Oleh: Dadang Kadarusman
Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Catatan Kepala: ”Seseorang  yang kehadirannya bisa memberi manfaat kepada orang lain, akan selalu  dianggap penting. Karena keberadaannya, penting bagi orang lain.”
Salah  satu keinginan mendasar setiap orang adalah; dihargai atau dianggap  penting oleh orang lain. Sayangnya, kita tidak selalu mendapatkan apa  yang kita inginkan itu. Ada kalanya, orang lain tidak peduli akan  keberadaan kita. Pergi tak ganjil. Datang tak genap. Mereka tidak  menganggap kita ada. Benar. Kita bisa cuek saja. Tetapi sebagai mahluk  sosial, kita tidak disiapkan untuk hidup dalam lingkup seperti itu. Kita  butuh pengakuan dari orang lain. Pengakuan atas keberadaan diri kita.  Kita. Butuh orang lain menganggap diri kita penting. Lantas, bagaimana  caranya menjadikan diri kita penting? 
Ketika  gigi sedang ingin iseng, saya membeli 3 bungkus keripik. Lalu  menikmatinya bersama istri. Saat mengunyah penganan itu, istri saya  berkata; “Kalau keripik yang waktu itu kita beli, bumbunya kerasa banget  ya…”.  Dhung! Buat saya, kalimat itu seperti ‘wake up  call.’ Ada sesuatu yang kita rindukan. Ketika kehadirannya tidak kita  rasakan. Garam, gula, merica dan cabai dalam keripik itu misalnya.  Ketika kita merasa mereka tidak ada. Kita merindukannya. Keberadaan diri  kita juga demikian. Jika kita bisa memberi kesan yang baik.  Berkontribusi positif. Kepada orang lain. Maka tentu orang lain akan  menganggap diri kita penting. Gagasannya sesederhana itu ternyata. Nah,  bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadikan diri kita  penting bagi orang lain, saya ajak memulainya  dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini:    
1.      Kitalah yang menentukan diri kita penting atau tidak. Sepenting  apa sih pekerjaan Anda bagi Anda? Tentu penting. Jika tidak, mengapa  harus mempertahankannya, bukan? Bagi orang lain, apakah sedemikian  pentingnya juga? Karena setiap pekerjaan terkait langsung dengan  pekerjaan lainnya, maka penting atau tidaknya Anda bagi orang lain  sangat bergantung pada bagaimana Anda menyelesaikan pekerjaan itu. Jika  kita mengerjakannya dengan baik, maka peran kita menjadi sangat penting  bagi mereka. Tapi, jika kita mengerjakannya  secara ‘biasa-biasa’ saja; mengapa orang harus menilai kita sedemikian  pentingnya? Jadi bukan orang lain yang menentukan apakah kita penting  atau tidak. Melainkan diri kita sendiri. Melalui peran yang kita bawakan  dalam menyelesaikan tugas-tugas kita.
2.      Menyelesaikan bagian kita.  Pekerjaan kita, seringkali sangat bergantung pada pekerjaan orang lain.  Misalnya, laporan yang kita buat ditentukan oleh data yang masuk dari  departemen lain. Sebaliknya. Pekerjaan orang lain juga ditentukan oleh  kualitas kerja dan ketepatan waktu penyelesaian bagian kita. Banyak  orang yang kesal kepada temannya karena mereka lelet. Sehingga,  mempengaruhi deretan pekerjaan lainnya. Jelas sekali jika kelemahan satu  orang dalam mengerjakan bagiannya menjadi titik lemah bersama. Makanya,  ada  orang yang gampang diterima oleh banyak kalangan. Dan ada yang dijauhi  dan ditolak disana sini. So, jika ingin dianggap penting didalam  kelompok kerja kita; maka kita harus memastikan bisa menyelesaikan tugas  bagian kita dengan sebaik-baiknya. 
3.      Menjadikan diri kita berguna. Setiap  orang dimotivasi oleh bisikan yang datang dari dalam dirinya sendiri.  Dalam hal apapun. Disadari atau tidak. Kita selalu bertanya; apa sih  untungnya buat gue? Ini bukan egois. Melainkan pertanda bahwa semakin  hari, dunia semakin menuntut efisiensi. Jika kehadiran orang lain tidak  berguna buat kita, mengapa dia jadi sedemikian pentingnya bagi kita?  Sebaliknya, hanya jika kita bisa berguna bagi orang lain saja; mereka  akan menilai kita penting.  Jika tidak, maka kita tidak  akan mendapatkan tempat dihati mereka. Makanya, menjadikan diri kita  berguna bagi orang lain itu adalah aspek yang sangat penting. Untuk  menjadikan diri kita penting dimata orang lain. Tunjukkan kepada mereka  bahwa kehadiran kita benar-benar berguna. Tentu. Kita menjadi penting  bagi mereka.
4.      Memainkan peran kita sebaik-baiknya.  Kita berbagi peran dan tanggung jawab dengan orang-orang yang  berhubungan dengan kita. Dengan atasan. Dengan bawahan. Dengan teman.  Ketika peran dan tanggungjawab itu sudah dibagi-bagi, maka penyelesaian  peran masing-masing sangat menentukan kinerja team secara keseluruhan.  Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, semua anggota team akan  mengevaluasi. Kenapa kinerja kita buruk begini? Pada saat itu akan  ketahuan; siapa yang tidak bisa menyelesaikan perannya dengan baik.  Selanjutnya, sudah bisa ditebak. Seseorang harus sanggup memainkan  perannya sebaik-baiknya.  Atau disingkirkan. Maka jika kita ingin dianggap penting orang lain.  Kita, harus bisa memainkan peran kita sebaik-baiknya. 
5.      Menunaikan misi hidup kita. Apa sih alasan utama Anda melakukan sesuatu? Mungkin gaji. Bonus. Pujian. Kemenangan. Semuanya itu; wajar saja.  Tetapi  tubuh kita ini diciptakan melampaui semua ukuran material itu. Kita  lahir dengan satu misi; untuk memberi manfaat kepada lingkungan. Bisa  berarti perusahaan. Teman-teman. Tetangga. Semuanya. Kita selalu punya  pilihan untuk mengurung diri. Yang penting kerjaan selesai. Habis  perkara. Tetapi dengan misi hidup itu; kita tidak lagi dibatasi oleh  sekat-sekat pekerjaan. Tingkatan. Maupun golongan. Kita akan terus  memacu diri untuk secara konsisten berkontribusi kepada orang lain.  Ajaibnya. Hukum alam tetap jalan. Ketika banyak berkontribusi. Maka  kehadiran kita menjadi sangat penting sekali. So, perbanyaklah  kontribusi. Maka Anda menjadi pribadi yang penting. 
Ketika  kita merasa terisih dari lingkungan. Hal pertama yang perlu kita lakukan  bukanlah mempertanyakan mengapa mereka memandang kita sebelah mata.  Melain merenungkan; apa yang belum saya lakukan untuk berkontribusi  kepada mereka? Karena dengan kontribusi itu, kita menjadi penting bagi  mereka. Dan ketika kita menjadi penting. Mereka bersedia menerima kita.  Pantaslah jika Rasulullah mengingatkan dengan kalimat indahnya;  “Sebaik-baiknya seorang hamba. Adalah dia yang paling banyak manfaatnya  bagi orang lain.” Bisakah kita menjadi sebaik-baiknya hamba itu? Insya  Allah.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman –  26 April 2012Catatan Kaki:
Bukan  pandangan orang lain yang menentukan apakah kita ini penting bagi  mereka atau tidak. Melain tindakan yang kita lakukan untuk memberi  manfaat kepada mereka.Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar