Oleh: Beni Bevly
Memasuki tahun 2007 beberapa kenalan dan tetangga saya di Kalifornia  Utara mulai menunjukkan kegelisahannya terhadap perkembangan  perekonomian Amerika Serikat (AS). Kemakmuran ekonomi yang dinikmati dan  memberi keuntungan pada banyak orang – termasuk kenalan saya – sejak  tahun 2000 yang ditandai dengan menaiknya harga rumah mencapai 86 persen  pada pertengahan tahun 2006, ternyata membawa keprihatinan dan  kesedihan yang mendalam. 
Sebenarnya apa yang terjadi? Apa akibatnya bagi  sebagian masyarakat AS? Siapa pelaku utamanya? Benarkah American Dream  juga ikut terkubur?
Pada masa kemakmuran ekonomi yang dimulai pada tahun 2003 – yang bisa  dikatakan semu – inilah pembangunan dipacu laju. Lahan kosong dan  kering-kerontang dalam beberapa bulan menjadi daerah real estate  disertai dengan atau tanpa pembangunan business area atau daerah  pertokoan, perkantoran dan industri ringan. Untuk membeli rumah baru  secara kredit pada saat itu, seseorang harus ikut lotere dan berlomba  dengan ratusan pembeli yang lain. Harga sewa tempat untuk bisnis juga  meningkat drasatis. Pada saat itu – terlepas dari persaingan pembelian  rumah yang tinggi – satu household dengan pendapatan yang sedang-sedang  saja di Kalifornia (sebutlah berkisar USD 75.000 – USD 120.000/tahun)  memungkinkan untuk membeli beberapa rumah dengan yang berharga di atas  USD 500.000/rumah. Kondisi seperti inilah yang terjadi di kota baru di  mana saya tinggal.
Proses pembelian yang sudah atau sedang ditinggali harus melalui  proses bidding secara tertutup. Dengan proses ini, seorang pembeli  memberikan penawaran harga rumah yang lebih tinggi dari harga yang  dipasang oleh penjual melalui amplop tertutup. Penjual tinggal memilih  penawaran yang paling menguntungkan untuk mereka. Pada tahun 2004, saya  sempat mem-bid satu rumah dengan USD 7.000 di atas harga yang dipasang,  tetapi pemilik rumahnya menjual kepada pembeli lain yang mem-bid lebih  tinggi.
Bukan itu saja, banyak di antaranya yang meng-cash out (menguangkan)  dari kenaikan harga rumah mereka. Dengan menggunakan apa yang oleh  penduduk Tanah Seberang sebut equity (lebih tepat disebut capital gain)  yang ada, mereka melakukan refinance, yaitu suatu proses dimana pemilik  rumah meminta pihak bank untuk memperbarui pinjaman kredit pemilikan  rumahnya dengan harga yang lebih tinggi dan selisih harga baru dengan  harga pinjaman yang lama diberikan ke pada pemilik rumah. Dengan proses  ini mereka memperoleh uang cash di tangan, di pihak lain, nilai utang  rumah mereka otomatis menjadi lebih besar. 
Dengan adanya cash di tangan, sebagian dari mereka berhenti kerja dan  mulai berusaha. Sebagian besar menghabiskan uangnya untuk bertamasya,  membeli barang mewah seperti mobil, speed boat, me-remodel rumah, down  payment untuk membeli rumah baru dan lain-lain. 
Menjelang tahun 2007 keadaan berubah. Awal tahun 2008, Shirley,  seorang pemilik rumah di samping rumah saya pernah berkata dengan mata  berkaca-kaca, “Beni, I do not know what to do? Now I even cannot sell my  houses.”
Shirley yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang perawat tergiur  untuk mencari keuntungan besar. Ia membeli empat rumah secara kredit,  setelah itu ia berharap harga rumahnya akan naik dalam waktu singkat,  kemudian dijual untuk mendapat keuntungan.
Ternyata yang terjadi adalah kebalikan, keempat rumahnya yang  berlokasi di Las Vegas dan di Kalifornia Utara mengalami penurunan harga  secara drastis yang di antaranya mencapai lebih dari 50 persen, dari  rata-rata USD 500.000 kini menjadi kurang dari USD 300.000. Supaya laku,  maka ia harus menjualnya dengan harga jauh di bawah harga beli atau  harga pasar pada saat itu.
Jika penjualan ini terjadi, maka ia harus menombok ratusan ribu  dollar kepada bank. Selain itu, ia sudah menghabiskan uang begitu banyak  untuk pengurusan pembelian ke empat rumah, dan membayar kredit  bulanannya. Tentu ia tidak mau menjual rumah-rumahnya dengan harga yang  sangat murah dan menderita kerugian besar. Lalu apa yang ia perbuat?
She walked away. Ia mengosongkan dan meninggalkan keempat rumahnya  begitu saja. Rumahnya kini berstatus forclosure. Hal ini juga terjadi  pada Charles, kenalan saya yang lain. Bedanya rumah yang ia beli secara  kredit, bukan dipergunakan untuk mencari keuntungan tetapi untuk tempat  tinggal dia dan keluarganya yang tercinta.
Kasus lain, pada awal Oktober 2008, Adam – seorang pelangganku –  terlambat membayar uang keangotaannya. Ia menerangkan alsannya kepadaku,  “Man, I was stressed out. My 401K was messed up. I moved my CD and  money from Washington Mutual Bank.”
Krisis ekonomi ini menurunkan nilai 401K-nya (semacam tabungan masa  pensiunya). Ia telah kehilangan beberapa puluh ribu dollar karena  401K-nya diinvestasikan oleh satu institusi keuangan yang ditunjuk  perusahaan di mana ia bekerja. CD (certificate of deposit) dan uangnya  yang dipindahkan ke bank lain belum clear. Hal ini membuat ia stress dan  panik.
Situasi panik dan kepedihan yang menimpa Shirley, Charles dan Adam  juga terjadi pada ribuan bahkan jutaan penduduk AS. Pertanyaan  selanjutnya, sebenarnya apa yang terjadi? Sebelum menjawab pertanyaan di  atas, saya ingin meberikan ilustrasi lain secara mikro bagaimana krisis  ekonomi ini menimpa para pengusaha, termasuk pengusaha kecil.
Setelah tidak bertemu beberapa lama, Eric, salah satu kenalan saya,  mempunyai banyak bahan pembicaraan. Dengan perasaan prihatin ia berkata,  “You know Beni, I am going to sell my business.” “Why?” Saya bertanya.  “Last year it was still OK, but not now it’s not. So far my business can  survive because I go back to work. I have been using my salary to pay  the expenses.” Kemudian ia menanyakan apakah saya kenal dengan orang  yang mau membeli usahanya.
Sekarang plang usahanya telah berganti menjadi “Quickly coming soon”.
Singkatnya, Eric tidak mampu meneruskan usahanya karena berkurangnya  pelanggan. Menurut pengakuannya, padahal ia sudah mendiversifikasi dan  memberikan diskon, tetap saja penjualannya tidak selaku tahun lalu. Hal  yang serupa dialami oleh Jason, pemilik restoran Hawaiian Barbeque.
Di lain tempat, sekitar 20 mile dari tempat tinggalku, Nancy pemilik  usaha massage therapy meminta bantuanku untuk menulis surat kepada  management mall – yang akan ditandatangani penyewa-penyewa lain – untuk  menurunkan harga sewa karena berkurangnya pelanggan. Mereka berjuang  menekan pengeluaran supaya tidak bangkrut.
Secara pribadi, saya juga kehilangan salah satu rekan olah raga dan  teman hang out saya, Robert karena perubahan posisi dan jadwal kerjanya.  Untuk efisiensi kerja, Nordstrom di mana tempat ia bekerja melakukan  restrukturisasi tenaga kerja. Ia berkata, “I was lucky, Beni. I just  needed to adjust with my new position, new schedule, and lower salary. A  lot of my co-workers got laid off.”
Selain itu kami juga sering nongkrong di salah satu Starbucks,  sekarang Starbucks itu telah tutup. Toko ini adalah salah satu dari 600  toko yang direncanakan akan ditutup sejak July 1, 2008. Secara  keseluruhan Starbucks mengalami penurunan pendapatan hampir 30%.
Pada saat ini pembangunan rumah dan daerah bisnis di tempat saya  tinggal hampir berhenti. Lennar – developer ke dua terbesar di AS dan  Centex – ke empat terbesar – telah menarik diri. Pulte – developer no  satu terbesar – yang sedang menyelesaikan pembangunan beberapa petak  tanah akan segera hengkang. Setelah itu hanya akan tinggal Shea Homes  yang berjanji akan membangun lapangan golf dan rumah tinggal muktahir.  Secara keseluruhan terdapat 8 devisi yang belum dibangun dari 12 divisi  yang direncanakan.
Di tingkat internasional, krisis ekonomi di AS benar-benar terangkat  kepermukaan dan menyebabkan kepanikan ketika pasar stock di  negara-negara berpengaruh mengalami penurunan tajam pada hari Juma’at,  10 Oktober 2008. Di AS Dow Jones mengalami penurunan 7,3 persen, di  Jepang Nikkei 9,4 persen, di Hongkong lebih dari 8 persen, di Singapura  and Korea Selatan 6 and 5 persen berturut-turut, dan di Indonesia lebih  dari 10 persen. Penurunan ini adalah yang terbesar sejak the Black  Monday Market Crash di bulan Oktober 1987.
Sebelum itu, pada tahun 2007 AS mengalami defisit dalam transaksi  sebesar USD 847 miliar. Hal ini menyebabkan penurunan nilai dollar AS.  Pada saat yang bersamaan terjadi penurunan harga rumah secara drastis.  Daerah tertentu mencapai 30-50 persen. The Wall Street Journal  melaporkan bahwa sekitar 12 juta keluarga (16 persen penerima kredit  rumah) membayar lebih besar dari nilai rumah yang mereka diami atau di  Tanah Seberang lebih dikenal dengan sebutan underwater. 29 persen dari  pembeli rumah secara kredit dalam lima tahun terakhir ini terancam untuk  foreclosure.
Pada February 2008, 63.000 orang kehilangan pekerjaannya, rekor dalam 5 tahun. Pada September 2008, 159.000 orang dirumahkan lagi. Hal ini berarti 84.000 orang per bulan kehilangan pekerjaan mereka. Tanggal 5 September 2008, the United States Department of Labor melaporkan bahwa angka penganguran naik menjadi 6,1 persen, paling tinggi dalam lima tahun.
Pada February 2008, 63.000 orang kehilangan pekerjaannya, rekor dalam 5 tahun. Pada September 2008, 159.000 orang dirumahkan lagi. Hal ini berarti 84.000 orang per bulan kehilangan pekerjaan mereka. Tanggal 5 September 2008, the United States Department of Labor melaporkan bahwa angka penganguran naik menjadi 6,1 persen, paling tinggi dalam lima tahun.
Tanggal 7 September 2008, mortgage lender Fannie Mae and Freddie Mac  dinyatakan dalam keadaan “dirawat” dan perlu mendapat suntikan dana.  Setelah itu, pada tanggal 15 September Lehman Brothers, perusahaan  investasi terbesar menyatakan diri bangkrut. Perusahaan asuransi  terbesar AS, AIG diberikan suntikan dana dari Federal Reserve, dan  konsorsium dari 10 bank sebesar USD 70 miliar.
Perekonomian AS hanya tumbuh 0,6 persen dalam kuartal pertama di tahun 2008, menurun dari prediksi sebesar 2,2 persen.
Barack Obama mengatakan bahwa krisis ekonomi sekarang adalah yang  terbesar sejak Great Depression 1929. Kembali kepertanyaan mengapa hal  ini terjadi dan siapa pelaku utamanya? Menurunnya harga stok adalah  indikasi makro yang jelas dari menurunnya perekonomian suatu negara,  termasuk AS. Penurunan ini di-trigger oleh merosotnya kepercayaan para  pemegang saham/stok terhadap kondisi ekonomi saat itu. Ketidak-percayaan  ini menyebabkan para pemegang saham panik dan melepas saham mereka  hampir dalam waktu yang bersamaan dengan harga murah. Selanjutnya timbul  pertanyaan, mengapa mereka berbuat demikian? Perbuatan mereka merupakan  reaksi terhadap proses dan penumpukan masalah ekonomi yang telah  berjalan tahunan.
Banyak ahli ekonomi yang melihat ini sebagai akibat deregulasi,  dimana pemerintah memberikan kebebasan yang luas pada para pelaku pasar.  Pemerintah sebelumnya yang dikuasai oleh kalangan konservatif percaya  dengan keampuhan ekonomi pasar bebas yang salah satu pemikir utamanya  adalah Milton Friedman. Pasar bebas diyakini akan menimbulkan persaingan  yang akan membawa kemajuan dan mempunyai kemampuan untuk mencari jalan  keluar dari permasalahan yang ada.
Ternyata deregulasi seperti ini menimbulkan praktek ekonomi yang tidak sehat. Para investor besar mendesak para CEO untuk menuai keuntungan super besar dalam jangka pendek, untuk itu para CEO akan diberi bonus hingga pendapatan mereka bisa mencapai ratusan juta dollar. Siapa yang tidak tertarik dengan tawaran ini? Maka terciptalah berbagai macam produk finansial yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi perusahaan mereka.
Ternyata deregulasi seperti ini menimbulkan praktek ekonomi yang tidak sehat. Para investor besar mendesak para CEO untuk menuai keuntungan super besar dalam jangka pendek, untuk itu para CEO akan diberi bonus hingga pendapatan mereka bisa mencapai ratusan juta dollar. Siapa yang tidak tertarik dengan tawaran ini? Maka terciptalah berbagai macam produk finansial yang pada akhirnya menjadi senjata makan tuan bagi perusahaan mereka.
Mari kita lihat lebih mendetil bagaimana proses deregulasi ini  digulirkan. Perbuatan utama yang perlu dilakukan tentunya membatalkan  regulasi. Tercatat dalam sejarah AS bahwa  deregulasi yang sangat  kontroversial adalah tindakan Presiden Nixon pada awal tahun 1971 dengan  membatalkan cadangan emas sebagai patokan nilai dollar AS. Momentum ini  agaknya menjadi inspirasi bagi deregulasi berikutnya.
Deregulasi yang diduga langsung berkaitan dengan krisis ekonomi  sekarang adalah pemberlakuan Gramm-Leach-Bliley Act pada tahun 1999.  Senator Phil Gramm yang menjadi Kepala Penasihat Ekonomi calon Presiden  McCain sekarang adalah pemerakarsanya. Intinya ketetapan ini  menderegulasi banking industry dan mengijinkan bank untuk untuk merger  dengan perusahaan security. Hal ini otomatis membatalkan Glass-Steagall  Act tahun 1933 yang memisahkan commercial dan investment banking.
Setelah itu, Gramm berhasil meng-goal-kan amendment yang mengijinkan  bank dan broker melakukan trading mortgage seperti halnya trading stock  dan bond. Deregulasi jenis ini menyebabkan terjadinya trading sub-prime  mortgage yang menjadi penyebab utama krisi ekonomi sekarang.
Pada tahun 2002, Presiden Bush mempropagandakan agenda “ownership  society” yang menyatakan bahwa masyarakat berpendapatan terendah  sekalipun seharusnya mampu memiliki rumah. Ide Gramm dan Bush tidak akan  berkembang menjadi bubble dan meletus jika mereka tidak didukung dengan  tindakan Alan Greenspan, seorang ekonom dan Chairman the Federal  Reserve dari tahun 1987 sampai 2006.
Setelah 9/11 tahun 2001, the Federal Open Market Committee, di mana  Greenspan sebagai ketuanya, memveto untuk mengurangi suku bunga dari 3,5  persen menjadi 3,0 persen. Kemudian, setelah accounting scandal tahun  2002 yang melibatkan Enron, Federal Reserve menurunkan suku bunga lagi  menjadi 1,0 persen.
Tindakan Greenspan ini oleh Ekonom Pemenang Nobel Prize, Joseph E.  Stiglitz – yang pandangannya sering bertentangan dengan Milton Friedman –  dinilai sebagai penyumbang besar dalam krisis ekonomi sekarang.  Stiglitz mengatakan, “didn’t really believe in regulation; when the  excesses of the financial system were noted, [he and others] called for  self-regulation—an oxymoron.” 
Selain Greenspan, Richard Syron (Chairman dan Chief Executive Freddie  Mac atau Federal Home Loan Mortgage Corporation) dan David Taiclet (CEO  dari Fannie May atau Federal National Mortgage Association) juga  diyakini sebagai dalang krisis ini. Kedua institusi keuangan ini  memfasilitasi liquiditas pasar mortgage dengan memastikan bahwa dana  selalu tersedia untuk badan yang akan meminjamkan uang kepada pembeli  rumah.
Sangat tidaklah mungkin bahwa mereka tidak mengetahui bahwa dana yang  dikucurkan tersebut adalah untuk sebagian peminjam yang sebenarnya  tidak legitimate. Walaupun demikian dana terus mengalir yang totalnya  berjumlah USD 5,3 triliun, hampir setengah dari keseluruhan pasar  mortgage di AS yang berjumlah USD 12 triliun.
Pada saat yang bersamaan pendapat kedua CEO ini sangat besar.  Securities and Exchange Commission (SEC) melaporkan bahwa Richard Syron  seorang diri saja mengantongi hampir USD 19,8 juta tahun lalu walaupun  harga stok perusahaanya telah turun 50 persen.
Di institusi finansial lain, Joe Cassano yang berada dibelakang  Financial Products Unit AIG (American International Group, Inc)  mengasuransikan sub-prime mortgage yang beresiko tinggi dan Credit  Default Swap (CDS). CDS adalah produk derivative yang merupakan  perjanjian antara dua pihak di mana “pembeli” membayar secara periodik  kepada “penjual” sebesar harga di mana diperhitungkan pembayaran tuntas  apabila terjadi default atau ketidakmampuan membayar dalam hubunganannya  dengan entitas ketiga. Singkatnya, karena ulahnya, Cassano menjadi  orang yang paling bertanggung jawab terhadap keruntuhan AIG.
Tahukan anda berapa gaji dan bonus orang yang mempunyai andil dalam  keruntuhan AIG ini? Cassano telah mengeruk USD 280 juta sejak tahun  2000, sekitar USD 35 juta per tahun.
Tamparan yang lebih hebat lagi untuk perekonomian AS adalah berita  yang dibawa oleh Richard Fuld, CEO Lehman Brothers. Pada tanggal 15  November 2008, Fuld mengumumkan berita kebangkrutan terbesar dalam  sejarah AS. Kebangkrutan tejadi karena perusahaan yang menjual produk  financial services, investment banking dan investment management ini  memegang terlalu banyak subprime dan mortgage lainnya yang mempunyai  bunga rendah. Selain itu, perusahaan ini diduga terlibat dalam tansaksi  CDS yang nilainya mencapai ratusan miliar dollar. Dalam kuarter kedua  tahun 2008, dilaporkan bahwa Lehman rugi USD 2,8 miliar dan terpaksa  menjual USD 6 miliar asetnya. Dalam setengah tahun pertama di tahun 2008  harga stoknya menurun sebanyak 73 persen.
Pada 6 Oktober, 2008, saat Richard Fuld memberikan kesaksian di depan  Congress, Representative Waxman bilang bahwa Fuld mengantongi hampir  USD 500 juta sejak tahun 2000, sambil memimpin Leman ke arah  kebangkrutan. Waxman bertanya pada Fuld, “My question is a simple one.  Is this fair?” Fuld menerangkan bahwa ia tidak dibayar semuanya dengan  uang tunai. Ia menerima options dan incentives lainnya yang tidak ada  harganya lagi setelah perusahaannya bangkrut.
Hal lain yang patut didiskusikan bahwa selain institusi keuangan,  industri real estate juga mempunyai andil dalam menciptakan krisi  ekonomi ini. Contohnya adalah perusahan developer (di AS disebut  builder) ke sembilan terbesar di AS, Beazer Homes USA Inc. dengan CEO  Ian McCarthy. Untuk mengejar keuntungan maha besar yang revenue-nya  mencapai USD 5 miliar, dengan net income sebesar USD 262,5 juta pada  tahun 2005, perusahaan ini telah melanggar federal law, termasuk  pemalsuan data para pembeli rumah supaya kredit mereka bisa dikabulkan  oleh bank. Karena revenue yang besar itulah maka, McCarthy mengantongi  sebanyak sebanyak USD 29,6 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2007,  pendapatannya menurun 75%. Hal ini disebabkan di antaranya manurunnya  pendapatan perusahaan dan perbuatan kriminalnya, sehingga ia “hanya”  menerima USD 7,5 juta.
Ada sebagian yang berpendapat bahwa krisis ekonomi seperti ini  mestinya tidak terjadi jika Charles Christopher Cox sebagai Chairman  dari U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) mengambil inisiatif  perbaikan dan tindakan tegas terhadap para pelaku pasar yang jelas tidak  etis dan menyebabkan krisis ekonomi. Karena sikapnya yang masa bodoh  itu, pada 8 September 2008, calon presiden John McCain berkata, “The  Chairman of the SEC serves at the appointment of the president and, in  my view, has betrayed the public’s trust,” Ia menambahkan “If I were  president today, I would fire him.”
Sebenarnya apakah ada pihak lain yang mencoba memberi masukan dan  ingin mencegah terjadinya krisi ekonomi ini? Jawabannya ada. Sebagai  contohnya Attorney General dari 50 negara bagian pernah menuntut untuk  memberhentikan subprime lending, terutama subprime mortgage. Tetapi  tuntutan ini dikalahkan oleh George Bush dengan mendayagunakan the  Office of the Comptroller of the Currency (OCC) dan membatasi hak dari  negara bagian untuk menuntut pemberlakuan Lending Law.
Ke tingkat mikro, bagaimanakah begitu banyak masyarakat AS terjebak  dalam subprime mortgage yang menjadi salah satu penyebab utama krisis  ekonomi? Singkatnya, subprime mortgage dapat diartikan sebagai kredit  pemilikan rumah yang beresiko tinggi. Jika seseorang memiliki subprime  mortgage berarti orang itu kemungkinan besar akan mengalami kesulitan  untuk membayar cicilan bulannya pada pihak yang memberi pinjaman atau  lender yang umumnya adalah bank.
Seperti apakah bentuk subprime mortgage itu? Jika anda pernah membaca kontrak jual beli rumah secara kredit di AS maka anda akan menemukan salah satu dari kedua istilah ini, yaitu istilah ARM atau Adjustable-Rate Mortgage dan 30 Year Fix Rate.
Seperti apakah bentuk subprime mortgage itu? Jika anda pernah membaca kontrak jual beli rumah secara kredit di AS maka anda akan menemukan salah satu dari kedua istilah ini, yaitu istilah ARM atau Adjustable-Rate Mortgage dan 30 Year Fix Rate.
Umumnya ARM mengandung resiko yang lebih tinggi karena suku bunganya  bisa berubah setelah dalam jangka waktu tertentu dan kebanyakan pembeli  rumah hanya melakukan pembayar bunga saja setiap bulannya. Sedangkan 30  Year Fix Rate menawarkan pada pembeli rumah untuk melakukan cicilan,  termasuk bunga dan principle, dengan suatu jumlah uang yang tetap dan  dalam waktu 30 tahun maka rumah itu akan lunas.
Keuntungannya pada ARM bahwa pada mulanya dan umumnya ia menawarkan  cicilan yang lebih murah dari 30 Year Fix Rate. Biasanya, jangka waktu  ARM  mulai dari 6 bulan sampai 12 tahun ARM. Artinya sesuai dengan  kontrak, suku bunga tidak akan mengalami perubahan dalam waktu tertentu.  Setelah itu suku bunganya akan disesuaikan dengan keadaan pasar.  Kebanyak yang terjadi adalah kenaikan suku bunga yang cukup tinggi, yang  juga berarti kenaikan cicilan bulanan bagi pembeli rumah. Di sinilah  letak masalah utama bagi para pembeli rumah, terutama mereka yang  pendapatannya hanya cukup untuk membayar cicilan pada periode pemula. 
Dalam program ARM ini, umumnya pembeli rumah hanya membayar uang  bulanan sebesar interest only, artinya pembeli atau peminjam uang hanya  membayar bunga pinjaman bulanannya tanpa membayar uang pinjaman pokok  (loan principal). Ternyata penawaran dari pihak yang meminjamkan uang  untuk kepemilikan rumah ini semakin mengiurkan. Satu produk baru yang  dikenal dengan Option ARM memberikan alternatif pada pembeli rumah untuk  membayar cicilan bulanan rumah jauh lebih rendah dari umumnya. Dalam  Option ARM ini terdapat satu pilihan yang dinamakan negative  amortization, yaitu pembeli bisa mencicil uang bulanan lebih kecil dari  cicilan harga interest only. Sebutlah cicilan mereka dalam program ARM  biasanya sebesar USD 2.000/bulan. Dalam program Negative Amortization  Option ARM ini, mereka bisa mencicil dengan USD 1.500/bulan.
Lalu kemana selisihnya yang berjumlah  USD 500? Selisih ini akan  ditambahkan ke principal utang, sehingga utangnya setiap bulan akan  bertambah USD 500.
Apa kriteria seseorang untuk mendapatkan kredit pemilikan rumah dari  lender di AS? Paling tidak ada dua kriteria yaitu pertama, Credit Score  (CS), dan kedua, rasio antara utang dan besarnya pendapatan seseorang.  Tentu saja masih ada faktor lain seperti pemilikan kartu kredit, dan  rasio jumlah credit line dan kredit yang dipakai. CS ditentukan oleh  tiga badan, yaitu TransUnion, Experian dan Equifax yang dasar utamanya  berpatokan pada tingkah laku pembayaran seseorang atas utang.
Kebalikan dengan anggapan umum mengenai CS. Sebenarnya, semakin  banyak utang, dan semakin lancar seseorang membayar utangya maka CS-nya  akan naik. CS berkisar antara 310 – 840. Nilai 620 kebawah disebut poor,  620 – 659 fair, 660 – 749 good dan 750 – 840 excellent. Nilai fair pada  saat itu sudah cukup bagi seseorang untuk membeli rumah secara kredit.
Rasio antara utang dan besarnya pendapatan seseorang pada umumnya  dilihat dari pay check, bank statement, dan dokumen pembayaran pajak  yang dibandingkan dengan data dari CS. Tetapi dengan program baru kredit  pemilikan rumah ini, seseorang tidak harus menggunakan ketiga dokumen  (pay check, bank statement, dan dokumen pembayaran pajak) untuk  membuktikan besarnya pendapatannya, ia cukup memberikan surat atau  stated income yang menyatakan besarnya jumlah pendapatan orang tersebut.
Selain itu, dalam program kredit pemilikan rumah pada saat itu,  seseorang juga tidak perlu membayar uang muka dan bahkan tidak perlu  membayar uang closing, seperti biaya escrow (seperti biaya pengurusan  balik nama dan pengecekan keabsahan dokumen), notaris dan komisi realtor  yang biasanya membutuhkan ribuan hingga ratusan ribu dollar, tergantung  dari harga rumahnya. Hal ini dimungkinkan karena kolaborasi antara  broker, appraiser, realtor dan bank.
Broker dan realtor bekerja sama untuk menunjuk appraiser supaya memberikan penilaian harga rumah di atas harga jual, sehingga bank bisa mengucurkan dana berdasarkan nilai yang di-appraise yang bisa mencapai lebih 110 persen dari harga beli. Kelebihan nilai appraisal ini akan digunakan untuk biaya closing. Dengan demikian pembeli rumah hanya membayar cicilan bulan pertama dan impound (optional dari peminjam) yang terdiri dari cicilan bulanan property tax, tax lain dan asuransi.
Broker dan realtor bekerja sama untuk menunjuk appraiser supaya memberikan penilaian harga rumah di atas harga jual, sehingga bank bisa mengucurkan dana berdasarkan nilai yang di-appraise yang bisa mencapai lebih 110 persen dari harga beli. Kelebihan nilai appraisal ini akan digunakan untuk biaya closing. Dengan demikian pembeli rumah hanya membayar cicilan bulan pertama dan impound (optional dari peminjam) yang terdiri dari cicilan bulanan property tax, tax lain dan asuransi.
System appraisal yang menambahkan harga rumah menjadi lebih tinggi  dari sebenarnya, pada akhirnya menciptakan nilai baru yang lebih tinggi,  bukan hanya terhadap rumah yang di-appraise tetapi juga terhadap rumah  di sekitarnya.
Akibat kolaborasi seperti di ataslah maka sekarang paling sedikit terdapat 12 juta keluarga di AS yang mempunyai utang lebih besar dari harga rumah sebenarnya. Banyak dari mereka sedang terancam tidak mampu bayar cicilan bulanan. Jika keadaan ini tidak ditemukan jalan keluarnya maka perekonomian AS yang sudah tertatih-tatih akan terpuruk. Akankah USD 700 milliar bailout pemerintah membantu menyelesaikan masalah ini? Benarkah American Dream terkubur besama dengan krisis ekonomi? Agaknya untuk 12 juta keluarga tersebut, sementara ini harus menerima kenyataan pahit.
Akibat kolaborasi seperti di ataslah maka sekarang paling sedikit terdapat 12 juta keluarga di AS yang mempunyai utang lebih besar dari harga rumah sebenarnya. Banyak dari mereka sedang terancam tidak mampu bayar cicilan bulanan. Jika keadaan ini tidak ditemukan jalan keluarnya maka perekonomian AS yang sudah tertatih-tatih akan terpuruk. Akankah USD 700 milliar bailout pemerintah membantu menyelesaikan masalah ini? Benarkah American Dream terkubur besama dengan krisis ekonomi? Agaknya untuk 12 juta keluarga tersebut, sementara ini harus menerima kenyataan pahit.
Di sisi lain, untuk jutaan keluarga yang lain, inilah kesempatan  mereka untuk merealisasikan American Dream mereka dengan cara memiliki  rumah yang lebih terjangkau dan realistis. Paling tidak – seperti  pepatah Amerika – “there  is a silver lining in the cloud” bagi mereka.  Alasannya bukan hanya mengenai kepemilikan rumah, tetapi serangkaian  program perubahan perbaikan sedang dan telah digulirkan oleh pemerintah  AS.[]
____
Dr. Beni Bevly adalah pembicara pada talkshow bisnis di Pas FM, business trainer, consultant dan penulis buku Solusi Bisnis dari Seberang yang bermukin di Silicon Valley
Dr. Beni Bevly adalah pembicara pada talkshow bisnis di Pas FM, business trainer, consultant dan penulis buku Solusi Bisnis dari Seberang yang bermukin di Silicon Valley
========= =
(Catatan: Artikel ini pernah diterbitkan oleh Majalah DUIT! beberapa  tahun yang lalu dan di-post kembali di blog ini mungkin bisa dijadikan  bahan pebandingan akan housing bubble yang sedang terjadi di Indonesia  sekarang.)Kamis, 31 Mei, 2012 00:06

Tidak ada komentar:
Posting Komentar