Oleh: Andre Vincent Wenas,MM,MBA.
(twitter: @andrewenas)
  Isu SDM memang selalu paradoksal. Rata-rata orang mengatakan bahwa SDM adalah 
aset terpenting perusahaan, namun tatkala perusahaan mengalami kerugian maka 
‘aset terpenting” itulah yang justru biasanya pertama-tama dipotong, alias PHK. 
Maka kita ingin menegaskan kembali bahwa: orang bukanlah aset terpenting, tapi 
hanya orang yang tepatlah (only the right people) yang merupakan aset terpenting 
perusahaan.
  Peta mental yang jelas dan mantap tentang pentingnya faktor manusia (the right 
people) dalam organisasi sebagai mesin pertumbuhan bisnis (business 
growth-engine) yang utama sangat diperlukan. Begitu kita percaya akan hal ini, 
ada empat kelompok utama dalam praktek pengelolaan SDM yang perlu dicermati: 1) 
Aliran manusia dalam organisasi (flow of people), 2) Aliran pengelolaan kinerja 
(flow of performance management), 3) Aliran informasi (flow of information), dan 
4) Aliran pekerjaan itu sendiri (flow of work).
  Pakar manajemen SDM strategis, Dave Ulrich & Wayne Brockbank (dalam buku 
mereka: The HR Value Proposition, Harvard Business School Press, 2005), mengulas 
keempat tema besar ini dengan sangat komprehensif. Relevan dengan petanyaan 
Anda, mari kita bahas satu persatu:
1. Aliran manusia dalam organisasi (flow of people). Ini yang biasa kita kenal 
sebagai proses inti (core process) pengelolaan SDM. Apa saja sih yang terjadi 
dengan aset terpenting organisasi – yaitu manusianya – mulai saat orang itu 
direkrut dan masuk untuk berkarir (maka career plan-nya mesti tergambar dalam 
sistem ke-HRD-an), dan orang tersebut mengalir terus dengan senantiasa merasa 
dirinya berkembang dan dikembangkan. Sampai akhirnya orang itu keluar dari 
organisasi (pensiun). Perhatian yang memadai terhadap aliran manusia ini paling 
tidak bakal memastikan ketersediaannya bakat dan kompetensi yang dibutuhkan 
organisasi untuk mencapai target dari strategi bisnisnya. Perusahaan yang 
terdiri dari talenta (orang) yang terbaik, akan punya daya saing yang lebih 
mumpuni dibanding perusahaan dengan talenta-talenta yang medioker karena memang 
tidak berkembang dan dikembangkan.
2. Aliran pengelolaan kinerja (flow of performance management). Pada dasarnya 
yang menghubungkan manusia dengan pekerjaannya adalah ukuran-ukuran dan standar 
kinerja yang terhubung erat dengan faktor reward (finansial maupun 
non-finansial). Ini semua mesti menceminkan kepentingan seluruh pemangku 
kepentingan (stakeholders). Perhatian yang memadai terhadap aliran pengelolaan 
kinerja ini bakal menjamin akuntabilitas setiap orang terhadap kinerjanya. 
Akuntabilitas ini tentunya berkaitan dengan rumusan pekerjaan, catatan review 
rutin yang terjadwal hingga akhirnya – kembali – menyangkut reward (ganjaran) 
ataupun penalti (hukuman). Perlu diingat agar format penaltinya tetap dalam 
konteks positif, tidak dengan mempermalukannya secara vulgar di depan publik. 
Prinsipnya, pujilah prestasi anakbuah di depan umum, dan tegurlah kinerja yang 
buruk di ruang privat.
3. Aliran informasi (flow of information). Inilah yang memastikan setiap orang 
dalam organisasi sadar dan paham tentang kepentingan organisasi dan 
sumber-sumber pengetahuan bersama (collective knowledge). Perhatian yang memadai 
mengenai aliran informasi dalam organisasi bakal memastikan setiap orang 
benar-benar tahu dan sadar tentang apa yang sedang terjadi dalam perusahaan dan 
mengapa itu mesti terjadi, sehingga mereka bisa ikut melibatkan diri dan 
berpartisipasi dalam proses penciptaan nilai.
4. Aliran pekerjaan (flow of work). Perhatian yang memadai terhadap aliran kerja 
bakal memastikan pengaturan proses kerja, akuntabilitas dan pengaturan aset-aset 
fisik yang pada gilirannya bisa menghasilkan kinerja berkualitas tinggi. Siapa 
mengerjakan apa, bagaimana cara mengerjakannya, di mana dikerjakannya. Ini semua 
akhirnya bisa memadukan upaya-upaya setiap individu ke dalam kepentingan 
organisasi. Sehingga terciptalah sinergi.
  ========= =========
artikel telh dikontribusikan di Tabloid Bisnis KONTAN. Segala hal yang  menyangkut sengkta atas Hak atas kekayaan Intelektual menjadi tanggung  jawab Kontributor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar