Rabu, 02 November 2011

Opini & Diskusi: Bertemu Pengemis di Restoran

OPINI DAN DISKUSI:

Opini:  1.  Rky Refrinal Patiradjawane:


Dear Managers,
Saya punya cerita nih, kita diskusiin yuk..
Di kompleks perumahan dimana saya tinggal, ada seorang pengemis yang suka mendatangi setiap rumah itu diatas jam 9 malam,
anak muda umur sekitar 25 tahun lah, namun kalo mengemis bajunya sangat lusuh dan ga bisa bicara dengan benar. saya sudah jadi pelanggannya sejak 3 tahun lalu, dan setiap datangs elalu saya berikan seribu, hehehe (pahalanya ilang nih....).
Dua minggu lalu karena agak suntuk dan depresi dengan kerjaan (sekarang udah beres loh ya....) akhirnya sesuai kebiasaan pelarian saya ya makan di resto-resto yang menurut saya enak, dari yang biasa-biasa aja, sampai yang menurut saya mahal, seperti Takigawa, Midori, Hoka-Hoka Bento, Hanamasa, Sederhana, Ampera dan lainnya.
satu kali ketika abis nonton di Botani Square ketika melewati restoran takigawa, saya tertarik singgah karena ada promo 50 persen dari Bank BNI jika membayar pakai kartu kredit...akhirnya saya makan disana bersama adik sepupu kesayangan saya, Yan Yan Peliyana (karena yang punya kartu kredit BNI yan yan)..
Ketika sednag menunggu pesanan, tiba-tiba mata saya tertuju pada seseorang yang sedang melakukan pembayaran, dan saya terperanjat, dan kaget sekaget-kagetnya, karena yang sedang melakukan pembayaran dengan kartu kredit itu adalah pengemis yang suka berkunjung ke rumah saya, bahkan dia menggunakan BB Torch yang membuat saya minder seketika karena saya pake BB Onyx II. untuk memastikan saya nanya ke adik saya, dan adik saya pun berpikiran sama dan ga kalah bengongnya..
waktu itu hari sabtu......
pas minggunya saya ma adik makan di Hokben di Botani, eh...ternyata dia juga ada disana sedang makan, dia pake baju bermerek, celana jeans dan tetap berkutat ama BB dia.. karena penasaran, aku datangin dan aku salamin, trus bilang.... wah ternyata kamu keren juga yah...kapan ke rumah lagi? dia tersenyum aja, dan sampai dirumah ada satu yang mengganjal...kok dia bis abicara yah...waduhhhhhh...
tapi sudahlah, mungkin memang dia sedang repositioning, dan hidupnya berubah karena tabungannya yang banyak..
Namun sein malamnya dia kembali mendatangi rumah saya dengan baju yang lusuh dan tidka bisa bicara, namun malam itu mendadak hapenya bunyi..eh dia angkat ternyata BB Torch putih itu...
Apakah anda pernah alami yang sala?
Salam,
Rky Refrinal Patiradjawane
Jumat, 21 Oktober, 2011 22:53

======================= ==

DISKUSI:


2.  Valdi Riovia:


Saya kemaren (jumat) kebetulan belanjar d salah satu mini market dan ada seorang pengemis dan anak nya sedang menukar uang recehan hasil mengemis. Dia bilang total nya rp 120 ribu. Kebayangkan, tanggal tua, jumat setengah hari dan di kota saya yang kecil (pandeglang) sehari ngemis dapat 120 ribu. Gmana kalo pas awal bulan di jakarta. Walah2.
Semoga amal ibadah yang nyumbang makin bertambah
Valdi Riovia,MBA
BRI Pandeglang
Jumat, 21 Oktober, 2011 23:01
============ =========

3.  lng7883:


Dear Pak RKY,

Nampakny pmasalahn pengemis dah lama dbicarakn sampai k media televisi.

Dl jg saya sering skali mberi pengemis yg da d almpu merah (ilang jg dech pahala ny).

Namun smakin hari samakin menjamur samapai ada rumor (sbelum dsiarkn d televisi) kalau mreka bkn "pengemis".

Intensitas saya kurangi,sampai akhir ny saya stop u/ mberi (skarang lbh cenderung k panti kalau ingin mberi).

Blm lama ini d salah 1 stasiun pn dsiarkn "desa pengemis" d mana rmah mreka sangat layak n bkecukupn.

Seingat saya.dr kjadian ini pn pmerintah mengeluarkan peraturn sanksi kpd pberi n pengemis yg ktangkap petugas (fakta ny ga jalan).

Dr situ saya lebih selektif dalam mberi (bkn pilih2 dlm arti negatif),klo dy memang pengemis krn cacat fisik (cacat sebenarny,krn da yg mengkamuflasekn kcacatn) n butuh dberi.saya beri.kalau anak muda sama skali tdk.mjadikn dy sbg seorang pmalas.

Selain tu, anak2 kecil pn jd alat orang dewasa u/ mengemis (kdang serba salah klo anak kcil,rumor ny,klo tdk dpt uang,mreka dsiksa).

Itu sekilas tambahn dr saya,kalau urusn mberi atau tdk,tgantung masing2 pribadi.

Untungny saya tdk pernah mengalami hal yg sama dengan Pak RKY (^,^)
Jumat, 21 Oktober, 2011 23:05
=========== ==========


4.  sliwang1087:


Definisi pengemis jadi berubah???? Tq
Sabtu, 22 Oktober, 2011 05:22
============ =========

5.  Ang Harry Tjahjono:


Dear Rky,
Jika satu orang memberikan duit rp 1.000,- , dan dia keliling ke 50 rumah. Total 50 ribu... (Dalam 2 jam kerja jika giat). Jika dia keliling 8 jam kerja tanpa berhenti. Asumsinya dia bakal mendapatkan 200.000 per hari.

200.000 x 25 hari kerja ~ 5 juta rupiah.

Kebayang?

Ngemis jika diorganisir...lama2 dia bisa cicil motor, cicil macem2..


Saya pantang kasih pengemis dari dulu.........bagi saya memberi uang pada fakir miskin whatever alasannya adalah suatu hal yang tdk perlu saya lakukan.

Tapi membantu orang mendapatkan pekerjaan, menolong sahabat yang kesusahan jauh lebih baik.

Uang yg saya dapatkan, saya pakai selektif untuk membantu mereka yang pantas dibantu. Dan definisi pengemis dimata saya dari saya kecil sampai sekarang adalah pemalas yg tdk pernah mau menggunakan otaknya serta memanfaatkan kelemahan hati orang lain.

Semua jenis pengemis beneran atau gak beneran. Saya tidak pernah peduli, tidak pernah kasihan, tidak pernah mau tahu..dan saya tidak akan memberikan uang satu rupiah pun!

Tapi jika pengemis yang mau bekerja, meminta bantuan saya mencari pekerjaan, saya akan membantunya.



Harry
Sabtu, 22 Oktober, 2011 06:35
============ =========

6.  Mba marin:


Dear mas riky..
Wkt sy mudik lebaran ke kampung ibu sy daerah dieng thn 2009, ad rmh yg bagus di desa itu. Tp mrk tertutup n jarang komunikasi dgn warga.stlh sy tanya kenapa? Warga mengatakan bahwa ybs adlh pengemis yg keliaran di seputaran mesjid daerah jakpus . Makanya mrk dikucilkan krn krj spt itu. Sy cuma narik nafas n geleng kepala mendengarnya.sejak itu sy n suami ga pernah sedekah k pengemis di mesjid2.kami memilih lgsng k panti asuhan atau sejenisnya .

Wassalam
Mba marin
Sabtu, 22 Oktober, 2011 06:24
======= ==============

7.  Binsar:


Bung Rky

Yg bung alami memang luar biasa tuh satu kata mewakili : t e r l a l u ! Kalo pengemis itu hanya punya torch bisa juga dia nemu dengan sengaja atau tidak di jalan atau di rmh "klien" nya. Tapi kalo sdh makan di beberapa tempat yg lumayan mahal itu mah kebangetan.

Tapi kalo dilihat dia ada bb dan sangat mungkin ada rekan2 bbm nya berarti dia punya relasi yg "punya sekelas".

Saya tertarik untuk membuka pikiran jgn2 org itu :
1. Latarbelakangnya terpelajar tapi krn kebutuhan konsumtif tinggi sedangkan dia malas maka mengemislah dia
2. Bisnis ngemis-mengemis sedemikian menguntungkan seperti yg pernah di bahas di group ini (yg di kritik bbrp teman) dan dia adalah "pengusaha sukses"
3. Orang itu bukan pengemis sungguhan cuma org yg menyamar untuk keperluan tertentu (mis:mahasiswa seni peran atau intel)- bung rky lagi di intai tuh tapi ketahuan juga di restoran
4. Strees atau berkepribadian ganda

Salam dr org yg miskin ilmu

Binsar
Sabtu, 22 Oktober, 2011 06:43
========== ===========

8. Agung Wibowo:


Mantab pendapat/opini pa Harry ..

Tetapi opini saya justru terbalik pa' .. Ibarat kata tangan diatas akan jauh lebih baik dari tangan dibawah .. Yang kedua, (mgkn semua sama) , jangan pernah berburuk sangka .. Artinya sepanjang kita ikhlas ya jangan dipikirkan dengan hitungan2 yang berandai-andai setelahnya (belum tentu juga semua orang memberi 1000 ..) .. Ini pendapat dan apa yang saya lakukan ya pa' ..

Yang pasti seharian mereka berpanas-panas, berdebu, minghirup udara beracun .. Kehujanan .. Belum lagi kriminalitas yang selalu menghantui mereka dari para jawara2 penguasa daerah misalnya .. Singkat kata, mereka juga (mungkin) sudah berusaha tapi hanya seperti itu yang bisa membuat mereka hidup .. Terlepas benar atau tidak, terorganisir atau tidak .. Malas atau tidaknya ..

Kembali saya hargai pendapat Bapak dan bebas-bebas saja apa yang akan Bapak Harry lakukan .. Begitu juga saya ya pa' .. Hehehe

Lanjutnya .. Nah ini pa' .. Membantu orang memang sepanjang bisa mungkin baiknya kita lakukan ya .. Namun ada serentetan pertanyaan dan lainnya yang mengikuti dimana paling tidak secara tidak langsung kita berusaha meyakinkan diri kita sendiri .. Terus terang saya termasuk orang yang menganggap sama walaupun saudara kandung sendiri (pengalaman terburuk saya, saya pernah memecat saudara kandung saya sendiri diperusahaan yang saya sendiri) .. Sahabat pun terkadang tidak bisa dipercaya pa' (mungkin karena kebodohan saya sehingga saya bisa 'juga' dikadali .. Hehehe, once in my life pastinya)

Demikian sumbang saran saya pa' .. Yang jelas semuanya benar dan sah-sah saja dilakukan .. Yang penting 'semuanya berbalik ke niatan kita' ..

Salam .. Tolong dikoreksi kalau saya salah ya pa' ..

Regards,
Agung
Sabtu, 22 Oktober, 2011 07:05
==== ==================


9.  Ang Harry Tjahjono:

Nahhhh ini pak Agung.
Ajarin saya cara IKHLAS..
Saya paling susah untuk urusan satu ini.
Sungguh2 berharap bisa ikhlas utk apapun....


Thanks a lot

Harry
Sabtu, 22 Oktober, 2011 09:33
============ ========


10.  Agung Wibowo:


Waduhhh pa Harry nih bercanda .. Lha wong saya juga lagi belajar kok pa' ..

Tapi intinya bukan bermaksud menggurui para senior disini tetapi mungkin ikhlas itu kan maksudnya 'tulus hati', melakukan sesuatu tidak berharap akan sesuatu tapi sepenuhnya hanya mengharapkan Ridho Allah.

Selanjutnya ya .. Apa ya pa, mungkin ber'syukur' ke Allah, Sang Maha Kuasa .. Paling tidak, kita diberi kesempatan untuk bisa lebih daripada pengemis2 itu .. Minimal 'harga diri' .. Kemudian, berkemampuan untuk memberi mungkin .. Paling tidak kita dan keluarga bisa tinggal dalam rumah yang aman, nyaman .. Terlepas ngontrak, milik, dipinjami atau yang lain .. Dan lainnya yang kita dapatkan sekarang ini .. (Bisa internetan pk BB .. Hehehe) .. Subhahanallah ..buanyak banget ..

Wuihhh .. Berat pa Harry jelasinnya karena saya bukan ahlinya tapi dari 2 point diatas .. Saya mencoba untuk melakukan apa yang saya bisa. Gampangnya seperti buang gas saja lah .. (Maaf), membersihkan isi 'dalam' kita .. (Kalau dalam muslim, zakat 2.5% itu) .. Ya begitu lah, Pastinya Bapak dan teman-teman lain dimilist ini mampu melakukan yang lebih ..

Sekali lagi mohon maaf .. Ngaturaken pangapunten .. Tidak ada maksud mengajari ya pa' dan semua yang dimilist ini ..

Demikian dari saya .., kalau salah pasti dari saya tapi kalau benar pasti dari Allah SWT.

Salam .. Regards,
Agung - yang masih belajar ..
Sabtu, 22 Oktober, 2011 10:26
=========== ==========


11.  Ang Harry Tjahjono:


Wew...thanks atas ilmunya Pak Agung.
Memberikan satu pencerahan tersendiri.


Good day....

Harry
Sabtu, 22 Oktober, 2011 10:49
=========== =========

12.  Lincoln The:


Jika memberi, lihat baik-baik.
Pantaskah diberi?
Jika pantas, mengapa tidak?
Mata mungkin bisa berbohong.
Hati? Jika hati anda mengijinkan memberi, percayalah dan berikan

Lincoln
Sabtu, 22 Oktober, 2011 10:55
========== ==========

13.  fishbed warlord / maspank:


sama seperti mz. rky dan mb. marin, sy jg ikut kaget.

tapi mungkin sepertinya realita seperti ini emang udh kondisi di sekitar kita ya? pengalaman di semarang juga kurang lebih hampir sama, banyak banget pengemis dari anak kecil hingga orang tua. kadang melihatnya aja bikin ga tega. meskipun kita tau mereka ga sesusah seperti yg dibayangin. khusus daerah sekitar kampus univ. diponegoro ada kejadian unik, beberapa mahasiswa baru sehabis melihat ibu pengemis yg udah tua pulang pergi naik taksi. kejadiannya ga cuman sekali tapi sering banget. nah yg jadi masalah setelah kepergok pun mereka ga jera, tetap aj jd pengemis.

tambah bikin heran skrg, lain india - china - indonesia, dan daerah lainnya problem sosial masyarakat sepertinya bermula dari akhlak atau moral individu. kalau budaya malu seseorang udh hilang kemudian tidak ada yang menegur, fenomena seperti itu sy yakin akan terus berulang. bahkan untuk kota semarang sendiri walau pemerintah telah mengeluarkan aturan: denda bagi masyarakat yg memberi, sekaligus sanksi bagi pengemis.. namun tetap aj gejala hilangnya budaya malu masih ada, bukannya berkurang pengemis malah tambah banyak.

memprihatinkan sekali jika di semarang, untuk mahasiswa baru (generasi muda) yang seharusnya belajar untuk peka terhadap masalah sosial, justru disuguhi dengan berbagai peristiwa yang seolah mengkondisikan supaya tidak perduli. khawatirnya jika kejadian di China (balita tertabrak mobil) juga bisa menular ke Indonesia. bagaimana jika kita tidak lagi bisa membedakan mana yg harus ditolong dan siapa yg tidak? perlu kepedulian semua pihak untuk saling mengingatkan, jangan diam saja jika sudah tau kondisi yg sebenarnya. sebarkan informasi yg baik dan benar meskipun itu terlihat sepele.

trmksh buat mz rky dan mb marin krn telah berbagi infonya.

piss
Sabtu, 22 Oktober, 2011 19:09
=========== ==========

14.  Edward Salim:


Sebaiknya jk langsung pengemis No way rasanya tdk bijaksana,, sy pikir jk boleh memilih mereka juga tdk mau jadi pengemis loh,,, kalau bisa sepeerti anda jadi Manager, naik mobil bagus,, duduk di ruangan sejuk dan di kursi empuk pula...

Coba pikirkan bagaimana pembinaan terhadap mereka,,jk sdh di bina mereka balik kembali sebagai pengemis saya setuju sekali dgn slogan pengemis NO way,,,

Have nice weakend all my friends

Sabtu, 22 Oktober, 2011 19:21
========== ==========


BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar