleh: Ratmaya Urip


(Diilhami ketika dalam perjalanan dalam Ferry: “Marina Batam 10”, route Tanjung Pinang-Batam, 18 Februari 2011, sehabis Jumatan di Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat)


Hidup ini bak ombak yang penuh nafsu amarah mengejar buritan
Yang terbelah palka dan lunas dalam hempasan baling-baling perahu motor
Yang menonjok birunya laut nan tenang dan merungkas heningnya camar yang tengah memindai mangsa

Ombak di buritan perahu motor untuk sesaat nampak ganas, merungkas nafas, menjulat benak, menyibak ‘tuk meniti hati yang gaduh dan dingin berpeluh
Sejenak bergelora, dinamis penuh turbulensi yang bermuara pada cemas, seolah menyongsong mati
Namun tenang itu kembali tiba seiring layunya buih yang memutih, memendar dan berujung rintih yang telah pipih

Tak meninggalkan guratan dan sobekan air meski seserpih
Kembali tenang...begitu tenang... nyaman, damai dan laminer bak semula
Memasung cakrawala ‘tuk tetap mendendangkan sumilirnya tembang pagi dan kidung senja

Kadang memang gelora badai tiba kebak sorak, yang menyeruak dan menghentak
Namun sesaat kemudian pergi untuk kembali di esok hari.

Sementara perahu motor sudah laju jauh dari mata dan indera
Yang memang beranak gelora dan dinamika sesaat...namun selalu kembali ke damainya mentari yang memasung hari-hari.

================== ================

Catatan Kecil buat Hidupmu
Oleh: Ratmaya Urip


Jika hidupmu hanya rakus menyantap waktu semata
Tanpa prasasti ‘tuk kehidupan
Yang kebak guna dan makna bagi manusia
Maka perjalananmu telah lekang termakan sia-sia
Terungkas dukana
Dan Nuranimu kan penuh sesal di akhir masa


=================== ================


3. PUISI-PUISI MBELING:


Negeri Birahi
Oleh: Ratmaya Urip


Tatkala negeri sedang disandera birahi
Maka yang lahir adalah libido kuasa dan nafsu duniawi
Untuk selalu korupsi dan memasung kreasi
Menyisakan sampah ‘tuk menjadi sumpah serapah
Silang pendapat dan omong kosong tak ada arah apalagi denah
Menggoyang kursi ‘tuk selalu goyah
Meski tak ada yang mau menyerah kalah
Apalagi pasrah

Tatkala hati anak negeri tengah dilibas hakikinya sepi dan ngeri
Di belantara caci maki yang membahana dari para wakilnya yang “hanya” politisi
Bukannya negarawan yang tak pernah sepi berpikir negeri
Namun tak berkesempatan mencicipi kursi

Tetap saja hari-hari kebak caci maki
Sumpah serapah tak bisa diseruak meski sejenak
Maka maklumlah jika untuk negeri hanya menyisakan dukana
Karena pemegang mandat suara lebih suka pada cara merajut kuasa
Mencumbu dosa-dosa
Bukannya membangun jelata merungkas papa yang penuh nestapa
Karena benaknya penuh punagi tentang hidup bergelimang harta, wanita dan tahta
Meski mulutnya berbusa tentang negeri yang adil makmur dan sejahtera
Meski sebenarnya tanpa hati
Karena semuanya itu baka
Yang enggan bertabik pada fana
Dalam rimbunnya belantara jelata yang renta
Jelata yang tak berkesempatan ‘tuk menabung asa apalagi menggapai cita

Tatkala benak negeri tengah dikoyak mimpi
Maka yang ada hanyalah omong kosong tentang damai, adil dan makmurnya negeri
Atau kidung tentang negeri gemah ripah loh jinawi

Sementara jika hati negeri sedang dijajah libido
Maka kehendak hanyalah mengusung celoteh menco atau beo

Hari-hari yang menapaki warsa kini menggelegarkan maki-maki
Yang penuh amarah dan benci
Sumpah serapah tak ada henti
Saling jegal membenarkan diri
Meski semua tak ada yang dapat dimengerti
Karena memang tak ada arti apalagi hakiki

Birahi kuasa, libido tahta, mewabah di era reformasi
Mata air bagi suburnya perilaku tak terpuji
Dan bagi matinya nurani dan harga diri
Karena telah menafikan jalan Illahi

Kursi tinggi dan birahi di seluruh ranah negeri
Telah menolak santun dan rendah hati ‘tuk dibagi
Kecuali korupsi yang tergopoh ‘tuk dinikmati
Semua mau menangnya sendiri dan menjadi milik pribadi
Itulah negeri yang sedang birahi

Semua seolah mengatasnamakan negeri
Meski ‘ku pasti itu adalah negeri yang ada di perutnya sendiri

Sidoarjo, 20 Mei 2011

================= =============


Wajah dalam Seonggok Kotak Visual Elektronik
Oleh: Ratmaya Urip


Di kotak visual elektronik yang butut di rumah si Midah
Di lokasi yang pasti tak ada dalam peta dan denah
Di tempat tanpa petunjuk rambu arah panah
Karena adanya memang di negeri antah-berantah
Ada kidung tentang tembang senja berawan merah yang marah
Bukan lagi lembayung yang merekah yang bikin jengah dan pipi memerah

Di kotak visual elektronik yang butut di rumah si Abah
Itu wajah kok sumringah renyah penuh tawa gairah
Dalam pesta gempita yang pongah dan meriah
Seraya debat kusir tanpa arah
Tanpa ada benak dan hati yang gerah, desah, resah dan merasa salah
Meski penonton dengan raga yang papa tengah gundah
Sedang yang renta jiwa bermadah gelisah karena susah

Apa mau menunggu semakin payah dan parah?
Atau menunggu marah yang dapat bikin goyah dan patah?
Yang hanya akan menyisakan darah dan sejarah?

Di kotak visual elektronik yang butut di rumah si Poltak
Nestapa telah beranak pinak
Dari Subuh sampai Maghrib menyeruak
Seluruh cakrawala Indonesia telah habis berteriak sampai serak
Namun wajah dalam seonggok kotak visual elektronik itu tak juga tergerak
Apalagi mau menyibak duri dan onak
Karena sudah merasa enak

Di kotak visual elektronik yang butut di rumah si Samsu
Semua sedang menunggu waktu
Saatnya penonton dapat sesuap nasi, sesobek baju dan sebenggol doku
Bukan segudang harta hasil korupsi yang dapat terwaris ’tuk anak cucu
Seperti yang diperoleh si Gayus Tambunan si raja kecu

Tapi mana mampu?
Jika wajah dalam kotak elektronik itu hanya berpangku dan beradu mulut berebut doku
Untuk menggendutkan saku
Serta menolak untuk malu
Karena mereka memang benalu
Yang tumbuh subur di pohon duku dan jambu


Jika wajah dalam kotak elektronik itu tak henti untuk korupsi
Miskin, papa dan nestapa penonton ini tak mungkin akan berhenti
Padahal penonton hanya ingin lebih dini
Menunggu hadirnya hidup yang indah penuh arti
Di sisa-sisa hari yang akan tertiti

Penonton hanya ingin ada asa
Syukur jadi nyata
Tidak lagi ada lapar, dingin dan masuk angin yang menerpa raga dan jiwa
Dalam lebatnya papa dan nista
Yang telah beranak pinak meng-Indonesia

Kapan miskin raga dan papa jiwa ini kan berlalu?
Wahai wajah yang ada di kotak visual elektronik-ku?
Jangan hanya bersilat lidah melulu
Yang muaranya hanya menggendutkan doku di sakumu

Ampun ya Allah
Ke kiblatmu takwaku berserah
Ke hadiratmu istigfarku bermadah
Di legamnya sajadahku yang mulai terengah
Jauhkan wajah di kotak elektronik itu dari kata penuh kilah dan sumpah serapah
Sadarkan mereka tuk berbenah ke kebenaran arah
Berikan penonton kuat tanpa sampai menunggu menyerah pasrah
Berkatilah dengan kesembuhan dari koma yang parah
Supaya Indonesia-ku gegap penuh gairah
Supaya rizkimu segera tumpah ruah
Karena tibanya kebenaran dan keadilan hasil jerih payah
Dan bersinarnya fajar pagi di ufuk memerah
Amin.

Sidoarjo 20 Mei 2011

================ =================


Kidung Negeri Onani
Oleh: Ratmaya Urip


Konon jika tak ada lagi insani peduli
Dan tak ada lagi bahagia ‘tuk dibagi
Atau tak ada lagi nyanyi sunyi tentang manusiawi
Apalagi menyantap indahnya pelangi di rintik hujan pagi
Dan malah menghardik kidung paksi yang beriring ke cakrawala senja yang kebak sari
Atau tak hendak bertabik pada nurani
Karena hanya peduli pada hari-hari untuk selalu korupsi
Atau ketagihan ‘tuk pantat duduk di kursi tinggi
Kompetisi rakus menumpuk harta diri yang tanpa harga diri
Meski itu milik negeri !
Sementara gubug reyot mewabah di seluruh negeri
Dan tak ada lagi nasi untuk berbagi gizi
Tak ada lagi bagi jalan Illahi
Maka negeri sedang onani

Konon jika negeri sedang onani
Memuaskan diri dalam nafsu hewani itu sudah pasti
Tak ada peka yang pekat
Semua hanya nafsu duniawi yang bejat penuh rekayasa jahat
Beranak-pinak menabur pesona diri dengan pikat dan sepaket pukat
Pawai nafsu menebar jerat
Memukat dosa yang selalu mendekat
Dan tak ingin ada tobat
Apalagi tak rindu hasrat menabung akhirat

Konon dalam negeri yang sedang onani
Semua yang adil menjadi basi
Yang benar terpancung eksekusi
Yang munafik menjadi raja
Yang berkuasa adalah paksa dan dosa-dosa
Dan tak peduli pada doa pada yang Kuasa
Dalam, meniti masa

Konon dalam negeri yang sedang onani
Kemakmuran menjadi jera
Kedamaian menjadi renta
Kejayaan menjadi papa
Yang jujur menjadi baka
Yang culas menabur fana
Karena semua syahwat dunia
Libido harta, angkara tahta, dan birahi kuasa
Tak ada damainya surga
Ataukan karena itu azab dan siksa Yang Maha Kuasa
Karena telah bermanja dengan dukana

===================== ========


Tembang Negeri Antah Berantah
Oleh: Ratmaya Urip


Ketika keadilan dan kebenaran telah sekarat
Atau kemunafikan menjadi dahsyat
Dalam angkara kuasa yang khianat
Maka yang tersisa adalah kiamat

Kedamaian dan kemakmuran tak akan pernah berangkat
Ketika keadilan dan kebenaran menjadi papa
Atau kemunafikan tak juga renta
Atau angkara kuasa tak juga menjadi baka
Maka yang tiba adalah nestapa
Dan dosa-dosa

Ketika gegap bencana, banjir nestapa, gempita perkosa, dan korupsi kuasa menjadi raja
Maka yang menunggu adalah siksa dan nista
Atau gegapnya kesumat
Yang berujung pada sorak neraka
Dan bermuara pada azab dan laknat

Sidoarjo, 20 Mei 2011

===================== =============



4. PUISI-PUISI ROMANSA



RINDU
Oleh: Ratmaya Urip


Ketika galau bertabik pada romansa yang lampau
Yang masih menyisakan pekatnya sendau
Dan punagi yang terselip dalam gurau
Maka dawai hati ini kembali bergetar
Berdenting (mendesah) meniti senar penuh sinar
Yang kebak hingarnya rindu
Dan bingarnya hasrat ‘tuk dapat bertemu

Sidoarjo, 20 Mei 2011

================== ==============


SIA-SIA
Oleh: Ratmaya Urip


Apalah artinya cantik
Jika hanya akan membuat seorang pria menunggu

Apakah artinya rindu
Jika hadirmu hanya pada mimpi-mimpi panjangku

Apalah artinya hati yang menyatu
Jika pelukku hanya ada di ujung waktu
Yang selalu kebak tunggu
Dan kerap enggan menyapa pada julatan mesramu

Sidoarjo, 20 Mei 2011

================== ===============


Prasasti
Oleh: Ratmaya Urip


Tiada seindah hari-hari bersamamu
Saat di cintamu ku teduhkan kidungku
Kau bimbing mesraku menjuta rasa
Yang bukan dukana
Bukan nestapa
Membenci nista
Dan segala duka petaka

Prasasti
Telah kau tanam di hatiku
Harapan telah kupendam di tangismu
Bagai mentari dan kehidupan
Kau dan aku satu

Prasasti itu kini bertabik mesra
Menembangkan rindu yang fana
Bagiku kau masih seperti yang dulu
Karena kau sulit menjadi lampau

=================== ==============


Lara Jonggrang
Oleh: Ratmaya Urip


Kisah lontar tua
Tentang duka yang tak kunjung mati
Lara Jonggrang jelita
Dengan pinangan
Bandung Bandawasa perkasa

Bukan hati tak ingin
Namun dendam melebihi segalanya
Diterima pinangan dengan punagi
Seribu candi sebelum dini

Bandung Bandawasa tersenyum
Hatinya ceria
Menyusur malam
Dengan kerja dan tawa
Bersama kidung kesaktian
Dan punagi yang mulai tercipta

Di timur fajar tiba
Seribu candi tak trepenuhi
Lara Jonggrang penipu menjadi batu
Di muara hati yang murka


Candi Prambanan, Mei 1982

===================== =================

*) Penulis adalah pemerhati dan penikmat puisi.

================================== =====

Salam

Ratmaya Urip

Human Capital Management (HCM) Versus Human Resource Management (HRM)



Oleh Ratmaya Urip

BAGIAN 2
(Lanjutan PENDAHULUAN)

Telah disampaikan di Bagian 1 dari serial tulisan ini, dan setelah berkembang dalam diskusi yang mengikuti peluncuran Bagian 1 dari topik ini di milis, maka kemudian dapat diberikan semacam resume atau konklusi, bahwa inti perbedaan dariHuman Capital Management (HCM) denganHuman Resource Management (HRM)terletak pada beberapa hal. Dalam hal ini intinya adalah, bahwa dalam Human Capital Management (HCM), manusia yang berperan dalam menggerakkan aktifitas menuju kepada goal & objective yang di-deploy atau di-cascade dari visi & misi yang dirujuk, wajib diletakkan sebagai asset atau capital, bukan “hanya” sebagai “resource” seperti halnya dalam Human Resouce Management (HRM). Sehingga implikasinya dapat dijabarkan sesuai dengan item-item di bagian bawah, yang berada di bawah catatan berikut ini:

Catatan:

a). Sebagian besar dari tulisan ini memang baru “ axioma”, belum menjadi “thesis” atau disertasi, atau” theory”. Karena semata-mata memang merupakan buah pikiran saya selama ini, setelah menggeluti berbagai aspek kehidupan secara praktek di lapangan. Sehingga rujukan theory-nya memang belum banyak ditemukan. Dalam hal ini saya hanya menyampaikan kesimpulan sebagai hasil data empiris yang didapatkan di lapangan, semoga saja nanti dapat dibuktikan sebagai theory, dengan berbagai uji-hipotesis. Topik ini saya sampaikan, mengingat selama ini dalam praktek-praktek di lapangan nampaknya tidak ada perbedaan yang signifikan antara Human Resource Management dengan Human Capital Management, kecuali perubahan nama namun tidak ada esensi dan aplikasi yang jelas. Bahkan dapat disebut sama saja dalam aplikasinya. Mungkin hanya supaya disebut lebih keren. Ada banyak data dan contoh mengapa “axioma”dari saya ini saya sampaikan, namun akan lebih baik dan lebih jelas jika disampaikan dalam suatu kesempatan tatap muka supaya tidak bias.

b). Memang ada satu theory dari Van Marrewijk / Timmers (2002), namun bagi saya ketika dipraktekkan di lapangan, perlu dilakukan pendekatan dan penyempurnaan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, serta perlu di apresiasi dengan kemampuan kita dalam mengembangkan Arts yang kita miliki. Sehingga jika Axioma ini berbeda dengan Teori Van Marrewijk / Timmers (2002), menurut saya sah-sah saja. Karena axioma atau bahkan teori kan dapat berkembang dari data empiris di lapngan. Terserah bagi audiences untuk menyikapinya. Apakah setuju atau menolak atau bahkan abstain terhadap axioma ini, silakan saja.


Dalam Human Capital Management, juga menyangkut teori dan aplikasi Knowledge Management, Talent Management dan Tacit Management, yang lebih intens.

Dalam Teori Iceberg Model, untuk Human Resource Management (HRM) dikenal hanya terdapat 2 (dua) dimensi dalam pendekatannya, yang dikenal sebagai dimensi Ability (skill & knowledge), yang dilambangkan sebagai bagian dari gunung es yang berada di atas permukaan air laut, serta dimensi Moral (Attitude & Behaviour), yang dilambangkan sebagai bagian dari gunung es yang berada di bawah permukaan air laut. . Sementara untuk Human Capital Management (HCM) dikenal adanya dimensi yang berada di luar 2 (dua) dimensi tersebut, yang disebut dimensi ke-3 atau Arts (Creativity/Innovation, Adabtability/Flexibility, Acceptability, dll)

Aplikasi dengan pendekatan Matematik, adalah jika Human Resource Management (HRM) lebih bersifat linier dengan dua dimensi sumbu-X yang mewakili dimensi Ability (Skill & Knowledge) dan Sumbu-Y yang mewakili dimensi Moral (Attitude & Behaviour. Sementara Human Capital Management (HCM) sudah bersifat tiga dimensi, dengan memasukkan sumbu-Z, sebagai perwujudan atau aplikasi dari Arts, yang meliputi, kemampuan berkreasi (creativity), atau kemampuan berinovasi (Innovation), kemudian juga acceptability, dan adabtability/flexibility yang merupakan salah satu kontributor tercapainya honorability/recognizebility, sehingga diperolehtruly human value yang lebihcomprehensive, holisticdanintegrated. Yang kemudian setelah dimerger atau diintegrasikan dengan dimensi ke-2, Human Ability (skill & knowledge) dan dimensi ke-2, Human Moral (attitude &behaviour), dapat disebut sebagai human asset atau human capital.

Human Capital Management (HCM) berkembang setelah bisnis atau interaksi yang terjadi dalam kehidupan mulai unpredictable dan uncountable, sehingga untuk menghadapi tantangan perubahan yang mulai terjadi secara terus menerus, diperlukan kreatifitas dan/atau inovasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada era sebelumnya. Dalam hal ini boleh dikatakan sebagai Beyond Third Wave Era, karena Alvin Toffler sejauh ini baru memperkenalkan sampai Gelombang ke-3. Meskipun bukan Futurolog, saya lebih setuju pada penyebutan era yang lebih dari era ke-3 (tiga) ini sebagai era Gelombang ke-4., yang disebut era Inovasi, Budaya dan Lingkungan, yang pernah disampaikan oleh seorang “futurolog” lain, dalam suatu kesempatan). Era ini mulai terjadi sejak masuk ke abad 21. Dengan mulai maraknya interaksi dan komunikasi, dan kekritisan yang lebih dahsyat, yang jauh lebih efektif dan lebih cepat. Apalagi setelah Facebook dan Twitter serta disusul oleh yang lain diperkenalkan dalam interaksi hubungan antar-manusia dan antar-kelompok. Kasus terakhir, dengan Facebook dan Twitter, telah menggerakkan simpati missal terhadap Prita dalam kasusnya dengan RS Omni Internasional, kemudian juga kasus Revolusi di Mesir yang menumbangkan Presiden Hosni Mubarrak, serta kasus kerusuhan di Inggris yang sangat mengagetkan dunia internasional.pekan ini, yang bermula “hanya” dari penembakan seorang warga keturunan warga Afro-Carribean oleh polisi Inggris. Meskipun sebenarnya ada yang lebih menjadi penyebab dari situasi tersebut.

Dalam perkembangannya 5-M yang disebut Faktor Produksi (Production Factors) yang kemudian berkembang menjadi 7-M sudah tidak cukup lagi dalam mengelola bisnis. Kemudian berkembang menjadi 12-M yang saya sebut sebagai Faktor Kelola (Managing Factors), yang jika hanya menggunakan Human Resource Management (HRM) tidak cukup untuk mengelolanya. Maka kemudian Human Capital Management (HCM)

Sementara itu, bagaimana aplikasinya dalam Human Capital Framework dalam relasinya dengan Human Capital Competence, khususnya dalam aplikasi Corporate Strategic Business Plan, yang biasanya disepakati sebagai siklus Human Capital Planning, Recruitment, Remuneration, Performance Management, Competency Development, Discipline Management? Atau ada juga yang mengambil siklus yang lebih sederhana dengan Planning, Acquiring, Developing, Maintaining, dan Retaining? Atau siklus-siklus lainnya?

Untuk itu tunggu tulisan berikutnya.

Catatan: Uraian di atas akan lebih jelas lagi jika disampaikan dalam suatu kesempatan tatap muka, dengan berbagai contoh-contoh di lapangan.


Kredo:
Teori tanpa Praktek adalah omong kosong, sedangkan Praktek tanpa Teori itu ngawur. Apalagi tanpa Teori dan Praktek.

Ratmaya Urip

(BERSAMBUNG).

Opini dan Diskusi: "Manajemen Konflik"

1. William Tedja Harjakusuma:

Saya sedang menerapkan Manajemen Konflik dalam perusahaan.
Tujuannya akan timbul persaingan, sehingga kinerja karyawan dapat bertambah!

Berharap akan sukses.
Jangan sampai gagal!

William Tedja
Rabu, 20 Juli, 2011 07:30
=========== =========
2. Andrew Laloan:

Malam Pak Wiliam,

Mau tanya pak, bagaimana caranya kita bisa menerapkan manajemen konflik dalam lingkungan kerja kita. Kemudian langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar kita bisa mengatasi konflik yang terjadi dalam lingkungan kerja kita.
Terima kasih in advance...

Andrew
Rabu, 20 Juli, 2011 08:33
============= =========
3. Juni Sipahutar:

Malam pak William.
Bagi saya manajemen konflik itu belum tentu pak bisaa meningkatkan kinerja karyawan.malah bisa membuat suasana tidak kondusif..yang malah mengakibatkan tidak bagus bagi kinerja karyawan dengan begitu...tentu sama perusahaan juga kurang bagus.sebagai karywan kita jelas mengharapkan rasa nyaman!

Salam

Juni sipahutar
Rabu, 20 Juli, 2011 09:21
============= =======
4. William Tedja Harjakusuma:

Selamat malam Andrew dan Managers,

Manajemen konflik diperusahaan diperlukan agar tercipta suatu kondisi
persaingan yang "sehat" dalam sebuah perusahaan.
Untuk konflik JANGAN SAMPAI ada dalam satu divisi (departemen). Bukan
manajemen konflik namanya jika ada dalam suatu departemen. HARUS
LINTAS DIVISI.

Cara yang dapat dilakukan, coba untuk mengungkit suatu masalah.
Sebagai pimpinan perusahaan, kita harus cari apa saja kendala yang
timbul. Pasti kendala tersebut melibatkan divisi lain. Disitu nanti
akan timbul konflik.

Cara mengatasi konflik, kita yang membuat konflik pasti tahu jawaban
dari konflik tersebut. Yang menjadi kuncinya adalah, jangan sampai
konflik menjadikan perpecahan.

Contoh kasus:
Jika anda sebagai approval pembayaran sesuatu, cek apakah seluruh
kelengkapan sudah ada. Invoice, faktur pajak, PO, surat jalan, dll.
Jika tidak ada salah satunya maka itu bisa dijadikan konflik antara
finance dengan purchasing. Nanti divisi finance akan bertanya mengenai
kelengkapan ke divisi purchasing. Selanjutnya mereka akan lebih
'aware' terhadap kelengkapan pembayaran.
Itu contoh simple saja.

William Tedja
Rabu, 20 Juli, 2011 10:58
============ ========
5. Ratmaya Urip:

Dear All,

Manajemen Konflik hanya dpt diterapkan pd perusahaan yg sdh "mature".

Dari hasil pengamatan subjective saya, khususnya utk tingkat perusahaan yg belum "mature" konflik berkembang menjadi tidak terkendali. Faksionalisasi atau friksi peran (role friction) sering berubah menjadi personal friction, sehingga iklim organisasi (organization climate) menjadi tdk kondusif, krn faktanya sering terjadi saling jegal. Apalagi jika dalam perusahaan ada ketidakadilan dlm carrier, salary, dll. Akhirnya sering terjadi kontra-produktif.

Manajemen Konflik relatif hanya dpt dilakukan pd organisasi dengan followership dan leadership yg kuat, dengan revenue and profit growth yg bagus.

Manajemen Konflik memang bagus sbg teori dan bahan diskusi, namun banyak yg kesulitan dlm praktek. Walaupun demikian saya angkat topi dan memberikan empat jempol jika dapat berhasil.

Saya lebih suka menerapkan Manajemen Sinergi, drpd Manajemen Konflik. Di Indonesia,
Koordinasi, Integrasi, Sinergi, dan Sinkronisasi (KISS) merupakan barang langka, krn lemahnya followership. Shg sering terjadi Miss-Management.
Orang Indonesia lebih sering emosional drpd rasional, yg menurut saya itu stereotip antropologis. Lihat saja sekarang, ledakan konflik sering terjadi hanya krn masalah sepele yg kemudian berujung pd hilangnya nyawa.

Mengapa harus konflik sementara jika dapat dicapai dengan sinergi. Peran Motivation memang sangat menonjol.

Dari contoh Pak William, saya hanya dapat memberikan catatan, bahwa memanajemeni konflik di Indonesia ini, bukan hanya masalah sistemnya, krn lebih sering ego dr man behind the system itu yg lebih penting, krn lemahnya followership.

Utk Pak William Tedja, saya memberikan apresiasi yg tinggi, jika Manajemen Konflik Bpk berhasil dengan baik

Salam Manajemen.

Ratmaya Urip
Rabu, 20 Juli, 2011 19:41
============= =======
6. Ferdi:

Dear, Mr. William

Bagaimana jika management konflik yg dibuat oleh divisi lain mis: finance, malah benar2 menimbulkan konflik ke divisi lain (purchasing)? Pernah kejadian di divisi saya, divisi A ingin mengintervensi keputusan divisi B. malah mendikte dan mengajari sistem kerja yang baik menurut A utk diterapkan oleh B.

Waktu itu walaupun pimpinan saya yg memiliki approval lebih tinggi dibanding saya. Pimpinan saya hanya diam, kebetulan pimpinan saya ini sifatnya ABS. Akhirnya saya yang bertindak dgn berujar. Saya tidak suka cara kerja kami diintervensi dan didikte divisi lain apalagi diajarin bagaimana seharusnya kami melakukan kerja.

Alhasil Rapat terdiam sejenak.

Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.

Ferdi.

Rabu, 20 Juli, 2011 19:45

=========== =======

7. Davy:

Sependapat dengan Pak Urip.



Kematangan organisasi, system & work force sangat berperan dalam hal system management by conflict.

Apabila ke3 hal tsb sudah menunjang, maka pada awalnya, kita bisa mulai mencoba dengan metode brainstorming.



Best regards'

Davy

Ameris Consultant & Development

Integrated HR Management & Psychological Consultant & Development
Rabu, 20 Juli, 2011 19:50
============== ========
8. Renzy:

Good morning guyz.. Boleh ya nimbrung dikit..

Conflict management itu perlu dan baik buat organisasi, dengan catatan bahwa Ka Divisi dan superior nya harus tetap menjaga stabitas dan harmonisasi semua team sesuai dengan objecrive company..

Dan semua members harus mengerti bahwa goals company adalah satu tujuan untuk semua divisi.

Yang sebaiknya dilakukan adalah setiap minggu dilakukan weekly evaluation meeting yang dihadiri setiap Ka Divisi dan di lead oleh senior management/BOD.

Setiap Ka Divisi mem-presentasikan process and result serta next target, apalagi kalau company sudah menggunakan KPI dengan ukuran Balance Score Card.

Conflict Management yang terpimpin itu perlu..!!

Regards:
Renzy

Rabu, 20 Juli, 2011 20:13

========= ===========

9. Erman:

Cukup menarik permasalahan konflik manajemen ini.

Berdasarkan pengalaman saya, yg paling sering timbul konflik adalah antara dept finance (meliputi akunting, purchasing,pajak) dengan sales & marketing. Seringkali dept S & M bersifat "semau gue" (contoh: main order barang tanpa lewat prosedur)dipihak lain finance harus tetap mengikuti prosedur yang ada.

Mnrt pendapat saya, kontrol tetap harus di finance tanpa harus berkesan menggurui. Memang, diperlukan seorang finance dept head yang tegas,namun tidak terlalu kaku. Dengan SOP dan struktur organisasi yang jelas, permasalahan dengan mudah dapat di atasi tanpa harus melibatkan BOD (kecuali permasalahan sudah sangat kompleks).

Saya sependapat dg pak Renzy ttg perlunya weekly dept head meeting yang dihadiri oleh senior mgnt agar komunikasi antar dept terus terjaga,permasalahan dapat dibicarakan dan diselesaikan secara tuntas sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.


Rgds


Erman
Rabu, 20 Juli, 2011 20:53
============= =========

10. Karno Subrata:

ear Renzy

Mohon berikan contoh kecil bila Conflict Management anda berhasil dijalankan.
Akan lebih baik anda juga sharing tentang steps nya.

Salam,

Karno Subrata

Rabu, 20 Juli, 2011 21:09

========== =========

11. Edward:

Good. Semakin banyak konflik semakin bagus. Saling mengawasi..

Setuju? :D :D :D
Kamis, 21 Juli, 2011 18:09
=========== ==========
12. Surjo Sulaksono:

Numpang tanya, kalau yang terjadi di Partai D_______ itu manajemen konflik atau konflik antar 'manajer' ya? :)

Surjo Sulaksono
sekedar bertanya, tidak bermaksud menyulut konflik, hehehe

Kamis, 21 Juli, 2011 20:24

======== ===========

13. Iming tesalonika:

Betul Partai demokrat memang menjadi besar krn mnjn konflik, dan kebablasan krn mnjmn konfliknya tanpa penetapan nilai2 yang selaras dgn nilai2 yg sudah ditetapkan dlm UU kita.

Hrsnya, nilai2 internal pArtai demokrat disepakati dulu baik tertulis atau lisan, dan pelaksanaannya mengacu pd kesepakatan tertulis.

Tidak ada orang yg mau mengambil resiko ambil dana APBN lalu disetor untuk kepentingan ketua umum or institusi partai, kalau setelah ketahuan, ternyata belum disepakati mekanisme penyelamatan pengambil dana APBN.

Manajemen konflik mengharuskan kesepakatan nilai2 internal, penulisan kesepakatan tsb scr transparan, dan pedoman manajemen resiko atas konflik yang terjadi.

Iming

Kamis, 21 Juli, 2011 20:57

========= ===========

14. Ahmadi Agung:

Kayaknya yg menganut mnjn konflik ndak hanya partai demokrat, tapi semua partai, baik secara sengaja maupun tidak, namun memang semuanya belum nampak kalau mereka ( semua partai ) itu menganut management seperti itu….



Salam
Agung AL-Pacitan

Kamis, 21 Juli, 2011 21:07

========== =======
15. Arie Prawiro:
Dear all,

Tread ini menarik sjk awal....bnyk ulasan n akhirnya muncul juga ttg partai D

Bener bhw yg terjadi adalah management konflik namun ke"hancur"an mrk lebih krn PEMIMPIN tdk mampu menghadapi dan menyesaikan masalah.

Kyknya bung Rky, bung Iming dll hrs bantu bgm mengatasi krisis kepemimpinan disana dch...he he he...

CITRA bagus tetapi ketegasan lebih utama...

Tdk salah para warga masyarakat kangen akn orde Baru...

Salam sukses....



Arie@Bandung now
Kamis, 21 Juli, 2011 21:17
=========== ============