Oleh: Rudi Zamroni
Dalam kitab Mahabharata, Kreshna adalah pendiri  kerajaan Dwakara atau Dwarawati dari wangsa Yadawa, adik dari Prabu  Baladewa.
Kreshna dikenal sebagai tokoh yang sangat sakti,  memiliki kemampuan berubah wujud menjadi Raksasa, dan dia memiliki bunga  Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan  memiliki banyak senjata sakti, Cakrbaswara yang dapat digunakan untuk  menghancurkan dunia, Terompet Sangkala, Kaca Paesan, Aji Pameling,  dsb.
Kreshna merupakan saudara sepupu dari fihak  Pandawa dan Kurawa, dalam posisi berada ditangah kedua saudara tersebut pada  perang Bharatayudha, Kreshna memberikan pilihan kepada keduanya, memilih  mendapatkan dukungan dari pasukannya ataukah dirinya, Para Kurawa memilih  mengambil pasukannya, sedangkan Kreshna bersama para Pandawa.
Dalam pertempuran Bharatayudha antara  Pandawa dan Kurawa, Kreshna rela menjadi kusir kereta milik Arjuna.
Setelah meninggalnya Prabu Baladewa, dan  musnahnya seluruh wangsa Wresni dan Yadewa, Prabu Kreshna menginginkan moksa  ~wafat~ dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama  Jara yang mengenai kakinya.
Menurut kitab Mahabharata versi India, wafatnya  Kreshna disebabkan kutukan Gandari ibu dari para Kurawa, kemarahannya setelah  melihat kematian putera - puteranya dan karena Kreshna tidak mampu menghentikan  peperangan Bharatayudha.
Saat mendengar kutukan Gandari, Kreshna hanya  tersenyum dan menerima itu semua, menjelaskan bahwa kewajibannya adalah  bertempur difihak yang benar dan membela kebenaran bukan mencegah  peperangan.
Kreshna dianggap sebagai penjelmaan Sang Hyang  Triwikrama, atau gelar Bhatara Wisnu, yang dapat melangkah di tiga alam  sekaligus. Kreshna juga dipandang sebagai perantara suara Tuhan dalam  menjalankan misi sebagai juru selamat umat manusia, dan disetarakan dengan  segala sesuatu yang agung.
-----
Moral story:  dalam posisi apapun,  sifat rendah hati dan legawa itu sangat perlu, dan dalam posisi apapun kita  harus bisa bertindak secara adil, berfihak kepada yang benar, bukan kepada  siapa yang kuat ataupun siapa yang dekat.
RZ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar