Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Salah  satu penjelajahan paling bersejarah bagi umat manusia adalah perjalanan  menuju kedalam diri mereka sendiri. Kita memang menyadari benar bahwa  rahasia yang tersimpan di langit terlalu banyak untuk bisa disingkapkan  semuanya. Namun, penjelajahan kedalam diri sendiri pun menunjukkan  betapa banyaknya rahasia tentang diri kita yang belum terungkap.  Misalnya, otak kita. Seberapa besar sesungguhnya kapasitas otak kita  itu? Hati kita. Apa yang menjadi unsur penyusunnya sehingga kita bisa  memiliki perasaan dan respon emosi yang sedemikian kompleksnya?  Perjalanan kedalam diri sendiri tidak kalah misteriusnya dengan  penjelajahan ke angkasa raya.
Meski sudah menahan  diri, kadang saya masih juga tergoda untuk membeli hand phone yang  memiliki beragam fitur canggih. Padahal, HP itu hanya saya gunakan untuk  2 kegiatan, yaitu; (1) bertelepon ria, dan (2) berkirim pesan pendek.  Tidak lebih dari itu. Jadi, apa gunanya memiliki gadget dengan begitu  banyak fitur itu ya? Batin saya sekali lagi tergelitik. Cara kita  memperlakukan HP, sedikit banyaknya merupakan gambaran dari cara kita  mendayagunakan diri kita sendiri. Betapa tidak? Dari nyaris tidak  terhingga ‘fitur’ yang kita miliki, kita hanya menggunakan yang itu-itu  saja. Tidak aneh jika pencapaian kita hanya sampai disitu-situ saja.  Juga tidak aneh jika hidup kita sering terasa membosankan. Bagi Anda  yang tertarik menemani saya belajar menggunakan lebih banyak ‘fitur’  diri kita; saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5  prinsip Natural Intelligence berikut ini:    
1.      Kita sama canggihnya dengan orang lain.  Ketika membeli HP itu, saya dipengaruhi oleh iklan tentang  kecanggihannya. Semakin banyak fiturnya, semakin dalam rogohan kita  kedalam kantong. Untungnya, kita tidak harus ‘membeli’ diri kita sendiri  berdasarkan berapa banyak fitur yang kita miliki. Tidak masalah apakah  kita lahir di rumah sakit, klinik bersalin, atau dukun beranak; Tuhan  memberikan fitur yang sama, tanpa ada pengurangan barang sedikitpun.  Bayangkan jika fitur kita ditentukan oleh berapa banyak uang yang bisa  Ayah-Ibu kita keluarkan saat melahirkan? Hmmmh, faktanya tidak demikian.  Siapapun kita. Dari kelas sosial ekonomi apapun orang tua kita; tidak  menjadi penentu jumlah dan jenis fitur apa saja yang Tuhan anugerahkan  kepada kita. Jika orang lain lebih pintar matematika, belum tentu  kemampuan berbahasanya sama canggihnya dengan kita. Jika orang lain  mudah sekali mengerti, belum tentu mereka bisa mengingat sekuat yang  kita bisa. Meskipun tidak dalam aspek yang sama, faktanya; kita sama  canggihnya dengan orang lain.
2.      Menghindari jebakan 2 fungsi rutin.  HP keren kita itu punya banyak fitur. Tetapi hanya 2 fungsi yang kita  digunakan. Lalu kita membeli HP baru yang fiturnya lebih banyak lagi.  Tapi, tetap saja hanya 2 fitur itu yang digunakan. Tubuh kita ini, punya  fitur yang lebih banyak dari HP paling canggih sekalipun. Tetapi,  jangan-jangan; kita juga tetap terjebak dalam 2 fungsi rutin itu. Jika 2  fungsi rutin HP adalah menelepon dan pesan pendek, lantas apa 2 fungsi  rutin yang mengerdilkan manusia? Kita sering dikerdilkan oleh (a)  tindakan yang ‘ini’, dan (b) tindakan yang ‘ini lagi’. Artinya, kita  hanya melakukan pekerjaan dan kegiatan yang ‘itu-itu saja’. Kalau saya  perhatikan, setiap hari saya melakukan kegiatan yang nyaris sama persis.  Bangun pagi, mandi, sarapan, ke kantor, mengerjakan tugas seperti  kemarin, pulang ke rumah, makan, nonton, tidur. Lalu besoknya, melakukan  hal itu lagi. Puluhan tahun saya melakukan hal yang sama. Mulailah  melakukan hal kecil yang berbeda, maka Anda akan bisa menggunakan ‘fitur  lainnya’ dalam diri Anda.
3.      Fokus pada fitur terdayagunakan, bukan fitur terpasang. Saya  belum pernah mendengar orang mempermasalahkan jenis HP Anda. Kecuali,  jika Anda menjadi anggota asosiasi pameran HP baru, mungkin. Faktanya,  kebanyakan orang bersedia menerima apapun HP Anda. Bukankah belum pernah  ada orang yang menanyakan ‘fitur’ apa saja yang ada dalam HP Anda?  Mereka hanya peduli jika ketika menelepon Anda, mereka bisa  berkomunikasi dengan lancar. Saat berkirim SMS, Anda bisa membalasnya.  Itu saja. Manusia juga sama. Tidak ada orang yang mau meluangkan waktu  untuk bertanya; “tolong tuliskan semua potensi diri Anda dalam formulir  ini…” Mereka hanya peduli, kita bisa melakukan apa dalam hidup kita.  Apakah kita bisa bekerja cekatan. Apakah kita bisa memikul tanggungjawab  yang besar. Apakah kita bisa dipercaya. Apakah kita bisa menyelesaikan  tugas dengan sebaik-baiknya. Apakah kita bisa menjadi orang yang memberi  manfaat lebih banyak. Mengapa orang lebih peduli kepada  tindakan-tindakan yang bisa kita lakukan seperti itu? Karena kita semua  tahu bahwa yang paling penting itu adalah kapasitas yang terdayagunakan,  bukan fitur-fitur terpasang.
4.      Penampilan itu penting, tetapi kemampuan jauh lebih penting lagi. Anak  gadis saya baru berusia sekitar 5 tahun ketika membeli HP pink  bergambar Barbie cantik. Anak lelaki kecil saya memilih bentuk  superhero. Keduanya sama-sama keren. Dan keduanya, sama-sama tidak bisa  berfungsi.  Hidup mungkin memang hanya sekedar permainan. Tetapi  permainan kita berbeda dengan permainan anak kecil. Setelah dewasa kita  dituntut untuk mendapatkan hasil. Dan hasil hanya bisa diperoleh dengan  kemampuan. Dengan penampilan yang sehat, bersih dan rapi; kita sudah  cukup layak untuk bertemu dengan siapapun. Tidak ada alasan untuk  menyingkirkan kita hanya karena tidak bermake up tebal. Namun tidak  demikian halnya dengan kemampuan.  Seseorang boleh menolak kita jika  menilai kita tidak cukup memiliki kemampuan. Sekarang, kita bisa membeli  HP yang menawan, elegan, dan cocok untuk dijadikan tentengan. Tetapi,  kalau HP itu rusak; Anda pun tidak mau lagi meletakkannya diatas meja  saat rapat atau makan siang, bukan? Penampilan kita yang menawan pun  tidak memberi banyak makna, jika kita tidak memiliki kemampuan yang  diperlukan.
5.      Bacalan ‘buku manual’ tentang diri kita.  Ketika Anda membeli HP baru dengan begitu banyak fitur yang tidak Anda  mengerti; kemana Anda mencari tahu? Buku manual. Tadi kita sudah sepakat  bahwa seperti sedang menjelajahi setiap sudut langit, betapa banyak  rahasia tentang diri kita yang belum terungkap. Kemana kita mencari tahu  soal diri kita sendiri jika demikian? Tentu kepada buku manualnya. Sama  seperti buku manual HP yang disediakan oleh pabrikannya, buku manual  kita juga dibuat oleh Sang Pembuat diri kita. Kitab suci. Itulah buku  manual diri kita. Didalamnya ada petunjuk bagaimana kita memberdayakan  setiap fitur dalam diri kita. Lengkap. Asal kita mau menelaahnya saja.  Jika kita masih sering bingung dengan fitur-fitur diri yang kita miliki,  mungkin kita belum benar-benar mempelajari dan memahami kitab suci.  “Please read manual book before use..” Begitu perintah Sang Pabrikan  handphone canggih kita. ‘Iqra kitaabak… Bacalah kitabmu,” begitulah  nasihat yang diperintakan oleh Sang Pabrikan segala kecanggihan didalam  diri kita.
Sebutlah satu saja benda paling canggih  yang pernah Anda kenal. Apakah benda itu secanggih diri Anda sendiri?  Tidak seorang pun lahir dengan kemampuan yang kurang untuk menjalani  hidupnya. Pasti kita bisa menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Hanya  saja, mungkin kita belum benar-benar mampu menggunakan fitur-fitur  canggih yang kita miliki didalam diri kita masing-masing. Sabar, gigih,  ulet, pantang menyerah, tabah, pemaaf, pembelajar, adalah beberapa  contoh dari tidak berhingga banyaknya fitur-fitur itu. Sudahkah kita  mendayagunakannya? Mari mulai lagi dengan membaca buku manual kita.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 22 Juli 2011
Master Trainer & Natural Intelligence Inventor
Catatan Kaki:
Buku  manual dibuat untuk membantu pengguna gadget itu mengoptimalkan  fungsinya sebagai alat canggih. Kitab suci dibuat untuk membantu setiap  individu mengoptimalkan potensi dirinya sebagai mahluk sempurna.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Kamis, 21 Juli, 2011 22:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar