Senin, 30 Mei 2011

Keteladanan Prabu Kreshna

 Oleh: Rudi Zamroni
 
Dalam kitab Mahabharata, Kreshna adalah pendiri kerajaan Dwakara atau Dwarawati dari wangsa Yadawa, adik dari Prabu Baladewa.
Kreshna dikenal sebagai tokoh yang sangat sakti, memiliki kemampuan berubah wujud menjadi Raksasa, dan dia memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang telah mati, dan memiliki banyak senjata sakti, Cakrbaswara yang dapat digunakan untuk menghancurkan dunia, Terompet Sangkala, Kaca Paesan, Aji Pameling, dsb.
 
Kreshna merupakan saudara sepupu dari fihak Pandawa dan Kurawa, dalam posisi berada ditangah kedua saudara tersebut pada perang Bharatayudha, Kreshna memberikan pilihan kepada keduanya, memilih mendapatkan dukungan dari pasukannya ataukah dirinya, Para Kurawa memilih mengambil pasukannya, sedangkan Kreshna bersama para Pandawa.
Dalam pertempuran Bharatayudha antara Pandawa dan Kurawa, Kreshna rela menjadi kusir kereta milik Arjuna.
 
Setelah meninggalnya Prabu Baladewa, dan musnahnya seluruh wangsa Wresni dan Yadewa, Prabu Kreshna menginginkan moksa ~wafat~ dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.
 
Menurut kitab Mahabharata versi India, wafatnya Kreshna disebabkan kutukan Gandari ibu dari para Kurawa, kemarahannya setelah melihat kematian putera - puteranya dan karena Kreshna tidak mampu menghentikan peperangan Bharatayudha.
Saat mendengar kutukan Gandari, Kreshna hanya tersenyum dan menerima itu semua, menjelaskan bahwa kewajibannya adalah bertempur difihak yang benar dan membela kebenaran bukan mencegah peperangan.
 
Kreshna dianggap sebagai penjelmaan Sang Hyang Triwikrama, atau gelar Bhatara Wisnu, yang dapat melangkah di tiga alam sekaligus. Kreshna juga dipandang sebagai perantara suara Tuhan dalam menjalankan misi sebagai juru selamat umat manusia, dan disetarakan dengan segala sesuatu yang agung.
 
Jumat, 27 Mei, 2011 03:41
 
-----
Moral story:  dalam posisi apapun, sifat rendah hati dan legawa itu sangat perlu, dan dalam posisi apapun kita harus bisa bertindak secara adil, berfihak kepada yang benar, bukan kepada siapa yang kuat ataupun siapa yang dekat.
 
 
RZ.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar