Sabtu, 20 Agustus 2011

Opini dan Diskusi: "Manajemen Konflik"

1. William Tedja Harjakusuma:

Saya sedang menerapkan Manajemen Konflik dalam perusahaan.
Tujuannya akan timbul persaingan, sehingga kinerja karyawan dapat bertambah!

Berharap akan sukses.
Jangan sampai gagal!

William Tedja
Rabu, 20 Juli, 2011 07:30
=========== =========
2. Andrew Laloan:

Malam Pak Wiliam,

Mau tanya pak, bagaimana caranya kita bisa menerapkan manajemen konflik dalam lingkungan kerja kita. Kemudian langkah apa saja yang perlu kita lakukan agar kita bisa mengatasi konflik yang terjadi dalam lingkungan kerja kita.
Terima kasih in advance...

Andrew
Rabu, 20 Juli, 2011 08:33
============= =========
3. Juni Sipahutar:

Malam pak William.
Bagi saya manajemen konflik itu belum tentu pak bisaa meningkatkan kinerja karyawan.malah bisa membuat suasana tidak kondusif..yang malah mengakibatkan tidak bagus bagi kinerja karyawan dengan begitu...tentu sama perusahaan juga kurang bagus.sebagai karywan kita jelas mengharapkan rasa nyaman!

Salam

Juni sipahutar
Rabu, 20 Juli, 2011 09:21
============= =======
4. William Tedja Harjakusuma:

Selamat malam Andrew dan Managers,

Manajemen konflik diperusahaan diperlukan agar tercipta suatu kondisi
persaingan yang "sehat" dalam sebuah perusahaan.
Untuk konflik JANGAN SAMPAI ada dalam satu divisi (departemen). Bukan
manajemen konflik namanya jika ada dalam suatu departemen. HARUS
LINTAS DIVISI.

Cara yang dapat dilakukan, coba untuk mengungkit suatu masalah.
Sebagai pimpinan perusahaan, kita harus cari apa saja kendala yang
timbul. Pasti kendala tersebut melibatkan divisi lain. Disitu nanti
akan timbul konflik.

Cara mengatasi konflik, kita yang membuat konflik pasti tahu jawaban
dari konflik tersebut. Yang menjadi kuncinya adalah, jangan sampai
konflik menjadikan perpecahan.

Contoh kasus:
Jika anda sebagai approval pembayaran sesuatu, cek apakah seluruh
kelengkapan sudah ada. Invoice, faktur pajak, PO, surat jalan, dll.
Jika tidak ada salah satunya maka itu bisa dijadikan konflik antara
finance dengan purchasing. Nanti divisi finance akan bertanya mengenai
kelengkapan ke divisi purchasing. Selanjutnya mereka akan lebih
'aware' terhadap kelengkapan pembayaran.
Itu contoh simple saja.

William Tedja
Rabu, 20 Juli, 2011 10:58
============ ========
5. Ratmaya Urip:

Dear All,

Manajemen Konflik hanya dpt diterapkan pd perusahaan yg sdh "mature".

Dari hasil pengamatan subjective saya, khususnya utk tingkat perusahaan yg belum "mature" konflik berkembang menjadi tidak terkendali. Faksionalisasi atau friksi peran (role friction) sering berubah menjadi personal friction, sehingga iklim organisasi (organization climate) menjadi tdk kondusif, krn faktanya sering terjadi saling jegal. Apalagi jika dalam perusahaan ada ketidakadilan dlm carrier, salary, dll. Akhirnya sering terjadi kontra-produktif.

Manajemen Konflik relatif hanya dpt dilakukan pd organisasi dengan followership dan leadership yg kuat, dengan revenue and profit growth yg bagus.

Manajemen Konflik memang bagus sbg teori dan bahan diskusi, namun banyak yg kesulitan dlm praktek. Walaupun demikian saya angkat topi dan memberikan empat jempol jika dapat berhasil.

Saya lebih suka menerapkan Manajemen Sinergi, drpd Manajemen Konflik. Di Indonesia,
Koordinasi, Integrasi, Sinergi, dan Sinkronisasi (KISS) merupakan barang langka, krn lemahnya followership. Shg sering terjadi Miss-Management.
Orang Indonesia lebih sering emosional drpd rasional, yg menurut saya itu stereotip antropologis. Lihat saja sekarang, ledakan konflik sering terjadi hanya krn masalah sepele yg kemudian berujung pd hilangnya nyawa.

Mengapa harus konflik sementara jika dapat dicapai dengan sinergi. Peran Motivation memang sangat menonjol.

Dari contoh Pak William, saya hanya dapat memberikan catatan, bahwa memanajemeni konflik di Indonesia ini, bukan hanya masalah sistemnya, krn lebih sering ego dr man behind the system itu yg lebih penting, krn lemahnya followership.

Utk Pak William Tedja, saya memberikan apresiasi yg tinggi, jika Manajemen Konflik Bpk berhasil dengan baik

Salam Manajemen.

Ratmaya Urip
Rabu, 20 Juli, 2011 19:41
============= =======
6. Ferdi:

Dear, Mr. William

Bagaimana jika management konflik yg dibuat oleh divisi lain mis: finance, malah benar2 menimbulkan konflik ke divisi lain (purchasing)? Pernah kejadian di divisi saya, divisi A ingin mengintervensi keputusan divisi B. malah mendikte dan mengajari sistem kerja yang baik menurut A utk diterapkan oleh B.

Waktu itu walaupun pimpinan saya yg memiliki approval lebih tinggi dibanding saya. Pimpinan saya hanya diam, kebetulan pimpinan saya ini sifatnya ABS. Akhirnya saya yang bertindak dgn berujar. Saya tidak suka cara kerja kami diintervensi dan didikte divisi lain apalagi diajarin bagaimana seharusnya kami melakukan kerja.

Alhasil Rapat terdiam sejenak.

Vision without execution is a daydream. Execution without vision is a nightmare.

Ferdi.

Rabu, 20 Juli, 2011 19:45

=========== =======

7. Davy:

Sependapat dengan Pak Urip.



Kematangan organisasi, system & work force sangat berperan dalam hal system management by conflict.

Apabila ke3 hal tsb sudah menunjang, maka pada awalnya, kita bisa mulai mencoba dengan metode brainstorming.



Best regards'

Davy

Ameris Consultant & Development

Integrated HR Management & Psychological Consultant & Development
Rabu, 20 Juli, 2011 19:50
============== ========
8. Renzy:

Good morning guyz.. Boleh ya nimbrung dikit..

Conflict management itu perlu dan baik buat organisasi, dengan catatan bahwa Ka Divisi dan superior nya harus tetap menjaga stabitas dan harmonisasi semua team sesuai dengan objecrive company..

Dan semua members harus mengerti bahwa goals company adalah satu tujuan untuk semua divisi.

Yang sebaiknya dilakukan adalah setiap minggu dilakukan weekly evaluation meeting yang dihadiri setiap Ka Divisi dan di lead oleh senior management/BOD.

Setiap Ka Divisi mem-presentasikan process and result serta next target, apalagi kalau company sudah menggunakan KPI dengan ukuran Balance Score Card.

Conflict Management yang terpimpin itu perlu..!!

Regards:
Renzy

Rabu, 20 Juli, 2011 20:13

========= ===========

9. Erman:

Cukup menarik permasalahan konflik manajemen ini.

Berdasarkan pengalaman saya, yg paling sering timbul konflik adalah antara dept finance (meliputi akunting, purchasing,pajak) dengan sales & marketing. Seringkali dept S & M bersifat "semau gue" (contoh: main order barang tanpa lewat prosedur)dipihak lain finance harus tetap mengikuti prosedur yang ada.

Mnrt pendapat saya, kontrol tetap harus di finance tanpa harus berkesan menggurui. Memang, diperlukan seorang finance dept head yang tegas,namun tidak terlalu kaku. Dengan SOP dan struktur organisasi yang jelas, permasalahan dengan mudah dapat di atasi tanpa harus melibatkan BOD (kecuali permasalahan sudah sangat kompleks).

Saya sependapat dg pak Renzy ttg perlunya weekly dept head meeting yang dihadiri oleh senior mgnt agar komunikasi antar dept terus terjaga,permasalahan dapat dibicarakan dan diselesaikan secara tuntas sehingga tujuan utama perusahaan dapat tercapai.


Rgds


Erman
Rabu, 20 Juli, 2011 20:53
============= =========

10. Karno Subrata:

ear Renzy

Mohon berikan contoh kecil bila Conflict Management anda berhasil dijalankan.
Akan lebih baik anda juga sharing tentang steps nya.

Salam,

Karno Subrata

Rabu, 20 Juli, 2011 21:09

========== =========

11. Edward:

Good. Semakin banyak konflik semakin bagus. Saling mengawasi..

Setuju? :D :D :D
Kamis, 21 Juli, 2011 18:09
=========== ==========
12. Surjo Sulaksono:

Numpang tanya, kalau yang terjadi di Partai D_______ itu manajemen konflik atau konflik antar 'manajer' ya? :)

Surjo Sulaksono
sekedar bertanya, tidak bermaksud menyulut konflik, hehehe

Kamis, 21 Juli, 2011 20:24

======== ===========

13. Iming tesalonika:

Betul Partai demokrat memang menjadi besar krn mnjn konflik, dan kebablasan krn mnjmn konfliknya tanpa penetapan nilai2 yang selaras dgn nilai2 yg sudah ditetapkan dlm UU kita.

Hrsnya, nilai2 internal pArtai demokrat disepakati dulu baik tertulis atau lisan, dan pelaksanaannya mengacu pd kesepakatan tertulis.

Tidak ada orang yg mau mengambil resiko ambil dana APBN lalu disetor untuk kepentingan ketua umum or institusi partai, kalau setelah ketahuan, ternyata belum disepakati mekanisme penyelamatan pengambil dana APBN.

Manajemen konflik mengharuskan kesepakatan nilai2 internal, penulisan kesepakatan tsb scr transparan, dan pedoman manajemen resiko atas konflik yang terjadi.

Iming

Kamis, 21 Juli, 2011 20:57

========= ===========

14. Ahmadi Agung:

Kayaknya yg menganut mnjn konflik ndak hanya partai demokrat, tapi semua partai, baik secara sengaja maupun tidak, namun memang semuanya belum nampak kalau mereka ( semua partai ) itu menganut management seperti itu….



Salam
Agung AL-Pacitan

Kamis, 21 Juli, 2011 21:07

========== =======
15. Arie Prawiro:
Dear all,

Tread ini menarik sjk awal....bnyk ulasan n akhirnya muncul juga ttg partai D

Bener bhw yg terjadi adalah management konflik namun ke"hancur"an mrk lebih krn PEMIMPIN tdk mampu menghadapi dan menyesaikan masalah.

Kyknya bung Rky, bung Iming dll hrs bantu bgm mengatasi krisis kepemimpinan disana dch...he he he...

CITRA bagus tetapi ketegasan lebih utama...

Tdk salah para warga masyarakat kangen akn orde Baru...

Salam sukses....



Arie@Bandung now
Kamis, 21 Juli, 2011 21:17
=========== ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar