Selasa, 01 Mei 2012

Cara Menjadi Orang Penting


Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Catatan Kepala:Seseorang yang kehadirannya bisa memberi manfaat kepada orang lain, akan selalu dianggap penting. Karena keberadaannya, penting bagi orang lain.”
 
Salah satu keinginan mendasar setiap orang adalah; dihargai atau dianggap penting oleh orang lain. Sayangnya, kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan itu. Ada kalanya, orang lain tidak peduli akan keberadaan kita. Pergi tak ganjil. Datang tak genap. Mereka tidak menganggap kita ada. Benar. Kita bisa cuek saja. Tetapi sebagai mahluk sosial, kita tidak disiapkan untuk hidup dalam lingkup seperti itu. Kita butuh pengakuan dari orang lain. Pengakuan atas keberadaan diri kita. Kita. Butuh orang lain menganggap diri kita penting. Lantas, bagaimana caranya menjadikan diri kita penting?
 
Ketika gigi sedang ingin iseng, saya membeli 3 bungkus keripik. Lalu menikmatinya bersama istri. Saat mengunyah penganan itu, istri saya berkata; “Kalau keripik yang waktu itu kita beli, bumbunya kerasa banget ya…”.  Dhung! Buat saya, kalimat itu seperti ‘wake up call.’ Ada sesuatu yang kita rindukan. Ketika kehadirannya tidak kita rasakan. Garam, gula, merica dan cabai dalam keripik itu misalnya. Ketika kita merasa mereka tidak ada. Kita merindukannya. Keberadaan diri kita juga demikian. Jika kita bisa memberi kesan yang baik. Berkontribusi positif. Kepada orang lain. Maka tentu orang lain akan menganggap diri kita penting. Gagasannya sesederhana itu ternyata. Nah, bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menjadikan diri kita penting bagi orang lain, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini:    
 
1.      Kitalah yang menentukan diri kita penting atau tidak. Sepenting apa sih pekerjaan Anda bagi Anda? Tentu penting. Jika tidak, mengapa harus mempertahankannya, bukan? Bagi orang lain, apakah sedemikian pentingnya juga? Karena setiap pekerjaan terkait langsung dengan pekerjaan lainnya, maka penting atau tidaknya Anda bagi orang lain sangat bergantung pada bagaimana Anda menyelesaikan pekerjaan itu. Jika kita mengerjakannya dengan baik, maka peran kita menjadi sangat penting bagi mereka. Tapi, jika kita mengerjakannya secara ‘biasa-biasa’ saja; mengapa orang harus menilai kita sedemikian pentingnya? Jadi bukan orang lain yang menentukan apakah kita penting atau tidak. Melainkan diri kita sendiri. Melalui peran yang kita bawakan dalam menyelesaikan tugas-tugas kita.
 
2.      Menyelesaikan bagian kita. Pekerjaan kita, seringkali sangat bergantung pada pekerjaan orang lain. Misalnya, laporan yang kita buat ditentukan oleh data yang masuk dari departemen lain. Sebaliknya. Pekerjaan orang lain juga ditentukan oleh kualitas kerja dan ketepatan waktu penyelesaian bagian kita. Banyak orang yang kesal kepada temannya karena mereka lelet. Sehingga, mempengaruhi deretan pekerjaan lainnya. Jelas sekali jika kelemahan satu orang dalam mengerjakan bagiannya menjadi titik lemah bersama. Makanya, ada orang yang gampang diterima oleh banyak kalangan. Dan ada yang dijauhi dan ditolak disana sini. So, jika ingin dianggap penting didalam kelompok kerja kita; maka kita harus memastikan bisa menyelesaikan tugas bagian kita dengan sebaik-baiknya.
 
3.      Menjadikan diri kita berguna. Setiap orang dimotivasi oleh bisikan yang datang dari dalam dirinya sendiri. Dalam hal apapun. Disadari atau tidak. Kita selalu bertanya; apa sih untungnya buat gue? Ini bukan egois. Melainkan pertanda bahwa semakin hari, dunia semakin menuntut efisiensi. Jika kehadiran orang lain tidak berguna buat kita, mengapa dia jadi sedemikian pentingnya bagi kita? Sebaliknya, hanya jika kita bisa berguna bagi orang lain saja; mereka akan menilai kita penting.  Jika tidak, maka kita tidak akan mendapatkan tempat dihati mereka. Makanya, menjadikan diri kita berguna bagi orang lain itu adalah aspek yang sangat penting. Untuk menjadikan diri kita penting dimata orang lain. Tunjukkan kepada mereka bahwa kehadiran kita benar-benar berguna. Tentu. Kita menjadi penting bagi mereka.
 
4.      Memainkan peran kita sebaik-baiknya. Kita berbagi peran dan tanggung jawab dengan orang-orang yang berhubungan dengan kita. Dengan atasan. Dengan bawahan. Dengan teman. Ketika peran dan tanggungjawab itu sudah dibagi-bagi, maka penyelesaian peran masing-masing sangat menentukan kinerja team secara keseluruhan. Jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, semua anggota team akan mengevaluasi. Kenapa kinerja kita buruk begini? Pada saat itu akan ketahuan; siapa yang tidak bisa menyelesaikan perannya dengan baik. Selanjutnya, sudah bisa ditebak. Seseorang harus sanggup memainkan perannya sebaik-baiknya. Atau disingkirkan. Maka jika kita ingin dianggap penting orang lain. Kita, harus bisa memainkan peran kita sebaik-baiknya.
 
5.      Menunaikan misi hidup kita. Apa sih alasan utama Anda melakukan sesuatu? Mungkin gaji. Bonus. Pujian. Kemenangan. Semuanya itu; wajar saja.  Tetapi tubuh kita ini diciptakan melampaui semua ukuran material itu. Kita lahir dengan satu misi; untuk memberi manfaat kepada lingkungan. Bisa berarti perusahaan. Teman-teman. Tetangga. Semuanya. Kita selalu punya pilihan untuk mengurung diri. Yang penting kerjaan selesai. Habis perkara. Tetapi dengan misi hidup itu; kita tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat pekerjaan. Tingkatan. Maupun golongan. Kita akan terus memacu diri untuk secara konsisten berkontribusi kepada orang lain. Ajaibnya. Hukum alam tetap jalan. Ketika banyak berkontribusi. Maka kehadiran kita menjadi sangat penting sekali. So, perbanyaklah kontribusi. Maka Anda menjadi pribadi yang penting.
 
Ketika kita merasa terisih dari lingkungan. Hal pertama yang perlu kita lakukan bukanlah mempertanyakan mengapa mereka memandang kita sebelah mata. Melain merenungkan; apa yang belum saya lakukan untuk berkontribusi kepada mereka? Karena dengan kontribusi itu, kita menjadi penting bagi mereka. Dan ketika kita menjadi penting. Mereka bersedia menerima kita. Pantaslah jika Rasulullah mengingatkan dengan kalimat indahnya; “Sebaik-baiknya seorang hamba. Adalah dia yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” Bisakah kita menjadi sebaik-baiknya hamba itu? Insya Allah.
 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman  26 April 2012

Catatan Kaki:
Bukan pandangan orang lain yang menentukan apakah kita ini penting bagi mereka atau tidak. Melain tindakan yang kita lakukan untuk memberi manfaat kepada mereka.

Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. 
Rabu, 25 April, 2012 22:26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar