Jumat, 21 Oktober 2011

For Me: Mencari Kedamaian

Oleh:  Nugraha Amijaya

Saudaraku yang budiman,

Semoga metafor tentang perjalanan mencari kedamaian ini bermanfaat dan mampu memberikan pelajaran positif kepada kita,

**************
Saudaraku,

Mungkin engkau pernah seperti aku, atau engkau lebih beruntung dibandingkan aku. Maka bersyukurlah jika engkau lebih dahulu menemukan kedamaian sejati.

Tidak perlu engkau berbelas hati padaku, ketika aku melewati hari seorang diri, melangkahkan kaki ke segala penjuru negeri, hanya untuk mencari sebuah kedamaian, entah siapa lagi yang akan kutemui, belum jua kutemukan hakikat damai dalam diri ini.

Dalam kegundahan dan ketidakpastian, Pagiku yang cerah, tak ubah hanya mengulang rasa gelisah, udara dingin nan segar terasa gerah dan aku semakin terpuruk parah dan pasrah.

“Tuhan, aku sudah tidak sanggup lagi” teriakku, seperti setan yang terbakar oleh kalimat puja dan puji kepada Sang Kuasa. 

Namun aku belum siap untuk mengakhiri cerita hidupku, karena aku takut akan keabadian, jika harus berkubang dalam gejolak api neraka. Badanku gemetar, membayangkan api membara menjilati tubuh lemah ini, dan mendengar jeritan orang-orang kesakitan memekikkan gendang telingaku, bahkan teriakkanku tenggelam dalam kegaduhan. “Tidak! Aku tidak mau mati sekarang”

Saudaraku, aku bermimpi kedamaian itu kuraih sekarang, merasakan jiwaku melayang dalam buaian kasih sayang, bernafas penuh kesegaran, beraktivitas penuh kebugaran, dan langkah kakiku seiring irama antusias jiwa yang bebas lepas. Sungguh pesona surgawi membuatku hanyut dalam gelombang tak bertepi.

Akhirnya aku menemukan suatu tempat dari kabar yang beredar, dimana banyak orang menemukan kedamaian. Dan tempat itu adalah barisan bukit dan lembah terjal.

Ketika aku mendaki bukit terjal, melewati semak belukar, merasakan goresan bebatuan yang tajam dan duri tanaman perdu disekujur tubuh telanjang. Sosok itu datang dan menghilang, tersenyum seakan menertawakan jerih payahku untuk menemukan kedamaian.

“Hahahahaha…anak muda, apa yang kau perbuat dengan menyiksa dirimu?” Suara menggema diantara barisan bukit perawan.

“Aku sedang mencari kedamaian” lantangku

“Mengapa kamu berpikir disini akan menemukan kedamaian?”

“karena aku mendengar banyak orang menemukan kedamaian disini”

“Benar, mereka menemukan kedamaian sesaat disini. Kedamaian karena melihat keindahan pemandangan, kebugaran karena menghirup udara segar, merasakan hembusan angin dingin dan mendengar alunan suara alam bersahutan. Namun ketika mereka turun dan kembali menuju tempat tinggalnya, mereka kehilangan kedamaian dan berusaha kembali kemari”

“Oh, ternyata ini bukan tempat yang kutuju. Aku mencari kedamaian abadi”

“Anak muda, kedamaian ada dalam dirimu laksana pencerahan jiwa. Dan kamu tinggal memilih dan memutuskan apakah ingin menerangi jalan kehidupanmu dengan keyakinan pikiran dan perasaan bahagia atau menggelapkan jalanmu dengan kesempitan pikiran dan perasaan negatifmu”

***********

Salam sukses dan bahagia selalu untuk kita.


Nugraha AMIjaya
 
Senin, 10 Oktober 2011  15:13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar