Rabu, 29 Februari 2012

Apa Yang Menyebabkan Karir Seseorang Cemerlang?



Oleh:  Dadang Kadarusman

Hore, Hari Baru! Teman-teman.
 
Catatan Kepala:Ditengah bejibunnya orang yang pusing dengan bayaran rendah, ada sejumlah orang yang terus membangun kecemerlangan karirnya sehingga tidak lagi pusing soal angka yang tertera dalam slip gajinya.”
Kita tidak bisa mengetahui masa depan secara pasti. Tetapi urusan karir, dari dulu saya percaya bahwa kita bisa memperkirakan masa depan. Misalnya, kita bisa melihat orang-orang yang bekerja di sekitar kita. Dan kita, bisa memperkirakan siapa yang akan menjadi manager lalu terus menanjak menjadi senior manager, direktur bahkan presiden direktur. Kita juga bisa memperkirakan siapa yang akan mentok, atau yang hanya akan begitu-begitu saja sepanjang karirnya. Saya pernah melakukan uji coba sendiri, dengan mengamati orang-orang yang bekerja sebagai profesional. Meski tidak 100% akurat, tetapi boleh dibilang ‘hampir 100%” perkiraan saya benar. Tidak butuh menjadi paranormal untuk ‘meramalkan’ masa depan karir seseorang. Cukup melihat sikap, perilaku, dan tindakannya selama bekerja sehari-hari, maka kita bisa ‘meramalkan’ masa depan karirnya. Anda pun bisa menjadi peramal karir. Minimal meramalkan masa depan karir Anda sendiri. Mau?
Kemarin siang sebelum meeting, tanpa diduga saya bertemu dengan seorang sahabat. Hanya sebentar sekali karena kami sedang sama-sama dikejar jadwal masing-masing. Walhasil, hanya sempat bertukar kartu nama. Bahagia saya membaca titelnya sebagai seorang pemimpin puncak sebuah perusahaan di pusat bisnis mentereng kelas atas. Saya mengenal sahabat saya itu sejak masuk kampus dulu. Meskipun sudah jarang bertemu, saya memperhatikan beliau dari jauh. Membaca perkembangannya di jejaring para profesional. Hingga kemarin, saya bertemu beliau sekali lagi. Bagi saya, beliau adalah salah seorang model profesional yang dengan tekun membangun karirnya setapak demi setapak sampai berada di puncak. Ditengah bejibunnya orang yang pusing dengan bayaran rendah, ada sejumlah orang yang terus membangun kecemerlangan karirnya sehingga tidak lagi pusing soal angka yang tertera dalam slip gajinya. Ini adalah pertanda bahwa mereka mengetahui cara yang kebanyakan orang lain tidak mengetahuinya. Kita butuh berguru atau meniru orang-orang seperti itu. Khususnya ditengah hiruk pikuk protes dan kekesalam begitu banyak karyawan soal bayaran atau jenjang karirnya yang tidak kunjung memperlihatkan perbaikan. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar dari mereka yang berhasil membangun karir cemerlangnya, saya ajak memulainya dengan menerapkan 5 prinsip Natural Intelligence (NatIn™), berikut ini:  
1.      Memiliki visi terhadap masa depan karirnya sendiri. Bukan hanya perusahaan yang membutuhkan visi. Kita pribadi pun demikian. Mengapa? Karena visilah yang bisa memberi kita kekuatan untuk terus melangkah maju ketika tiba masa-masa sulit atau jebakan berbagai godaan. Kehidupan kerja kita, tidak selamanya mudah. Namun, setiap kali berpegang teguh pada visi; semua cobaan itu menjadi semakin kecil. Selama bekerja, kita juga dihadapkan pada banyak godaan. Banyak sudah orang yang kepeleset. Namun, selama kita mengingat visi pribadi kita, maka kita akan sanggup berkelit agar terbebas dari jerat yang bisa menodai perjalanan karir kita. Bukankah banyak orang cemerlang yang berguguran hanya karena ketahuan melakukan satu kesalahan fatal dalam karirnya? Bangunlah visi pribadi yang kokoh untuk masa depan karir Anda. Maka Insya Allah, Anda bisa lebih sanggup untuk menghadapi beratnya cobaan, dan mengatasi semenggiurkan apapun godaan.
2.      Terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Saya memperhatikan orang-orang yang saat ini menduduki posisi-posisi penting dalam karirnya. Menelisik ke belakang sewaktu mereka baru memulai karir itu sebagai fresh graduate alias belum berpengalaman apapun. Ternyata, mereka tidak beda banyak dengan kebanyakan orang lainnya. Sama grogi dan culunnya seperti kita. Ilmunya juga tidak terlampau jauh dari kita. Tetapi, mereka melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh kebanyakan orang pada umumnya, yaitu; terus belajar dan meningkatkan kapasitas diri. Begitu banyak orang yang merasa cukup dengan semua pengetahuan dan keterampilan kerja yang dimilikinya. Sehingga dengan semua kehebatannya itu, mereka merasa sudah memuncaki kualitas profesionalnya. Tak jarang mereka mempermasalahkan; kenapa gue yang hebat ini dibayar segini doang!?. Beda banget dengan orang-orang yang patut menjadi model yang saya sebutkan tadi. Meskipun ilmunya semakin tinggi, mereka tidak pernah merasa sudah tinggi. Mereka teruuuus saja meningkatkan kualitas profesionalismenya. Makanya, orang yang merasa hebat dan canggih sering ketinggalan oleh mereka yang terus mengasah diri. Karena mereka yang terus belajar dan meningkatkan diri menapaki tingkatan yang semakin tinggi dan tidak tertandingi.
3.      Menbuat kinerja tinggi dengan optimalisasi diri. Setiap karyawan dipekerjakan untuk mengkontribusikan kinerja dalam kadar tertentu. Tertera dalam job descriptonnya, dan dipaparkan secara detail melalui strategic objective tahunannya. Banyak orang yang kinerjanya bagus, memang. Namun kebanyakan orang mendedikasikan  kinerja tinggi itu hanya untuk uang semata. Maka ketika imbalan yang diterima mereka nilai tidak sepadan dengan kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan, mereka kemudian ‘mengerem’ kinerjanya hingga menjadi biasa-biasa saja. Maka kinerja tingginya pun segera berakhir. Para model profesional itu berbeda. Mereka tidak memusingkan soal imbalan sekarang. Karena mereka percaya bahwa ada hal yang lebih penting dari sekedar imbalan, yaitu; aktualiasi dari kemampuan dirinya. Mereka terus saja fokus kepada usaha-usaha mengoptimalkan kapasitas diri. Makanya, tidak heran jika kinerja tingginya tidak terpengaruh oleh faktor luar. Dalam jangka pendek, mungkin tidak ada bedanya imbalan yang mereka terima dengan apa yang didapatkan oleh orang lain yang bekerja biasa-biasa saja. Namun dalam jangka panjang, cepat atau lambat mereka akan memperoleh perbedaan secara signifikan.
4.      Membangun reputasi 360 derajat. Karir seseorang tidak bisa dibangun hanya dengan reputasi baik dihadapan orang-orang terntentu. Mungkin memang ada orang yang karirnya menanjak hanya karena reputasi baik didepan atasannya belaka. Namun tetap saja, karir yang dibangun dengan reputasi 360 derajat jauh lebih berbobot dan lebih lestari. Apa artinya reputasi 360 derajat itu? Yaitu reputasi tinggi yang kita bangun dihadapan semua orang yang berkaitan dengan karir kita. Bukan hanya bagus dihadapan atasan, melainkan juga bagus dimata kolega, bawahan, departemen lain, pelanggan, bahkan pesaing-pesaing kita. Pendek kata, reputasi yang dibangun dihadapan orang-orang sekeliling kita. Orang yang berhasil membangun reputasi 360 derajat ini pada saatnya kelak akan berhasil memanen buahnya berupa kepercayaan dan kesempatan yang tidak dipertanyakan keabsahannya. Karena semua orang tahu, bahwa dia memang layak mendapatkannya. Jika belum terasa manfaatnya, konsisten dan bersabar saja.
5.      Tetap rendah hati meski memiliki posisi tinggi. Diantara orang-orang yang berhasil membangun karir cemerlangnya, memang ada banyak yang sombong, angkuh dan lupa diri. Namun, sejauh yang saya ketahui sebagian besar diantaranya justru adalah mereka yang tetap rendah hati. Mereka tidak merendahkan orang lain hanya karena posisinya lebih tinggi. Justru mereka memuliakan orang lain dengan jabatan tinggi yang disandangnya. Lagi pula, jika posisi kita sudah tinggi; mengapa kita harus bersikap tinggi hati, kan? Karena tanpa diminta pun orang lain akan menghormati kita. Hanya saja, apakah penghormatan orang lain itu tulus atau tidak; sangat ditentukan oleh cara kita membawakan diri. Kita mungkin menaruh hormat kepada orang berposisi tinggi namun tinggi hati. Namun, kita kan tidak tulus menghormati mereka. Beda sekali dengan rasa hormat yang kita berikan kepada orang yang berposisi tinggi namun tetap rendah hati. Mereka benar-benar layak mendapatkan penghormatan setulus hati. Itulah sebabnya, mengapa hati kecil kita sering berharap orang tinggi hati segera diganti oleh orang-orang yang berkualitas tinggi namun tetap rendah hati.
Orang bilang, sulit sekali membangun karir di zaman yang penuh persaingan ini. Anggapan itu hanya cocok bagi orang-orang yang tidak mengetahui caranya. Sedangkan bagi orang-orang berilmu, kenaikan jenjang karir itu seperti naik tangga sebuah gedung yang indah. Perlahan tapi pasti. Setapak, demi setapak. Hingga akhirnya bisa sampai ke puncak. Bahkan, diantara mereka ada yang tahu jalur cepatnya. Maka seperti naik lift saja, mereka bisa menuju kesana dengan cara-cara yang mengagumkan. Jika kita masih merasa sulit membangun karir ini. Atau tergoda untuk menyalahkan boss dan lingkungan kerja yang tidak mendukung, mungkin sudah saatnya untuk belajar kepada mereka yang mengetahui bagaimana cara mengatasinya. Carilah orang-orang seperti itu.
Salam hormat,
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman  28 Februari 2012
Author & Trainer of Natural Intelligence Leadership
 
Catatan Kaki:
Bukan tidak mungkin untuk menapaki jejang karir yang lebih tinggi. Barangkali kita tidak tidak tahu caranya saja. Atau tidak bersungguh-sungguh menapaki jalannya.
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.  
Senin, 27 Februari, 2012 20:39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar