Oleh:  Freddy Pieloor
Dear Keluarga MnL yang berbahagia,
Selamat pagi,
Apa kabar Anda?
Semoga Anda dalam keadaan penuh cinta dan pengharapan.
Senang bisa menyapa Anda kembali dalam momen "THE FINE DAY" 6 Juni 2012.
Pagi ini saya ingin berbagi kepada Anda dengan tema:
"SUAMI ANDA bukan KEPASTIAN"
Mungkin Anda bertanya sambil mengerutkan dahi.
Apalagi yang ingin disampaikan Pak Freddy pagi ini dengan memakai tema Suami dan Kepastian.
Sebelum saya membahas, saya ingin terlebih dahulu bertanya kepada Anda.
Pernahkah  Anda mendengar atau mengetahui cerita tentang seorang bintang TV yang  mengantarkan acara "Berpacu dalam melodi" meninggalkan istrinya yang  telah sekian puluh tahun bersamanya?
Kalau cerita pelawak kawakan  berinitial "ES" rekan Bagiyo CS, yang meninggalkan istrinya untuk  seorang bintang dangdut yang lebih muda?
Saat saya mengajar di  Bank swasta terbesar, saya memperoleh cerita tentang seorang karyawan  bank tsb yang meninggal dunia pada usia 35 tahun.
Dia  meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak. Lalu santunan kematian  dirinya diperebutkan oleh orang tuanya dan saudara2nya. Istrinya hanya  menerima "sisa".
Saat ini istrinya hidup dalam keadaan ekonomi yang memprihatinkan. Anak2nya sementara ini tidak melanjutkan sekolah.
-----
Saya  meyakini bahwa di benak pikiran banyak wanita Indonesia yang telah  berumah-tangga (berkeluarga), mereka percaya dan sangat menggantungkan  hidupnya pada suami tercinta.
Mereka "percaya" (sebenarnya berharap) bahwa suami tercinta akan tetap hidup dan setia mendampingi hingga lanjut usia.
Sehingga urusan keuanganpun sang istri percayakan penuh dan "tidak mau menggubris" (bertanya) suami.
Istri bahkan tidak mengetahui aliran keuangan dan investasi yang dimiliki suami/keluarganya.
Yang penting urusan dapur dan anak2 semua terbayarkan.
Apakah ini keliru?
Tentu tidak!
Namun  bila terjadi kasus perceraian, dan suami "menjeratkan" diri kepada  wanita yang lebih muda, dan sang istri tidak tahu apa2 mengenai uang dan  investasi yang selama ini dipegang suaminya, BAGAIMANA?
Seandainya  suami meninggal dunia pada usia muda dan produktif, dan di saat yang  sama istri tidak pernah bekerja dan tidak memiliki kemampuan untuk  menghasilkan uang, BAGAIMANA?
-----
Suami bukanlah sebuah GARANSI, seperti halnya garansi kompressor AC selama 3 tahun.
Suami bukanlah sebuah KEPASTIAN, bahwa dia akan mendampingi istri dan anak-anak hingga usia lanjut (di atas 70 tahun ).
Semakin  banyak dan kompleks penyakit dengan menurunnya stamina tubuh seseorang,  dapat menyebabkan seseorang meninggal muda (terlebih bagi perokok). 
Suami bukan sebuah JAMINAN, bahwa dia akan tetap SETIA dan tidak berpaling.
(Karena  semakin banyak wanita muda yang ingin "short cut" memperoleh  kecukupan/keberlimpahan dengan menikahkan diri pada pria mapan).
-----
Hai wanita dan para istri, bersiaplah memiliki payung untuk cuaca buruk.
Saya mohon maaf, saya tidak bermaksud menakuti perasaan Anda.
Justru saya iba dengan perlakuan para kaumku kepada kaummu.
------
Bersyukurlah Anda, para istri yang hidup "damai" bersama suami hingga saat ini dan sampai usia memisahkan Anda berdua.
Nikmatilah  perjalanan kehidupan ini dengan tentram dan penuh cinta, karena Anda  berdua adalah "CONTOH" bagi anak-anak dan cucu-cucu Anda!
------
Selamat menata dan melayari hidup penuh keberlimpahan dan kebermaknaan.
Salam,
Freddy Pieloor
Konselor Keuangan Keluarga (K3)
Selasa, 5 Juni, 2012 18:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar