Sabtu, 21 Mei 2011

4 Langkah fundamental Work & Life Balance [WLB]

Oleh: Harry "Uncommon" Purnama

Tuhan telah menyediakan keseimbangan alami diantara manusia, alam semesta dan diriNya. Semua ketidakseimbangan, diciptakan oleh manusia sendiri, bukan? Manusialah yang paling bertanggung jawab atas ketidakharmonisannya. Manusia menciptakan dikotominya sendiri, sukses - tidak sukses, bahagia-tidak bahagia, baik - tidak baik, enak - tidak enak. Tuhan tidak menciptakan dikotomi itu. Tuhan ingin semua manusia sukses, bahagia, baik dan enak. Manusia telah lebih banyak bekerja dengan pikirannya dan segala keinginannya sendiri, cenderung ingin melupakan peran hati dan peran jiwanya.

Berikut ini paling tidak ada 4 Langkah Fundamental yang mampu mengembalikan keseimbangan hidup pada tempatnya semula:

Langkah 1. Menemukan panggilan hidup:

Stress & frustrasi muncul, akibat dari tidak jelasnya atau tidak bersesuaiannya antara panggilan hidup kita dengan yang kita jalani saat ini. Terlebih, hidup seringkali hanya diukur dengan kaya uang dan kaya materi, padahal tidak ada kebahagiaan yang sesungguhnya di dalamnya. Refleksi: lakukanlah "self-talk" dan temukan kembali "true inner call" yang benar mengapa dan kemana Anda hidup? Kemudian, ubahlah cara pandang dan cara hidup Anda agar bersesuaian dengan "inner call" Anda. Buatkan skala prioritas yang benar berdasarkan panggilan yang benar, sejati, genuine tsb. Lalu, berusahalah untuk menanggalkan gaya hidup yang tidak sesuai lagi dengan panggilan Anda, maka Anda akan menemukan keseimbangannya kembali. Setelah Anda menemukan "higher purpose" Anda tsb, maka bagai rajawali, Anda akan terbang tinggi dengan ringan, tetapi tidak jatuh oleh besarnya sayap sendiri. Anda akan lebih tahan terhadap godaan & ujian dari "keinginan" pikiran dan hambatan-hambatan hidup. Passion baru itulah yang akan membantu menavigate, mana yang harus ditinggalkan dan mana yang harus dikenakan ulang. Menata-ulang jalan hidup agar hidup kembali terasa ringan dan nyaman. Langkah funfamental pertama ini sering disebut orang bijak sebagai "finding your own voice.

2.  Semua hari sama pentingnya:

Keseimbangan bukan soal waktu, tetapi soal kesatuan di pikiran dan di dalam jiwa.  Jika Anda berpola Senin-jumat vs Sabtu-minggu, selama itu pula Anda tidak akan bisa membuat Sabtu-minggu sama adilnya dengan Senin-jumat. Semua hari sama nikmatnya. Tidak ada lagi mindset bahwa hari Sabtu-minggu, waktu yang paling berkualitas dan paling bebas dari pada hari Senin-jumat. Anda harus membuat Senin-minggu sebagai  kesatuan totalitas waktu yang berkualitas, baik untuk karir Anda, urusan keluarga, soal ibadah, sosial, termasuk hobi [5 Fs of the life: Finance, Family, Faith, Friends dan Fit]. Buanglah zona waktu yang Anda buat sendiri. Itu tidak ada. Minimal jadikan Senin-jumat sebagai siang dan jadikan Sabtu-minggu sebagai malamnya. Siang bergantian hadir dengan malam, itu saja. Dua-duanya sejalan serasi-seimbang, saling mengisi, bukan untuk dibuat dikotomi, bukan?

Buatlah dan nikmatilah hari Senin-jumat sama nikmatnya dengan hari Sabtu-minggu, maka Anda akan menemukan keseimbangannya kembali. Anda akan lebih merasa adil dan seimbang dalam banyak hal. Hidup Anda akan bagaikan langit biru yang tiada sekat-sekatnya, hanya ada awan-awan dan cahaya yang menyatu dalam mozaik cakrawala.


Stay hungry, stay foolish
Harry "uncommon" Purnama

Sabtu, 7 Mei, 2011 21:51   and 14 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar