Oleh: Rahmadsyah Mind-Therapist
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah saw  bersabda,
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim)
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim)
Tidak ada  kebetulan
Hari  ini (Selasa, 28 februari 2012). Adalah hari diantara hari-hari luar  biasa dan bermakna bagi saya. Karena, saya mendapat pelajaran langsung  tentang mengelola waktu. Terutama waktu luang menjadi waktu sempit. 
  Entah  sebuah kebetulan? Tapi, saya termasuk orang-orang seperti Anda yang  tidak mempercayai namanya kebetulan. Karena, setiap waktu terjadi dengan  aturan dan tanda-tandanya masing. Adapun kebutulan, adalah tanda, kalau  kita sedang tidak menyadari peristiwa sekitar kita. Seperti hari ini,  secara bersamaan, saya terdesak oleh deadline, semuanya penting.
  Jatuh tempo
Pertama,   saya mendapat telf dari teman, dia mengabari, program pelatihan dengan  sebuah perusahaan besar di kepulauan timur, akan berlangsung pertengahan  maret. Oleh karena itu, saya segera membuat proposal lanjutan. Proposal  yang berisi deskripsi singkat, mengenai pelatihan yang akan kami  laksanakan. 
Taklama  kemudian, handpone saya berdering kembali. Saya lihat di layar ada  pesan baru masuk. Pengirimnya, PIC project buku sedang saya garap dengan  sebuah penerbit di Bandung. Saya baca isi pesan tersebut “Mas kapan  bab lanjutan dapat kami terima, karena proses edit dan layout sedang  kita jalankan”. 
Sungguh,  saya menarik nafas sejenak membaca isi pesan tersebut. Karena secara  bersamaan, kondisinya penting dan mendesak bagi saya. Dalam waktu itu  juga, saya mesti mengirimkan proposal dan naskah tulisan untuk buku  pertama saya. 
Pentingnya jadwal (rencana)
Kejadian   ini membuat saya merenung sejenak. Saya berusaha memahami, apa maksud  dari peristiwa ini? Karena, saya mempunyai pemikiran. Sebenarnya, setiap  peristiwa yang terjadi, di dalamnya tersirat berjuta makna. Tergantung,  apakah saya bisa belajar dan mengambil hikmahnya? Atau membiarkan  hikmah tersebut terbang bersama awan.
Adapun  yang terpikirkan oleh saya. Keterdesakan waktu ini terjadi karena  saya kurang memenej waktu dengan baik.  Persisnya tidak menjadwalkan secara periodik. Seperti saya membuat  alarm di BB untuk jadwal pelatihan, waktu dan tempatnya. Serta siapa PIC  program pelatihan tersebut.
Prioritas itu penting
Selain  itu, efek dari membiarkan waktu berjalan tanpa perencanaan matang.  Sayapun menjadi tidak bisa memilah. Apa saja kegiatan penting tapi tidak  mendesak. Hal mendesak namun penting. Atau kebalikan keduanya. Penting  sangat mendesak. Dan tidak penting juga tidak mendesak sama sekali.
  Akhirnya,  dalam waktu itu juga, saya memutuskan untuk mendahulukan naskah buku.  Lalu proposal. Selanjutnya, mengikat makna sehari-hari. Baik itu  pembelajaran dari kejadian yang saya hadapi. Atau, pemikiran-pemikiran  terlintas dalam benak saya. Saya segera menuangkan dengan memilah kata,  frasa, hingga membentuk kalimat ke dalam tulisan.
Peristiwa   ini pula, mengingatkan saya akan pesan Rasulllah tentang waktu. Supaya  mengingat 5 perkara sebelum datang yang lima. Seperti pada penggalan  pembukaan goresan ini.
Ciganjur,  Selasa, 28 februari 2012 
Mari  bersilaturahim,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar