Selasa, 28 Juni 2011

Opini dan Diskusi: "Rakyat Indonesia = KAYA"

Thread dilontarkan oleh:  William Tedja Harjakusuma:

Siapa bilang Indonesia miskin?
SALAH!
Rakyat Indonesia itu KAYA.
Buktinya mobil dimana-mana.
Macet ampun-ampunan.
Apartemen banyak.
Perumahan mewah.
Pasti itu pemiliknya banyak member managers.
Termasuk saya.
Hahahahahaha
Jadi jangan pernah bilang rakyat Indonesia miskin!
William Tedja

OPINI DAN DISKUSI:


1.  Opini dari:  Chaps1818

Yang miskin tetap miskin,yg kaya makin kaya Pak -)
Wr
ChapS

2. Opini dari:  Yosha Pideksa

Dear pak william,
Hehehe..quote yang menggelitik..
Apalagi kalimat yang terakhir..
Sepenuhnya saya setuju dengan pak william..
Namun,kalau boleh saya bawa ke arah serius..yang jadi wacana di Indonesia adalah mengapa kekayaan itu tidak terbagi dengan seimbang..
Masih banyak rumah kumuh di pinggir kali atau di pinggir rel kereta api..
Masih banyak orang yang naik transportasi kelas bisnis..
Masih banyak pengemis di perempatan jalan..
Dan sebagainya..
Terima kasih.
Regards,
Yosha Pideksa

3. Opini dari:  Ki Parameswara

makanya karena Indonesia kaya, wajar jika tetap harus menggunakan premium adalah BERDOSA.
Punya apartemen mewah, bensin menggunakan premium
Punya perumahan mewah, bensin menggunakan premium
salam
Prameswara

4.  Opini dari:  Hendra

Dear Pak William,
Itu bapak liat dimana Pak? Jakarta? Surabaya? Bandung? Medan? Bali?
IMHO,
Banyak desa, kota kecil kita yang sangat miskin.. Sangat kontras dengan kehidupan dikota2 besar Indonesia.
Dan itu populasinya jutaaan jauh lbh besar jumlahnya dibanding orang2 kaya di kota2 besar Indonesia.
Buat mereka boro2 beli mobil, apartment dll, makan aja susah. Air bersih susah.. Listrik tidak masuk desa dll.
Saya sangat tidak setuju dgn opini rakyat indonesia = KAYA.
Semakin miskin iyaaa!!
Kalau yang kaya makin kaya itu saya setuju..
Tapi kalau digeneralisasi, mayoritas rakyat Indonesia MISKIN!!
*semakin banyak TKI, semakin banyak pengangguran, semakin banyak anak jalanan dll*
CMIIW,
Regards,
Hendra

5. Opini dari:  ervan1420

Saya tidak sependapat jika dikatakan Rakyat Indonesia=kaya, namun kalau dikatakan sebagian kecil rakyat Indonesia, ini mungkin yang lebih tepat.
Kalau boleh jujur dan mau bercermin diri, mungkin org-org kaya menganggap rakyat indonesia kaya juga, tapi tahukah anda berapa puluh juta orang yang buat makan saja susah? Coba sekali2 jalan2 ke pedesaan, pedalaman atau kalau tidak sempat tengoklah sodara2 yg tinggal dikolong jembatan atau pinggir kali.
Pandai2 bersyukurlah orang yg kaya tp jgn menyamaratakan dgn kondisi rakyat indonesia yang ada saat ini. Kalau kaya, buat apa jadi tki atau tkw?
Mungkin saatnya orang2 Indonesia yang merasa diri kaya mulai mau membagi kekayaannya dengan yang kurang mampu, tidak harus lsg dlm bentuk uang tp misalnya dgn menciptakan atau menambah lapangan kerja. Tidak hanya mengomentari saja.
Selamat beramal...
Salam damai,
Ervan

6. Opini dari:  William Tedja Harjakusuma


lantas kalau begini siapa yang disalahkan?
pemerintah kah?
atau kita para pengusaha?
jika kita tidak ingin berinvestasi ke pedesaan karena kurangnya infrastruktur.
William Tedja

7. Opini dari:  Haddy Permadi

Yg dibilang pa William itu hanya 1% dr Indonesia. Apa yg 99% lainnya bkn Indonesia? Apakah mereka, termasuk saya, tdk seharusnya ada di Indonesia krn tdk memiliki mobil dan apartemen? Kasian sekali org miskin di Indonesia. Sudah miskin, tdk dianpgap pula
Salam,
Haddy Permadi

8. Opini dari: Erwin Wangsamulja

BBM sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat kota besar......
Masyarakatpun sudah mulai berhitung......apa untungnya yah bila kita menggunakan bbm non subsidi?
Berapa biayanya, apa benefitnya.......
Sedikit aneh bila saya melihat spanduk yang terdapat di pom bensin, yang tertulis kalau Bahan bakar subsidi diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu......bisa diartikan seperti ini:
1. Orang yang tidak mampu jangankan untuk membeli premium, untuk makan saja susah.......jadi kasihan juga kalau tidak laku nantinya.......
2. Orang yang TIDAK MAMPU beli Pertamax ya beli Premium, selisih uangnya bisa untuk tambah uang belanja istri dan beli buku anak2.......
Menurut saya tidaklah berdosa bagi masyarakat yang membeli premium selagi masih legal untuk dibeli.......yang salah malah pembuat kebijakan dan peraturannya........
Masalah penyelundupan, masalah penyalahgunaan untuk industri, masalah harga, dll
Sama sekali tidak salah bila punya apartemen atau rumah mewah tapi membeli premium.......apa harus mereka membeli bbm non subsidi? Apa mereka harus membeli sesuatu yang mahal? Apa harus mereka berbelanja kebutuhan sehari2 di supermarket? Atau masih bolehkan mereka berbelanja di pasar tradisional?
Bila dikaitkan dengan masalah hati, apa mereka pembeli premium tidak punya hati? Apa salah bila kita tidak memberi kepada pengemis yang menadahkan tangan di lampu merah? Eh malah pemerintah melarang lho mamberi kepada pengamen dan pengemis.......
Jadi bagi saya sangat jelas, sama sekali tidak berdosa.......silahkan pilih mau subsidi atau non subsidi......mau yag murah atau yang mahal......
Erwin
Premium Lover

9. Opini dari:Hendra

Paradigma TIDAK MAMPU itu yg kurang jelas.
IMHO,
Kalau tidak mampu gak mungkin bisa beli mobil atau beli motor?
Yang gak mampu menurut saya, yang tidak punya uang buat makan, buat pendidikan / sekolah anak, tidak punya rumah (tidur dikolong jembatan) dst.
CMIIW
Regards,
Hendra

10.  Opini dari:  Ki Parameswara

boleh tidak saya membacanya seperti ini :
BBM subsidi disediakan agar masyarakat ekonomi lemah tetap mempunyai daya beli mencukupi kebutuhan sehari-hari. BBM subsidi adalah sumbangan dari negara agar msyarakat tetap bergerak memutar perekonomian.
Menjadi aneh, apabila punya apartemen mewah tetapi tangan tetap dibawah dan minta orang lain membayar BBM untuk bepergian ke mal - mal, sementara disisi Indonesia lain banyak orang yang antre beli BBM untuk memutar roda angkot dia agar tetap bisa mengantar orang-orang belanja ke pasar yang becek.
Tidakkah lebih baik, membeli BBM non subsidi, dengan harapan membantu beban orang utk tetap menekan harga produksi, sehingga banyak anak-anak sekolah membayar lebih murah bersekolah dengan naik angkot.
Tidakkah lebih baik tangan diatas karena membeli BBM non subsidi dibanding beli BBM subsidi dan kemudian mengkritik pemerintah dengan alasan bahwa kewajiban sebagai warga negara yg baik telah dilaksanakan, dibanding teriak-teriak pemerintah tidak bisa melakukan apa-apa, tapi tetap berharap pemerintah mempertahankan BBM subsidi.
Parameswara
yang sedang gundah, karena banyak orang mengkritik tapi tidak melihat dirinya.

11. Opini dari:  aqua semarang

Miskin politisi jujur.
Miskin mental positif.
Miskin edukator yg tanpa pamrih.
Miskin loyalitas.
Miskin inovasi.
Banyak miskin lain selain materi/duit.

12.  Opini dari:  Muhammad Sri  Sadono

Dear all managers and members...
"Provokasi" dari pak William berhasil!!!
Saya sangat yakin beliau tidak benar-benar akan mengakatan seperti yang tersurat dalam e-mail beliau.
Justru beliau berhasil memancing daya kritis kita sebagai rakyat Indonesia dan kaum menengah dan intelektual untuk mengkritisi keadaan.
Saya kira jawabannya sudah sama kita ketahui, bahwa berdasarkan standar PBB atau badan-badan dunia lain, mayoritas rakyat Indonesia masih berada dibawah garis kemiskinan.
Nah sekarang pertanyaan bagi all managres and members semuanya adalah: apa sumbangsih yang sudah kita berikan dan lakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang masih mayoritas miskin tersebut?
Bagi kawan-kawan yang pengusaha, apakah upah karyawan dan buruh perusahaan anda sudah SANGAT layak dan diatas rata-rata.
Bagi yang muslim, apakah anda sudah mengeluarkan kewajiban 2,5% dari penghasilan anda untuk zakat? Ingat didalam harta kita ada hak saudara-saudara kita yang kekurangan.
Sudah berapa rupiah sebulan atau setahun yang anda wakafkan untuk membantu membiayai beasiswa dan buku pelajaran anak yatim-piatu cerdas tapi tak mampu bayar sekolah, membantu ambulans gratis untuk dhuafa, membantu memperbaiki sekolah yang rusak.
Bagi yang Kristiani apakah sudah mengeluarkan derma untuk keperluan sosial dan amal (setahu saya 10%, mohon koreksi dan maaf bila saya salah).
Dan bagi pemeluk agama lain tentunya ada kewajiban mendermakan sebagian hartanya sebagai "pembersih" dan diperuntukkan bagi saudara-saudara sebangsa setanah air yang masih kekurangan/miskin.
Menjadi tidak penting dan tidak relevan lagi "provokasi" sukses dari pak William.
Tidak penting lagi kita berdebat apakah dinegara Republik Indonesia ini warga negaranya mayoritas miskin ataukah kaya.
Yang terpenting, ayo kita jalankan kewajiban kita sebagai bangsa, umat beragama, dan umat manusia untuk membantu dan mengentaskan mereka dari kemiskinan.
Harap juga dicamkan, bahwa kita jangan hanya dan terlalu banyak berharap dari pemerintah. APBN tahun ini "cuma" sekitar 1000 Trilyun, sementara GDP dan uang yang dikelola diluar pemerintah sekitar 6000 Trilyun. Jadi jauh lebih banyak yang bisa dikelola dan dilakukan masyarakat dan rakyat daripada berkeluh kesah, marah, dan mengumpati pemerintah sekarang (ada atau tidak ada tidak terlalu berbeda rasa)
Salam sukses luar biasa semangat!!!!

Muhammad S Sadono
PT Sempurna Sukses
Consumers Good Specialist

Tidak ada komentar:

Posting Komentar