Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Size doesn’t matter. Kita masih percaya itu? Bisa iya. Bisa juga  tidak, sih. Yang jelas,  dengan  berpikir besar kita terdorong untuk  menjadi pribadi besar dengan  pencapaian yang besar. Kita sudah sejak  lama memahami hal itu. Kali ini  saya ingin mengajak Anda untuk  melakukan sebuah eksperimen yang  sebaliknya. Apakah itu? Berpikir  kecil. Lho, kok berpikir kecil?  Bukankah semua orang ingin menjadi  besar dan sangat mendambakan ukuran  yang besar-besar? Betul, tetapi  faktanya kita sering sekali membutuhkan  yang kecil-kecil. Bahkan ketika  sedang berhadapan dengan suatu masalah,  kita dinasihatkan; jangan  membesar-besarkan hal yang kecil-kecil.
Kegandrungan  kita terhadap teknologi nano adalah fakta tidak  terbantahkan lainnya  bahwa semakin hari, kebutuhan manusia semakin  mengarah kepada ‘hal-hal  yang kecil’. Sebagian besar perangkat  pendukung kehidupan kita dibuat  menjadi semakin kecil, semakin compact,  dan semakin percayalah kita  bahwa semuanya semakin sesuai dengan  kebutuhan kita yang sesungguhnya.  Hal ini menunjukkan bahwa disadari  atau tidak, sesungguhnya saat ini  tengah terjadi ‘revolusi’ dimana  ‘yang kecil’ mengambil alih peran  dominan ‘yang besar’. Dalam cara  berpikirpun, sudah saatnya kita  menyesuaikan diri dengan arus  ‘revolusi’ itu. Bagi Anda yang tertarik  menemani saya bereksperimen  dengan cara berpikir kecil; saya ajak untuk  memulainya dengan memahami 5  sudut pandang Natural Intelligence berikut  ini:
1.      Membangkitkan sikap rendah hati.
Pernahkah Anda melihat seseorang patantang petenteng sekalian   membangga-banggakan ‘kebesaran’ dirinya? Bagaimana kesan Anda terhadap   orang itu? Kita bisa menilai orang dari cara berjalannya, cara   berbicaranya, juga dari caranya memperlakukan orang lain. Sudah banyak   bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang yang mengira dirinya besar   cenderung terjebak oleh ‘jubah kebesarannya’ sehingga mereka harus   mengimbangi ‘kebesaran’ itu dengan semakin membesarkan egonya sendiri.   Sebaliknya, orang-orang yang merasa dirinya masih kecil meskipun   pencapaiannya sudah sangat besar tetap bisa bersikap rendah hati. Kepada   siapa Anda menaruh rasa hormat paling tinggi; mereka yang mengira   dirinya besar dan bersikap arogan; atau kepada orang-orang yang memiliki   pencapaian tinggi namun tetap bersikap rendah hati? Meskipun Anda  sudah  berhasil memperoleh pencapaian tinggi, tetapi berpikirlah kecil;  karena  diatas gunung masih ada gunung. Dan dengan kesadaran itu, Anda  memupuk  sikap rendah hati.
2.      Merangsang untuk bermain di ‘playing ground’ yang lebih besar.
Mungkin Anda pernah bertemu dengan seseorang yang pencapaian  hidupnya  termasuk luar biasa. Namun dia berkata begini;”Saya ini belum  ada  apa-apanya, Mas….” Hanya karena berendam didalam bathtub, tidak  berarti  bahwa kita sudah menjadi orang yang besar. Mengapa? Bukan  karena kitanya  yang besar, tetapi bathtub-nya yang kecil. Berenanglah  di kolam, maka  tubuh Anda tidak lagi bisa menutupi semua permukaannya.  Bersampanlah di  sebuah danau, maka Anda  akan tahu besarnya diri Anda  itu masih terlalu kecil untuk luasnya  danau. Dan berlayarlah di  samudera, maka Anda akan lebih sadar bahwa  diri kita ini tidak ada  apa-apanya dihadapan jagat raya. Maka sekarang  saya mengerti, mengapa  orang-orang yang berhasil menjaga dirinya untuk  tetap rendah hati tidak  pernah berhenti untuk terus berprestasi. Semakin  besar pencapaian  mereka, semakin sadar betapa kecilnya mereka. Dan  semakin terdoronglah  mereka untuk bermain di ‘playing ground’ yang lebih  besar. Jadi, jika  Anda sering merasa diri sudah sangat besar, mungkin  Anda perlu ikut  mereka yang bermain di ‘playing ground’ yang lebih  besar.
3.      Segala hal besar dibangun dengan komponen-komponen kecil.
Sebesar apa rumah tinggal Anda? Tidak akan sebesar itu tanpa   butiran-butiran pasir. Sebesar apa perusahaan Anda? Tidak akan bisa   besar seperti sekarang jika tidak ada ‘orang-orang kecil’ yang mau   bekerja untuk Anda. Seberapa besar gaji yang Anda terima? Tidak akan   sebesar itu jika tanpa kontribusi orang-orang bergaji lebih kecil yang   Anda pimpin. Faktanya, semua hal besar yang ada dalam kehidupan kita   dibangun dengan komponen-komponen kecil. Semoga hal  ini semakin  memperkuat kesadaran kita bahwa kebesaran yang saat ini  kita miliki  adalah hasil dari kontribusi peran-peran kecil yang mungkin  sering  tidak kita sadari, bahkan mungkin terabaikan. Dengan kesadaran  ini,  maka kita bisa menjadi pribadi yang tetap berpijak diatas bumi.   Terutama ketika berhadapan dengan orang lain yang kita nilai ‘kecil’   dihadapan kita.
4.      Membangun rasa percaya diri.
Salah satu masalah yang paling sering menghambat kesuksesan  seseorang  adalah rendahnya rasa percaya diri. Percayalah, sekecil  apapun peran  yang bisa kita mainkan pasti akan memberi dampak yang  besar jika kita  melakukannya dengan kesungguhan. Cobalah perhatikan  orang-orang yang  paling sukses di kantor Anda. Sebagian terbesar mereka  adalah ‘mantan  orang kecil’ seperti Anda beberapa belas atau puluhan  tahun sebelumnya.  Jadi, sungguh tidak relevan jika sekarang kita  membanding-bandingkan  diri dengan mereka. Berfokuslah dengan kemampuan  diri Anda,  mengoptimalkan penggunaannya, dan perbaikilah apa yang  kurang  didalamnya. Lama kelamaan, Anda akan memiliki kemampuan yang  sama  baiknya dengan mereka yang sudah menjadi besar. Bahkan, boleh jadi  Anda  bisa melampaui pencapaian mereka. Apakah Anda masih merasa minder  dengan  pencapaian kecil yang hari ini Anda dapatkan? Jika demikian,  pupuklah  rasa percaya diri Anda. Dan berfokuslah untuk  mengaktualisasikan hal  terbaik didalam diri Anda, dalam setiap karya  yang Anda persembahkan.
5.      Hal-hal kecil yang konsisten lebih berdampak daripada hal besar sekali tembak. 
Dalam  banyak hal, kita sering tergoda untuk melakukan sesuatu yang  ‘besar’  namun angin-anginan. Ketika semangat kita sedang memuncak,  kita begitu  menggebu-gebunya melakukan sesuatu. Begitu kita bosan? Kita   mencampakkannya begitu saja. Pergilah ke fitness center setahun  sekali.  Lalu berolah ragalah sampai seluruh tenaga Anda terkuras habis  dan  setiap tetes keringat Anda mengering. Alih-alih menjadi sehat, Anda   malah beresiko terkena  serangan jantung. Begitu pula dalam aspek  kehidupan kita yang lainnya.  Kita tidak akan mungkin menghasilkan  sesuatu yang benar-benar berdampak  dengan melakukan hal besar sekali  tembak. Melakukan hal kecil secara  konsisten, itulah yang bisa  membangun kemampuan terbesar kita. Membaca  buku bagus, misalnya. Jika  langsung lahap semuanya, maka kepala Anda  akan pusing. Tetapi jika  dicerna perlahan-lahan; Anda akan mampu  memahaminya dengan baik. Saat  menjalani hidup, lebih baik melakukan  hal-hal kecil secara konsisten  daripada mengerjakan hal besar namun  hanya sekali tembak.
Berpikir  kecil bisa membantu kita untuk menuju kepada pencaian  yang semakin  tinggi. Pada saat yang sama, berpikir kecil juga menjaga  diri kita untuk  tetap berada dalam sikap bersahaja dan kerendahan hati.  Sebab, dengan  berpikir kecil; kita tetap bisa melihat peran  orang-orang kecil. Dan  semakin hari, kita semakin menyadari bahwa  sebesar apapun kita, sungguh  sangat kecil dihadapan Dia Yang Maha  Besar.
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman  - 15 Juli 2011
Master Trainer & Natural Intelligence Inventor
Catatan Kaki:
Mereka  yang memiliki pencapaian tinggi namun tetap rendah hati,  jauh lebih  indah perangainya dibandingkan mereka yang sudah merasa  dirinya terlalu  besar untuk mengakui peran orang-orang kecil terhadap  kebesaran dirinya.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain.
Kamis, 14 Juli, 2011 20:49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar