Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Membuat  sebuah perbedaan itu mudah atau tidak ya? Relatif mudah jika perbedaan  itu menyangkut hal-hal yang bersifat fisikal. Misalnya, mengubah warna  cat pada dinding kantor. Menggeser meja di ruang kerja. Atau meletakkan  akuarium di lobby depan. Dengan mengubah wujud atau bentuk fisiknya  sedikit, kita bisa membuat perbedaan. Untuk soal ini, kita hanya butuh  tukang bangunan. Namun perbedaan yang paling menantang bukanlah  menyangkut hal-hal material seperti itu. Melainkan struktur-struktur  halus yang tidak selalu kelihatan. Semisal perilaku, kedisplinan,  kegigihan, kekompakan maupun aspek lainnya dalam berorganisasi. Untuk  soal ini, kita butuh seorang pemimpin.
Maka dari  itu, kualitas kepemimpinan seseorang bisa dilihat dari kemampuannya  dalam membuat sebuah perbedaan. Karena untuk menciptakan perbedaan itu  sekurang-kurangnya dibutuhkan dua kemampuan, yaitu; (1) mampu merumuskan  bentuk perubahan yang diinginkan dan (2) menggerakan orang lain untuk  mewujudkannya. Tanpa kedua keterampilan itu, seseorang belum memiliki  kualifikasi sebagai seorang pemimpin yang handal. Sebab, setiap pemimpin  diharapkan bisa membangun keunggulan kelompoknya. Baik keunggulan  komparatif dengan kelompok lain. Maupun keunggulan kualitatif sebagai  hasil dari semakin membaiknya sikap, perilaku maupun kinerja mereka  sejak dipimpin oleh orang tersebut.  Itulah gunanya membuat sebuah perbedaan.
Ada  banyak juga orang yang disebut pemimpin, namun sejak menduduki jabatan  itu; sama sekali tidak ada perbedaan bermakna yang bisa dibuatnya.  Keadaannya sama saja seperti ketika beliau belum menjadi pemimpin  kelompok itu. Artinya, kehadiran beliau sama sekali tidak memberikan  nilai tambah apapun selain sekedar meneruskan birokrasi atau cara kerja  yang selama ini terjadi. Situasi seperti ini terlihat sekali dalam  kelompok-kelompok yang tidak mampu membuat terobosan apapun setelah  terjadi pergantian orang yang memimpin mereka. Di kelompok itu, sudah  sering terjadi pergantian orang yang menduduki kursi jabatan. Tapi dari  waktu ke waktu, tidak terjadi perbedaan yang bermakna, selain perbedaan  tanda tangan dan nama pejabatnya saja.
Kalau  begitu, sebagai seorang atasan kita boleh melakukan apapun yang kita  inginkan dong? Yang penting kan bisa membuat perbedaan. Faktanya, ada  juga pemimpin yang berprinsip demikian. Merasa sebagai boss-nya,  sehingga kekuasaan mutlak ada ditangannya. Tidak heran jika cukup banyak  pemimpin yang bertindak sesuka hati sesuai seleranya masing-masing.  Bahkan tidak jarang yang sampai kebablasan melanggar norma-norma  kepatutan yang berlaku di kalangan masyarakat bermartabat. Karena mereka  percaya bahwa setiap individu itu unik, maka dengan mengikuti nafsu dan  bisikan hati masing-masing; pasti bisa membuat sesuatu yang khas gaya  dirinya. Bukankah itupun bisa disebut sebagai sebuah perbedaan?
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu kembali merenungkan kalimat menarik ini: “Followers do things right, leaders do the right things.”  Pemimpin itu bukan sekedar melakukan sesuatu dengan baik, melainkan  melakukan hal yang baik-baik. Jelas sekali jika seorang leader itu patut  menganut nilai-nilai luhur. Artinya, kita hanya layak disebut sebagai  seorang leader jika dan hanya jika melakukan hal-hal yang baik. Oleh  karenanya, perbedaan yang diharapkan mampu diwujudkan oleh seorang  leaderpun tentunya terkait hal-hal yang baik. Bukan sebaliknya. Membuat  sebuah perbedaan dalam konteks kepemimpinan mesti mengacu kepada  nilai-nilai kebaikan. Inilah kualitas 
ke-3 dari seorang pemimpin yang mumpuni. 
Banyak  pemimpin yang tidak mampu menciptakan perbedaan apapun bagi orang-orang  atau lingkungan yang dipimpinnya. Mereka hanya sekedar meneruskan apa  yang terjadi selama periode kepemimpinan orang yang digantikannya.  Mereka nyaman dengan status quo, sehingga dengan energy yang sedikit pun  bisa mengendalikan semuanya. Mereka tidak menghadapi resiko penolakan,  karena semua orang sudah terbiasa dengan pola kerja dan keadaan seperti  itu sejak bertahun-tahun sebelumnya. Namun, banyak juga pemimpin yang  melakukan perbedaan bermakna. Sayangnya, perbedaan yang dibangunnya itu  berorientasi pada pemenuhan nafsu-nafsu pribadi, menumpuk keuntungan  bagi dirinya sendiri, dan mengabaikan nilai-nilai keagungan yang  mestinya dijunjung tinggi.
Tapi kita  beruntung karena ada jenis lain dari pemimpin diluar kedua jenis  pemimpin mengerikan itu. Yaitu pemimpin yang bersedia membuat sebuah  perbedaan yang memberi nilai lebih bagi organisasi, serta setiap  individu yang bernaung didalamnya. Inilah jenis pemimpin yang bisa  membuat keadaan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Apakah Anda sudah  menjadi pemimpin seperti itu? Tentu. Jika ketika melihat kedalam diri,  Anda menemukan 3 kualifikasi berikut ini; (1) mampu merumuskan bentuk  perubahan yang diinginkan, (2) menggerakan orang lain untuk  mewujudkannya, dan (3) Berpegang kepada nilai-nilai luhur bermartabat.  Karena dengan ketiga kualitas itu, seorang pemimpin bukan hanya akan  mampu membuat sekedar sebuah perbedaan. Melainkan menciptakan lingkungan  yang memungkinkan orang-orang yang dipimpinnya menjadi pribadi-pribadi  agung. 
Inilah tiga keterampilan memimpin  yang wajib dimiliki oleh setiap orang yang mendapatkan kepercayaan  untuk mengelola orang lain. Sehingga statusnya sebagai seorang pemimpin  bukanlah sekedar symbol belaka. Melainkan mewujud dalam karya nyata yang  bisa dilakukan untuk teamnya, melalui sebuah perbedaan yang  menghasilkan perubahan yang berdampak besar. Baik bagi organisasi,  maupun orang-orang yang dipimpinnya. Sehingga terasa benar dampak dari  keberadaan dirinya. 
Lantas,  manfaat apa yang bisa didapatkan untuk dirinya pribadi? Tidak perlu  mengkhawatirkan soal itu. Karena alam mempunyai hukumnya sendiri, untuk  menciptakan keseimbangan  terhadap setiap kejadian. Ketika seseorang memimpin dengan baik, maka  cepat atau lambat kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri.  Mengapa? Karena setiap kebaikan adalah perintah langsung dari Sang Maha  Baik. Maka kepada setiap pemimpin yang berlaku baik, Dia menjamin segala  kebaikan meliputi kehidupannya. Insya Allah.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
  Catatan Kaki:
Jika  belum bisa membuat sebuah perbedaan yang bermakna, maka sebagai  pemimpin; kita belum menjalankan amanah sebagaimana mestinya.
Silakan  di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung  saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai  tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. 
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar