Sabtu, 21 Mei 2011

Strategy Agar Atasan Sayang Kepada Anda

Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.


Hubungan atasan dan bawahan itu unik. Tidak terlalu jelas antara harmonis dan ribut-ributnya. Atasan yang terlihat kompak dengan bawahan pun masih sering digunjingkan di kantin dan warung kopi. Atasan yang terlihat galak, ternyata sangat peduli kepada bawahannya.  Sebagai bawahan, kita sering merasa paling benar, atau merasa sebagai orang yang tertindas sehingga memiliki hak untuk menghujat atasan. Apakah atasan Anda memang seburuk itu?

Biasanya ketidaksukaan bawahan pada atasan bukan disebabkan oleh perilaku buruk atasan, melainkan karena dia merasa kurang diperhatikan atau kurang disayang. Mereka menilai atasannya pilih kasih, misalnya. Padahal, membuat atasan sayang kepada Anda itu gampang lho. Saya memiliki 5 strategy yang jika dilakukan oleh bawahan,  atasan manapun pasti menyayanginya. Apa saja ke-5 strategy itu?  Berikut ini uraiannya.


1. Menyelesaikan penugasan sampai tuntas dan tepat waktu. Setiap atasan sangat senang jika anak buahnya dapat menuntaskan tugasnya dengan tepat waktu. Meskipun jarang ditunjukkan dalam bentuk pujian, atasan Anda merasa senang setiap kali pekerjaan yang diberikannya kepada Anda dapat diselesaikan dengan baik. Mengapa? Karena kualitas kerja dan pemenuhan time line-nya secara keseluruhan dipengaruhi oleh kemampuan Anda dalam menangani tugas yang menjadi tanggungjawab bagian Anda.


2. Bersikap mandiri dalam menjalankan fungsi Anda. Sungguh sangat melelahkan memimpin anak buah yang harus selalu diawasi, ditongkrongi, dan miskin inisiatif. Bawahan seperti itu seharusnya segera diganti oleh yang lain karena memperlambat kinerja team. Jika Anda bisa mandiri dalam menjalankan fungsi Anda, maka atasan Anda akan mempertahankan Anda. Bahkan boleh jadi, dia akan memberi lebih banyak tanggungjawab kepada Anda karena dia percaya kepada kemampuan dan integritas Anda. Bukankah ini indikasi dia sayang pada Anda? 


3. Tidak menuntut melebihi wewenang Atasan. Banyak bawahan yang mengira atasannya tidak peduli dengan kesejahteraan atau penentu keputusan penting lainnya semisal persentase kenaikan gaji atau besaran bonus tahunan. Ketidakpuasan mereka ditumpahkan kepada atasannya, padahal boleh jadi dia telah melakukan yang terbaik bagi anak buahnya. Hal itu tentu sangat mengesalkan. Pahamilah bahwa atasan Anda memiliki keterbatasan wewenang, khususnya mereka yang berada di level middle management. Kalaupun Anda harus mengklarifikasinya, lakukanlah tanpa melibatkan emosi ataupun prasangka. Tunjukkan pemahaman, empati, dan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan atasan untuk Anda.


4. Sesuaikan diri Anda dengan keunikan Atasan. Bagaimana pun juga, Anda membutuhkan atasan Anda. Sebagai orang yang butuh, sepantasnya Anda yang menyesuaikan diri dengan mereka. Mulailah dengan memahami cara berpikir serta preferensi atasan Anda. Jika dia orang yang suka dengan detail, maka siapkan laporan Anda dengan selengkap-lengkapnya. Jika dia seorang fragmatis, maka sederhanakan laporan Anda. Atasan Anda tidak memiliki banyak waktu untuk mengulangi penugasan yang diberikannya kepada Anda sampai Anda menyelesaikannya sesuai dengan kebutuhannya. Sesuaikan diri Anda dengan keunikan Atasan Anda, bukan menggerutu pada ketidakcocokan Anda dengan gayanya. Percaya sama saya; jika Anda bisa, Anda akan disayang oleh atasan.


5. Tiru perilaku positif Atasan Anda. Atasan yang hebat itu dicirikan dengan keuletan, kedisiplinan dan focus kepada kinerja tinggi. Jika Anda memiliki atasan seperti itu, Anda harus bersyukur, bukan malah merasa tertekan karenanya. Jika Anda bisa meniru sikap positifnya maka semakin lama Anda akan mencapai kualitas setinggi dia. Percayalah, atasan Anda sangat suka orang yang mengikuti perilaku positifnya. Pada diri Anda, dia melihat dirinya. Maka akan sangat mudah bagi Anda untuk mendapatkan kasih sayangnya. 


Banyak penelitian yang menunjukkan ketidakseimbangan hubungan atasan dan bawahan. Semua penelitian yang saya baca selalu memposisikan atasan sebagai pihak yang tidak mampu memimpin atau gagal menyesuaikan gaya kepemimpinannya kepada bawahan. Mulai hari ini – saya, Dadang Kadarusman – menyarankan cara pendekatan yang berbeda; ayo hentikan berfokus kepada kekuarangan atasan. Karena seperti ke-5 tindakan yang saya jelaskan diatas; kunci hubungan yang positif, produktif, dan kontributif itu justru berada di tangan bawahan. Apakah Anda siap menjadi bawahan yang disayangi oleh atasan Anda? Silakan praktekkan ke-5 strategy diatas. 


Mari Berbagi Semangat!

Dadang Kadarusman  - 10 Mei 2011

Natural Intelligence Contemplator


Catatan Kaki:
Menuntut atasan untuk menyesuaikan cara memimpinnya dengan bawahan sudah menjadi rumus umum yang agak usang. Sekarang, saatnya kita sebagai bawahan yang menyesuaikan diri dengan atasannya. Cara itu dijamin lebih efektif.

Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.

Senin, 9 Mei, 2011 18:50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar