Oleh: A.C. Huang
Iri
 hati adalah bentuk terjadinya dinamika psikologis, dimana Id merasakan 
adanya sebuah stressor yang menyebabkan Ego menjadi kuat sehingga 
mengalahkan fungsi kontrol Super Ego. Iri hati sebenarnya juga merupakan
 salah satu bentuk mekanisme pertahanan Ego (Ego Defense Mechanism) yang
 muncul untuk mengurangi rasa tidak nyaman sebagai akibat dari adanya 
stressor. 
Iri
 hati dialami oleh setiap orang, dan merupakan suatu proses Id-Ego-Super
 Ego yang lazim terjadi di semua orang, tanpa memandang ras, agama, 
warna kulit. Sehingga tidaklah heran apabila banyak sekali perselisihan 
antar teman, perselisihan antar pejabat, dan sebagainya yang 
dilatarbelakangi oleh Iri Hati. Iri hati ini juga -pada umumnya- muncul 
karena persoalan kecil yang menjadi besar karena dibesar-besarkan. Oleh 
sebab itu, dalam tayangan ini saya mengambil judul "Iri Hati adalah 
musuh terbesar yang harus diatasi dan bisa menjadi penghambat 
kesuksesan"
Mengapa demikian ?
Bapak, Ibu, Brother, Sister, dan rekan-rekan pirsawan tayanganku, saya bertanya: 
"pernahkan anda semua tidak mengalami iri hati ?"
Diriku
 bukan cenayang, tapi dapat daku sampaikan bahwa jawabannya adalah 
"Tidak" dan jangan takut untuk mengakui bahwa pernah mengalami iri 
hati...tidak perlu delete tayanganku karena daku tidak mengatakan diriku
 ini tiada pernah iri hati, melainkan daku juga pernah dan sering juga 
iri hati. *pengakuan*
Seperti
 yang sudah daku sebutkan di atas, iri hati dapat terjadi karena hal 
sepele. *beep beep* BBM berbunyi...eh ada yang tanya:
"Huang, kenapa kamu katakan bahwa
 diriku iri hati karena hal sepele. Sepele menurutmu tapi tidak menurutku."
*senyum-senyum baca BBM* ...dan dalam hati berkata : 
"Temukan jawabannya di milis"
Hehehe...kok menemukan jawaban di milis...khan dia bukan member milis...tapi masa bodo akh...yang penting ku diamkan saja dulu.
*beep beep* ...BBM berbunyi dan isinya : "selamat siang pak Huang, sudah lama loch ngga nulis di millis."
*kaget dan langsung membalas* "Sebentar baru ditulis"
Para
 pemirsa, di atas terdapat dialog kecil yang mungkin (sekali lagi 
"mungkin") dianggap aneh dan tidak sesuai dengan konteksnya. Mungkin ada
 yang berkata "Huang ini apa-apaan  tho. BBM ngga mutu kok ditulis". 
(dan kalau ada yang beranggapan demikian...daku hanya senyum-senyum 
saja).
Sebenarnya,
 ada satu hal yang ingin saya sampaikan yaitu di BBM ke dua, saya 
ditanya (diingatkan) bahwa saya sudah lama tidak menulis di millis. 
Apabila saya lakukan analisa asal-asalan (tapi tidak ngawur) maka telah 
terjadi sebuah dinamika psikologis pada si pengirim pesan. Begini 
ceritanya :
Si A adalah member millis X, dan saya juga member millis X.
Si
 A membaca bahwa saya sering post di millis X, dan tidak pernah post di 
millis Y, sementara si A mengangkat saya menjadi membernya.
Nah,
 post saya di millis X adalah sebuah stimulus yang ditangkap oleh 
Ego...dan si Ego ini nakal karena menggelitiki si Id. Si Id terbangun 
dari sadarnya...dan mendorong Ego untuk BBM : "Huang, sudah lama loch 
ngga nulis di millis"
Pemirsa
 semuanya, ada juga iri hati yang muncul dari sesuatu yang sebenarnya 
sangat
 sederhana seperti letak tempat duduk di kantor. Iri hati ini kalau 
tidak segera ditangani akan bisa berakibat tidak bagus untuk organisasi 
secara keseluruhan. Perpecahan kerjasama bisnis bisa terjadi gara-gara 
iri hati ini. Kalau iri hati jenis ini, daku ada cerita menarik yang 
terjadi beberapa bulan lalu di kantorku. Begini ceritanya :
Salah
 satu divisi di perusahaan telah berkembang menjadi besar, dan dengan 
tenaga kerja yang jumlahnya banyak sehingga ruangan kantor yang ada 
sudah tidak dapat lagi menampung mereka. Melihat ini, BOD memutuskan 
untuk menyewa sebuah rumah yang akan digunakan untuk usaha tersebut, dan
 akibatnya terjadi perpindahan yang menyebabkan ruang kantor yang saat 
ini ada menjadi lengang. 
Untuk
 mengisi space yang ada, tentunya dilakukan penataan kembali layout yang
 ada, dan ada Direksi yang harus pindah dari satu ruangan ke ruangan 
lainnya, termasuk ada pula Manager yang dulunya di ruang khusus harus 
pindah ke ruang lain untuk mengisi kekosongan yang ada. 
Pemirsa,
 urusan pindah ruangan ini memang hal yang –menurut saya- wajar terjadi 
dan tidak akan menimbulkan kehebohan. Tetapi kenyataan berbicara lain, 
dan ternyata ada senior manager yang menolak untuk pindah. 
Alasannya
 sederhana : dia merasa iri karena rekan manager (junior-junior) 
ternyata mendapat ruang tersendiri, sementara dia harus menyatu dengan 
staffnya di sebuah ruangan yang terbuka. 
Sebenarnya,
 keputusan ini dilakukan bukan untuk membedakan dia dengan manager 
lainnya, tetapi karena dia mempunyai staff banyak dan tidak ada ruangan 
tertutup yang bisa menampung dia dan staffnya. Sementara manager lain 
tidak mempunyai banyak staff dan bisa satu ruangan dengan staffnya 
tersebut. Untuk merubah sekat dan layout secara keseluruhan juga tidak 
mungkin dilakukan dalam waktu singkat.
Dia
 sempat mempengaruhi yang lain supaya tidak mau pindah ruangan, dan 
langsung protes karena dia ingin bertahan di ruangan semula. Saya 
panggil dia dan saya ajak sharing. 
Saya berkata :
“Pak, 
ruangan bapak direncanakan untuk digunakan bagian keuangan. Mengapa ? 
karena ruangan bapak cukup luas dan bagian keuangan memerlukan space 
lebih besar untuk penyimpanan dokumen. Selanjutnya, karena ruang bagian 
keuangan tidak luas, maka akan digunakan untuk ruangan tenaga ahli dari 
rekanan kita. Mana mungkin mereka tidak ditempatkan di ruang khusus, 
karena mereka memerlukan ruangan untuk dapat menyelesaikan teknis dan 
desain." 
Saya diam dan menanti reaksinya, tak lama keluarlah kalimat yang menggelegar bagaikan halilintar :
"Pak, saya sudah tua. Saya sadar bahwa bapak sudah tidak mau pakai saya. Banyak tenaga muda di kantor ini.
 Jadi wajarlah saya tidak mendapat ruangan karena saya sudah tidak diperlukan."
Ting Tong !
Saya pun berkata :
"Astaga…astaga….astaga
 ! Saya tidak menyangka bahwa soal pindah ruangan dapat membuat Bapak 
menjadi merasa dibuang dan tidak dihargai jasanya. Justru Bapak perlu 
tahu bahwa ruangan Bapak terletak di sebelah ruang BOD, yang artinya 
adalah Bapak ini setingkat dengan BOD. Coba lihat ruangan lainnya. Khan 
mereka tidak sejajar dengan ruangan BOD. Saya berkata lagi, Bapak lihat 
apakah saya punya ruangan khusus ? Saya merelakan ruangan saya untuk 
Administrasi Sales dan Marketing dan saya
 justru duduk di luar ruangan dan membaur dengan yang lainnya."
Sayangnya si Bapak tetap ngeyel dan bersikeras. Akhirnya, saya bilang saja :
"Pak,
 ruangan tidak mungkin dibuat lagi di kantor kita. Solusinya adalah 
Bapak diberi ruangan di kantor baru. Kami akan renovasinya dan silahkan 
Bapak desain sendiri."
Apakah jawabnya :
"ternyata Bapak memang benar-benar membuang saya."
Saya diam saja, sampai akhirnya dia berkata :
"pak,
 saya berterima kasih atas kebaikan perusahaan kepada saya, dan besok 
saya akan sampaikan pengunduran diri saya. Saya tahu bahwa proyek yang 
sedang saya tangani akan Bapak berikan ke orang lain, dan saya relakan 
itu. Lebih baik saya mundur daripada saya dibuang."
Jujur
 saja, saya diam saja...dan benar-benar bingung dengan si Bapak. Mengapa
 gara-gara ruangan saja sampai dia memutuskan untuk mengundurkan diri. 
Padahal, perusahaan tidak membuangnya. Penjelasan apapun yang daku 
sampaikan sudah ditolaknya dan dia tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Apakah yang terjadi selanjutnya ?
*to be continued dan saya tayangkan di Part 2*
Good day...Good Luck...God Bless You
-----
A.C. Huang
Motooneshop - quality helmet, accessories, apparels.
A.C. Huang
Motooneshop - quality helmet, accessories, apparels.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar