Minggu, 28 Agustus 2011

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1. Indahnya Cinta Tak Bersyarat


By: M. Agus Syafii

Cinta seorang istri kepada keluarga adalah cinta yang tak bersyarat. Cinta tak bersyarat, kokoh dan kuat, tak lekang oleh waktu. Suatu saat cinta itu berbuah, apabila suami khilaf maka cintanya mampu membawa kembali kepada keluarganya. Cinta mengatasi luka, derita dan air mata. Kekuatan cinta justru diuji disaat orang dicintai berkhianat akhirnya justru menyesal dan kembali kepada keluarganya. Itulah yang terjadi pada seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga anak. Disaat rumah tangganya memasuki usia ke sepuluh tahun, parahara itu datang. Suaminya lupa diri, kariernya sedang menanjak, pulang selalu malam hari. Sholat selalu ditinggalkan. pertengkaran tak terhindarkan. Mereka memutuskan berpisah. Ibu bertugas menjaga anak-anaknya sementara suaminya bertanggungjawab memberikan nafkah setiap bulannya.

Setelah mereka berpisah, ada seorang teman mengajaknya bekerja diperusahaan garment. Meskipun sebagai orang tua tunggal menjaga anak-anak merupakan kebahagiaan bagi dirinya sebab bisa terhindar dari kekecewaan hati yang ditimbulkan akibat ulah suaminya. Namun dalam kesendiriannya bersama anak-anak merasakan kecemasan dan terserang insomnia, sering tidak bisa tidur malam. Ditengah kegelisahannya itulah kehadiran ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan mengembalikan keutuhan keluarganya. Allah Maha mendengar, disaat dirinya sudah putus asa, harapannya agar keluarganya rukun kembali seolah menjadi nyata. Dirinya melihat perubahan anak-anak yang cuek terhadap penderitaannya seolah mengerti apa yang sedang dirasakannya, anak-anak menjadi penurut dan baik.

Bahkan suatu hari dirinya bertemu kembali dengan sang suami, melihat perubahan sikap dan perhatiannya, suaminya mulai berusaha mendekatinya kembali, menyesali perbuatannya telah meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Akhirnya selama setahun perpisahnnya, kehidupan rumah tangga dapat dipulihkan kembali. Mereka sepakat untuk bersatu kembali dengan berharap keridhaan Allah. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, Engkau satukan kami kembali dalam kebahagiaan keluarga kami. Hanya kehendak Engkaulah yang merekatkan keluarga kami menjadi bersatu.' tuturnya, terlihat air mata yang mengalir. Malam itu terasa indah karena hatinya dipenuhi kebahagiaan.

"Musibah yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihilangkan dengan puasa, sholat, sedekah dan amar ma'ruf nahi mungkar." (HR. Bukhari & Muslim).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Kamis, 28 Juli, 2011 22:05

======== ===============

2. Kesetiaan Seorang Suami

By: M. Agus Syafii

Kesetiaan seorang suami adalah cermin kebahagiaan di dalam hidupnya. Kebahagiaan yang begitu teramat mendalam, mengarungi bahtera rumah tangga. Kebahagiaannya begitu bermakna justru bukan dalam kegembiraan namun disaat keluarganya sedang diuji oleh Allah, Apakah dirinya sanggup melewati ujian itu atau tidak? Kekuatan cinta karena Allah akan mampu melewati semua derita, menanggung beban dalam suka maupun duka, hidup bersama istri dan anak-anaknya. Itulah kebahagiaan bagi seorang suami dengan cintanya yang tulus untuk keluarga. Pernah ada seorang bapak yang diuji oleh Allah. Istri yang dicintainya sedang sakit. bersama putrinya senantiasa menjenguk istri tercintanya yang terbaring diranjang. disekelilingnya ada alat pengukur tekanan nafas dan tabung untuk memeriksa kesehatan. Bila sampai dirumah sakit, suami yang setia itu datang menggantikan pakaian istrinya dan menanyakan keadaan istrinya. Selalu saja tidak ada perubahan sama sekali. Kondisi istrinya tetap seperti semula. Tidak ada kemajuan atau perubahan yang membaik. Kesembuhan istrinya seolah tidak bisa diharapkan. Setelah menjenguk dan merawat istrinya, sang bapak dengan putrinya selalu memanjatkan doa kepada Allah agar memberikan kesembuhan. Setelah itu barulah meninggalkan rumah sakit. Beliau hampir setiap hari selalu menjaga, merawat dan mendoakan untuk kesembuhan istrinya.

Meluangkan waktu untuk merawat ditengah kesibukannya yang juga harus bekerja mencari nafkah. Kesediaannya merawat istri yang sedang sakit membutuhkan energi yang sangat besar. Sifat konsistensi untuk menjaga, merawat dan mendoakan istrinya yang sedang sakit sungguh sangat luar biasa. Padahal kondisi istrinya belum pulih. Bahkan ada orang yang menyarankan agar mengunjunginya seminggu sekali aja. Suami setia itu memilih tegar dan bersikukuh untuk menjaga dan merawat istrinya, 'Allah tempat memohon pertolongan.' Ditengah kegelisahan itulah beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh ke Rumah Amalia agar Allah berkenan memberikan kesembuhan bagi istri yang dicintainya.

Sampai suatu hari sesaat sebelum dirinya datang, istrinya bergerak dari tempat tidur. Dia merubah posisi tidurnya. Tak lama kemudian istrinya membuka kelopak matanya. dan mencopot alat bantu pernapasan. Ternyata istrinya sudah duduk tegap. Dokterpun datang membantu menolong, meminta perawat mencopot alat-alat bantu dan membersihkan bekas alat bantu ditubuhnya. 'Begitu saya datang, saya terperanjat, jantung saya seolah mau copot. Bagaimana tidak, ditengah saya kehabisan harapan, saya melihat istri saya kembali pulih.' Katanya bapak itu dengan tangis haru bercampur bahagia tidak bisa dibendung lagi. Beliau menangis, memanjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan kesembuhan total terhadap istrinya. 'Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah.' tuturnya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Jumat, 29 Juli, 2011 20:37
======== ===========
3. 3. Menyambut Bulan Suci Ramadhan

By: M. Agus Syafii

Beberapa hari ini Di Rumah Amalia ada perbincangan hangat buat kami yaitu menyambut bulan suci Ramadhan. Wajah anak-anak Amalia terlihat gembira, sudah terbayang bulan suci Ramadhan dengan puasa dan sholat tarawih. 'Wah, asyik ya sebentar lagi bulan Ramadhan,' kata Malini. 'Iya asyik, abis itu lebaran pake baju baru..' jawab Andre. Disambut senyuman teman2nya. Saya teringat bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda.

Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Allah telah menetapkan kewajiban puasa kepada kalian, di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci segala pintu neraka serta dibelenggu semua setan. Di dalam bulan Ramadhan ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak diberi keberkahan pada malam itu maka berarti dia tidak akan mendapatkan keberkahan (HR. Ahmad & an-Nasai).

Berdasarkan hadist diatas tentang kemuliaan da keistimewaan serta keberkahan bulan Ramadhan maka kita dianjurkan untuk tahniah, memberi ucapan selamat datang bulan suci Ramadhan. Di dalam hadist yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, disaat Nabi melihat hilal Ramadhan Nabi membaca doa menyambut Bulan Suci Ramadhan. Doa Menyambut Bulan Suci Ramadhan: Allahuma ahillahu 'alainaa bil yumni wal iimaani wassalaamati wal islaami robbi warobbukallah. Artinya, Ya Allah yang telah menetapkan hilal kepada kami dengan aman, iman, selamat dan Islam Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, hilal yang baik & benar (HR. at-Tirmidzi).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Sabtu, 30 Juli, 2011 20:53
========= =========
4. Bulan Ramadhan, Bulan Kasih Sayang

By: M. Agus Syafii

Setiap kali memasuki bulan suci Ramadhan di Jakarta setiap Masjid manapun seperti berlomba-lomba menyediakan hidangan secara gratis untuk para jamaahnya yang berpuasa. Bahkan dijalan-jalan terkadang Remaja Masjid membagikan kue atau makanan, minuman bagi pengendara untuk berbuka. Tentu saja di bulan suci Ramadhan adalah bulan kasih sayang atau istilah populernya disebut dengan al- Maidah al-Rahman. Ada sebuah semangat dibulan Ramadhan yaitu kesadaran untuk berbagi kasih sayang tentunya agak sulit ditemukan pada bulan-bulan diluar bulan Ramadhan. Wujud kasih sayang berbentuk hidangan berbuka puasa yang diberikan cuma-cuma bukan hanya di masjid, banyak individu maupun perusahaan menyalurkan shodaqohnya untuk kaum faqir miskin, anak-anak yatim maupun mereka yang membutuhkan. Semangat ini lebih didasarkan kepada ada kasih sayang pada diri setiap insan yang menjalankan ibadah puasa.

Puasa bukan hanya menahan haus dan lapar namun juga tindakan-tindakan amal sholeh yang turut serta merasakan penderitaan orang lain. Selama bulan suci Ramadhan siapapun orangnya dengan status sosial, kedudukan dan pangkatnya harus melaksanakan ibadah puasa. Puasa menjadi landasan kesadaran untuk menyebarkan cinta dan kasih sayang bagi sesamanya. Bulan Ramadhan senantiasa dihiasi dengan kasih sayang karena puasa menghadirkan kesabaran. Sebagaimana Sabda Baginda Nabi Muhamad SAW, 'Assyiamu nisfu sobri' berpuasa adalah sebagian dari kesabaran. Maka bagi kita yang menunaikan ibadah puasa hakekatnya untuk membangun kesabaran. Kesabaran inilah yang menjadi jati diri seorang muslim yang mampu merubah benci menjadi cinta.

Sudah sepatutnya di bulan yang suci Ramadhan, sifat-sifat cinta dan kasih sayang pada diri kita mampu diwujudkan dalam hati dan perilaku sehari-hari. Dalam puasa merupakan arena tarbiyah Ilahiah untuk mengokohkan peradaban kesabaran. Puasa haruslah dapat mengerem pelbagai tindakan yang tidak terpuji. Mari dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di bulan penuh berkah ini kita menyebarkan cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk dimuka bumi agar puasa kita menjadi sempurna.

Wassalam,
M. Agus Syafii

Minggu, 31 Juli, 2011 22:12

======== =============

5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar