Minggu, 12 Juni 2011

Teori dan Praktek


Suatu hari Su Dong Bo menulis surat kepada gurunya yang tinggal di seberang sungai.
"Guru kini murid telah mencapai tingkat spiritual 'Tidak goyah oleh goncangan 8 angin' Kini jiwa murid tenang dan tegar bagai gunung, hening bagai air telaga dan... (seterusnya)

Delapan angin yang dimaksud adalah delapan kondisi hidup, yaitu: Pujian dan Penghinaan, Popularitas dan Nama buruk, Mujur/aman sejahtera dan Bahaya, Berkah dan Musibah.

Setelah membaca, sang Guru dengan senyum sabar membalas surat muridnya.

Su Dong Bo dengan bangga membuka surat gurunya. Dalam surat hanya tertulis satu kata 'kentut (bohong)'.
Su Dong Bo langsung naik pitam, "Guru sungguh bo ceng li, selalu negative thinking, suka curiga, prejudis, prasangka buruk, aku harus segera menemui guru, ku ajak debat terbuka, akan kubuktikan kalau aku tidak bohong!"

Su Dong Bo segera mendayung sampan menyeberang sungai. Setelah tiba di seberang sungai bergegas menuju biara gurunya. Baru mau mengetuk pintu biara, tangannya tertahan mukanya yang merah padam berubah pucat. Kesombongannya hilang berganti rasa malu. Dengan kepala menunduk, melangkah pelan kembali ke sampannya, mendayung pulang. Apa yang terjadi?

Di depan pintu biara, gurunya menempel secarik kertas:
"Katanya tidak goyah oleh goncangan 8 angin,ternyata hanya sebuah kentut sudah kepukul pelanting hingga menyeberang sungai."

Kebenaran bukan sekedar pemahaman, pemahaman hanyalah sebuah konsep dan konsep bukanlah kebenaran itu sendiri. Kebenaran yang hidup adalah pengalaman langsung jiwa dan prilaku.

Su Dong Bo hanya berteori, tetapi gurunya mau praktek.

Su Dong Bo hanya punya pemahaman, sementara gurunya
Mau muridnya memasuki pengalaman langsung!

Salam Nurani...;)♧⌣..♍ơƦйĭƣǤ..⌣♧;) all...
Always eager to achieve happiness in life together in peace


Hadi Poernomo

Jumat, 10 Juni, 2011 21:08

Tidak ada komentar:

Posting Komentar