Oleh:  Lorco Safety
Apa saja hal di tempat kerja yang dianggap membuat takut bahkan tampak mengerikan bagi para karyawan ?.
Survey  Nasional di Amerika Serikat terhadap 4.348 karyawan mengenai hal hal  apa saja di tempat kerja yang membuat mereka takut, dan …. hasilnya  adalah:
·         Cemas memikirkan kekhawatiran terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) - (36 %)
·         Gaji turun/ berkurang - (13 %)
·         Beban Kerja yang terlalu berat - (9 %)
·         Tampil berbicara di depan publik/ orang banyak - (9 %)
·         Dipaksa untuk pindah tempat kerja/ mutasi ke daerah lain - (4 %)
·         Bos/ atasan yang dianggap menakutkan - (3 %)
CareerBuilder  membuat survey serupa. Namun survey ini lebih menampilkan hasil survey  mengenai  jenis jenis pekerjaan yang dianggap paling mengerikan.  Sebagian pekerjaan memang beresiko tinggi namun dalam daftar dibawah ada  juga pekerjaan yang tampak tidak beresiko tinggi namun ada responden  yang menganggapnya cukup mengerikan. Berdasarkan hasil survey dari para  partisipan, berikut ini adalah  15 jenis pekerjaan yang dianggap paling  mengerikan: 
1. Tim Penjinak Bom
2. Pembersih kaca gedung gedung bertingkat
3. Pasukan Bersenjata/ Militer
4. Miner/ Penambang di lokasi pertambangan
5. Polisi
6. Nelayan penangkap kepiting di Alaska
7. Pemilik Perusahaan Jasa Pengurusan Jenazah
8. Pemadam kebakaran
9. Guru SMA atau sederajat
10. Petugas pemakaman
11. Petugas pembasmi serangga
12. Komedian Panggung 
13. Pawang/ Pengurus Binatang
14. Pemeran Pengganti
15. Politikus
Kalau menurut Anda, hal hal apa saja yang dianggap menakutkan atau bahkan mengerikan di tempat kerja ?.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah.
Sumber: Lorco.co.id  dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
 (Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Jumat, 11 November, 2011 02:47
Rabu, 30 November 2011
Kepemimpinan dalam Berbisnis
Oleh: Andre Vincent Wenas
Kepemimpinan adalah soal pilihan. Kepemimpinan adalah, “Pilihan untuk tidak
berdiam diri. Saat ini juga dunia membutuhkan Anda untuk mempimpin,” begitu
tegas Seth Godin (penulis buku Purple Cow, The Dip dan The Tribes).
Lebih jauh, Berny Gomulya, dalam bukunya The Leader In You (Gramedia, 2009)
meyakini bahwa: “Sesungguhnya, semua perlengkapan yang Anda perlukan untuk
menjadi seorang pemimpin sudah ada di dalam diri Anda. Anda hanya perlu
mengenali, membangunkan, dan melatih potensi kepemimpinan itu.” Singkatnya, pada
dasarnya Anda terlahir sebagai pemimpin.
Selanjutnya supaya menjadi pemimpin yang efektif, kita memang mesti mau dan
berani untuk melepaskan belenggu-belenggu yang selama ini mengikat potensi
kepemimpinan yang sudah ada di dalam diri. Baiklah kita cermati model
kepemimpinan yang diajukan Berny Gomulya dalam bukunya itu. Singkatannya: I4P
(Influence, Purpose, Positive, People, Performance). Berikut penjelasannya:
Influence (pengaruh). Ingat bahwa kepemimpinan itu bukan soal jabatan,
kedudukan atau pangkat. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain agar
mereka melakukan – dengan sukarela – apa yang Anda ingin supaya mereka
melakukannya. Bahkan Ken Blanchard menyatakan bahwa “kunci sukses kepemimpinan
adalah pengaruh, bukan kekuasaan.” Beberapa mitos yang mungkin membelenggu perlu
dilepaskan, misalnya: mitos posisi (kepemimpinan bukan soal jabatan atau
pangkat, lalu mitos popularitas (kepemimpinan adalah tentang melakukan hal yang
benar, bukan hal yang populer).
Purpose (tujuan). Biasanya juga sering disebut visi. Setiap pemimpin efektif
mesti punya gambaran yang jernih tentang arah ke mana yang dituju. Bahkan, arah
ke mana Anda menuju adalah jauh lebih penting ketimbang dari mana Anda berasal.
Tujuan hidup adalah bagian dari jati diri. Cirinya, tatkala menjalaninya kita
sangat menikmatinya dan tampil natural, apa adanya. Belajarlah dari Helen Keller
(yang terlahir buta), ia mengatakan: “yang lebih buruk daripada dilahirkan buta
adalah bisa melihat, tetapi tidak memiliki visi.”
Positive thinking and attitude(pikiran dan sikap positif). Pikiran akan
mempengaruhi sikap, jika pikiran positif maka sikap pun akan positif.
Sesungguhnya perjalanan kepemimpinan dimulai dari pikiran (pola pikir,
mind-set). Para pemimpin melihat dunia dalam referensi visi atau tujuan
mulianya. Sang juara dunia renang Michael Phelps meyakini, “Segala sesuatu
adalah mungkin selama Anda benar-benar memikirkan, mengerjakan, dan menyediakan
waktu untuk hal itu. Pikiran Anda benar-benar mengendalikan segala sesuatu.”
Siap sedialah setiap saat, baik atau tidak baik waktunya, selalu positif.
“Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan,” begitu ujar
Oprah Winfrey.
People (orang). Kepemimpinan senantiasa tertuju pada orang bukan barang.
Dan, setiap pemimpin berhasil karena ada orang-orang yang membantunya.
Karenanya, keberhasilan kepemimpinan tidak hanya diukur dari
pencapaian-pencapaian materi, tetapi – ini yang utama – juga diukur dari
seberapa besar Anda menyentuh hidup orang orang lain. Ingat, orang lain tidak
akan peduli tentang seberapa banyak hal yang Anda tahu, sampai mereka tahu
seberapa banyak kepedulian Anda tentang mereka. Juga, kelilingi diri Anda dengan
orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda. Hindari
para penjilat, karena biasanya orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik
dari dalam diri Anda adalah mereka yang kerap berbeda pendapat dan berani
mengkritisi. Memang tidak nyaman, namun merekalah yang mengeluarkan Anda dari
zona kenyamanan, untuk “memaksa” Anda naik ke tingkat berikutnya.
Performance (kinerja). Anda hanya akan menjadi pemimpin berpengaruh jika
mampu menunjukkan kinerja dengan cara memberi nilai tambah ke dalam hidup ini.
Malcom Forbes mengingatkan bahwa, “Memikirkan yang baik adalah bijak;
merencanakan yang baik adalah lebih bijak; tetapi melakukan yang baik adalah
yang terbijak dan terbaik dari semuanya.” Memang, yang membuat perbedaan dalam
hidup adalah tindakan.
Maka bertindaklah, ujudkan perbedaan itu, sekarang. Bersiaplah untuk
sukses!
   
-----------------------------------------------------
(artikel telah dikontribusikan ke Tabloid Bisnis KONTAN oleh Kontributornya. Segala halyang berkaitan dengan Hakatas kekayaan intelektual,menjadi tanggung jawab Kontributor)
Rabu, 9 November, 2011 23:19
Kepemimpinan adalah soal pilihan. Kepemimpinan adalah, “Pilihan untuk tidak
berdiam diri. Saat ini juga dunia membutuhkan Anda untuk mempimpin,” begitu
tegas Seth Godin (penulis buku Purple Cow, The Dip dan The Tribes).
Lebih jauh, Berny Gomulya, dalam bukunya The Leader In You (Gramedia, 2009)
meyakini bahwa: “Sesungguhnya, semua perlengkapan yang Anda perlukan untuk
menjadi seorang pemimpin sudah ada di dalam diri Anda. Anda hanya perlu
mengenali, membangunkan, dan melatih potensi kepemimpinan itu.” Singkatnya, pada
dasarnya Anda terlahir sebagai pemimpin.
Selanjutnya supaya menjadi pemimpin yang efektif, kita memang mesti mau dan
berani untuk melepaskan belenggu-belenggu yang selama ini mengikat potensi
kepemimpinan yang sudah ada di dalam diri. Baiklah kita cermati model
kepemimpinan yang diajukan Berny Gomulya dalam bukunya itu. Singkatannya: I4P
(Influence, Purpose, Positive, People, Performance). Berikut penjelasannya:
Influence (pengaruh). Ingat bahwa kepemimpinan itu bukan soal jabatan,
kedudukan atau pangkat. Kepemimpinan adalah seni mempengaruhi orang lain agar
mereka melakukan – dengan sukarela – apa yang Anda ingin supaya mereka
melakukannya. Bahkan Ken Blanchard menyatakan bahwa “kunci sukses kepemimpinan
adalah pengaruh, bukan kekuasaan.” Beberapa mitos yang mungkin membelenggu perlu
dilepaskan, misalnya: mitos posisi (kepemimpinan bukan soal jabatan atau
pangkat, lalu mitos popularitas (kepemimpinan adalah tentang melakukan hal yang
benar, bukan hal yang populer).
Purpose (tujuan). Biasanya juga sering disebut visi. Setiap pemimpin efektif
mesti punya gambaran yang jernih tentang arah ke mana yang dituju. Bahkan, arah
ke mana Anda menuju adalah jauh lebih penting ketimbang dari mana Anda berasal.
Tujuan hidup adalah bagian dari jati diri. Cirinya, tatkala menjalaninya kita
sangat menikmatinya dan tampil natural, apa adanya. Belajarlah dari Helen Keller
(yang terlahir buta), ia mengatakan: “yang lebih buruk daripada dilahirkan buta
adalah bisa melihat, tetapi tidak memiliki visi.”
Positive thinking and attitude(pikiran dan sikap positif). Pikiran akan
mempengaruhi sikap, jika pikiran positif maka sikap pun akan positif.
Sesungguhnya perjalanan kepemimpinan dimulai dari pikiran (pola pikir,
mind-set). Para pemimpin melihat dunia dalam referensi visi atau tujuan
mulianya. Sang juara dunia renang Michael Phelps meyakini, “Segala sesuatu
adalah mungkin selama Anda benar-benar memikirkan, mengerjakan, dan menyediakan
waktu untuk hal itu. Pikiran Anda benar-benar mengendalikan segala sesuatu.”
Siap sedialah setiap saat, baik atau tidak baik waktunya, selalu positif.
“Keberuntungan adalah pertemuan antara persiapan dan kesempatan,” begitu ujar
Oprah Winfrey.
People (orang). Kepemimpinan senantiasa tertuju pada orang bukan barang.
Dan, setiap pemimpin berhasil karena ada orang-orang yang membantunya.
Karenanya, keberhasilan kepemimpinan tidak hanya diukur dari
pencapaian-pencapaian materi, tetapi – ini yang utama – juga diukur dari
seberapa besar Anda menyentuh hidup orang orang lain. Ingat, orang lain tidak
akan peduli tentang seberapa banyak hal yang Anda tahu, sampai mereka tahu
seberapa banyak kepedulian Anda tentang mereka. Juga, kelilingi diri Anda dengan
orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik dari dalam diri Anda. Hindari
para penjilat, karena biasanya orang-orang yang bisa memunculkan hal-hal terbaik
dari dalam diri Anda adalah mereka yang kerap berbeda pendapat dan berani
mengkritisi. Memang tidak nyaman, namun merekalah yang mengeluarkan Anda dari
zona kenyamanan, untuk “memaksa” Anda naik ke tingkat berikutnya.
Performance (kinerja). Anda hanya akan menjadi pemimpin berpengaruh jika
mampu menunjukkan kinerja dengan cara memberi nilai tambah ke dalam hidup ini.
Malcom Forbes mengingatkan bahwa, “Memikirkan yang baik adalah bijak;
merencanakan yang baik adalah lebih bijak; tetapi melakukan yang baik adalah
yang terbijak dan terbaik dari semuanya.” Memang, yang membuat perbedaan dalam
hidup adalah tindakan.
Maka bertindaklah, ujudkan perbedaan itu, sekarang. Bersiaplah untuk
sukses!
-----------------------------------------------------
(artikel telah dikontribusikan ke Tabloid Bisnis KONTAN oleh Kontributornya. Segala halyang berkaitan dengan Hakatas kekayaan intelektual,menjadi tanggung jawab Kontributor)
Rabu, 9 November, 2011 23:19
Ekspansi, Kepercayaan & Inspirasi
Oleh: Andre Vincent Wenas
“Capacity expansion is one of the most significant strategic decisions faced by
firms, measured both in terms of the amount of capital involved and the
complexity of the decision-making problem… Capacity decisions require the firm
to commit resources based on expectations about conditions far into the future.”
(Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries
and Competitors, 1980)
***
Ironis, ketika banyak negara mengecam AS dengan mengklaim diri sebagai
anti-imperialis, anti-hegemoni, anti-monopoli, Christianto Wibisono (The Global
Nexus, 2007) melaporkan, orang yang berteriak anti AS ternyata duitnya malah
ditaruh di Wall Street. Malah, negara-negara yang secara politik mengecam AS,
mendukung dan membenarkan “teror”, dalam hati kecil juga masih merasa aman
menaruh duit di AS. Mereka masih percaya bahwa gubernur bank sentral AS tidak
akan korupsi atau KKN. Terlebih dari itu, percaya bahwa lembaga hukum di AS
berfungsi imparsial dan independen. Sehingga biarpun bank sentral AS cuma
memasang tarif suku bunga yang kecil (2-4%, bahkan 1% di tahun 2003) ada sekitar
US$ 4 trilyunan harta milik dunia disimpan di AS.
Sehingga mengacu pada teori Capacity Expansion-nya Michael Porter, salah satu
syarat untuk berkembang telah terpenuhi, yaitu akumulasi amount of capital.
Dilengkapi dengan kompetensi bangsa dalam metodologi pemecahan masalah
(problem-solving methodology) yang dilandasi sikap rasional, asas keadilan dan
kematangan berdemokrasi, bakal menumbuhkembangkan saling percaya ke tingkat yang
lebih tinggi lagi. Akibatnya dinamika wacana intelektual dan praksis sosialnya
terus berputar ke atas (spiral-up movement).
***
Di tataran makro maupun mikro pada galibnya esensi pembangunannya tak jauh
berbeda. Manakala pertumbuhan bisnis dilandasi pembangunan kultur yang pada
ujungnya membuat perusahaan jadi layak dipercaya (trustworthy), dan bisa jadi
model serta inspirasi yang membuat banyak pihak ingin mengemulasinya, maka
organisasi itu sesungguhnya sudah menjadi asset bangsa. Pada gilirannya bangsa
yang bisa menginspirasi bangsa lain adalah asset internasional.
“…that a nation’s well being, as well as its ability to compete, is
conditioned by a single, pervasive cultural characteristic: the level of trust
inherent in society.” (Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and The
Creation of Prosperity, 1995)
Bangsa yang tingkat saling-percayanya tinggi akan sangat efisien. Untuk hal
yang sepele saja, berapa penghematan yang bisa dilakukan perusahaan operator
jalan tol jika di tiap pintu masuk tol tidak perlu ada petugas yang membagi-bagi
kartu tol, setiap pengendara bisa dipercaya hanya mengambil satu kartu saja
(yang diletakkan di pintu masuk tol tanpa petugas jaga). Contoh yang lebih
besar, negara tidak perlu menghamburkan dana demi membentuk komisi-komisi khusus
yang mengawasi dan menangani kasus-kasus korupsi, pelanggaran HAM, dll. Pastilah
biaya yang bisa dihemat sangat signifikan.
***
Kita boleh bermimpi, seperti Martin Luther King Jr. bermimpi. Asalkan mimpi
(dream) itu merupakan gambaran (pictorial) yang jernih tentang masa depan yang
indah dan mulia. “…I have a dream that one day this nation will raise up and
live out the true meaning of its creed: We hold these truth to be self-evident
that all men are created equal… I have a dream that my four little children will
one day live in a nation where they will not be judged by the color of their
skin but by the content of their character. I have a dream today!...” (at
Lincoln Memorial, Washington DC, 28 August 1963).
Nampaknya kita krisis dengan pemimpin visioner yang bisa menginspirasi dengan
gambaran jernih masa depan organisasi. Alih-alih visioner dan inspirasional,
mereka malah sibuk memperbaiki citra-diri serta menebar pesona kian kemari tanpa
pernah menjadikan dirinya sendiri sebagai role-model yang bisa meniupkan
roh-kehidupan (to inspire) kepada orang lain. Inspirasi sendiri awalnya adalah
sebuah kata yang sakral. Kata inspirasi dalam bahasa Yunani disebut
“Theopneustos” yang arti harafiahnya adalah “tiupan nafas Tuhan” (God-breathed).
Jadi, orang yang inspirasional adalah orang yang sebetulnya “meniupkan nafas/
semangat/spirit kehidupan” kepada orang lain.
***
Terhadap sistem yang sewenang-wenang, kita merenung lewat teguran Vaclav Havel
(Presidential Speech, 1989), “When I talk about contaminated moral atmosphere, I
am not talking just about the gentlemen who eat organic vegetables and do not
look out of the plane windows. I am talking about all of us. We had all become
used to the totalitarian system and accepted it as an unchangeable fact and thus
helped to perpetuate it. In other words, we are all – though naturally to
differing extents – responsible for the operation of the totalitarian machinery;
none of us is just its victim: we are all also its co-creators.”
Kalau dunia sekarang jatuh secara moral-spiritual, kita sebagai profesional
juga ikut bertanggung-jawab di dalamnya. Kita mau terus ignorance, atau bangkit
membangun kapasitas lewat kepercayaan sehingga bisa ikut meniupkan kembali roh
kehidupan.
-------------------------------------------------
(artikel oleh Kontributor telah dikontribusikan ke Majalah MARKETING). Jika terdapat sengketa atas Hak Kekayaan Intelektual,menjadi tanggung jawab Kontributor)
Selasa, 8 November, 2011 21:48 
“Capacity expansion is one of the most significant strategic decisions faced by
firms, measured both in terms of the amount of capital involved and the
complexity of the decision-making problem… Capacity decisions require the firm
to commit resources based on expectations about conditions far into the future.”
(Michael E. Porter, Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries
and Competitors, 1980)
***
Ironis, ketika banyak negara mengecam AS dengan mengklaim diri sebagai
anti-imperialis, anti-hegemoni, anti-monopoli, Christianto Wibisono (The Global
Nexus, 2007) melaporkan, orang yang berteriak anti AS ternyata duitnya malah
ditaruh di Wall Street. Malah, negara-negara yang secara politik mengecam AS,
mendukung dan membenarkan “teror”, dalam hati kecil juga masih merasa aman
menaruh duit di AS. Mereka masih percaya bahwa gubernur bank sentral AS tidak
akan korupsi atau KKN. Terlebih dari itu, percaya bahwa lembaga hukum di AS
berfungsi imparsial dan independen. Sehingga biarpun bank sentral AS cuma
memasang tarif suku bunga yang kecil (2-4%, bahkan 1% di tahun 2003) ada sekitar
US$ 4 trilyunan harta milik dunia disimpan di AS.
Sehingga mengacu pada teori Capacity Expansion-nya Michael Porter, salah satu
syarat untuk berkembang telah terpenuhi, yaitu akumulasi amount of capital.
Dilengkapi dengan kompetensi bangsa dalam metodologi pemecahan masalah
(problem-solving methodology) yang dilandasi sikap rasional, asas keadilan dan
kematangan berdemokrasi, bakal menumbuhkembangkan saling percaya ke tingkat yang
lebih tinggi lagi. Akibatnya dinamika wacana intelektual dan praksis sosialnya
terus berputar ke atas (spiral-up movement).
***
Di tataran makro maupun mikro pada galibnya esensi pembangunannya tak jauh
berbeda. Manakala pertumbuhan bisnis dilandasi pembangunan kultur yang pada
ujungnya membuat perusahaan jadi layak dipercaya (trustworthy), dan bisa jadi
model serta inspirasi yang membuat banyak pihak ingin mengemulasinya, maka
organisasi itu sesungguhnya sudah menjadi asset bangsa. Pada gilirannya bangsa
yang bisa menginspirasi bangsa lain adalah asset internasional.
“…that a nation’s well being, as well as its ability to compete, is
conditioned by a single, pervasive cultural characteristic: the level of trust
inherent in society.” (Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and The
Creation of Prosperity, 1995)
Bangsa yang tingkat saling-percayanya tinggi akan sangat efisien. Untuk hal
yang sepele saja, berapa penghematan yang bisa dilakukan perusahaan operator
jalan tol jika di tiap pintu masuk tol tidak perlu ada petugas yang membagi-bagi
kartu tol, setiap pengendara bisa dipercaya hanya mengambil satu kartu saja
(yang diletakkan di pintu masuk tol tanpa petugas jaga). Contoh yang lebih
besar, negara tidak perlu menghamburkan dana demi membentuk komisi-komisi khusus
yang mengawasi dan menangani kasus-kasus korupsi, pelanggaran HAM, dll. Pastilah
biaya yang bisa dihemat sangat signifikan.
***
Kita boleh bermimpi, seperti Martin Luther King Jr. bermimpi. Asalkan mimpi
(dream) itu merupakan gambaran (pictorial) yang jernih tentang masa depan yang
indah dan mulia. “…I have a dream that one day this nation will raise up and
live out the true meaning of its creed: We hold these truth to be self-evident
that all men are created equal… I have a dream that my four little children will
one day live in a nation where they will not be judged by the color of their
skin but by the content of their character. I have a dream today!...” (at
Lincoln Memorial, Washington DC, 28 August 1963).
Nampaknya kita krisis dengan pemimpin visioner yang bisa menginspirasi dengan
gambaran jernih masa depan organisasi. Alih-alih visioner dan inspirasional,
mereka malah sibuk memperbaiki citra-diri serta menebar pesona kian kemari tanpa
pernah menjadikan dirinya sendiri sebagai role-model yang bisa meniupkan
roh-kehidupan (to inspire) kepada orang lain. Inspirasi sendiri awalnya adalah
sebuah kata yang sakral. Kata inspirasi dalam bahasa Yunani disebut
“Theopneustos” yang arti harafiahnya adalah “tiupan nafas Tuhan” (God-breathed).
Jadi, orang yang inspirasional adalah orang yang sebetulnya “meniupkan nafas/
semangat/spirit kehidupan” kepada orang lain.
***
Terhadap sistem yang sewenang-wenang, kita merenung lewat teguran Vaclav Havel
(Presidential Speech, 1989), “When I talk about contaminated moral atmosphere, I
am not talking just about the gentlemen who eat organic vegetables and do not
look out of the plane windows. I am talking about all of us. We had all become
used to the totalitarian system and accepted it as an unchangeable fact and thus
helped to perpetuate it. In other words, we are all – though naturally to
differing extents – responsible for the operation of the totalitarian machinery;
none of us is just its victim: we are all also its co-creators.”
Kalau dunia sekarang jatuh secara moral-spiritual, kita sebagai profesional
juga ikut bertanggung-jawab di dalamnya. Kita mau terus ignorance, atau bangkit
membangun kapasitas lewat kepercayaan sehingga bisa ikut meniupkan kembali roh
kehidupan.
-------------------------------------------------
(artikel oleh Kontributor telah dikontribusikan ke Majalah MARKETING). Jika terdapat sengketa atas Hak Kekayaan Intelektual,menjadi tanggung jawab Kontributor)
Rasa Syukur, Kenikmatan, Dan Kebahagiaan.
Oleh:  Dadang Kadarusman
                     
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Kita  tidak pernah berhenti mencari kebahagiaan. Meskipun sangat sulit untuk  mendefinisikannya. Kebahagiaan itu apa dan seperti apa. Tidak mudah  untuk memahaminya. Maka kebahagiaan sering menjadi terlampau abstrak  untuk bisa kita rengkuh ke alam realitas. Orang miskin mengira orang  kaya lebih bahagia karena segalanya serba ada. Orang kaya, banyak yang  menilai betapa bahagianya orang-orang miskin yang terbebas dari belenggu  hutang hingga ratusan juta bahkan milyaran. Jadi sebenarnya kebahagiaan  itu apa?  Dalam pencarian atas kebahagiaan itu, saya  sering merasakan kenikmatan. Ketika uang saya sedikit – misalnya – saya  merasa nikmat. Ketika uang saya sedang banyak, juga terasa nikmat.  Ketika sakit, terasa nikmat. Saat sehat juga nikmat. Saat sendiri  nikmat, ramai-ramai juga nikmat. Jika  kenikmatan-kenikmatan kecil itu kita kumpulkan, lalu dirangkai dalam  rentang waktu yang panjang, maka perasaan batin kita menjadi sedemikian  nyaman. Pada saat-saat seperti itulah kita merasakan kebahagiaan. Apakah  Anda merasakan hal yang sama?
Laksana  sebatang pohon; Kebahagiaan itu adalah buahnya. Kenikmatan adalah  batangnya. Sedangkan akarnya adalah; rasa syukur. Mau tumbuh dimana buah  jika tidak ada batang yang menyangganya? Bagaimana batang bisa tegak  jika tidak memiliki akarnya? Maka begitu pula kebahagiaan yang kita  cari-cari itu. Tidak mungkin kita bisa meraih kebahagiaan tanpa  kemampuan untuk merasakan kenikmatan. Dan kita tidak mungkin bisa  menikmati apapun jika tidak memiliki rasa syukur. Maka, untuk bisa  meraih kebagiaan itu, kita membutuhkan rasa syukur atas semua nikmat  yang kita dapatkan. Karena dari rasa syukur itu akan tumbuh pohon  kenikmatan yang kokoh. Barulah pohon kenikmatan itu bisa berbuah  kebahagiaan. Jadi, untuk menemukan kebahagiaan; kita perlu terlebih  dahulu memiliki rasa syukur itu. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memiliki akar rasa syukur, saya ajak memulainya dengan memahami 5 prinsip Natural Intelligence berikut ini:    
1.      Titik awal menuju kebahagiaan.  Untuk menuju kebahagiaan, ada rute sederhana yang lurus tidak berkelok.  Datar tidak terjal. Halus tidak kasar. Dan aman tidak berbahaya. Dalam  rute itu ada titik pemberangkatan bernama ‘rasa syukur’ – jalur untuk  dilalui bernama ‘kenikmatan’, dan – tempat tujuan bernama kebahagiaan.  Bahagia itu titik terjauh dalam rute perjalanan kita. Sedangkan  kenikmatan itu adalah apa yang sepatutnya kita rasakan selama  menempuhnya. Rasa syukur ada dimana? Ada didalam daftar opsi atau  pilihan hidup kita. Kita boleh memilih untuk memulai perjalanan ini  dengan bersyukur sehingga bisa masuk kedalam jalur kenikmatan. Kita juga  boleh memilih untuk tidak bersyukur sehingga apapun yang kita dapatkan  akan menghasilkan keluh kesah. Konsekuensinya, jika kita memulai dari  pos rasa syukur, maka apapun yang kita alami disepanjang perjalanan itu  akan penuh dengan kenikmatan sehingga diakhir perjalanan; semua  kenikmatan itu diakumulasikan menjadi kebahagiaan. Sebaliknya, jika  memulainya dari titik ‘bukan rasa syukur’ maka bahkan semua kemewahan  pun tidak akan menghasilkan kenikmatan sehingga tidak mungkin kita bisa  meraih bahagia itu. Jadi, mari kita berfokus kepada titik awal  pemberangkatan yang bernama ‘rasa syukur’. 
2.      Rasa syukur atas hidup.  Jika ada orang yang ‘menyesali hidup’, maka itu menunjukkan kalau orang  itu tidak memiliki rasa syukur atas hidup yang sudah dia dapatkan.  Bukan hidupnya yang membuat kita menyesal, melainkan kualitas hidup itu  sendiri. Tidak relevan jika kita menyesali hidup karena kualitasnya.  Karena  hidup itu dihadiahkan oleh Tuhan. Sedangkan  kualitasnya, ditentukan oleh ikhtiar yang kita lakukan. Baik atau  buruknya kualitas hidup kita sedikit  banyak ditentukan oleh kemauan, usaha, kerja keras, dan kegigihan kita  untuk memperjuangkannya. Jika kita tersisih dari arena perjuangan itu,  mengapa lantas kita salahkan hidup? Kita tentu tidak termasuk orang yang  menyesali hidup. Namun, seringkali kita menyesali hal-hal yang ‘tidak  kita lakukan’ dimasa lalu. “Oh, seandainya dulu saya begini-begitu,  tentu sekarang saya blablabla..” bukankah begitu sesal yang sering kita  dengarkan dari dalam? Maka wajar jika Sang Pemberi Hidup menyeru kita  untuk mensyukuri hidup. Dia sanggup merenggutnya sejak kemarin. Tapi  sampai sekarang kita masih juga hidup. Juga wajar jika kita bersyukur  atas anugerah itu dengan menjadikan kehidupan kita baik didalam  pandanganNya. Karena tidak ada cara yang lebih baik untuk mensyukuri  hidup, selain mengisi hari-hari dalam hidup kita dengan tindakan dan  perbuatan yang disukai Sang Pemberi Kehidupan.
3.      Rasa syukur atas kemudahan.  Sudah berapa banyak kemudahan yang Anda dapatkan? Tubuh Anda sempurna  sehingga segala urusan bisa Anda lakukan tanpa hambatan. Ban motor atau  mobil Anda terhindar dari paku dijalan sehingga perjalanan Anda tidak  mengalami hambatan. Kompor gas Anda menyala normal sehingga masakan Anda  bisa matang. Anak-anak Anda sehat sehingga Anda bisa pergi ke kantor  dengan tenteram. Gigi Anda afiat sehingga semua aktivitas harian bisa  dijalani dengan nyaman. Ada lagi kemudahan lainnya? Banyak. Bahkan guru  kehidupan saya mengingatkan; “Jika engkau menghitung-hitung kemudahan  yang sudah  Tuhan berikan, takkan mungkin engkau sanggup menghitungnya.” Sekarang,  apa yang kita lakukan dengan sekujur tubuh kita? Kebaikankah? Atau  keburukan? Jika jabatan yang kita sandang itu bagian dari kemudahan yang  diberikan Tuhan, maka bagaimana cara kita menunaikan amanah itu pun  merupakan gambaran dari rasa syukur yang kita miliki. Semua kemudahan  yang kita peroleh, apakah digunakan untuk menimbulkan kesulitan orang  lain? Ataukah kita mensyukurinya dengan menjadikan kemudahan yang kita  miliki untuk memudahkan urusan orang lain? Faktanya, ketika kita  berhasil memudahkan urusan orang lain, hati kita merasa nyaman. Kita  menikmati perasaan itu sehingga terdorong untuk melakukan hal yang sama  lebih sering lagi. Dan karena aktivitas itu berlangsung terus, maka  kenikmatannya pun kita rasakan terus sehingga kebahagiaan pun datang.  
4.      Rasa syukur atas kesulitan.  Mudah  untuk berucap ‘Alhamdulillah’ saat keadaan kita sedang serba indah.  Bagaimana jika kita sedang berada dalam keadaan yang serba susah?  Kayaknya rasa syukur atas kesulitan itu rada ngawur. Sekurang-kurangnya  ada 2 alasan mengapa justru kita memerlukan rasa syukur atas kesulitan.  Pertama, justru ketika berada dalam kesulitan itu setiap kemudahan yang  selama ini kita dapatkan menjadi semakin terasa ‘nilainya’. Mungkin  dimasa lalu, belum kita syukuri kemudahan-kemudahan itu. Maka inilah  saat yang tepat untuk  melakukannya. Sekaligus membuat komitmen pribadi; jika nanti  mendapatkannya kembali, saya akan senantiasa mensyukurinya. Alasan  kedua, mensyukuri kesulitan yang sedang kita hadapi itu boleh dibilang  tingkatan rasa syukur yang paling tinggi. Bayangkan, saat Tuhan menguji  kita dengan kesulitan yang sangat berat. Bukannya mengeluh. Kita malah  bersyukur karena kesulitan itu justru semakin mendekatkan diri kita  kepadaNya. Bukankah kita menjadi semakin kyusuk dalam berdoa ketika  sedang serba susah? Maka pantaslah juga jika Tuhan berfirman bahwa;  dalam kesulitan itu, terdapat kemudahan. Dan kemudahan itu akan  didapatkan oleh orang yang menjaga rasa syukur; meski sedang berada di  tengah deraan kesulitan.  
5.      Rasa syukur atas rasa syukur.  Ketika kecil, saya pernah merasakan nikmatnya makan nasi hanya dengan  jelantah, atau secuil garam bersama para buruh tani sambil selonjoran di  pematang sawah. Ketika dewasa, saya sering berkesempatan bermalam di  hotel berbintang. Seperti teman-teman lain ternyata kami hanya bisa  menikmati berbagai hidangan mewah itu pada 1 atau 2 hari pertama saja.  Selebihnya, kami lebih sering menyantap hidangan dipinggir jalan. Makan  di emperan itu, jauh lebih terasa nikmatnya. Beberapa teman  mengatakan tidak bisa tidur semalam. Banyak pikiran katanya. Padahal,  kasurnya berharga belasan juta. Sedangkan satpam di komplek saya tidur  nyenyak sambil duduk di kursi pos ronda yang sudah bulukan. Jadi dimana  sesungguhnya nikmat itu adanya? Dalam kemewahan ada kenikmatan. Dalam  kesederhanaan pun ada kenikmatan. Jadi bukan kondisi fisiknya yang  menentukan. Melainkan dalam rasa syukur. Faktanya, tanpa rasa syukur;  keberlimpahan yang kita miliki terasa kurang saja dan tak kunjung  memberikan kebahagiaan. Dengan rasa syukur, dalam keterbatasanpun kita  merasakan kecukupan. Maka rasa syukur itu pun adalah anugerah  tersendiri. Mungkin hanya sedikit orang yang dianugerahi rasa syukur.  Banyak yang tidak, sehingga apapun yang mereka miliki tidak bisa  dikonversi menjadi kenikmatan, apalagi kebahagiaan. Maka bersyukurlah  atas rasa syukur yang telah Tuhan tanamkan dalam hati kita. Karena dengan rasa syukur itu, kita punya peluang untuk  meraih kenikmatan dalam hidup, dan berhasil menempuh rute yang tepat menuju kebahagiaan didunia dan diakhirat.
Buah  kebahagiaan dipetik dari pohon kenikmatan-kenikmatan kecil yang berhasil  kita rangkai dalam setiap detak detik kehidupan yang kita jalani.  Sedangkan pohon kenikmatan itu tumbuh kokoh karena disangga oleh rasa  syukur yang mengakar. Persis seperti nasihat guru kehidupan saya tentang  firman Tuhan, bahwa Dia akan menambah kenikmatan bagi orang-orang yang  memiliki rasa syukur. Maka jika Anda ingin melakukan proses atau  perjalanan meraih kebahagiaan, mari kita memulai perjalanan itu dari  titik awal bernama rasa syukur. Insya Allah, apapun yang kita alami  selama perjalanan itu akan terasa nikmat. Sehingga kita bisa menjadi  pribadi yang bahagia, hingga diakhir perjalanan ini.
Mari Berbagi Semangat!
Trainer Bidang Kepemimpian dan Pembedayaan Diri
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (Tahap editing di penerbit)
Catatan Kaki:
Kebahagiaan adalah buah dari pohon kenikmatan yang berakar dari rasa syukur.
Silakan  di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung  saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai  tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. 
Selasa, 8 November, 2011 22:06
MONEYnLOVE Inspires 09.11.2011 : "Untuk paham Investasi susah?"
Oleh:  Freddy Pieloor
Dear Sahabat,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
"Hidup ini memang sungguh indah, setelah malam, datanglah pagi. Semua silih berganti dan tiada yang abadi. Kecuali perubahan dan dinamikanya."
Senang bisa menjumpai Anda kembali dalam momen inspirasi "MONEYnLOVE" tanggal 09 November 2011.
Kali ini saya akan share artikel dengan tema:
"Untuk Paham Investasi itu Susah?"
Mungkin Anda pernah mendengar, seseorang berkata pada dirinya sendiri: "Saya tidak bisa memahami bagaimana berinvestasi. Investasi itu njelimet dan ruwet!"
Atau pada kesempatan lain, ada orang lain berkata: "Akh, kapok gua berinvestasi. Gua diboongin terus dan udah rugi sekian ratus jeti!"
Atau mungkin justru Anda sendiri yang mendengar orang lain berkata kepada Anda: "Investasi susah untuk Anda lakukan sendiri. Anda 'kan tidak paham, jadi serahkan kepada kami saja untuk mengelolanya!"
----
Eits, investasi tidaklah demikian.
Investasi tidaklah sulit.
Investasi harus dipahami sebelum dilakukan.
Investasi adalah urusan personal diri, dan tidak bisa digeneralisir.
Investasi harus Anda lakukan sendiri, analisa dan kebijakannya.
Investasi adalah sebuah RENCANA, TINDAKAN, MONITOR & ADJUSTMENT.
----
Ibarat Anda mau "tamasya" atau ber-wisata, Anda hendaknya memiliki sebuah rencana dan peta, serta perbekalan yang memadai.
Agar wisata yang Anda lakukan dan jalani, benar-benar berkesan dan indah, serta sesuai dengan HARAPAN & TUJUAN Anda.
Anda sudah harus tahu dan paham apa yang akan Anda lakukan, walau Anda memakai seorang GUIDE sekalipun.
-----
Ingat beberapa rumus Uang:
1. Uang relatif lebih sulit diperoleh, daripada dihabiskan
2. Uang tidak mengenal saudara
3. Uang bukanlah tujuan hidup, melainkan sekadar alat untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi
4. Uang gaji hanya Anda peroleh sampai usia pensiun, selanjutnya uang gaji yang Anda sisihkan harus cukup membayar segala biaya hidup sampai Anda berhenti bernapas (alias: jangan mati dalam keadaan bangkrut).
----
Langkah ber-investasi:
1. Tetapkan Tujuan Keuangan
2. Kenali Profil Risiko Diri
3. Hitung Time Horizon yang tersedia
4. Analisa kemampuan keuangan diri (besaran cicilan investasi dan dana pokok yang dimiliki).
5. Pelajari dan pahami jenis investasi sesuai dengan tujuan, profil, waktu dan kemampuan keuangan.
6. Buat Rencana Komprehensif
7. Tindak-lanjuti rencana dengan ber-komitmen penuh.
8. Lakukan monitoring
9. Lakukan Adjustment (penyesuaian) setiap jangka waktu tertentu.
10. Buat Rencana Baru sesuai dengan perubahan keadaan dan tujuan terkini.
-----
Anda tidak perlu memasuki dan memiliki semua jenis instrumen investasi, melainkan fokus dan lakukan pada cukup 2 jenis investasi yang benar2 Anda pahami (untuk diversifikasi).
Maksudnya, bila Anda tidak paham sebuah jenis investasi, jangan masuki.
Ada beberapa jenis instrumen investasi yang sulit bagi orang awam untuk pahami. Misalnya Options dan jenis derivatif lainnya.
Menurut Robert T. Kiyosaki: "Investasilah pada diri Anda sendiri terlebih dahulu, sebelum berinvestasi pada instrumen investasi lainnya!"
Pesan Kiyosaki adalah:
"Anda harus paham dahulu jenis investasi yang ingin Anda masuki, sebelum menyerahkan kekuasaan Anda atas uang yang Anda miliki kepada orang lain!" Bahkan kepada saudara sekalipun (ingat Uang tidak mengenal saudara).
-----
Beberapa jenis instrumen investasi yang mudah dan jelas adalah:
1. Logam Mulia
2. Property (tanah, rumah, ruko, kios, apartemen dlsb)
3. Obligasi
4. Reksadana racikan Manajer Investasi
5. Saham, bisa Anda lakukan setelah Anda memiliki pengalaman dengan Reksa Dana Saham.
-----
Investasi itu MUDAH, bila Anda mau belajar hal yang sederhana.
Investasi itu ANDA dan bukan mereka.
Investasi itu HIDUP MASA DEPAN ANDA dan KELUARGA.
Anda yang bertanggung jawab atas hidup Anda, dan bukan orang lain.
Jadi Anda harus memahami jenis investasi yang Anda masuki, dan jangan lemparkan kesalahan kepada pihak lain.
-----
Investasi harus dilakukan sejak dini, dan menabung saja sudah tidak cukup lagi di jaman inflasi seperti sekarang ini.
Investasi adalah sisihkan dan bukan sisakan, karena masa depan Anda bukanlah sisa-sisa hari ini.
Investasi adalah TABUR / TANAM dan PUPUK / PELIHARA.
Tabur hari ini, Jaga (pupuk, siram dan rawat) dan Tuai di masa depan.
Investasi seperti ilmu alam, tabur bibit mangga, maka Anda akan menuai buah mangga.
Anda menabur hari ini, jangan berharap menuai besok pagi, karena investasi memerlukan proses dan waktu.
Seperti halnya bibit pohon memerlukan waktu untuk bertumbuh.
"Apa yang Anda tanam, akan Anda tuai nanti pada saatnya. Pasti!!!"
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Selasa, 8 November, 2011 17:07 
Dear Sahabat,
Selamat pagi dan salam sejahtera,
"Hidup ini memang sungguh indah, setelah malam, datanglah pagi. Semua silih berganti dan tiada yang abadi. Kecuali perubahan dan dinamikanya."
Senang bisa menjumpai Anda kembali dalam momen inspirasi "MONEYnLOVE" tanggal 09 November 2011.
Kali ini saya akan share artikel dengan tema:
"Untuk Paham Investasi itu Susah?"
Mungkin Anda pernah mendengar, seseorang berkata pada dirinya sendiri: "Saya tidak bisa memahami bagaimana berinvestasi. Investasi itu njelimet dan ruwet!"
Atau pada kesempatan lain, ada orang lain berkata: "Akh, kapok gua berinvestasi. Gua diboongin terus dan udah rugi sekian ratus jeti!"
Atau mungkin justru Anda sendiri yang mendengar orang lain berkata kepada Anda: "Investasi susah untuk Anda lakukan sendiri. Anda 'kan tidak paham, jadi serahkan kepada kami saja untuk mengelolanya!"
----
Eits, investasi tidaklah demikian.
Investasi tidaklah sulit.
Investasi harus dipahami sebelum dilakukan.
Investasi adalah urusan personal diri, dan tidak bisa digeneralisir.
Investasi harus Anda lakukan sendiri, analisa dan kebijakannya.
Investasi adalah sebuah RENCANA, TINDAKAN, MONITOR & ADJUSTMENT.
----
Ibarat Anda mau "tamasya" atau ber-wisata, Anda hendaknya memiliki sebuah rencana dan peta, serta perbekalan yang memadai.
Agar wisata yang Anda lakukan dan jalani, benar-benar berkesan dan indah, serta sesuai dengan HARAPAN & TUJUAN Anda.
Anda sudah harus tahu dan paham apa yang akan Anda lakukan, walau Anda memakai seorang GUIDE sekalipun.
-----
Ingat beberapa rumus Uang:
1. Uang relatif lebih sulit diperoleh, daripada dihabiskan
2. Uang tidak mengenal saudara
3. Uang bukanlah tujuan hidup, melainkan sekadar alat untuk mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi
4. Uang gaji hanya Anda peroleh sampai usia pensiun, selanjutnya uang gaji yang Anda sisihkan harus cukup membayar segala biaya hidup sampai Anda berhenti bernapas (alias: jangan mati dalam keadaan bangkrut).
----
Langkah ber-investasi:
1. Tetapkan Tujuan Keuangan
2. Kenali Profil Risiko Diri
3. Hitung Time Horizon yang tersedia
4. Analisa kemampuan keuangan diri (besaran cicilan investasi dan dana pokok yang dimiliki).
5. Pelajari dan pahami jenis investasi sesuai dengan tujuan, profil, waktu dan kemampuan keuangan.
6. Buat Rencana Komprehensif
7. Tindak-lanjuti rencana dengan ber-komitmen penuh.
8. Lakukan monitoring
9. Lakukan Adjustment (penyesuaian) setiap jangka waktu tertentu.
10. Buat Rencana Baru sesuai dengan perubahan keadaan dan tujuan terkini.
-----
Anda tidak perlu memasuki dan memiliki semua jenis instrumen investasi, melainkan fokus dan lakukan pada cukup 2 jenis investasi yang benar2 Anda pahami (untuk diversifikasi).
Maksudnya, bila Anda tidak paham sebuah jenis investasi, jangan masuki.
Ada beberapa jenis instrumen investasi yang sulit bagi orang awam untuk pahami. Misalnya Options dan jenis derivatif lainnya.
Menurut Robert T. Kiyosaki: "Investasilah pada diri Anda sendiri terlebih dahulu, sebelum berinvestasi pada instrumen investasi lainnya!"
Pesan Kiyosaki adalah:
"Anda harus paham dahulu jenis investasi yang ingin Anda masuki, sebelum menyerahkan kekuasaan Anda atas uang yang Anda miliki kepada orang lain!" Bahkan kepada saudara sekalipun (ingat Uang tidak mengenal saudara).
-----
Beberapa jenis instrumen investasi yang mudah dan jelas adalah:
1. Logam Mulia
2. Property (tanah, rumah, ruko, kios, apartemen dlsb)
3. Obligasi
4. Reksadana racikan Manajer Investasi
5. Saham, bisa Anda lakukan setelah Anda memiliki pengalaman dengan Reksa Dana Saham.
-----
Investasi itu MUDAH, bila Anda mau belajar hal yang sederhana.
Investasi itu ANDA dan bukan mereka.
Investasi itu HIDUP MASA DEPAN ANDA dan KELUARGA.
Anda yang bertanggung jawab atas hidup Anda, dan bukan orang lain.
Jadi Anda harus memahami jenis investasi yang Anda masuki, dan jangan lemparkan kesalahan kepada pihak lain.
-----
Investasi harus dilakukan sejak dini, dan menabung saja sudah tidak cukup lagi di jaman inflasi seperti sekarang ini.
Investasi adalah sisihkan dan bukan sisakan, karena masa depan Anda bukanlah sisa-sisa hari ini.
Investasi adalah TABUR / TANAM dan PUPUK / PELIHARA.
Tabur hari ini, Jaga (pupuk, siram dan rawat) dan Tuai di masa depan.
Investasi seperti ilmu alam, tabur bibit mangga, maka Anda akan menuai buah mangga.
Anda menabur hari ini, jangan berharap menuai besok pagi, karena investasi memerlukan proses dan waktu.
Seperti halnya bibit pohon memerlukan waktu untuk bertumbuh.
"Apa yang Anda tanam, akan Anda tuai nanti pada saatnya. Pasti!!!"
Demikian dan semoga bermanfaat.
Salam,
Freddy Pieloor
Dampak Internet : Demokrasi, Riset, Cinta dan Personal Brand
Oleh:  Budi Setiawan
 
Bagaimana Internet berdampak pada kehidupanmu? 
Internet berdampak  terhadap kehidupan, baik terhadap demokrasi, riset, cinta maupun  personal brand. Bagaimana internet bikin #XLangkahLebihMaju?
Berkenalan Dengan Internet
Berkenalan  dengan internet adalah keberuntungan. Betapa tidak pada tahun 1996, ada  seorang alumni yang memberi modem kepada kami, Forum Komunikasi  Mahasiswa Surabaya (FKMS). Modem tersebut melengkapi komputer DX2  sehingga kami dari sebuah jalan kecil bisa terhubung dengan seluruh  dunia.
Jangan bayangkan kecepatannya. Lupakan  keluhan terhadap koneksi internet saat ini. Kecepatan internet pada  modem itu adalah 14.4 kbps. Kecepatan itu pun tercapai kalau koneksi  lagi baik hati, dan itu jarang terjadi. Sekitar beberapa bulan kemudian,  muncul warnet generasi awal di Surabaya. Berapa tarifnya? Satu jam kita  harus merogoh 10 ribu rupiah dengan kecepatan tidak lebih baik dari  pada menggunakan modem.
Meski begitu, internet  telah mengubah banyak hal dalam kehidupanku sejak 1995 sampai sekarang.  Dampak internet membuatku XLangkah Lebih Maju setidaknya dalam 4 topik :  Demokrasi, Riset, Cinta dan Personal Brand.
Internet Membuat Demokrasi XLangkah Lebih Maju
Aku bergabung di Forum Komunikasi Mahasiswa Surabaya (FKMS) sejak  1994. Panjang ceritanya, aku akan ceritakan di posting lain saja.  Organisasi ini merupakan sebuah gerakan pro demokrasi yang bergerak  dalam melakukan advokasi terhadap hak-hak rakyat dan penegakan demokrasi  di negeri ini. Internet telah mengakselerasi gerakan demokrasi kami.
Awalnya  kami mulai mencari sumber informasi terkait misi Forum Komunikasi   kami, gerakan pro demokrasi. Waktu itu yang ramai adalah milis  ApaKabar, sebuah tempat berkumpulnya banyak aktivis yang kritis terhadap  pemerintah. Selain itu, situs yang sering kami akses adalah Tempo  Interaktif, sebuah metamorfosa dari majalah Tempo yang dibredel oleh  Soeharto.
Ketika tengah membaca-baca situs  Tempo Interaktif, aku merasa bahwa informasi yang lebih apa adanya ini  perlu disebarkan kepada banyak orang. Bukan hanya dinikmati mereka yang  punya akses internet, yang jumlahnya masih sangat sedikit pada waktu  itu. Akhirnya, tercetus sebuah ide di kepala ini. Aku kemudian  menjelaskan ide itu kepada teman-teman yang lain serta teman yang  mempunyai sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan ide tersebut.
Apa  idenya? Simpel. Informasi di situs Tempo Interaktif itu di tata ulang,  cetak dan dijual ke kampus-kampus. Akhirnya, aku bersama Gunardi berbagi  tugas untuk menangani Tempo Interaktif versi cetak itu. Edisi perdana  mulai kami garap. Begtu edisi terbaru Tempo Interaktif diluncurkan,  biasanya sabtu malam, aku langsung mengunduh, layout dan print. Lumayan  lama, biasanya aku baru bisa menyelesaikan jam 3 – 4 pagi atau sekitar 6  – 7 jam.
Hasil print Tempo Interaktif itu aku tata dan masukkan amplop. Aku tidur hehe. 
Langkah  selanjutnya ditangani Gunardi, membuat plat, membeli kertas dan  memasukkan ke percetakan. Jadi semua proses sebisa mungkin kami tangani  sendiri untuk menekan ongkos produksi.
Tempo  Interaktif versi cetak ini biasanya selesai senin sore. Gunardi bertugas  mengambil dari percetakan dan membawahnya ke markas kami. Aku dan  teman-teman lain yang sudah berkumpul kemudian menjilid secara manual.  Iya, diset satu-satu kemudian distaples. Proses penjilidan ini selesai  sekitar jam 10 malam. Jadi, Tempo Interaktif versi cetak itu seperti  makalah yang dicetak 1 warna (beragam warnanya) dan dijilid dengan  staples gitu.
Gunardi kemudian membagi jatah  pada mahasiswa loper yang akan menjual di kampus yang menjadi daerah  penjualannya. Aku biasanya berjualan di kampus-kampus yang belum ada  mahasiswa lopernya.
Tempo Interaktif yang  dijual dengan harga Rp. 1.000 ini disambut antusias oleh warga kampus.  Tidak tanggung-tanggung, edisi perdanya terjual sampai 1500 eksemplar.  Sebuah tanda betapa hausnya masyarakat kampus terhadap informasi yang  jernih dan bebas kooptasi penguasa.
Apa  dampaknya? Internet membuat demokrasi menjadi XLangkah lebih maju yang  ditandai persebaran informasi secara luas baik dalam bentuk milis dan  situs, maupun dalam bentuk cetak. Tak jarang, kami melampirkan siaran  pers, semisal tentang kasus penggusuran petani, dalam bundel Tempo  Interaktif versi cetak itu.
Mahasiswa aktivis  yang menjadi loper tidak sekedar berjualan Tempo Interaktif. Mereka  justru menjadikan Tempo Interaktif ini sebagai awal obrolan tentang  nasib negeri ini kepada banyak kalangan. Sebelumnya obrolan semacam itu  terjadi saat momen tertentu, tapi aktivitas menjual Tempo Interaktif itu  membuat obrolan itu berlangsung rutin setiap minggu. Obrolan itu yang  menjadi cikal bakal terbentuknya dan perluasan jejaring informasi ke  berbagai kampus.
Internet juga membuat  organisasi pro demokrasi jadi lebih mandiri. Keuntungan dari hasil  penjualan Tempo Interaktif cukup memadai untuk operasional organisasi  termasuk untuk melakukan perjalanan ke daerah kasus. Awalnya, printer  pinjaman, akhir bisa beli printer sendiri. Awalnya, satu line untuk  telepon dan internet, akhirnya bisa punya 2 line yang terpisah.
Apa  dampaknya bagiku? Enaknya, aku bisa dapat uang saku, baik dari melayout  maupun dari berjualan Tempo Interaktif. Loper mendapatkan 200 rupiah  untuk setiap eksemplar yang terjual. Rata-rata aku bisa menjual 100  eksemplar. Jadi tiap minggunya bisa dapat tambahan uang saku 20 ribu  rupiah. Tidak terlalu besar memang, tapi kalau dibandingkan uang saku  bulananku sebesar Rp. 100 ribu, maka hasil dari loper itu lumayan  besar. Tidak heran selalu saja ada mahasiswa yang tertarik menjadi loper  Tempo Interaktif versi cetak ini.
Apa dampak  gak enaknya? Aku tiap malam minggu harus duduk di depan komputer sampai  pagi. Jadi bayangkan, apapun yang terjadi, selambat-lambatnya jam 10  malam aku harus sudah berada di markas dan duduk manis di depan  komputer. Untunglah, pacarku pada saat itu pengertian. *uhuk
Penjualan  Tempo Interaktif versi cetak ini kami ceritakan pada redaksi, sehingga  aktivitas kami ini dimuat dalam Surat dari Redaksi Tempo Interaktif
Di kampus-kampus, terutama di Jawa Timur, TEMPO Interaktif juga  cukup dikenal. Sebabnya, rupanya sekelompok mahasiswa di Surabaya  men-downloadseluruh artikel di web site ini setiap minggu,  me-layout ulang, dan kemudian mencetaknya. Kabarnya, setiap minggu  beredar sekitar 1000 eksemplar “TEMPO Interaktif cetak” itu di Surabaya,  Malang, dan beberapa kota lain. Satu eksemplar dijual dengan harga Rp  1000. Kami dengar, di Bandung, Yogya, dan juga Jakarta, ada juga  kelompok-kelompok yang mengedarkan edisi “cetak” tadi. (Surat dari Redaksi, Edisi 01/02 – 08/Mar/1997)
Kami  lega karena kiprah kami juga mendapat dukungan dari pihak Tempo  Interaktif. Mungkin karena kesamaan misi, penyebaran informasi yang  jernih dan obyektif pada masyarakat. Kiprah kami ini berakhir ketika  majalah Tempo terbit kembali pasca reformasi.
Internet juga memudahkan kalangan pro demokrasi untuk berkomunikasi. Kami waktu itu memantau perkembangan Kudatuli,  bukan dari media massa yang dikooptasi penguasa, tapi dari kesaksian  langsung pelaku yang disebarkan melalui internet. Komunikasi melalui  internet ini pula yang menjadi tulang punggung komunikasi gerakan  reformasi 1998.
Demikianlah dampak internet  yang membuat demokratisasi informasi XLangkah lebih maju. Demokrasi  tanpa kebebasan akses informasi itu ibarat membeli kucing dalam  karung. Internet memungkinkan informasi bisa dinikmati oleh masyarakat  luas. Masyarakat punya akses informasi dan menyebarluaskan informasi  mereka.
Internet Membuat Riset XLangkah Lebih Maju
Pasca  reformasi, aku kembali pada kenyataan, menyelesaikan kuliah hehe.  Tanggungan yang lama tertunda harus segera dituntaskan, skripsi. Kembali  menggalau. Untunglah, kehadiran internet membantuku mengatasi  kegalauan.
Begini ceritanya. Dalam pikiranku waktu itu,  skripsi adalah biaya. Dari mana aku mendapatkan biaya skripsi? Padahal  tidak mungkin minta tambahan uang saku dari orang tua, selain sudah  terlalu banyak meminta, waktu itu adikku mulai kuliah juga. Aku harus  mencari akal untuk mensiasati persoalan biaya itu. Pucuk dicita, ulam  tiba. Ada seorang dosen yang mensosialisasikan tentang Lomba Karya  Inovatif Produktif (LKIP) yang diadakan oleh Dikti.
Biar  menang LKIP tentu aku harus punya ide inovatif. Aku ngobrol dengan teman  cangkruk, kamerad Iwan. Ngobrol panjang lebar akhirnya tercetus ide  untuk menggunakan Rep Grid dalam dunia entrepeneur. Mengapa Rep Grid?  Selain mudah dan simpel, penggunaan alat ini belum ada atau masih langka  di Indonesia. Mulailah mengakses internet untuk mempelajari Rep Grid  dan mulailah menyusun proposal.
Singkat cerita,  proposalku diterima menjadi salah satu proposal yang dibiayai risetnya  oleh Dikti. Alhamdulillah….. Aku bersama tim tinggal di Tanggulangin,  sentra tas dan koper, selama 3 bulan. Dana itu memungkinkan aku  membiayai kos di daerah riset, selain juga memenuhi kebutuhan riset  lainnya.
Meski ada dosen pembimbing, pembimbing riset ini  sesungguhnya adalah mbah Google. Mengapa? Aku sudah mencari informasi  kesana kemari ternyata tidak ada dosen/praktisi psikologi yang  menggunakan Rep Grid. Selain itu, risetku ini adalah riset kualitatif  yang pada waktu itu masih belum banyak ditemukan di ranah psikologi  Indonesia. Akhirnya, semua bergantung pada literatur yang kutemukan  melalui Google.
Temuan-temuan melalui Google,  akhirnya aku sadar bahwa ilmu ternyata tidak netral. Rep Grid banyak  dikembangkan di Inggris dan negara persemakmuran. Sementara, psikologi  Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh aliran yang berkembang di  Amerika Serikat.
Analisis riset ini adalah  bagian yang paling berat. Sama sekali menggantungkan diri pada diri  sendiri. Tidak jarang aku merasa mual ketika mengerjakan analisis riset  ini. Bener-bener mual mau muntah gitu. Tapi bagaimana lagi, aku sudah  punya komitmen sehingga akhirnya selesai juga laporan risetnya.
Datanglah  waktunya PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), waktunya aku  mempresentasikan hasil riset ini di depan dewan juri. Dalam  persiapannya, aku banyak terbantu oleh Tim Unair yang banyak memberi  masukan dan kritikan. Aku jadi lebih siap presentasi hasil riset ini di  forum nasional tersebut. Alhamdulillah, risetku menjadi juara 2 Lomba  Karya Inovatif Produktif. Aku pun mendapat hadiah uang yang aku gunakan  melanjutkan riset untuk skripsi.
Juara 2 LKIP berdampak ganda,  meningkatkan kredibilitasku di depan dewan penguji skripsi sekaligus  menjadi beban sebagai juara. Tapi ujian skripsi berhasil aku tuntaskan  dan Alhamdulillah menjadi sarjana.
Riset ini  memberi pelajaran, internet membuat risetku menjadi XLangkah Lebih Maju.  Ketika tesis pun, aku memilih menggunakan Appreciative Inquiry, sebuah  pendekatan perubahan positif yang masih sangat baru. Internet  menyediakan sumber literatur sekaligus juga memungkinkan kita  berkomunikasi dengan para ahli yang menguasai topik yang kita pelajari.
Selain  itu, internet memungkinkan kita mensosialisasikan metode, pendekatan  dan hasil riset kita pada masyarakat luas. Setelah tesis, aku banyak  menulis dan menyebar luaskan Appreciative Inquiry melalui internet.  Mengapa aku menyebarkannya? Aku yakin pendekatan ini bisa menjadi  alternati dalam memajukan bangsa Indonesia. Aku bahkan menulis sebuah  buku-e sederhana, bila berminat silahkan unduh di sini.
Internet  menjadi media pembelajaran, pembimbingan dan penyebarluasan riset ke  seluruh dunia. Internet membuat dunia riset menjadi XLangkah Lebih Maju.
Internet Membuat Cinta XLangkah Lebih Maju
Ada  orang bilang, bila kita tidak mempunyai teman dekat ketika sekolah atau  kuliah maka kemungkinan besar kita akan mengalami kesulitan dalam  menemukan jodoh. Mengapa? Kenyataannya, orang jatuh cinta dengan  orang-orang yang pernah ditemuinya. Jadi, sejauh apapun terbang, bangau  itu kembali ke sarangnya. Kuliah di negeri orang, jodoh tetap di negeri  sendiri. Sampai menyelesaikan S2 pun, seringkali jodohnya adalah teman  SD.
Nah ini persoalan bagiku. Aku kerapkali berpindah-pindah  tempat tinggal karena mengikuti tugas bapak. Bayangkan, aku punya 2 TK, 2  SD, 2 SMP, dan 2 SMU, yang itu pun kebanyakan di pelosok Papua yang  sulit transportasinya.  Bayangkan, gimana aku bisa pedekate?  *wajahsedih* Apakah aku harus menjelajahi hutan? Atau mengarungi lautan?  *lebay
Nah internet memberi solusi. Mengapa?  Kita bisa bertemu dengan banyak teman, lama maupun baru, di internet.  Teman SD yang telah lama menghilang akhirnya berjumpa lagi di MIRC *eh  di Friendster *eh di Facebook.  Kita pun bisa bertemu dengan banyak  teman baru yang menarik dan seide. Nah beberapa di antaranya berujung  pada kencan online.
Tidak  aku pungkiri, perkenalan dengan internet membuatku mengeksplorasi  berbagai manfaatnya, termasuk kencan online. Duluuuuuuu, sempat bertemu  dan kencan dengan perempuan yang berjumpa di dunia online. Ada sensasi  yang berbeda dibandingkan kencan dengan orang yang kita kenal di dunia  offline.
Intinya, internet membuat perjalanan  cinta kita bisa XLangkah Lebih Maju. Kita bisa mengenal lebih banyak  orang dari berbagai bidang. Lebih banyak pilihan. Meski tetap perlu  waspada, karena ada banyakDusta Online bertebaran.
Internet Membuat Personal Brand XLangkah Lebih Maju
Internet  ternyata mengalami tahapan perkembangan juga. Awal kelahiran, sumber  isi (content) di Internet hanya terbatas pada pemerintah atau  perusahaan. Perkembangannya kemudian lahir web 2.0 atau media sosial,  yang memungkinkan setiap orang menjadi sumber isi (content). Akibatnya,  setiap orang bisa mempunyai media sendiri untuk mengekspresikan diri dan  potensinya. Orang tidak lagi tergantung pada media konvensional.
Peluang dari media sosial ini yang mendorong lahirnya konsep personal brand.  Individu bisa menciptakan brandnya sendiri, yang melekat dengan  dirinya. Apa manfaatnya? Dengan membangun personal brand, dunia bisa  mengenal diri, kemampuan dan karya kita.
Aku  sendiri sudah aktif ngeblog sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya, hanya  sekedar menulis atau buat katarsis. Tapi sejak tahun ini, aku menggarap  lebih serius blog Bukik.com ini. Selain ngeblog, aku juga aktif di  twitter @bukik yang membuatku berkenalan dan ngobrol online dengan banyak orang.
Memang  tidak bisa instan, tapi aku sudah merasakan manfaat dari personal brand  tersebut. Berkat membangun personal brand, aku di undang menjadi  pembicara atau fasilitator di berbagai tempat, semisal di Cerita Itu Ibarat Lem, Sharing The Dancing Leader di @Nutrifood atau lengkapnya bisa dilihat di Rekam Jejak.
Jalan  membangun personal brand adalah jalan panjang yang berkelok. Tidak bisa  instan tapi kita bisa mengerjakannya sambil bekerja. Bagiku, setiap  posting adalah investasi bagi personal brand. Aku tidak punya uang,  tidak bisa investasi modal. Tapi aku punya ide yang bisa kutuliskan  sebagai sebuah investasi. Sedikit demi sedikit tulisan itu akan menjadi  karya yang membanggakan, selama kita tekun menulis. Tidak harus langsung  banyak. Satu minggu 1 tulisan, 1 tahun sudah 52 tulisan.
Internet  memungkinkan kita XLangkah Lebih Maju dalam membangun karir. Kita bisa  optimalkan internet untuk membangun personal brand kita. Setiap ide atau  potensi bisa disaksikan oleh banyak orang.
Penutup: Internet sebagai Media XLangkah Lebih Maju
Internet  ibarat komedi putar. Kita bisa berkeliling dunia dengan tetap berada di  satu tempat. Kita bisa menjelajahi dunia yang berbeda, berkenalan  dengan orang baru, mendapatkan informasi dan pandangan baru. Ayo  berkendara dan nikmati internet untuk kehidupan lebih baik.
Internet  bukan sekedar alat. Internet bukan sekedar teknologi. Internet adalah  media baru. Internet adalah dunia baru. Internet membuat lebih banyak  orang untuk memberdayakan diri dalam berbagai bidang kehidupan. Internet  menjadi media bagi siapapun untuk XLangkah Lebih Maju.
Sang Juara Safety 3: Safety adalah Sebuah Jalan Hidup
Oleh:  Lorco Safety
Perusahaan ini mengukuhkan safety sebagai jalan hidup mereka.
Artikel ini adalah lanjutan dari seri artikel yang membahasa salah satu "Juara Safety" dari 12 Perusahaan dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine.
EuroKera North America's (EKNA) adalah perusahaan di Amerika yang memproduksi berbagai fasilitas memasak berbahan kaca keramik.
Safety Process di perusahaan yang menjadi salah satu "Juara Safety" dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine ini dijadikan contoh keksuksesan safety process dalam sebuah buku yang berjudul Removing Obstacles to Safety yang ditulis oleh Judy Agnew.
Berikut ini adalah poin poin mengenai kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut :
· Prinsip "Removing obstacles" yang juga dibahas dalam buku "Removing Obstacles to Safety" artinya adalah tidak memasang fasilitas berupa peralatan atau perlengkapan apapun di perusahaan sebelum dilakukan safety evaluation termasuk inspeksi yang dilakukan oleh South Carolina Occupational Safety and Health Administration terhadap peralatan/ perlengkapan tersebut.
· "Safety adalah jalan hidup pilihan perusahaan kami. Kami menerapkan prisnisp "Zero Tolerance" terhadap perilaku yang tidak menutamakan keselamatan saat berada di pusat produksi kaca keramik kami. Kami juga melarang berkendaraan sambil mabuk akibat konsumsi minuman keras. Kelalaian akan membawa kita dan keluarga dalam sebuah resiko yang berbahaya." (Dawn Scott, vice President of Human Resources)
· Safety adalah kunci indikator dan faktor terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Kami menghabisakan banyak waktu dengan semua karyawan yang sudah seperti keluarga sendiri. BBS program kami (program dengan hal utama mengenai LOTO dan pengurangan kebisingan) sudah berhasil mengurangi angka insiden yang terjadi di perusahaan. (Bill Mountain, Presiden Direktur)
· Presiden Direktur bertanggungjawab terhadap program K3 di EKNA untuk mencegah terjadikan kecelakaan kerja dan kerusakan fasilitas perusahaan. (David Andrews, QEHS Supervisor)
· Konsultan South Carolina OSHA menyebut program LOTO di EKNA (untuk setiap peralatan di perusahaan ) sebagai "LOTO Kelas Dunia".
· Pengurangan kebisingan menjadi fokus di EKNA untuk menghapuskan kebutuhan menggunakan APD pelindung pendengaran di area manapun. EKNA telah menghabiskan ratusan hingga ribuan dolar untuk membeli peralatan dengan kebisingan sangat rendah, hingga kini karyawan di area produksi tidak perlu memakai APD pelindung pendengaran.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: diadaptasi dari berbagai sumber
(Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Jumat, 4 November, 2011 01:24
Perusahaan ini mengukuhkan safety sebagai jalan hidup mereka.
Artikel ini adalah lanjutan dari seri artikel yang membahasa salah satu "Juara Safety" dari 12 Perusahaan dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine.
EuroKera North America's (EKNA) adalah perusahaan di Amerika yang memproduksi berbagai fasilitas memasak berbahan kaca keramik.
Safety Process di perusahaan yang menjadi salah satu "Juara Safety" dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine ini dijadikan contoh keksuksesan safety process dalam sebuah buku yang berjudul Removing Obstacles to Safety yang ditulis oleh Judy Agnew.
Berikut ini adalah poin poin mengenai kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut :
· Prinsip "Removing obstacles" yang juga dibahas dalam buku "Removing Obstacles to Safety" artinya adalah tidak memasang fasilitas berupa peralatan atau perlengkapan apapun di perusahaan sebelum dilakukan safety evaluation termasuk inspeksi yang dilakukan oleh South Carolina Occupational Safety and Health Administration terhadap peralatan/ perlengkapan tersebut.
· "Safety adalah jalan hidup pilihan perusahaan kami. Kami menerapkan prisnisp "Zero Tolerance" terhadap perilaku yang tidak menutamakan keselamatan saat berada di pusat produksi kaca keramik kami. Kami juga melarang berkendaraan sambil mabuk akibat konsumsi minuman keras. Kelalaian akan membawa kita dan keluarga dalam sebuah resiko yang berbahaya." (Dawn Scott, vice President of Human Resources)
· Safety adalah kunci indikator dan faktor terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Kami menghabisakan banyak waktu dengan semua karyawan yang sudah seperti keluarga sendiri. BBS program kami (program dengan hal utama mengenai LOTO dan pengurangan kebisingan) sudah berhasil mengurangi angka insiden yang terjadi di perusahaan. (Bill Mountain, Presiden Direktur)
· Presiden Direktur bertanggungjawab terhadap program K3 di EKNA untuk mencegah terjadikan kecelakaan kerja dan kerusakan fasilitas perusahaan. (David Andrews, QEHS Supervisor)
· Konsultan South Carolina OSHA menyebut program LOTO di EKNA (untuk setiap peralatan di perusahaan ) sebagai "LOTO Kelas Dunia".
· Pengurangan kebisingan menjadi fokus di EKNA untuk menghapuskan kebutuhan menggunakan APD pelindung pendengaran di area manapun. EKNA telah menghabiskan ratusan hingga ribuan dolar untuk membeli peralatan dengan kebisingan sangat rendah, hingga kini karyawan di area produksi tidak perlu memakai APD pelindung pendengaran.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: diadaptasi dari berbagai sumber
(Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Jumat, 4 November, 2011 01:24
Senin, 28 November 2011
Opini & Diskusi: "Film My Name is Khan"
OPINI:
1. Fandi Baadillah:
Dapat pelajaran banyak dari "My name is Khan"
#1 autisme butuh perhatian & kasih sayang
#2 Kasih sayang antar umat manusia adalah wajib tanpa membedakan status, agama, ras, jenis kelamin.
All that we need "World peace to be united in humanism"
* Point apa yang dapat anda sekalian tangkap dari film ini?
Sugeng Rahayu,
Minggu, 6 November, 2011 07:22
================== =====
DISKUSI:
2. Liman pap:
Di AS, siapa saja penganut agama minoritas dapat melaksanakan ibadahnya dengan aman dan bebas. Di sebuah halaman restoran, Khan dapat dengan mudah sholat tanpa harus minta izin.
Liman
Minggu, 6 November, 2011 07:57
============== =========
3. Bia Ganefia:
- Keyakinan terhadap agamanya dan toleransi terhadap manusia yang lain tanpa memandang agama (bisa jadi karena autis), yang dikerjakannya hanyalah mewujudkan kasih sayang yang diajarkan agamanya (Islam)
 - Kita harus mempelajari perilaku autis, karena justru orang-orang autis adalah orang yang diberi berkah di sisi yang lain. Mereka fokus dengan keinginannya, yang tidak bisa dilakukan orang normal, bisa diwujudkan oleh orang autis
 - Menurut saya, orang-orang autis termasuk ahli surga, karena kepolosan / ketulusan / kelurusan pikirannya.
 
Salam,
Bia Ganefia
Minggu, 6 November, 2011 08:04
================== =====
4. Haddy Permadi:
Itu kan film
Faktanya? Membuat mesjid harus pake ijin
Membuat masjid, selalu dicurigai
Sholat sendirian di halaman restaurant tentu beda dg kegiatan keagamaan ramai2 di atas trotoar jalan, bukan?
Sholat tdk pakai suara, sementara ibadah lain di trotoar jalan yg sering dilakukan di Indonesia, jelas2 mengeluarkan suara dan bikin macet jalan
Salam,
Haddy Permadi
Minggu, 6 November, 2011 08:16
================== =====
5. Liman pap:
Karena di dalam tanah dan gedung sendiri, milik pribadi tidak diizinkan sembahyang, terpaksa ke pinggir jalan bukan. Padahal sudah ada putusan hukum MA. Celaka bukan?
Jadi yang baik baik dicontoh, yang tidak baik jangan dicontoh. Apakah di film Indonesia ada film yang menceritakan tentang seorang jemaat yang beribadah di pinggir jalan?
Liman
Minggu, 6 November, 2011 09:02
============= ==========
6. Jusep Kesuma/Simanjuntak79:
Maaf mod,
Koq feeling saya thread ini akan menjurus ke sara ya?
No comment deh..
Yang jelas film My Name is Khan mengajarkan utk toleransi dan don't judge the book by its cover..
Saya akan merasa sangat prihatin jika thread yang dimulai dengan baik akan menjurus ke Sara..
Pareng, tabik..ngapunten..
Regards
Jusep Kesuma
Minggu, 6 November, 2011 09:43
=================== ====
7. Rara Marulent:
Setuju ibadah di trotoar bikin macet. Ibadah juga tidak boleh membuat bising. Tapi biasanya yang bikin bising suara dari mesjid. Bila hanya suara azan dan suara lonceng gereja saya suka dengarnya.
SARA tidak ya?
Teman saya ada yang berpendapat: Suku dan ras tidak boleh diungkit2 karena setiap manusia tidak bisa memilih mau terlahir sebagai suku dan ras apa sedangkan agama boleh diperdebatkan karena semua orang bebas memilih agamanya. Bagaimana menurut rekan2?
Rara
Minggu, 6 November, 2011 10:28
=================== ====
8. Don4friends:
Sebagai org bisnis, yg saya lihat sih:
1. Bollywood memang luar biasa, sudah berhasil berdiri tegak mensejajarkan diri dengan hollywood, fyi my name is khan bukan satu-satunya film bollywood yang mengangkat tema 911, hebatnya justru indonesia dan malaysia yg banyak kena dampak malah tidak terpikir membuat tema yg universal spt itu untuk digarap sebagai film internasional
2. Org india memang sangat mendukung produksi bollywood, dimanapun mereka berada menonton bollywood movies hukumnya wajib, biarpun sebagian cerita filmnya juga gak bagus bagus amat (bahkan seperti pengulangan film terdahulu), bandingkan dgn org indonesia yg cuma senang mengkritik tapi kalau ada film indonesia yg bagus juga tidak mau nonton, contohnya film berbagi suami yang menurut saya cukup bagus baik dari cerita, akting maupun sinematografinya (dan mendapat pujian di festival film internasional), toh tidak sampai meledak.
3. India sangat hebat dalam memfokuskan diri untuk meraih pasar, mereka menciptakan icon untuk negerinya sendiri. IT dan bollywood menjadi mercusuarnya untuk terkenal. Bandingkan lagi dengan indonesia yg begitu lambat bereaksi dan sampai sekarang juga tidak jelas bagaimana pemerintah melakukan dukungan atas terpilihnya rendang dan nasi goreng menjadi makan paling terkenal sedunia versi CNN. Apakah perbankan indonesia dan pemerintah indonesia melakukan dukungan besar-besaran bagi semua orang indonesia yang mau membuka restoran di seluruh negara di dunia ini, khususnya yang menggunakan rendang dan nasi goreng sebagai icon? Yang saya lihat hanya KBRI sesekali bikin acara festival makanan, tapi tidak ada dukungan nyata dr pihak swasta maupun pemerintah dalam negeri. harusnya dari pada mengirim tki dan tkw terus untuk disiksa di negara lain, kenapa tidak memberikan penawaran besar-besaran di dalam negeri bagi orang indonesia yang 'jago memasak rendang dan nasi goreng' untuk mendapatkan dana, pelatihan dan bantuan teknis untuk membuka restoran di luar negeri, terutama negara-negara yang belum banyak restoran indonesia nya? Kita kurang menghargai produk produk indonesia yang luar biasa ini..... Justru orang lain yg lebih menghargainya......
Minggu, 6 November, 2011 16:40
=================== ====
9. Haddy Permadi:
Kalo masalah itu, selama ini, sblm rumah ibadah itu dibangun lalu disegel,, apakah mereka tidak beribadah?
Setau saya, mereka berinadah sesuai dg apa istilahnya, saya tidak tau
Tp saya contohkan
Tetangga saya bnyk yg tiap minggu beribadah ke rumah ibadah yang jauh dari rumah, pdhl di dekat rumah ada rumah ibadah yg kosong
Kenepa? Krn tetangga2 saya itu tercatat sebagai jemaat di rumah ibadah yg jauh itu dan tidak bisa di rumah ibadah yg dekat
Analogi nya, si jemaat yg suka di trotoar itu tentunya selama ini juga beribadah. Hanya mau membangun tempat baru, untuk menggiring domba ke kandang gembala baru.pdhl si 'domba' sdh sdh punya "kandang' sendiri dianggapnya masih 'tersesatk
Itu yg saya ga suka
Saya masih ingat juga. Kenapa di Bdg pernah terjadi rebutan rumah ibadah? Kenapa tdk ibadah sama2 saja? Sampai ada jemaat yg dilarang masuk dan beribadah, pdhl notabene, 'gembala' nya sama
Salam,
Haddy Permadi
Minggu, 6 November, 2011 16:49
==================== ===
BERSAMBUNG
Artikel November 12
Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan untuk segera diterbitkan
Editor
Editor
Artikel November 11
Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan untuk segera diterbitkan
Editor
Editor
Artikel November 10
Maaf Artikel ini masih dalam proses penyuntingan untuk segera diterbitkan
Editor
Editor
Opini & Diskusi: "Jika Bosan Kerja"
OPINI:
1. Edward Djojonegoro:
Pernahkah anda bosan kerja?Jika suatu hari anda bosan banget bekerja, apa yang akan anda lakukan?
ED
Minggu, 6 November, 2011 04:04
================ ========
DISKUSI:
2. Kasim Sidoarjo:
Alhamdulillah pak, sy gak pernah bosan tapi muaalees....hehehehe.. Tapi karena ada visi untuk kehidupan masa depan saya, jadi rasa negative tersebut cepat pudar. Yang ada semangat lagi. Dan semangat lagiSalam
Kasim
Minggu, 6 November, 2011 04:25
=============== ========
3. Kiplingmary / Elia:
Pasti pernahBosan dicari penyebabnya.. Karena sudah stuck, sudah tidak bisa improve, atau kurang tantangan atau napa?
Kalau sudah bosan, biasanya saya melakukan relaksasi sesaat dengan mengunjungi teman-teman,n window shopping atau yang paling sering mengamati orang di sekeliling atau di suatu tempat. Entah mengapa dengan mengamati orang, sering kali memotivasi saya kembali dan banyak pelajaran yang dapat saya ambil
Bosan jangan sampai terlalu lama : )
Elia
Minggu, 6 November, 2011 04:31
================== =====
4. Tri Winarto:
Om Edward,Setiap org pasti pernah merasakan bosen kerja, karena masalah kejenuhan, konfil dgn rekan/atasan.
Utk nyiasati kita ambil cuti sehari, terus jalan jalan kepasar tradisional.
Dari situlah kita bisa berkaca bahwa kita mungkin lebih baik dari mereka yg secara fisik bekerja hampir 20jam perhari.
Saya yakin kita jd bersemangat lg untuk kembali beraktifitas di dunia kerja kita.
Tks, tw
Minggu, 6 November, 2011 06:13
================ =======
5. Bia Ganefia:
Alhamdulilah, sampai hari ini, saya pribadi tidak bosan dengan pekerjaan saya.Saya sangat menyadari sebagai orang yang tidak menyukai rutinitas, jadi saya harus lebih peka, kreatif dan antusias dalam mengelola pekerjaan. Banyak hal yang masih bisa diperbaiki di lingkungan kerja, bisa dari pola pikir pekerja atau sistem kerjanya. Pada awalnya memang banyak tantangan, tetapi dengan keyakinan dan keinginan berbagi serta menciptakan suasana / lingkungan kerja yang lebih baik, dukungan dari atasan - rekan kerja bahkan pekerja bawah akhirnya diperoleh.
Cara kerja seperti itu yang selalu saya bawa di setiap perusahaan di tempat saya bergabung.
Salam,
Bia Ganefia
Minggu, 6 November, 2011 08:15
================= ======
6. Frans Sinaga:
Bisa ya bisa tidak, tergantung dari diri kita sendiri.
Seumpama  pertanyaaan nya saya rubah dengan 'apakah kita bosan makan?'  hehehe...Nah kalo saya sudah bosan banget makan ya bisa pergi ke rumah  sakit minta di infus (enak ga ngapa-ngapain lagi) atau bisa juga siapin  "kaplingan" deh. Masalahnya kan kita semasih hidup di dunia ya memang  sudah perannya untuk bekerja menghidupi keluarga. Kalau kita sudah bosan  bekerja ya berarti kita juga sudah bosan untuk menghidupi keluarga kita  dan diri sendiri. So..keep spirit high..sebab kita adalah pribadi yang  sangat special di mata keluarga serta orang-orang terdekat kita.
Regards,
Frans
Minggu, 6 November, 2011 10:02
=============== ========
7. Rara Marulent:
Unik, bosan kerja ke pasar tradisional.
Saya termasuk yang tidak pernah bosan kerja hanya bosan bangun pagi. Bedakan?! Jadi walau kangen weekend cuma karena pengen tidur sampai siang. Soale saya type orang yang tidur sangat larut malam. Bukan karena insomnia tapi saya malas tidur juga malas bangun.
Tapi kalo sampai kejadian bosan kerja saya melakukan hobby terutama travelling
Rara
Minggu, 6 November, 2011 10:10
=============== ========
8. Budi Rachmat:
man, teman sekalian...,
bosan kerja sebetulnya ga pa2... namanya juga manusia, 
... kadang semangat banget, 
... kadang bosan banget...
yang  menjadi masalah bila bosannya berkepanjangan.... akibatnya performance  kerjaan turun, mendapat peringatan (kecil s/d berat)...
yang menjadi masalah lagi bila pekerjaan tsb adalah satu-satu-nya sumber income kita....
... akibatnya... harus tetap selalu "tersenyum walaupun lagi nangis".... ga manusiawi banget dech...
padahal...
...  klo dilihat dari laporan keuangan, bahwa Income adalah uang masuk  secara rutin, tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan (mengerjakan  sesuatu)...
apakah ga kepikiran untuk menciptakan sumber2 income lain selain gaji (karena bekerja)...?
... sehingga bekerja (mendapatkan gaji) tidak sekedar menjadi "keharusan" tapi merupakan dedikasi pribadi...
banyak  koq sumber2 income lain yang bisa kita dapatkan tanpa harus  meninggalkan pekerjaan kita.... klo memang suka dengan pekerjaan, hanya  bosan aja koq...
saya punya beberapa sumber income (tidak hanya 1), antara lain dari minimarket dan properti sewaan....
foto 7 sumber income saya bisa dilihat di sini: http://www.PROFILE.BudiRachmat.com 
untuk menciptakan/mendapatkan sumber2 income lain perlu dirubah sedikit mindset-nya....
- investasi pada Capital Gain dan/atau investasi pada Cash Flow...
umumnya  orang ber-investasi hanya fokus pada Capital Gain.... keuntungan, yang  biasanya diperoleh dari perbedaan harga beli dan jual (apresiasi  harga)... contoh: investasi di saham, reksadana dsb.dsb.dsb...
nah,  untuk mendapatkan income yang sustainable (berkesinambungan/rutin)....  target/fokus hasil investasinya pada Cash Flow atau pendapatan rutin....
.... ssssstttt, padahal kita hidup dengan Cash Flow, yaitu uang masuk secara rutin untuk membiayai pengeluaran rutin....
- WAKTU, yaitu Active dan Passive Income...
ketika ingin mendapatkan/menciptakan sumber2 income baru.... yang menjadi masalah/kendala utama adalah WAKTU...!!!
bagaimana mau "kerja/usaha" lagi/lain klo hampir 12jam dalam sehari waktu kita habis untuk 1 kantor (tuk mendapatkan gaji)...
... mana ada waktu...???
padahal,  klo menurut laporan keuangan, income adalah uang masuk secara rutin...  tidak berhubungan langsung dengan bekerja (meluangkan waktu untuk  bekerja untuk mendapatkan uang)....
saya punya 2 minimarket  (lihat foto - link - di atas)... tapi saya tidak perlu bekerja di  minimarket tsb... dapet income-nya tanpa harus meluangkan waktu untuk  melakukan "day-to-day" kegiatan usaha... ini adalah pendelegasian  pekerjaan kepada orang lain (karyawan) sehingga kita "bebas" (mau tetap  bekerja di tempat saat ini juga boleh)... ini adalah Passive Income...
properti  sewaan... kerja cuma 1 bulan - memasarkan properti tsb - setelah  tersewa, hasil sewa untuk 12 bulan... pekerjaan sebulan untuk pendapatan  selama 12 bulan... ini adalah Passive Income...
oke..., oke..., oke... saya paham...
... paham saja tidak cukup.... perlu dipraktekan/dilakukan untuk mendapatkan hasilnya/manfaatnya....
... "Applied Knowledge is POWERFULL"....
untuk  mempraktekan/mengimplementasikan perlu berlatih.... ini lah inti dari  bermain dan belajar dengan CASH FLOW game Robert Kiyosaki...
>>> http://business.dinomarket.com/ads/10071752/Jual-Cash-Flow-Game-101-Robert-Kiyosaki-bahasa-Indonesia-/
tampaknya seperti "permainan" biasa, padahal disitulah tempat berlatih (membiasakan diri ber-investasi)...
...  kalah dalam permainan lebih baik daripada "kalah" di lapangan (dalam  ber-investasi nyata).... karena dilapangan menyangkut masalah finansial,  sedangkan dalam permainan hanya masalah "perasaan"
tulisan saya di atas hanya mengenai hubungan Bosan Kerja dengan masalah finansial...
... mudah2an hal tsb di atas adalah salah satu solusi-nya...
semoga bermanfaat.
salam,
BUDI Rachmat Minggu, 6 November, 2011 19:09
============= ==========
9. Fandi Baadillah:
Iya neh mending tidak menyangkut pautkan dengan SARA. Melainkan melihat dari cinta kasih thd sesama meski dari kaum minoritas.
Dan ternyata masih ada diskriminasi juga di negara adi daya Amerika. Di satu sisi pdhl mereka menomorsatukan
Hak asasi manusia diatas segalanya.
Sugeng Rahayu,
Minggu, 6 November, 2011 19:25
=================== ====
10. Rahmadsyah Mind-Therapist:
Pak ED..Saya  pernah bosan dalam aktivitas yang saya lakukan. Maka, saat bosan itu  hadir, yang saya lakukan mengikuti suara yang hadir dalam diri saya...  Jadi, saya no plan only follow the voice within...
Rahmadsyah Mind-Therapist
Minggu, 6 November, 2011 19:19
================== ====
Opini & Diskusi: BIG VS SMALL
OPINI:
1. Ang Harry Tjahjono:
Besar apakah selalu menang?Dijaman 3 Kingdoms..
Ketika Cao Cao masih lemah,
Yuan Shao dengan 500,000 pasukan dikalahkan Cao Cao dengan 80,000 pasukan di battle of Guan Du.
Ketika Cao Cao kuat,
Cao Cao dengan 1,000,000 pasukan dikalahkan gabungan Liu Bei dan Sun Quan dengan 90,000 pasukan di battle of Chi Bi.
Ketika Liu Bei kuat,
Liu Bei dengan 800,000 pasukan dikalahkan Sun Quan dengan 70,000 pasukan di battle of Yi Ling.
Apa kesimpulan anda?
Salam
Harry T.
Jumat, 4 November, 2011 07:43
========= ==============
DISKUSI:
2. buzz8899:
Strategi perang, penguasaan lapangan, determinasi.. Biasa nya yang punya kekuatan besar suka menganggap enteng yang lemah..
Jumat, 4 November, 2011 07:50
================== ====
3. Andi Mayarso:
Membaca thread ini, saya menyimpulkan besar menjadi dua. Yakni besar kualitas dan besar kuantitas.
Untuk besar kualitas, sudah dapat bisa dipastikan dia akan jadi pemenang.
Untuk besar kuantitas, biasanya belum tentu dapat keluar sebagai pemenang.
thanks,
Andi Mayarso
Jumat, 4 November, 2011 07:50
================ ======
4. Elia / kiplingmary:
Sungguh suka dengan topik ini..Big tidak menjamin kemenangan
Small tidak menjamin kekalahan
Telah terjadi pada posisi jabatan, usaha, kehidupan keluarga, kehidupan sosial, bahkan dari level atas hingga level bawah..
Yang terpenting adalah fondasi, kualitas, dan attitude..
Thanks
Elia
Jumat, 4 November, 2011 08:25
=============== =======
5. Rumi Lanvar:
Besar VS Kecil
berbeda dg
Banyak VS Sedikit
saat nama menjadi Besar, walau jumlah Banyak, kebanyakan kalah dengan yang namanya masih Kecil dan jumlahnya Sedikit
karena yang sedikit/belum punya nama, kekuatan bersama/persaudaraannya sangat kuat
tapi karena sdh punya nama dan jumlah besar, menjadi sukar untuk menyamakan visi misi
demikian
rumyJumat, 4 November, 2011 09:10
=============== =======
6. Liman pap:
Salam,
Bukan masalah kuantitas, tetapi kualitas. Cao menang karena otak, ketika matahari sudah dibelakang punggung pasukannya dan sinarnya menyilaukan pandangan mata pasukan Yuan. Belum lagi Yuan adalah seorang peragu dan menganggap enteng Cao. Sedangkan Cao sudah tahu sebagian besar jenderal Yuan penakut dan nyaman berada di daerah comfort zone, karena untuk menghadapi anak buah LuBu, yang maju adalah Kwan Kong.
Cao kalah di pertempuran Chi Bi karena terhasut siasat Zhou Yi dan Kong Ming. Dan sebenarnya, Cao masih dalam suasana euforia karena dapat mengalahkan Yuan meskipun pasukannya lebih sedikt. Anggap remeh kompetitor dan tidak menguasai kondisi 'alam' ( dalam marketing disebut 'pasar), penyebab utama kekalahan Cao.
Liu Bei kalah karena EQ nya di bawah IQ nya. Sedangkan IQ nya sendiri tidak setinggi panglima Sun Quan, apalagi bila dibandingkan dengan Kong Ming. Mengabaikan nasehat dan anti kritik adalah penyebab kekalahannya.
Kesimpulannya; EQ, Strategi dan Menguasai pasar adalah kata kuncinya.
Liman
Jumat, 4 November, 2011 23:22
============== =========
Saya Belanja maka Saya Ada
Oleh: Andre Vincent Wenas
“For a moment we are both silent. It’s as though we’re communing with a higher being. The god of shopping.”– Sophie Kinsela
***
Cukup menggegerkan “dunia persilatan” ketika ikon-ikon dunia bisnis macam Merck&Co (farmasi) mengumumkan penurunan penjualan sampai 57%, The New York Times Co (media) mengalami penurunan pendapatan iklan sebesar 27%, diikuti Yahoo Inc (internet) yang terpaksa mem-phk-kan 700 knowledge-workers-nya, itu semua terjadi pada kuartal pertama tahun ini (The Jakarta Post, Thursday, April 23, 2009). Kalau kita percaya teori gunung es, mereka bertiga adalah representasi puncak dari bongkahan gunung es yang sedang terapung-apung di tengah samudra. Artinya, di bawah mereka ada ribuan bahkan mungkin jutaan entitas bisnis yang saat ini sedang krisis bahkan tidak sedikit juga yang tengah meregang nyawa.
Gejala serta ekses ekonomi gelembung yang dipicu dan dipacu oleh keserakahan gelombang revolusi finansial (transaksi derivatives, mutual funds, futures, dan bentuk-bentuk uang virtual lainnya yang konstruksinya lebih rumit namun mobilitasnya sangat tinggi) telah menyeret banyak pelaku bisnis ke meja hijau, atau memilih jalan pintas langsung ke alam baka. Gara-gara ini semua, kredibilitas dunia bisnis dan tentu termasuk agensinya yaitu para profesional dan wirausahanya tengah berada di titik nadir. Tragis memang, sebab mereka yang seyogianya diharapkan menjadi soko-guru atau tiang penyangga perekonomian, malah menjadi rayap penggerogot dan dinistakan dalam tatanan peradaban.
***
Membaca novel Sophie Kinsela (The Confessions of a Shopaholic), kita dibuat tersenyum tersipu-sipu lantaran kita seperti disodorkan cermin diri kontemporer. Hidup yang glamour gemerlap dengan pelbagai merek dunia (semata demi menjaga status gengsi). Eksistensi diri seseorang habis-habisan ditentukan oleh aksesoris luaran, rasa percaya diri yang substantif diganti total dengan yang tempelan belaka. Walau di KTP dengan tegas kita mendeklarasikan iman tauhid kita, namun praksisnya kita malah memuja the god of shopping, kegiatan lainnya direlativir terhadap ritus pemujaan kepada dewa yang satu itu. Belanja bukan lagi menjadi aktivitas yang dilakukan seperlunya demi memenuhi kebutuhan, namun kegiatan belanja itu sendiri sudah menjadi ritus klimaks setiap jemaat the god of shopping.
Dalam refleksinya yang tajam terhadap konsumerisme, Haryanto Sudjatmiko (bukunya: Saya Berbelanja Maka Saya Ada: Ketika Konsumsi dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris, Jalasutra, 2008) mengajukan diagnosanya: “Bila berbelanja semula menjadi ‘perpanjangan’ manusia yang hendak mengonsumsi sesuatu, pada perkembangan berikutnya, belanja justru menjadi kegiatan mengonsumsi itu sendiri. Belanja berubah menjadi kebutuhan bagi manusia yang tak cukup diri. Di sinilah letak konsumerisme dalam arti mengubah ‘konsumsi yang seperlunya’ menjadi ‘konsumsi yang mengada-ada’. Dalam arti ini, motivasi seseorang untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan sebagai manusia, melainkan terkait dengan hal lain, yakni identitas.”
Akhir April lalu, tatkala Crocs (ini merek sandal) memberi kesempatan kepada para pemujanya untuk mendapatkan “relikui"nya dengan cuma membayar 30% dari harga biasa (alias diskon 70%!), maka hebohlah jemaat Crocs di Jakarta ini. Foto antrian super-panjang terpampang di media-media, menunjukkan orang-orang yang sangat antusias berbaris seperti sedang antri menyambut hosti dalam ritus komuni. Banyak yang antri dengan menggunakan atribut atau aksoris agamanya masing-masing, namun uniknya, realitas plural keagamaan ini nampak akur dan ceria saat bersama-sama memuja the god of shopping.
Kalau dulu Descartes – dalam upayanya untuk mencari kepastian yang paling dasariah telah meragukan segalanya – akhirnya menyadari bahwa ia sendiri yang sedang meragukan (berpikir) itu pastilah tidak bisa diragukan keberadaanya, sehingga ia berseru: Cogito Ergo Sum (saya berpikir maka saya ada), kini kita
bersama-sama menyerukan refrain: Emo Ergo Sum (saya belanja maka saya ada).
***
Gerakan mendunia, atau istilah yang lazim kita sebut globalisasi rupanya mensyaratkan infrastruktur mental dan cara-pikir baru dari semua aktor-aktornya. Dan, tuntutan ini tentunya terutama diarahkan kepada para role-models, para pemangku hegemoni, terutama pemegang tampuk kekuasaan formal (di dunia partikelir maupun pelat merah). Persisnya, siapakah mereka itu? ya tentu Anda semua yang telah mengalami proses konsientisasi terhadap tanggung jawab moral kepemimpinan yang Anda pegang. Disposisi etis yang imperatif-kategoris, percaya dan mau melakukan yang baik semata-mata karena itu baik. Selebihnya dari itu, bukan urusan kita.
(artikel pernah dikontribusikan oleh Kontributor ke Majalah MARKETING. jika seandainya terjadi sengketa Hakatas Kekayaan Intelektual, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Kontributor yang bersangkutan)
Jumat, 4 November, 2011 05:51
“For a moment we are both silent. It’s as though we’re communing with a higher being. The god of shopping.”– Sophie Kinsela
***
Cukup menggegerkan “dunia persilatan” ketika ikon-ikon dunia bisnis macam Merck&Co (farmasi) mengumumkan penurunan penjualan sampai 57%, The New York Times Co (media) mengalami penurunan pendapatan iklan sebesar 27%, diikuti Yahoo Inc (internet) yang terpaksa mem-phk-kan 700 knowledge-workers-nya, itu semua terjadi pada kuartal pertama tahun ini (The Jakarta Post, Thursday, April 23, 2009). Kalau kita percaya teori gunung es, mereka bertiga adalah representasi puncak dari bongkahan gunung es yang sedang terapung-apung di tengah samudra. Artinya, di bawah mereka ada ribuan bahkan mungkin jutaan entitas bisnis yang saat ini sedang krisis bahkan tidak sedikit juga yang tengah meregang nyawa.
Gejala serta ekses ekonomi gelembung yang dipicu dan dipacu oleh keserakahan gelombang revolusi finansial (transaksi derivatives, mutual funds, futures, dan bentuk-bentuk uang virtual lainnya yang konstruksinya lebih rumit namun mobilitasnya sangat tinggi) telah menyeret banyak pelaku bisnis ke meja hijau, atau memilih jalan pintas langsung ke alam baka. Gara-gara ini semua, kredibilitas dunia bisnis dan tentu termasuk agensinya yaitu para profesional dan wirausahanya tengah berada di titik nadir. Tragis memang, sebab mereka yang seyogianya diharapkan menjadi soko-guru atau tiang penyangga perekonomian, malah menjadi rayap penggerogot dan dinistakan dalam tatanan peradaban.
***
Membaca novel Sophie Kinsela (The Confessions of a Shopaholic), kita dibuat tersenyum tersipu-sipu lantaran kita seperti disodorkan cermin diri kontemporer. Hidup yang glamour gemerlap dengan pelbagai merek dunia (semata demi menjaga status gengsi). Eksistensi diri seseorang habis-habisan ditentukan oleh aksesoris luaran, rasa percaya diri yang substantif diganti total dengan yang tempelan belaka. Walau di KTP dengan tegas kita mendeklarasikan iman tauhid kita, namun praksisnya kita malah memuja the god of shopping, kegiatan lainnya direlativir terhadap ritus pemujaan kepada dewa yang satu itu. Belanja bukan lagi menjadi aktivitas yang dilakukan seperlunya demi memenuhi kebutuhan, namun kegiatan belanja itu sendiri sudah menjadi ritus klimaks setiap jemaat the god of shopping.
Dalam refleksinya yang tajam terhadap konsumerisme, Haryanto Sudjatmiko (bukunya: Saya Berbelanja Maka Saya Ada: Ketika Konsumsi dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris, Jalasutra, 2008) mengajukan diagnosanya: “Bila berbelanja semula menjadi ‘perpanjangan’ manusia yang hendak mengonsumsi sesuatu, pada perkembangan berikutnya, belanja justru menjadi kegiatan mengonsumsi itu sendiri. Belanja berubah menjadi kebutuhan bagi manusia yang tak cukup diri. Di sinilah letak konsumerisme dalam arti mengubah ‘konsumsi yang seperlunya’ menjadi ‘konsumsi yang mengada-ada’. Dalam arti ini, motivasi seseorang untuk berbelanja tidak lagi guna memenuhi kebutuhan dasariah yang ia perlukan sebagai manusia, melainkan terkait dengan hal lain, yakni identitas.”
Akhir April lalu, tatkala Crocs (ini merek sandal) memberi kesempatan kepada para pemujanya untuk mendapatkan “relikui"nya dengan cuma membayar 30% dari harga biasa (alias diskon 70%!), maka hebohlah jemaat Crocs di Jakarta ini. Foto antrian super-panjang terpampang di media-media, menunjukkan orang-orang yang sangat antusias berbaris seperti sedang antri menyambut hosti dalam ritus komuni. Banyak yang antri dengan menggunakan atribut atau aksoris agamanya masing-masing, namun uniknya, realitas plural keagamaan ini nampak akur dan ceria saat bersama-sama memuja the god of shopping.
Kalau dulu Descartes – dalam upayanya untuk mencari kepastian yang paling dasariah telah meragukan segalanya – akhirnya menyadari bahwa ia sendiri yang sedang meragukan (berpikir) itu pastilah tidak bisa diragukan keberadaanya, sehingga ia berseru: Cogito Ergo Sum (saya berpikir maka saya ada), kini kita
bersama-sama menyerukan refrain: Emo Ergo Sum (saya belanja maka saya ada).
***
Gerakan mendunia, atau istilah yang lazim kita sebut globalisasi rupanya mensyaratkan infrastruktur mental dan cara-pikir baru dari semua aktor-aktornya. Dan, tuntutan ini tentunya terutama diarahkan kepada para role-models, para pemangku hegemoni, terutama pemegang tampuk kekuasaan formal (di dunia partikelir maupun pelat merah). Persisnya, siapakah mereka itu? ya tentu Anda semua yang telah mengalami proses konsientisasi terhadap tanggung jawab moral kepemimpinan yang Anda pegang. Disposisi etis yang imperatif-kategoris, percaya dan mau melakukan yang baik semata-mata karena itu baik. Selebihnya dari itu, bukan urusan kita.
(artikel pernah dikontribusikan oleh Kontributor ke Majalah MARKETING. jika seandainya terjadi sengketa Hakatas Kekayaan Intelektual, menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Kontributor yang bersangkutan)
Jumat, 4 November, 2011 05:51
Sang Juara Safety 3: Safety adalah Sebuah Jalan Hidup
Oleh:  Lorco Safety
                     Perusahaan ini mengukuhkan safety sebagai jalan hidup mereka.   
Artikel ini adalah lanjutan dari seri artikel yang membahasa salah satu "Juara Safety" dari 12 Perusahaan dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine.
EuroKera North America's (EKNA) adalah perusahaan di Amerika yang memproduksi berbagai fasilitas memasak berbahan kaca keramik.
Safety Process di perusahaan yang menjadi salah satu "Juara Safety" dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine ini dijadikan contoh keksuksesan safety process dalam sebuah buku yang berjudul Removing Obstacles to Safety yang ditulis oleh Judy Agnew.
Berikut ini adalah poin poin mengenai kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut :
· Prinsip "Removing obstacles" yang juga dibahas dalam buku "Removing Obstacles to Safety" artinya adalah tidak memasang fasilitas berupa peralatan atau perlengkapan apapun di perusahaan sebelum dilakukan safety evaluation termasuk inspeksi yang dilakukan oleh South Carolina Occupational Safety and Health Administration terhadap peralatan/ perlengkapan tersebut.
· "Safety adalah jalan hidup pilihan perusahaan kami. Kami menerapkan prisnisp "Zero Tolerance" terhadap perilaku yang tidak menutamakan keselamatan saat berada di pusat produksi kaca keramik kami. Kami juga melarang berkendaraan sambil mabuk akibat konsumsi minuman keras. Kelalaian akan membawa kita dan keluarga dalam sebuah resiko yang berbahaya." (Dawn Scott, vice President of Human Resources)
· Safety adalah kunci indikator dan faktor terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Kami menghabisakan banyak waktu dengan semua karyawan yang sudah seperti keluarga sendiri. BBS program kami (program dengan hal utama mengenai LOTO dan pengurangan kebisingan) sudah berhasil mengurangi angka insiden yang terjadi di perusahaan. (Bill Mountain, Presiden Direktur)
· Presiden Direktur bertanggungjawab terhadap program K3 di EKNA untuk mencegah terjadikan kecelakaan kerja dan kerusakan fasilitas perusahaan. (David Andrews, QEHS Supervisor)
· Konsultan South Carolina OSHA menyebut program LOTO di EKNA (untuk setiap peralatan di perusahaan ) sebagai "LOTO Kelas Dunia".
· Pengurangan kebisingan menjadi fokus di EKNA untuk menghapuskan kebutuhan menggunakan APD pelindung pendengaran di area manapun. EKNA telah menghabiskan ratusan hingga ribuan dolar untuk membeli peralatan dengan kebisingan sangat rendah, hingga kini karyawan di area produksi tidak perlu memakai APD pelindung pendengaran.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: lorco.co.id dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
(Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Jumat, 4 November, 2011 01:24
Artikel ini adalah lanjutan dari seri artikel yang membahasa salah satu "Juara Safety" dari 12 Perusahaan dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine.
EuroKera North America's (EKNA) adalah perusahaan di Amerika yang memproduksi berbagai fasilitas memasak berbahan kaca keramik.
Safety Process di perusahaan yang menjadi salah satu "Juara Safety" dengan kategori America's Safest Companies in 2010 versi EHS Magazine ini dijadikan contoh keksuksesan safety process dalam sebuah buku yang berjudul Removing Obstacles to Safety yang ditulis oleh Judy Agnew.
Berikut ini adalah poin poin mengenai kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di perusahaan tersebut :
· Prinsip "Removing obstacles" yang juga dibahas dalam buku "Removing Obstacles to Safety" artinya adalah tidak memasang fasilitas berupa peralatan atau perlengkapan apapun di perusahaan sebelum dilakukan safety evaluation termasuk inspeksi yang dilakukan oleh South Carolina Occupational Safety and Health Administration terhadap peralatan/ perlengkapan tersebut.
· "Safety adalah jalan hidup pilihan perusahaan kami. Kami menerapkan prisnisp "Zero Tolerance" terhadap perilaku yang tidak menutamakan keselamatan saat berada di pusat produksi kaca keramik kami. Kami juga melarang berkendaraan sambil mabuk akibat konsumsi minuman keras. Kelalaian akan membawa kita dan keluarga dalam sebuah resiko yang berbahaya." (Dawn Scott, vice President of Human Resources)
· Safety adalah kunci indikator dan faktor terpenting untuk kesuksesan perusahaan. Kami menghabisakan banyak waktu dengan semua karyawan yang sudah seperti keluarga sendiri. BBS program kami (program dengan hal utama mengenai LOTO dan pengurangan kebisingan) sudah berhasil mengurangi angka insiden yang terjadi di perusahaan. (Bill Mountain, Presiden Direktur)
· Presiden Direktur bertanggungjawab terhadap program K3 di EKNA untuk mencegah terjadikan kecelakaan kerja dan kerusakan fasilitas perusahaan. (David Andrews, QEHS Supervisor)
· Konsultan South Carolina OSHA menyebut program LOTO di EKNA (untuk setiap peralatan di perusahaan ) sebagai "LOTO Kelas Dunia".
· Pengurangan kebisingan menjadi fokus di EKNA untuk menghapuskan kebutuhan menggunakan APD pelindung pendengaran di area manapun. EKNA telah menghabiskan ratusan hingga ribuan dolar untuk membeli peralatan dengan kebisingan sangat rendah, hingga kini karyawan di area produksi tidak perlu memakai APD pelindung pendengaran.
Semoga para rekan Pro Safety dapat terinspirasi.
Salam Safety untuk Anda dan Keluarga di Rumah
Sumber: lorco.co.id dan diadaptasi juga dari berbagai sumber
(Silahkan membagikan artikel ini dengan syarat mencantumkan sumber aslinya)
By Kang Aa Widi Safari
Bagaimana Bangkit Setelah PHK?
By: Rahmadsyah Mind-Therapist
Rabu, 2 November, 2011 20:51
  Apakah itu berarti, pada dasarnya PHK itu adalah proses pembelajaran yang Allah berikan agar Anda menjadi lebih profesional pada tempat kerja yang baru?
#Himkah kehidupan
Aktivitas di pagi hari
Saya sedang duduk membuka laptop kesayangan saya. Kemudian, saya menekan tombol di pojok kiri paling atas, untuk menyalakannya. Pada slot flashdisk sebelah kanan, saya memasukan modem vodafone warna putih, yang telah menemani saya selama 10 bulan lebih. Saya menunggu system operasi windows 2003 menyiapkan dirinya, supaya siap saya gunakan sebagai pangung tarian jari jemari saya.
Koneksi internetnya menunjukkan grafik upload 10 dan download sampai angka 25. Pada modem berwarna putih bertanda merah di tengahnya, berkedap-kedip lampu warna biru. Pertanda, sinyalnya lagi kenyang. Sehingga, saat menjelajah dunia maya, pintu-pintu maya terbuka tanpa membuat saya menunggu lama. 
Seperti biasa, rumah pertama saya kunjungi adalah propertynya Mark, facebook. Lalu saya memasukkan id pengenal sebagai penghuni rumah, dan kunci yang saya tentukan sendiri no serinya. Setelah saya masuk ke dalam. Saya mengecek, apakah ada surat yang masuk di kotak surat? Ternyata kosong.
Tele-Therapy via Obrolan FB
Dan, beberapa saat kemudian, jendela kecil terbuka dari sudut kanan bawah halaman layar dekstop. Pada jendela tersebut seorang teman menyapa, sebut saja namanya Danang. ”Assalamu’alaikum wr.wb” Dia mengawali percakapan. ”Wa’alaikumsalam wr.wb”. Saya membalas salam nya. ”Mas, apakah lagi sibuk? Boleh tanya-tanya?”. Saya langsung menjawab ”Silahkan”. 
Selanjutnya percakapan antara saya, Mind-Therapist (MT) dan Mas Danang (MD), saya ceritakan kepada Anda, berdasarkan komunikasi asli yang saya copy pada jendela obrolan.
Bagaimana bangkit setelah PHK?
MD      : Mas, bisa bantu saya? Saya baru saja di PHK dari tempat kerja. Saya merasa down, tidak termotivasi.
MT      : Apa yang mas Danang mau?
MD      : Supaya semangat nyari kerja lagi..
MT      : Oke... Tanyakan kepada diri, ”Apa yang saya artikan dari peristiwa PHK ini?”
MD      : Lebih rincinya mas?
MT      : Ya, apa yang mas Danang artikan/maknai atau sikapi dari peristiwa PHK?
MD      : Berarti gak punya pekerjaan, gak punya penghasilan.
MT      : Apa perasaan atau emosi yang mas alami dengan mengartikan seperti itu?
MD      : Menyesal karena kesalahan saya = sedih.
MT      : Apa hikmah dan pembelajaran hidup yang mas dapatkan dari peristiwa itu?
MD      : Gak akan melakukan hal yang sama, kalo sudah dapat kerja lagi.
MT      : Apakah itu berarti, pada dasarnya PHK itu adalah proses pembelajaran yang Allah berikan, agar mas Danang menjadi lebih profesional pada tempat kerja yang baru?
MD      : Super sekali mas, terima kasih motivasinya.
MT      : Mas Danang sendiri yang memotivasi diri, saya hanya bertanya saja. So, apa yang mas Danang alami sekarang?
MD      : Yang pasti lebih semangat. Terima kasih banyak mas ya...
MT      :Sama-sama, saya berterima kasih, sudah diizinkan untuk berbagi pengalaman. Sukses ya...
Alhamdulillah, percakapan yang sebentar itu, bisa membantu shahabat saya mas Danang mengambil hikmah dan pembelajaran, dari peristiwa PHK yang baru saja dialami oleh beliau. Dan, saya berharap, semoga cerita singkat ini bisa menginspirasi Anda yang sedang mengalami hal serupa seperti kawan saya Mas Danang. Sehingga bisa bangkit, semangat kembali bekerja merealisasikan cita-cita Anda, sekarang.
Ciganjur, Selasa 1 November 2011 
NB : Cerita ini sudah mendapat izin dari kawan saya, dengan menyamarkan nama aslinya.
Langganan:
Komentar (Atom)