Sabtu, 21 Mei 2011

Cerita Week-end

Oleh: Rudi Zamroni

Seorang loper kantor saya mendapat musibah, kecelakaan hingga mengakibatkan beliau meninggal seketika.
Ada hal yang membuat saya semakin kagum kepada Almarhum, yakni kerendah hatian beliau, sungguh luar biasa.
Beliau tinggal dikampung pinggir kota, butuh beberapa kali kesasar alamat untuk sampai kekediaman beliau, namun hebatnya hampir semua orang yang saya tanya selalu menjawab dengan penuh hormat, penghormatan terhadap Almarhum.
Sungguh luar biasa, begitu banyak penduduk datang melayat, begitu kehilangan terhadap warga terbaik mereka, sejak posesi kedatangan jenazah dari rumah sakit, disholati sampai jenazah dimakamkan, jumlah mereka tidak surut bahkan semakin banyak, semua berebut ingin memberikan penghormatan terbaiknya.
 
Saya sungguh terharu, beginilah seorang manusia yang dihormati karena akhlaqnya, boleh saja Almarhum hanya seorang loper, pengantar barang, sebuah posisi level paling rendah di kantor kami, namun tidak dimata Tuhan, Alkhlaq akan mengangkat derajat manusia. 
Semua rekan kantor, dari staff sampai lever managerial merasa sangat kehilangan, hampir tiap pagi beliau selalu memberikan senyuman terbaiknya, bahkan menyemangati kami dengan nasihat-nasihat teduh beliau, hebatnya almarhum tidak pernah mengeluh walau seringkali mendapat perlakuan tidak adil dari pelanggan atas barang kiriman yang ternyata tidak sesuai pesanan.
 
Satu hal yang saya tahu dari beliau, yang membuat meneteskan air mata, pernah suatu ketika ada salah seorang rekan yang tertimpa musibah, saya menggalang dana untuk meringankan beban rekan tersebut, alangkah terkejutnya saya ketika diam-diam Pak Budi, begitu Almarhum biasa dipanggil datang dan memberikan sumbangan sebulan gaji beliau.
"Saya belum butuh uang Pak, biar uang saya ini menjadi manfaat bagi orang lain" begitu Almarhum bilang saat saya tanya mengapa begitu banyak sumbangan yang beliau berikan, ternyata gaji sebulan yang masih utuh dalam amplop itu diberikannya semua....
 
Sungguh, sebuah akhlaq yang dapat dijadikan panutan, bahkan atasan saya meski beliau memiliki level yang jauh lebih tinggi, namun beliau selalu menaruh hormat dan respect terhadap Pak Budi, semua karena akhlaq beliau.
Saya terngiang sebuah nasihat Almarhum Pak Budi ketika suatu ketika saya bertanya kepada beliau mengapa beliau bisa begitu awet bekerja sebagai loper, padahal saat ini putra-putri beliau sudah 'mentas' dan sanggup membiayai kehidupan Pak Budi, beliau tersenyum ramah dan menjawab "Saya bekerja untuk ibadah Pak, apa yang saya lakukan bukan untuk sekedar uang, namun sebuah pengabdian dimana diri saya bisa bermanfaat bagi orang lain"
Sungguh sebuah jawaban yang arif...!
 
Pertama kali saya diterima bekerja beberapa tahun lalu, Ibunda pernah berpesan "Nak, ingatlah pekerjaan apapun adalah bagian daripada ibadah, walau sulit, meski kelak mendapatkan perlakuan tidak adil, terima dan lakukan dengan ikhlas hati, jika tidak maka semua yang kamu lakukan akan sia-sia, bukan hanya dirimu tidak dapat bekerja dengan baik, namun juga tidak mendapatkan pahala atas ibadah yang dilakukan dengan terpaksa"
 
Lama saya baru mengerti hal tersebut, setelah mengalami beberapa kali perpindahan kerja, saya mendapatkan
banyak sekali 'pengalaman' dari pengamatan tentang berbagai macam motivasi orang dalam melakukan sebuah pekerjaan.
 
Saya bukan lah Robert Maslow, atau Frank Gilbert yang memiliki banyak teori motivasi, namun saya tahu, bahwa tidak semua manusia melakukan sesuatu atas dasar ibadah, motivasi terbesar dalam melakukan sebuah pekerjaan adalah demi 'mendapat sesuatu'.
 
Sah-sah saja, hanya saja saat 'sesuatu' yang berupa materi ini kita kejar dan terus kejar, kita seringkali terlupa akan makna hidup sebenarnya, makna ibadah dari sebuah pekerjaan.
 
Dan apabila kita terlupa akan nilai ibadah dalam pekerjaan kita, maka apa yang kita kerjakanpun bukan atas dasar keikhlasan hati, namun atas tuntutan nafsu diri, selalu menghitung untung rugi bahkan terlupa untuk berbagi.
Hidup adalah perbuatan, perbuatan , dan dengan kualitas akhlaq bagus agar memberikan sumbangsih positif bagi kehidupan sekitar, bukan hanya untuk keuntungan pribadi.
 
Rudi Zamroni

Minggu, 8 Mei, 2011 09:45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar