Minggu, 31 Juli 2011

Mending Calo Properti atau Broker Profesional

Oleh:  Andre Vincent Wenas


  Pada dasarnya, usaha perantara (pialang/makelar/broker) adalah menjalankan
fungsi penghubung antara penjual dengan pembeli, atau sebaliknya antara pembeli
dengan penjual. Maka modal utama dari bisnis ini adalah relasi. Relasi untuk
mencari barang dan jasa yang akan dijual dan relasi pembeli yang akan membeli
barang atau jasa mereka. Dalam hal ini, komoditi yang DIjalankan adalah rumah
(properti).

  Oleh karena ini adalah bisnis berdasarkan relasi, maka faktor-faktor yang
memperkuat relasi itulah yang perlu dibangun terus, seperti misalnya ‘data-base’
atau kumpulan informasi tentang rumah yang akan dijual, dan kumpulan informasi
tentang daftar nama calon pembeli (orang-orang yang sedang mencari rumah). Dan
relasi itu bisa terbangun di atas dasar saling-percaya. Inilah aset utama yang
perlu dijaga.

  Biasanya, broker/pialang properti profesional (seperti misalnya Century21, LJ
Hooker, Ray White, Coldwell-Banker, dll.) menawarkan ‘data-base’ dan sistem
manejemen (yang dikemas dalam paket merek/brand dari waralaba/franchise mereka).
Oleh karena itu, jika Ibu Shania memutuskan untuk bergabung (artinya membeli hak
waralaba/franchise) dengan salah satu dari broker/pialang profesional itu,
tentunya ada keuntungannya, tapi juga ada konsekuensi/kewajiban yang perlu
Dipatuhi.

  Keuntungan yang paling jelas ya tentu tidak perlu repot-repot lagi untuk
membangun sistem manajemen unit usaha dalam jual-beli properti, juga basis data
yang mereka miliki bisa DIakses. Sehingga kemungkinan (probability) untuk
mendapat peluang bisnis bisa lebih tinggi dibanding dengan menggali potensi dari
‘data base’ pribadi yang kita miliki. Untuk ini Anda bertindak sebagai pemilik
(business owner), dan oleh karena itu mungkin Anda perlu mempertimbangkan untuk
merekrut tenaga-tenaga pemasaran properti demi mencapai tingkat kinerja
penjualan tertentu. Di sini Anda perlu menetapkan target pendapatan, karena di
sisi lain ada kewajiban pembayaran (iuran/royalti) yang perlu Anda penuhi kepada
pemilik merek/brand waralaba itu.

  Kalau pilihan sebagai tenaga pemasaran mereka, tentunya Anda tidak
berkewajiban untuk membayar hak waralaba/franchise-nya. Penghasilannya
semata-mata dari komisi yang didapat berdasar kinerja Anda sendiri, tentunya
setelah dipotong biaya administrasi (karena memakai sistem manajemen mereka) dan
juga royalti (karena bisnis ini tetap dipayungi oleh merek waralaba mereka).

  Kalau Anda memilih untuk tetap menjadi broker tradisional, bukan berarti Anda
tidak bisa mengembangkan usahanya. Anda tetap bisa berkembang terus dengan
membangun organisai Ibu sendiri. Misalnya dengan mulai merekrut staf marketing
sendiri dan menyusun sistem administrasi sederhana yang efektif. Perhitungkan
betul biaya telepon, internet/email dan biaya marketing lain (komisi untuk staf,
transportasi, kartu nama, foto-foto rumah, komputer lap-top, dll), jangan sampai
besar pasak dari pada tiang.  Bermodalkan relasi dan nama baik Ibu Shania selama
ini, yakinlah peluang untuk terus berkembang akan tetap ada.

-----------------------------------------------------
(artikel dari Tabloid Bisnis KONTAN)


STRATEGIC MANAGEMENT SERVICES
Business Advisory & Management Consulting

Rabu, 20 Juli, 2011 07:26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar