Kamis, 21 April 2011

Bunga Rampai Artikel M. Agus Syafii (1)

Tersenyumlah!

oleh : muhamad agus syafii

Selasa, 28 September, 2010 20:25

Tersenyumlah! Sebab senyuman adalah doa, ketika kita selalu bersyukur atas rizki yang kita peroleh. Setiap rizki yang kita peroleh datangnya dari Allah yang telah menetapkan dan mengatur semua rizki untuk hambaNya dan kita menerimanya dengan senang hati penuh kegembiraan sekalipun rizki yang diterimanya kecil. Maka Allah akan menambahkan rizki bagi hambaNya yang bersyukur. Itulah sebabnya bagi siapa saja yang selalu bersyukur dalam bekerja, beraktifitas, berusaha, belajar, berikhtiar mencari nafkah berarti dirinya telah membuka pintu rizki dari Allah dari arah yang tidak disangka dan tidak kita duga.
Senyuman adalah shodaqoh, ketika mampu menumbuhkan kebahagiaan bagi orang lain, mampu membangun tali silaturahmi. ketulusan senyuman kita menjadi jembatan penghubung dan simpul mempererat tali silaturahmi, silaturahmi mampu mendatangkan rizki, sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa salam.
'Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan diperpanjang umurnya maka sambunglah tali silaturahmi (HR. Bukhari & Muslim).
Tersenyumlah! Hidup penuh senyuman, keceriaan, semangat, optimisme dan kebahagiaan lebih disukai Allah dan terbuka pintu rizki bagi kita, tanpa kita sangka dan kita duga arahnya,
Wassalam,

agussyafii


**************************

Cinta Yang Memupus Kebencian

muhamad agus syafii <agussyafii@yahoo.com>

Rabu, 29 September, 2010 20:49
Ada seorang ibu yang memiliki tiga anak. Sewaktu saya on air di Radio Bahana 101.8 FM Jakarta beliau SMS bahwa sudah menunggu di Rumah Amalia. Beliau mengidap insomnia. Sudah lebih dari lima tahun mengalami ketergantungan pada obat tidur. Makin lama dosis yang beliau gunakan semakin tinggi. Sampai mengalami halusinasi. Setelah dari perbincangan saya mengetahui beliau sedang dirundung masalah dalam keluarga. Suaminya telah berhubungan dengan perempuan lain.
Awalnya setiap pulang kerja selalu malam hari, tidak seperti biasa. Baginya selama dinafkahi lahir batin, sudah cukup disyukurinya. Ketika beliau bertanya kepada suaminya, sang suami tidak mengakuinya bahkan bila ditanya malah marah. Pernah sampai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Namun semua itu ditahannya karena beliau yakin peristiwa apapun selalu ada hikmahnya. 'Mungkin orang bilang bila suami tidak betah dirumah, istrilah yang salah karena tidak bisa mengurus dengan baik,' ucapnya penuh isak dan tangis.
Saya bertanya kepada beliau apakah selama ini beliau bersama suami dan anak-anak senantiasa melaksanakan sholat lima waktu dengan baik? Beliau hanya menggeleng kepala. Saya menyarankan kepada beliau agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan menunaikan sholat lima waktu. 'Mengadulah dan memohonlah pertolongan kepada Allah.' Malam itu saya mengajaknya berdoa bersama anak-anak Amalia, memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar berkenan memberikan keberkahan kepada keluarga beliau. Malam itu terasa indah. Doa kami terasa hening, menyentuh hati yang sedang terluka.
Beberapa kali beliau berkenan hadir dan berdoa bersama anak-anak Amalia, beliau mengatakan, ' Saya baru menyadari, suami saya melakukan itu semua karena dia tidak mendapatkan kasih sayang Allah. Peristiwa perselingkuhan suami ini malah membuat saya mengerti betapa besarnya cinta Allah kepada keluarga kami agar kami sekeluarga kembali kepadaNya.' Wajah ibu itu terlihat bahagia karena kami semua di Rumah Amalia turut mendoakan untuk kebahagiaan beliau dan keluarganya. Dengan doa bersama, Cinta Allah hadir di dalam hati beliau, memupus kebencian kepada suami. Kabar terakhir, suaminya berjanji tidak lagi berselingkuh dan menyesali perbuatannya karena kondisi suaminya tengah terbaring sakit di Rumah Sakit.
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).
Wassalam,

agussyafii

**********************


Datangnya Kesembuhan

By: agussyafii

Ada seorang bapak masuk rumah sakit karena menderita tumor pada organ tubuhnya. Setelah melewati pemeriksaan medis. Para dokter menyimpulkan sangat kecil kemungkinan untuk sembuh dari sakitnya. Tak lama kemudian seorang dokter menemui istrinya dan mengatakan sakit yang diderita oleh suaminya. 'Ibu, sangat kecil kemungkinan untuk sembuh dan hanya Allahlah yang bisa memberikan keajaiban.'
Sang ibu merasa bersedih dengan kondisi suami yang sedang sakit parah dan anaknya yang semata wayang terlibat pemakaian obat terlarang. Beliau berusaha mengatasinya sendiri, membawa anaknya ke pusat rehabilitasi. Disaat Ibu tengah terpuruk dengan persoalan yang kian menumpuk. Beliau hadir ke Rumah Amalia. Kemudian beliau bershodaqoh untuk kesembuhan suami dan putrinya. beliau meyakini bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan menyembuhkan suami dan anaknya. 'Saya benar-benar berharap, Allah mendengar doa saya..Mas Agus,' tutur sang ibu, terlihat air mata yang mengalir dipipinya.
Ditengah kegaluan hati yang dirasakan ibu dalam kesendirian dan kesunyian. Biasanya ada tawa dan canda bersama suami dan anak yang dicintainya. Saya mengingatkan bahwa masih ada Allah yang selalu hadir ketika kita dalam kesendirian. Wajahnya terlihat lelah. Berkali-kali beliau mengucap istighfar, memohon ampun kepada Allah. Malam itu kami berdoa bersama anak-anak Amalia, memohon kepada Allah untuk kesembuhan suami dan anaknya. Angin malam terasa sejuk. Dengan doa yang dipanjatkan seolah rintik menyirami yang menyirami bumi.
Ditengah ketidakberdayaan dan keberserahan dirinya kepada Allah, dokter di rumah sakit tempat suaminya dirawat mengabarkan kepada ibu bahwa ada harapan suaminya sembuh kembali. Kondisi suaminya sedikit demi sedikit telah pulih kembali sehingga tak sampai satu bulan suaminya sudah diperkenankan untuk dirawat di rumah. Sementara anaknya juga sudah keluar dari pusat rehabilitasi. Beliau bersama suami dan anaknya senantiasa memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan bersyukur atas kesembuhan dan kasih sayangNya. Semakin mendekatkan mereka kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Subhanallah.
'Obatilah orang yang sakit dengan bershodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan doa.' (HR. Baihaqi)
Wassalam,

agussyafii

************************

Ketakutan Dalam Kesepian

By: agussyafii
Ketakutan yang terbesar dari orang-orang yang mengalami kesepian yang hebat adalah depressi atau kehilangan keseimbangan emosional untuk sementara waktu atau lama. Banyaknya pertimbangan sangatlah menentukan kepastian, harga diri, nilai dan pandangan dunia terhadap realitas yang ada. sering membuat orang menjadi terombang ambing dan menjadi merasa 'gila.' Hal itu bukan berarti kesepian adalah penyakit psikologis. Dr. Robert S Weiss dari Kedokteran Universitas Harvard menyebutkan bahwa kesepian adalah tanggapan normal dari kurangnya dua kebutuhan pokok sosial yang utama.
1. Bila kita memiliki ikatan dilengkapi hubungan akrab dengan pasangan atau seseorang yang kita cintai.
2.  Rasa berkelompok dilengkapi dengan jaringan teman-teman yang ikut berbagi kepentingan yang sama dalam masalah tertentu.
Dua kebutuhan pokok inilah yang menjadi pondasi diri kita. Bila kita kehilangan salah satunya maka hal itu menyebabkan kita menjadi kesepian. Pengobatannya bisa melalui cara mengaktifkan atau mencari hubungan yang lebih berarti dan mengisi hari-hari yang ada dengan pekerjaan atau aktifitas yang menyenangkan. Meski kesepian bukan penyakit mental namun bisa berakibat buruk terhadap kesehatan fisik dan emosional seseorang bahkan berakibat kematian dini.
Kesepian dapat melemahkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Angka kematian yang tinggi dari mereka yang mengalami kesepian secara terus menerus selama 6 bulan sesudah kehilangan seseorang yang dicintainya. Kesepian seperti itu berakibat seseorang mengalami stress atau tertekan sekaligus dapat untuk bisa mengenali diri kita yang hakiki. Betapapun sakitnya kesepian itu adanya namun dapat menjadi sebuah pencarian batin yang efektif, saatnya untuk mencari makna hidup dan yang paling penting adalah mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala. Dengan berdoa dan penyerahan diri secara total maka beban hati anda tersalurkan dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan membiarkan anda berjalan dalam kesendirian dan kesepian.
'Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.' (QS. Yusuf : 86).
Wassalam,

agussyafii

Minggu, 3 Oktober, 2010 04:51
********************

Makna Keridhaan

By: agussyafii

Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 216).
Ayat ini memiliki makna tentang indahnya keridhaan. Makna ridha dengan pemberian yang telah Allah tetapkan kepada kita merupakan kunci sukses dalam meraih kebahagiaan. Sesungguhnya keridhaan itu memiliki buah yang melimpah berupa keimanan. Orang yang ridha dengan ketetapan Allah akan terangkat ditempat yang mulia. Hal itu mempengaruhi keyakinannya menjadi dalam dan memiliki akar yang kuat, tertanam dalam hati.
Barangsiapa yang hatinya penuh dengan ridha terhadap ketetapanNya. Allah akan memenuhi hatinya dengan kekayaan, rasa aman, serta qonaah, selanjutnya Allah menjadikan hatinya penuh cinta, inabah, tawakal kepadaNya, bagi orang yang tidak memiliki keridhaan terhadap ketetapan Allah, hatinya penuh dengan kebencian, kemungkaran, dan kemarahan, dirinya sibuk dengan hal-hal yang sifatnya mencari kesalahan pada orang lain. Sikapnya cenderung reaktif, sensitif terhadap apapun yang membuatnya terjauh dari kebahagiaan dan keberuntungan.
Keridhaan akan mengosongkan hati dari berbagai keterikatan, ketergantungan. Hati dibiarkan hanya untuk Allah. Sikap tidak menerima terhadap qodo' atau ketetapan Allah akan menguras isi hati dari segala sesuatu hal yang bersangkutan dengan Allah. Selalu mengeluh tidak mampu merasakan karunia yang Allah berikan kepadanya, dimatanya hanyalah rizki yang tidak pernah cukup, nasib yang tidak baik, musibah yang tak pernah kunjung usai. Dirinya merasa berhak untuk mendapatkan yang lebih dari semua itu. Dimatanya apa yang menimpa dirinya adalah Allah yang telah memberikan nasib sial. Allah dianggapnya yang bertanggungjawab atas penderitaan yang dialaminya, sebab Allah yang selalu memberikan ujian, musibah, cobaan dan bencana padanya.
Itulah sebabnya menjadi penting untuk kita bersikap ridha atau menerima ketetapan Allah sekalipun ketetapan Allah terkadang pahit rasanya. Keridhaan hati menghilangkan kesedihan, menjauhkan dari bencana, mendapatkan kenikmatan dan karunia yang besar sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala. ' Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah. mereka tidak ditimpa bencana dan mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 174).
Wassalam,

agussyafii

***************************


Cara Mengatasi Kesepian Dan Tekanan Kejiwaan

By: agussyafii
Sesudah kehilangan sesuatu yang kita cintai, hidup kita biasanya berubah. Kebiasaan hidup yang awalnya bersama dengan seseorang tiba-tiba harus berubah karena kepergiannya. Dapat dimaklumi adanya perubahan ini namun hendaknya tidak terlalu drastis dan mendadak.  Seperti, biasanya orang yang periang, ramah dan mudah bergaul, tiba-tiba menjadi pemurung, penyendiri, pendiam dan tidak mau ketemu dengan siapapun setelah kehilangan orang yang dicintai atau perginya pasangan hidup kita. Bila hal terjadi waktu sementara dan kembali berangsur kembali tentunya dapat dimaklumi. Namun bila berlangsung bertahun-tahun tetap mengurung diri di kamar tentunya bisa berakibat mengalami tekanan kejiwaan.
Terlebih dulu kita harus mengenali sebab-sebab kesepian dan tekanan kejiwaan serta mencari cara yang tepat untuk mengatasinya.
1. Harapan Orang Disekeliling Kita. Kita malu dan kecewa disebabkan kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan harapan keluarga, termasuk orang tua, saudara dam juga harapan teman-teman kita sehingga tidak dapat membanggakan diri dihadapan mereka. Kita bisa memahami dan memaklumi apa yang menjadi harapan mereka, tentunya kita juga tidak dapat menyenangkan hati semua orang. Anda sudah sampai pada satu kondisi harus menghadapi dan mengatasinya. Sebaiknya mampu melepaskan diri dari pendapat dan harapan orang lain, berusaha untuk bangkit dan tetap tegak dalam menjalani hidup ini.
2. Keuangan dan Aktifitas. Bila kondisi perpisahan dan kehilangan maka terjadi perubahan keuangan keluarga, terlebih jika sumber pendapatan adalah orang yang meninggalkan kita. Kesulitan keuangan tidak pernah terpikirkan dan tidak mempersiapkan diri sama sekali, tentunya hal ini membuat kita menjadi tertekan dan teramat menderita. Kesulitan ini haruslah diatasi dengan aktifitas yang bisa menambah penghasilan agar tetap bertahan hidup. Kondisi seperti ini bisa jadi sangatlah menguntungkan karena membuat kita menjadi lebih mandiri.
3. Perasaan Bersalah. Mungkin saja anda merasa bersalah atas terjadi meninggalnya atau perpisahan orang yang anda cintai. 'Ah, seandainya aku tidak berbuat itu, mungkin saja dia masih hidup.' 'Andaikan aku tak terburu-buru untuk bercerai, tentunya akan menjadi lain.' 'Andaikan saja aku tidak kehilangan, hidupku akan bahagia.' Berpikir seandainya tentu saja tidak akan memecahkan persoalan dan rasa bersalah yang menghantui kita tidak akan mengurangi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan yang kita derita., juga tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang bahkan menambah derita. Apapun yang terjadi, tidak perlu anda begitu tertekan dan terus menyesali apa yang telah terjadi karena memang tidak membawa perbaikan.
Menerima kehidupan, apapun yang telah terjadi sebagai sebuah ketetapan Allah adalah cara yang paling mudah agar kita mengatasi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan. Berdoa mengajukan permohonan-permohonan positif kepada Allah dan penyerahan diri secara total kepadaNya mengurangi tekanan kejiwaan yang kita alami sekaligus menghilangkan rasa kesepian. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan membiarkan anda berjalan dalam kesendirian dan kesepian.
'Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. AKu mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.' (QS. al-Baqarah : 186).
Wassalam,
agussyafii
Senin, 4 Oktober, 2010 23:20
************************

Ketika Ajal Menjemput Kita

By: agussyafii
Malam dingin udara terasa menusuk. Air mata menetes, mengalir begitu saja. Mengingat kematian bisa hadir kapan saja. Bahkan bila Allah menakdirkan detik ini kita meninggal dunia, maka detik inipun kita meninggal dan kita tidak dapat menolaknya.  Kita tidak bisa berbuat apapun, sekalipun kita berlari keujung dunia, kematian tetap menjemput kita.
Rumah tiba-tiba penuh dengan tangisan. Anak-anak kita menangis. Pasangan hidup kita menangis. Orang tua kita menangis. Teman kantor, kerabat, tetangga, mereka semua menangis. Kita hanya bisa membisu, jasad kita dimandikan, dikafani, kemudian disholatkan. Selesai sholat tubuh kita dimasukkan keranda. Diangkat dan digotong keliang lahat. Diringi isak tangis orang-orang yang kita kasihi.
Tubuh kita diturunkan diliang lahat seukuran tubuh kita. Dimiringkan ke arah kiblat.  Ditutup dengan papan. Tinggallah diri kita dalam kegelapan, sendirian dan kesepian.  Tiada seorangpun yang mau menemani diri kita. Bahkan orang paling mencintai kita sekalipun pergi meninggalkan kita. Hanyalah amal kebaikan kita selama hidup didunia yang menemani kita. Amal kebaikan itulah yang menjadi bekal kita.
'Apabila nafas seseorang telah mendesak sampai dikerongkongan dan dikatakan kepadaNya. 'Siapakah yang dapat menyembuhkanmu?' dan dia yakin  bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan dengan dunia telah tiba dan tautan betis kiri dan betis kanan. kepada Tuhanmu-lah pada hari itu kamu dihalau.' (QS. al-Qiyamaah : 26-30).
Sudahkah kita siap bila detik ini ajal tiba?
Wassalam,
agussyafii
Rabu, 6 Oktober, 2010 10:04
**************************

Mencintai Setulus Hati

By: M. Agus Syafii
Laki-laki separuh baya itu duduk pembaringan menemani istrinya sampai kemudian menghembuskan napas terakhir.  Mencintai dengan setulus hati pada istri telah menjadi komitmen, ketika dirinya didera ketakutan hidup sendiri telah menghantui dirinya sejak lama. Ia berusaha mempersiapkan diri dan selalu berusaha melayani istri dengan baik karena menderita sakit. Kesabaran karena kasih sayang tak terukur yang diberikan pada istrinya sebab ia dan anak-anaknya  benar-benar merasakan kasih sayang dari istri dan ibu yang tidak pernah sedikitpun menyakiti hati mereka.  Meski menderita sakit namun kata-kata dan sikap yang begitu lembut dan tidak pernah menjadi marah. Sampai kemudian terjadilah apa yang ditakutkan, serangan penyakit yang tak tertolong oleh dokter dan rumah sakit dengan peralatan modern  sekalipun telah merenggut jiwa istrinya. Ia merasa shock dan terpukul atas kepergian sang istri. Berkali-kali jatuh pingsan, menjadi lemah dan tak berdaya setelah kepergiannya. Sebagai suami merasakan kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya dan tidak tahu harus berbuat apa.
Ia menatap anak-anaknya yang tumbuh besar  begitu sedih dan menangisi kepergian ibu yang begitu menyayangi mereka namun mereka lebih terpukul melihat keadaan dirinya yang tidak lagi memperdulikan mereka, tidakk lagi mengurus apapun termasuk mengurus dirinya sendiri. Tiap hari ia lebih banyak duduk dan setiap kali memandangi poto-poto yang menempel didinding, air matanya mengalir deras. Buku-buku, benda kesayangan, tanaman dihalaman tetap disiraminya. Juga binatang peliharaan kesayangannya seolah mengingatkan lagi usapan tangan yang lembut, Ia tidak mau memindahkan semua benda atau apapun yang berkaitan dengan istrinya. Perasaan kehilangan telah membuatnya tidak lapar dan haus membuat tubuhnya menjadi lemah dan tak bergairah untuk bekerja.  Dalam kesendirian dirinya bertanya-tanya, 'Bila Allah Maha Baik mengapa membiarkan kami kehilangan orang yang kami cintai? Mengapa kebahagiaan keluarga kami begitu singkat?
Ketika keadaan sudah sedemikian parah dan ia ditengah keterpurukannya, sampai kesempatan mengenal orang yang mengalami hal yang sama di Rumah Amalia, kehilangan orang yang dicintainya, menanggung beban yang berat. Akhirnya ia menemukan dirinya sendiri dan bisa mengatasi rasa perih akibat orang yang dicintainya. Ia menyadari bahwa Allah telah menganugerahkan cinta dan kasih sayang pada istrinya, rasa cinta itulah yang menguatkan dirinya agar tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya dan bagi sesama dengan aktifitas sosialnya. Kenangan indah akan orang yang dicintainya tetap disimpannya dan sebagai penyembuh bagi dirinya. Rasa perih, kesepian dan kesendirian perlahan-lahan telah mencair, ia memperoleh makna hidup yang membuatnya semakin bijak dan lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Wassalam,
M. Agus Syafii
Kamis, 21 April, 2011 23:14

***********************************

Hatinya Hancur

By: agussyafii
Malam itu di Rumah Amalia saya kedatangan tamu. Seorang laki-laki yang hatinya hancur. Laki-laki itu separuh baya. Wajahnya terlihat lebih tua daripada usianya sendiri. Awalnya ketika menikah sampai istrinya hamil dan melahirkan. Diusia anak laki-lakinya berumur sembilan bulan, istrinya meninggalkannya dan anak laki-lakinya. Istrinya meninggalkan karena kehidupan yang susah, 'aku menikah agar aku hidup bahagia bukan hidup susah.' begitu ucap istrinya.
Dalam seorang diri tanpa istri, dirinya merawat anak dan mengasuh. Apapun pekerjaan dilakukan untuk menghidupi sang buah hati.  Kepergian istrinya telah membuat luka dihati, Peristiwa itu membuat dirinya menjauh dari Allah. Ibadah yang biasa dilakukan, tidak dilakukannya lagi. 'Buat apa sholat bila hidup menderita.' begitu tuturnya. Dengan hati yang terluka, perjalanan hidup ada kemudahan. Rizkinya lancar, anaknya tumbuh besar sampai menginjak kelas dua SD.
Anaknya menjadi kebanggaan. disekolah selalu ranking satu. Semua surat dalam Juz Amma' telah dihapal.  Bahkan waktu masih berusia lima tahun sudah mampu membaca al-Quran dengan lancar. Kebahagiaan menyelimuti hidupnya, terkadang terselip kekecewaan, kemarahan dan perih dihatinya belumlah hilang. Sampai suatu hari anak laki-laki yang dicintainya sakit keras dan seminggu kemudian dipanggil oleh Sang Pecipta. Meninggal anak yang dicintainya benar-benar membuat hati terasa hancur, tidak ada lagi yang tersisa senyuman dibibir. Air matanya mengalir. Kepergian sang buah terasa menyayat dihati. 'Sudah tidak ada yang tersisa Mas Agus. Saya sudah tidak punya apapun dalam hidup ini.' Laki-laki mengusap air matanya.
'Saya mengira dengan cara menjauhi Allah, saya akan menemukan kembali apa yang hilang, yang saya temukan malah sebaliknya, makin banyak kehilangan demi kehilangan. Saya kehilangan Allah, saya kehilangan istri, saya kehilangan anak dan saya kehilangan diri saya sendiri.' lanjutnya. 'Maafkan aku Ya Allah. Astaghfirullah,' ucapnya lirih. Malam semakin larut. Ditengah hatinya hancur, beliau telah menemukan secercah cahaya untuk kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
--
Teman, seberat apapun dalam hidup ini, mari kita semakin mendekatkan diri kepada Allah. 'Hasbunallah wanikmal wakil' Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami.' (QS. Ali Imran : 173). Menggantungkan harapan hanya kepada Allah akan memudahkan penderitaan menjadi kebahagiaan, cobaan menjadi kegembiraan. Setiap permasalahan hidup senantiasa ada solusinya bila kita memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Wassalam,
agussyafii
Senin, 27 September, 2010 10:15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar