Jumat, 19 Agustus 2011

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1. Anugerah Terindah

Sore itu di Rumah Amalia kedatangan seorang Ibu muda yang mengatakan bahwa hampir saja dirinya bunuh diri. "Saya sudah tidak tahan menjalani hidup ini.." Begitulah penuturannya. Dirinya sedang kusut fikiran dan saking kalutnya ia bermaksud bunuh diri Ketika baygon sudah dituang ke gelas, Disaat gelas sedang dipegang untuk diminum, tiba-tiba terdengar suara kumandang adzan yang membuat tubuhnya bergetar seolah tersengat, timbul kengerian dan takut atas perbuatan dosa yang hendak dilakukan. Dari penuturannya bahwa problem kejiwaan merupakan problem perkawinan, problem hubungan interpersonal suami dan isteri. Mereka telah menempuh bahtera rumah tangga selama delapan tahun, belum dikaruniai keturunan. Ekonomi rumah tangga mereka relatif tercukupi, terbukti bahwa mereka telah memiliki rumah yang layak huni, suaminya bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang mencukupi.

Sebagai pasangan suami isteri itu sudah sangat merindukan keturunan, tetapi diantara mereka tak pernah secara serius membicarakan problem itu. Sang isteri adalah tipe perempuan yang sangat setia dan percaya kepada suami. Selama delapan tahun hidup sebagai suami isteri tidak pernah cekcok. Sebagai seorang istri meski harus selalu sendirian di rumah setiap hari pada jam-jam kerja suaminya, tetapi kepercayaan dan kesetiaannya kepada suami membuatnya tetap tenang. Tanpa ada tanda-tanda mencurigakan, tiba-tiba suaminya menjadi acuh, dan sering tidak menyentuh kopi dan makanan yang disediakan oleh isteri yang setia itu. Bahkan suaminya membisu. kekalutan fikiran itu tak tertanggungkan. Ia tidak tahu harus apa, karena selama ini hatinya tertumpah seluruhnya untuk suaminya. Di diamkan suami adalah kiamat baginya. Kekalutan fikiran dan perasaannya membuatnya lupa siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. Dunia terasa gelap, dan kaki tak bisa lagi menginjak bumi.

Dari penuturan yang disampaikannya itu sambil terisak-isak menangis bahwa kedatangan ke Rumah Amalia hendak bershodaqoh agar berharap keridhaan Allah untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga yang tengah retak dan segera mendapatkan momongan. Tiga bulan kemudian rumah tangganya akhirnya dapat diselamatkan, Ia hamil dan melahirkan bayi laki-laki. 'alhamdulillah, sekarang kami menjadi lebih baik, kami sekeluarga semakin mendekatkan diri kepada Allah. Allah telah memberikan anugerah yang terindah untuk kami," Terlihat wajah suami menatap bayi bungil penuh dengan kebahagiaan. Bahtera rumah tangganya yang retak, telah diselamatkan oleh Allah.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Selasa, 26 Juli, 2011 21:56
========== ===========


2. Sayang, Betapa Aku Mencintaimu

Pernahkah anda dengan tulus mengungkapkan isi hati anda kepada orang yang anda cintai, "Sayang, betapa aku mencintaimu." Haruskah anda mengungkapkan perasaan anda itu setelah orang yang anda cintai itu telah pergi? Allah melatih kita dengan berbagai cobaan dan ujian yang penuh luka, perih dan air mata agar kita memiliki kekuatan dan kesabaran di dalam mengarungi bahtera kehidupan sekaligus agar kita berhati-hati dan berani untuk mengkoreksi diri kita sendiri. Ujian dan cobaan yang kita hadapi juga wujud kasih sayang Allah yang mengingatkan kita atas perbuatan bila ada yang kurang tepat dari yang kita kerjakan.

Seringkali kita begitu percaya diri dalam menghadapi ujian dan cobaan, kita menganggap bahwa diri kita sudah benar dan kita menganggap diri kita sudah menjadi orang baik serta kita sudah berbuat yang terbaik dan benar untuk keluarga kita. Padahal kita adalah orang yang begitu teramat miskin dengan rasa penghargaan. Kita hanya bisa menghargai orang yang kita cintai setelah kita kehilangan, atau ketika kita sakit dan membutuhkan keberadaannya disisi kita. Bukankah hidup ini menjadi lebih indah apabila kita menyuburkan rasa cinta dan kasih sayang itu disaat hubungan kita ditengah kemesraan dan kehangatan? Sikap menghargai disaat keluarga harmonis, anak-anak penuh kebahagiaan adalah wujud rasa syukur kita kepada Allah yang menjadi kekuatan kita jika badai itu datang menghantam keluarga kita.

Ucapan "Sayang, Betapa aku mencintaimu" menggambarkan pengakuan yang tulus dan ikhlas namun juga disisi lain menyiratkan pernyataan bahwa kecintaan anda kepada orang yang anda cintai karena kecintaan kepada Allah. Bila di dalam sebuah rumah tangga, kecintaan kita kepada pasangan kita dilandaskan karena cinta kita kepada Allah maka Allah akan melimpahkan keberkahan dan kebahagiaan sepanjang hayat. Sebagaimana Rasulullah, "Apabila Allah menghendai kebaikan bagi sebuah keluarga maka Allah memasukkan rasa kelembutan di dalam diri mereka." (HR. Imam Ahmad).

Wassalam,
M. Agus Syafii

Rabu, 27 Juli, 2011 21:56



========= =========



3.Anugerah Terindah

By: M. Agus Syafii

Sore itu di Rumah Amalia kedatangan seorang Ibu muda yang mengatakan bahwa hampir saja dirinya bunuh diri. "Saya sudah tidak tahan menjalani hidup ini.." Begitulah penuturannya. Dirinya sedang kusut fikiran dan saking kalutnya ia bermaksud bunuh diri Ketika baygon sudah dituang ke gelas, Disaat gelas sedang dipegang untuk diminum, tiba-tiba terdengar suara kumandang adzan yang membuat tubuhnya bergetar seolah tersengat, timbul kengerian dan takut atas perbuatan dosa yang hendak dilakukan. Dari penuturannya bahwa problem kejiwaan merupakan problem perkawinan, problem hubungan interpersonal suami dan isteri. Mereka telah menempuh bahtera rumah tangga selama delapan tahun, belum dikaruniai keturunan. Ekonomi rumah tangga mereka relatif tercukupi, terbukti bahwa mereka telah memiliki rumah yang layak huni, suaminya bekerja di perusahaan swasta dengan gaji yang mencukupi.

Sebagai pasangan suami isteri itu sudah sangat merindukan keturunan, tetapi diantara mereka tak pernah secara serius membicarakan problem itu. Sang isteri adalah tipe perempuan yang sangat setia dan percaya kepada suami. Selama delapan tahun hidup sebagai suami isteri tidak pernah cekcok. Sebagai seorang istri meski harus selalu sendirian di rumah setiap hari pada jam-jam kerja suaminya, tetapi kepercayaan dan kesetiaannya kepada suami membuatnya tetap tenang. Tanpa ada tanda-tanda mencurigakan, tiba-tiba suaminya menjadi acuh, dan sering tidak menyentuh kopi dan makanan yang disediakan oleh isteri yang setia itu. Bahkan suaminya membisu. kekalutan fikiran itu tak tertanggungkan. Ia tidak tahu harus apa, karena selama ini hatinya tertumpah seluruhnya untuk suaminya. Di diamkan suami adalah kiamat baginya. Kekalutan fikiran dan perasaannya membuatnya lupa siapa dirinya dan untuk apa ia hidup. Dunia terasa gelap, dan kaki tak bisa lagi menginjak bumi.

Dari penuturan yang disampaikannya itu sambil terisak-isak menangis bahwa kedatangan ke Rumah Amalia hendak bershodaqoh agar berharap keridhaan Allah untuk menyelamatkan bahtera rumah tangga yang tengah retak dan segera mendapatkan momongan. Tiga bulan kemudian rumah tangganya akhirnya dapat diselamatkan, Ia hamil dan melahirkan bayi laki-laki. 'alhamdulillah, sekarang kami menjadi lebih baik, kami sekeluarga semakin mendekatkan diri kepada Allah. Allah telah memberikan anugerah yang terindah untuk kami," Terlihat wajah suami menatap bayi bungil penuh dengan kebahagiaan. Bahtera rumah tangganya yang retak, telah diselamatkan oleh Allah.

Wassalam,
M. Agus Syafii

Selasa, 26 Juli, 2011 21:56
=========== =========
4.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar