Sabtu, 21 Mei 2011

Persahabatan Minder

Oleh: Rudi Zamroni
Jika melihat dan mendengar khabar sahabat lama, sudah pasti kita merasa senang dan bahagia.
Bertemu?

Belum tentu, sebab terkadang ada perasaan malu dan minder menghantui.

Tadi siang, makan siang ditempat yang lumayan jauh, dipinggir kota, sekalian ada urusan bersama beberapa teman kantor.
Tanpa disangka, bertemu sahabat lama, teman sebangku saat SMP dulu,
kemana-kemana selalu bersama bak saudara kembar, lama tak terdengar khabar, siapa nyana dia ada didepan mata.

Namun saat saya menyapa, harus meyakinkan dia berkali-kali bahwa saya adalah teman baik dia semasa SMP dulu...

Saya jabat erat tangannya, untuk meyakinkan dia.
Tiba-tiba meleleh air matanya!.

Siapa tidak kaget, laki-laki muda tinggi besar menangis!!!.
"Aku tau dari tadi, dan aku melihatmu beberapa kali sebelumnya, namun aku minder"
Dia sahabat saya, meski dia seorang tukang tambal ban, tetaplah dia sahabat saya, toh saya juga hanya seorang staff biasa saja, seandainyapun saya menjadi seorang Presiden, dia tetaplah sahabat saya.
Pangkat dan jabatan hanyalah atribut, apalah artinya jika kita bersahabat hanya karena atribut, persahabatan itu harus dari hati, dan rasa dihati adalah kekal, tidak hanya waktu kemarin, sekarang bahkan kelak saat kita mati saya ingin dikenang sebagai sahabat baik.

Tidak ada perhitungan untung dan rugi dalam persahabatan, sahabat yang baik akan saling menguatkan.
Selalu ada pasang dan surut dalam segala hubungan, termasuk persahabatan, saya hanya akan mengingat hal yang baik dari sahabat saya, sebab dari situlah yang akan meredam hal negatif yang akan timbul saat terjadi kekecewaan.

Saya pernah mendapat makian, hinaan bahkan perlakuan tidak adil dari seorang sahabat atas hal yang tidak pernah saya lakukan, namun saya tidak akan bergeming atas sebuah nilai persahabatan karenanya, jangan beranjak atas sebuah ketulusan, dalam hal apapun termasuk persahabatan.

Saya tidak ingin hanya karena setitik nila, rusaklah susu sebelanga, seringkali hanya karena hal kecil lantas merusak nilai persahabatan.

Siapapun dia, jika dulu adalah sahabat, maka saat ini, kelak dan nanti, akan tetap selalu menjadi sahabat saya.

Rudi Zamroni.


8 Mei, 2011 09:50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar