Rabu, 06 Juli 2011

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

Kesabaran Yang Berbuah Manis


Baginya kebahagiaan dan kesedihan bercampur baur menjadi satu. Kebahagiaan itu hadir ketika putra yang selama ini diidamkan telah lahir sementara kesedihan yang dirasakan karena dirinya bersama istri dan buah hatinya masih tetap tinggal dikontrakan.  Bahkan nyaris dirinya dan keluarganya hampir terusir dari kontrakan karena nunggak dua bulan. Ditambah lagi usaha yang dijalankan sedang seret. Hanya dekat dengan Allah saja yang membuat hatinya menjadi tenang. Tekanan hidup yang begitu berat telah menyebabkan dirinya mencari Allah, meski pernah marah kepada Allah, tidak membuatnya sampai menghalalkan apapun untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Kesabarannya memang sedang benar-benar diuji.

Pukulan iman berikutnya terjadi, anaknya jatuh sakit, dipagi hari badannya panas. Bergegas dibawanya ke puskesmas. Dokter bilang terkena muntaber dan harus rawat inap. Dalam hatinya menjerit melihat istrinya menangis tersedu-sedu merasakan bagaiaman perihnya hati istri yang dicintainya. 'Kuatkan hati hambaMu ini Ya Allah.' Air matanya bercucuran. Menahan rasa sakit dihatinya.

Namun semuanya mampu dilaluinya. Bergegas dirinya ke Rumah Amalia, berdoa bersama memohon kepada Allah untuk kesembuhan bagi anak yang dicintainya. Disaat dirinya benar-benar hancur. Disitulah Allah campur tangan yang semakin membuatnya dekat dengan Allah melalui cobaan ini. Alhamdulillah, dua hari kemudian anaknya sembuh dari muntaber dan boleh pulang.

Seminggu kemudian datang kakaknya membawa kabar gembira untuknya dan keluarganya, kakaknya menawari menempati rumah sederhana yang baru dibeli. Sekalipun rumahnya kecil namun cukup untuk ditempati. Semua itu membuat gembira bagi dirinya juga istrinya. Kesabarannya telah berbuah manis. Cobaan yang bertubi-tubi telah membuatnya semakin yakin atas Kasih Sayang Allah kepada dirinya dan keluarganya. Kesabaran itu begitu terasa indah. Usahanya kios Jual Beli Hape & Pulsa lebih maju. Sang buah hatinya sehat, istrinya lebih bahagia dan hatinya lebih tenang karena tidak lagi bingung untuk membayar kontrakan tiap bulannya sehingga bisa menabung untuk masa depannya yang lebih baik.. 'Sekarang saya justru semakin dekat dengan Allah, saya selalu rindu di Rumah Amalia saya bisa berbagi dengan orang-orang yang senasib dengan saya.' Tuturnya.

'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS. ath-Thalaq : 2-3).

Wassalam,

M. Agus Syafii
Sabtu, 2 Juli, 2011 22:31
============= =====================

Lamaran Itu Akhirnya Datang Juga 


Siang itu ada seorang gadis yang terlihat datang di Rumah Amalia. Menurut penuturannya diusianya tiga puluh tahun, setiap kali dirinya ta'aruf dengan seorang laki-laki selalu saja berakhir dengan kekecewaan. Sudah tidak tahu berapa kali hatinya terluka perih karena kegagalannya dalam berta'aruf. Apa lagi sejak ibu seringkali bertanya kapan dirinya hendak menikah maka setiap kali pertanyaan ibunda tercinta terlontar, rasanya hatinya bagai teriris-iris perih. Sementara di dalam bidang karier dan pendidikan semua bisa diraih dengan mudah, kariernya melejit dengan pesat. Bahkan kebutuhan sehari-hari dirinya dan ibunya mampu dipenuhi dari gaji yang diterimanya. Pada siang itu kedatangannya di Rumah Amalia untuk bershodaqoh dan syukuran dengan makan siang bersama anak-anak Amalia. 'Kebetulan sudah lama saya ingin berbagi kebahagiaan untuk anak-anak Amalia. Semoga saya mendapatkan keridhaan Allah.' Tuturnya. Air matanya mengalir tanpa terasa. Doa dan harapan dirinya ingin membahagiakan ibunya segera terwujud. Hanya kepada Allahlah dirinya bersandar memohon pertolongan. Pagi itu anak-anak Amalia bersama-sama melantunkan ayat-ayat suci al-Quran, suara itu terdengar menyentuh qalbu. Subhanallah, Allah menunjukkan kebesaranNya, sebulan kemudian datang lamaran. Lamaran itu terbilang sederhana. Bersama keluarga besarnya calon suaminya sekaligus menetapkan hari tanggal dan bulan pernikahan. Beberapa saat Undangan pernikahan telah dicetak. Kehadirannya ke Rumah Amalia memberikan undangan pernikahannya. 'Alhamdulillah Mas Agus, Allah mengabulkan doa saya. Lamaran itu datang juga. ' Tuturnya dengan wajah yang sumringah. Terasa kebahagiaan menyelimuti dirinya. Allah telah memberikan jodoh untuknya. Jodoh adalah sebuah misteri, manusia hanya berupaya dan berikhtiar namun sepenuhnya jodoh seseorang tetaplah keputusannya atas kehendak Allah. 'Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum berpikir. (QS. ar-Ruum : 21).

Wassalam,

M. Agus Syafii
Jumat, 1 Juli, 2011 20:56
====== =======================

Temukan Kebahagiaan Hidup Anda

Apabila seseorang terlanjur terserang virus putus asa &  depresi akan kehilangan respons kebahagiaan yang disebut dengan 'Loss of Mirth Response' Pikiran & hatiya tidak lagi peka dalam menanggapi kebahagiaan hidupnya sendiri. Contohnya, berkumpul bersama keluarga diakhir pekan bersama ayah, ibu dan anak-anak tentunya menciptakan kebahagiaan, keindahan dan kegembiraan dihati semua anggota keluarga. Namun bila diantara salah satu anggota keluarga ada yang terserang depresi dan putus asa maka pikiran dan hatinya kehilangan kemampuan merespon suasana kebahagiaan tersebut. Akibatnya canda dan tawa yang mestinya menjadi terdengar tidak sedap ditelinga, dimata terlihat seperti persoalan yang mengganggu hidupnya. Tentu saja bagi orang yang hidupnya dalam tekanan dan keputusasaan akan kehilangan respons mental untuk menikmati kebahagiaan ketika berkumpul bersama keluarga.

Orang yang berputus asa adalah orang yang telah berbuat jahat terhadap dirinya sendiri sebab dengan berputus asa telah mensetting pola pikirnya sendiri dengan sistem kerja otaknya dengan selalu negatif dan berwarna hitam kelam penuh kesedihan. Dalam kajian ilmiah kita mengenal istilah 'Otak Bahagia'. Orang yang memiliki otak bahagia akan selalu bersikap dan berpikir ke ranah kebahagiaan dan kegembiraan sehingga dengan memiliki otak bahagia maka dia dapat selamat dari virus yang mematikan bernama putus asa dan depresi. Mengenai otak bahagia itu dalam penelitian ditemukan pada 'prefrontal cortex' kiri yang berhubungan erat dengan perasaan senang, gembira dan bahagia. Sedangkan emosi negatif, marah, kecewa, sedih diarea 'prefrontal cortex' sebelah kanan.
Lantas bagaimana untuk bisa menemukan kebahagiaan di dalam hidup anda? Para Ahli Neurologi menyebutkan bahwa kebahagiaan adalah kondisi upaya melepas keterikatan emosi dan kontemplasi kasih sayang, menolong dan berbagi dengan sesama karena hal itu berkaitan dengan kondisi tanpa ego, keikhlasan dan kesabaran, lebih bersifat spiritual. Itulah sebabnya bagi orang yang selalu ingat kepada Allah atau dzikir jauh lebih mudah untuk menemukan kebahagiaan di dalam dirinya. Bagi mereka yang sudah terbiasa berdzikir ternyata mampu mengubah anatomi  otak secara mengejutkan. Mereka bisa meningkatkan level emosi positif di 'Prefrontal Cortex' kiri. Mereka juga bisa mengurangi aktifitas 'Prefrontal Cortex sebelah kanan yang berhubungan dengan depresi, mengurangi aktifitas 'Amygdale' yang merupakan area otak yang berhubungan dengan rasa takut, marah. Dzikir atau mengingat kepada Allah mampu menghasilkan rasa tenang di tak mencapai kondisi tenang. Ketenangan hati tanpa rasa takut dan kontrol emosi penuh kesadaran.

Jadi, berdzikir dengan mengingat Allah mesti anda lakukan untuk menemukan kebahagiaan hidup anda sekaligus untuk  menghilangkan perasaan putus asa dan depresi karena semua itu dapat mensetting secara sistemik pola otak dan sistem kerja berpikir kita maka anda menemukan 'Otak Bahagia' yang membuat diri anda menjadi tenteram, nyaman dan menyejukkan hati sehingga membuat hidup anda menjadi lebih sehat, lebih indah dan lebih membahagiakan.

Sebagaimana Firman Allah. 'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. '(ar-Raad : 28).

Wassalam,

M. Agus Syafii
Kamis, 30 Juni, 2011 22:52
======================= ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar