Sabtu, 21 Mei 2011

Aku Malu

Oleh:  Jamil Azzaini

Pernahkah Anda memiliki hanya sedikit uang? Bila pernah, bagaimana
perasaan Anda ketika itu? Apa yang Anda lakukan? Saya yakin perasaan
Anda kurang nyaman, khawatir bila tiba-tiba ada kebutuhan mendadak.

Pasti Anda juga sangat berhati-hati menggunakan uang yang ada.

Di saat yang sama, boleh jadi Anda berupaya bagaimana caranya agar
uang yang sedikit itu bisa bertambah dan meningkat menjadi lebih banyak.
Alasannya sederhana, karena Anda menginginkan kehidupan yang lebih
baik. Sebab, era dimana ide kapitalisme menguasai dunia saat ini, hampir
semua aktifitas harus menggunakan uang.

Dengan uang lebih banyak, lebih banyak pula hal yang bisa Anda
lakukan. Lebih banyak kenikmatan dunia yang bisa Anda beli dan lebih
banyak pula yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Lebih bebas juga
untuk melakukan kegiatan spiritual yang memerlukan dana.

Insan SuksesMulia, itu tadi tentang uang, lalu bagaimana dengan amal kebaikan?
Sesungguhnya amal kebaikan pun sama seperti uang. Saldonya bisa
bertambah dan juga bisa berkurang. Amal kebaikan yang banyak, kelak bisa
mengantarkan Anda pada balasan terindah dari Yang Maha Kuasa. Selama
hidup di dunia pun, amal kebaikan Anda bisa menjadi pelumas yang
memudahkan segala urusan dan tujuan Anda. Sedangkan dengan amal kebaikan
yang sedikit menjadikan semua urusan dan tujuan hidup kian terasa sulit
dan berat untuk diraih.

Maka, jika demikian, bagaimanakah perlakuan kita terhadap amal
kebaikan? Apakah kekhawatiran kita mampu menyamai kekhawatiran akan
uang? Ketika uang kita sedikit, ketika begitu khawatir, berhati-hati dan
berupaya meningkatkan saldo uang yang kita miliki, apakah dengan amal
kebaikan pun sama? Sudahkah kita begitu khawatir bahwa amal kebaikan
kita masih sedikit, sehingga kita pun berhati-hati dan berupaya agar
amal kebaikan kita bisa semakin bertambah setiap harinya?

Mari kita renungkan sejenak. Seberapa besar amal kebaikan kita saat
ini? Apakah amal kebaikan kita sudah cukup untuk menjadi bekal bagi
kehidupan nanti? Sudah cukupkah amal kebaikan itu untuk membeli tempat
yang paling nyaman di kehidupan nanti? Kira-kira dengan amal kebaikan
kita saat ini, dimana dan pada tingkatan seperti apa kita pantas
bermukim di kehidupan setelah mati?

Ya Allah, betapa malunya aku kepada-Mu. Rasanya amal kebaikanku saat
ini belum cukup untuk kutukar dengan tempat dan suasana yang aku impikan
di kehidupan nanti. Sejujurnya, Aku malu!

Jamil Azzaini

Silahkan dishare tulisan ini bila menurut Anda manfaat.
Rabu, 18 Mei, 2011 10:30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar