Kamis, 22 September 2011

Bunga Rampai Artikel: Muhamad Agus Syafii

1.  Selamat Berjuang Sahabatku



Malam di bulan suci Ramadhan masjid nampak bermandikan cahaya. Riuh anak-anak berlarian dijalanan terdengar petasan, pedagang juga meramaikan dengan jualannya. Kumandang adzan Isya' sudah lama berlalu. Pengurus masjid mengumumkan pemasukan yang diperoleh pada malam kemaren dan juga pengumuman yang menjadi Imam sholat tarawih serta penceramah. Parmin duduk terdiam membisu dibarisan belakang tak memperdulikan apapun yang terjadi disekitarnya. Bahkan ia menggeleng kepalanya keada seorang laki-laki yang memintanya untuk mengisi shaf didepannya yang kosong. Hampir seminggu pada bulan puasa lalu Parmin tidak lagi bergairah untuk bekerja. Setiap hari dia sengaja untuk berangkat lebih siang daripada temannya. Tangannya seolah segan memakai topeng badut yang menemani selama hampir setahun. Ada sesuatu yang menyesakkan didadanya. Parmin ingin berhenti dari pekerjaannya sebagai badut keliling dari kampung ke kampung.

Saya mengenal Parmin sewaktu sholat berjamaah dimasjid. Biasa sehabis maghrib Parmin suka membaca al-Qur'an, katanya sambil menunggu adzan Isya, 'tanggung mas..' Bila mengaji bacaannya cukup bagus, saya suka mendengarkan, menurut pengakuannya dia pernah dipesantren. 'biar jelek-jelek begini aku jebolan pesantren lo mas..' tuturnya. Setahun lalu Parmin terdampar di belantara Jakarta. Ketika tertipu calo TKI yang menjanjikan dirinya memberangkat ke Arab. Berbekal dengan sedikit bahasa arab yang dipelajari di pesantren Parmin memiliki kepercayaan diri untuk menjadi TKI di Arab yang terjadi malah tertipu. Mau pulang ke kampung malu sementara Parmin tetap harus makan maka dia memilih pekerjaan jadi badut keliling. 'Aku iki iso opo to mas? Ya cuman jadi badut keliling dari kampung ke kampung.'

'Jakarta itu kejam Mas Agus..hidup disini bila malu tidak bisa makan. Aku tidak merampok, tidak mencuri, kenapa malu? Koruptor aja yang merampok uang rakyat nggak malu, aku yang cuman menjadi badut yang berjuang untuk hidup kok malu?' Begitu ucapnya berdalih dengan penuh semangat untuk membenarkan apa yang dilakukannya. Tetapi belakangan ada perubahan dalam sikapnya sejak Parmin mampir di Rumah Amalia melihat anak-anak yang sedang belajar. Terkadang bila Parmin habis pulang kerja, saya minta Parmin untuk mampir selalu menjawabnya 'malu mas sama anak-anak Amalia.'

Parmin pernah bercerita, Dikampung dirinya memiliki adik laki-laki dan perempuan. Sejak bapak dan ibunya meninggal, mereka hidup bertiga. Keinginannya pergi ke Arab ditentang oleh kedua adiknya. 'Aku sudah bosan hidup begini terus.' tukas Parmin pada adik-adiknya. 'aku pengen koyok konco-konco kae..pulang bisa bawa motor, hanphone dan barang-barang mewah sehabis pulang dari Arab.' lanjutnya. Dia ingin merubah nasib. Tapi kini sudah setahun berlalu di Jakarta, dadanya mulai disesaki penyesalan. Ternyata dia tidak menemukan apa-apa yang ada malah berlumuran dosa, katanya. 'aku ngiri ama sampeyan lo mas. Bisa ngurus anak-anak Amalia.' katanya pada suatu malam.

Setelah lebaran Parmin mengabarkan bahwa tekadnya sudah bulat mau pulang kampung saja mengurus anak-anak ngajarin ngaji. 'Mosok mau jadi badut seumur hidup? ya ndak to mas. Saya ingin melakukan apa yang diajarkan Kanjeng Nabi, Khairunnas anfa'uhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna bagi orang lain.' Parmin berkemas, topeng badut, rambut palsunya, baju gombrong warna-warni telah diberikan temannya. 'Banyak hal yang bisa saya lakukan dikampung, selain jadi guru ngaji, bisa ngurus sawah ama ngurus adik-adikku Mas,' kata Parmin.

Siang panas terik, motor melaju dengan kencang. Saya mengantarkan Parmin menuju terminal bus Lebak Bulus untuk pulang kampung. Tak terasa sudah sampai. Saya hendak membelikan tiket bus namun ditolaknya. Beberapa lembar lima puluh ribuan saya sodorkan untuk tambahan tetap ditolaknya, 'mbak rika lebih membutuhkan mas..'begitu ucapnya. Airmata tak terasa mengalir begitu saja seolah kehilangan saudara. Parmin memeluk saya, mengucapkan terima kasih telah menyadarkan dirinya untuk tidak menyerah pada kehidupan. "Matur nuwun mas..aku sudah banyak belajar dari mas agus, salam buat mbak Rika, Hana dan anak-anak Amalia.' Katanya. Bus tujuan ke Jawa tengah itu telah datang. Parmin berpamitan. Meninggalkan kota jakarta kembali ke kampung impiannya yang telah terwujud. 'Selamat jalan Parmin, selamat berjuang sahabatku.' ucap saya dalam hati melepas bepergiannya.

Wassalam,
M. Agus Syafii
Senin, 29 Agustus, 2011 21:32
========= =\===

2.  Yang Terlahir Dari Hati



Yang terlahir dari hati adalah sesuatu yang suci, indah dan mengagumkan yaitu kekuatan dan kesabaran dalam mengarungi kehidupan. Kekuatan untuk menerima, memaafkan dan mengembalikan pada posisi semula, menerima orang yang kita cintai mengalami kegagalan seperti tidak pernah gagal sebelumnya. Tidak menyimpan kesalahan orang yang pernah melukai kita. Sikap hati kita tidak lagi mengungkit kesalahan masa lalu. Membuat kita semangat untuk menjaganya agar tidak terperosok pada kesalahan yang sama.  Itulah yang terlahir dari hati, mencintai dengan setulus hati. Cerita itu berawal dari seorang ibu yang menerima telpon dari seorang perempuan dengan mengatakan bahwa dirinya tidak lagi berhak atas suaminya. Setelah merebut suaminya bahkan menteror dan menghancurkan hatinya. Kehancuran hatinya justru bertekad untuk mempertahankan rumah tangga, suami dan anak-anaknya. Sebagai seorang ibu dan istri seolah mendapatkan kekuatan yang begitu besar untuk tetap menjaga dan merawat anak-anaknya. Meski hatinya pilu dan tercabik-cabik, ia tak ingin orang tuanya tahu apa yang sedang terjadi di dalam rumah tangganya. Ditengah kesibukan mencari nafkah dengan bekerja keras demi keberlangsungan hidup, ditengah kesendirian dan perjuangan membesar anak-anaknya tidak membuat dirinya menjauh dari Allah malah semakin mendekat diri kepada Allah memohon agar mendapatkan kekuatan, kesabaran dan pertolonganNya.

Keyakinan akan kekuatan doa itulah yang menyebabkan dirinya berkenan untuk hadir ke Rumah Amalia. Tekadnya untuk mempertahankan rumah tangga, suami dan anak-anaknya merupakan impian indah yang sangat menjadi harapan, dengan sedikit menyisihkan rizkinya untuk bershodaqoh berharap untuk mengharap keridhaan Allah agar menjaga keutuhan rumah tangganya. Perih luka dan pilu dihatinya tidak lagi bisa ditutupinya. Air matanya yang bening mengalir. Anak-anaknya berlarian tak mengerti kegalauan hatinya. Hatinya telah berserah sepenuhnya kepada Allah, apapun yang telah menjadi ketetapan Allah, dirinya menerima dengan penuh syukur. 'Apapun yang Allah telah tetapkan pada kami, ujian, cobaan adalah wujud kasih sayang Allah kepada kami.' tutur beliau. 'Saya bersyukur dengan ujian dan cobaan ini membuat saya dan anak-anak semakin mendekatkan diri kepada Allah.' lanjutnya.

Sampai pada suatu hari, ditengah kesibukannya menyelesaikan tugas kantornya tiba-tiba ada satu peristiwa yang tidak pernah diduganya sama sekali, dering hapenya berbunyi. Terdengar suara yang membuatnya terkejut tak percaya. 'Mah, maafin aku ya..aku khilaf, sudah menyakiti hatimu.' Langsung saja mematikan hapenya. Bagai tersambar petir disiang bolong, hati dan pikirannya kacau, suara itu adalah suara suaminya yang sudah setahun telah meninggalkan dirinya dan anak-anaknya. Beberapa menit kemudian hapenya berdering kembali, mengenali betul bahwa itu adalah nomor yang sama, sampai dering bunyi hapenya mati dengan sendirinya. Air matanya mengalir. Hatinya dikuatkan ketika hapenya berbunyi kembali, dengan bercampur baur semua perasaan ditumpahkan. 'Sebenarnya ayah mau apa? Setahun sudah ayah terlantarkan istri dan anak-anakmu? Minta maafmu tidak bisa menghilangkan rasa perih dihatiku dan derita anak-anakmu? Kamu kejam Mas, Kejam!' Suara itu terdengar penuh dengan isak dan tangis. Terdengar suara parau laki-laki menjawab. 'Mama, aku memang salah. aku bertaubat mah. Aku menyesal. Beri kesempatan untuk memperbaiki kesalahan menjadi ayah dan suami yang baik.' Dihatinya perih terluka, tidak ada sedikitpun tersimpan kebencian pada laki-laki yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anak sekalipun telah disakiti hatinya. Lama terdiam, akhirnya dia menjawab, 'Mas, pulanglah..aku dan anak-anak merindukanmu.'

Malam itu juga suaminya pulang ke rumah. melihat ayahnya yang berpeluh air mata. Ketiga anak-anaknya segera mendekat dan tanpa disuruh mereka berpelukan dengan ayahnya, menangis sejadi-jadinya. Ayahnya meminta kepada anak-anak dan istrinya agar memaafkan dirinya. Dirinya berjanji akan lebih menyayangi keluarga dan tidak akan pergi meninggalkan rumah lagi. Pernyataan sang ayah begitu sangat tulus disambut dengan ledakan tangis ketiga anak-anaknya dan isak tangis istrinya. Malam pun berlalu dengan rentetan permintaan maaf dan peluk cium, yang saling mengasihi dan penuh kasih sayang. Begitu indahnya, mereka dengan dilimpahkan kebahagiaan.

--
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberi tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akherat adalah lebih besar kalau mereka mengetahui, yaitu orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal. (QS. an-Nahl : 41-42).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Rabu, 31 Agustus, 2011 21:33

========= =========

3.  Waspadalah! Nyeri Lambung Anda



Ditengah kesibukan bersilaturahmi lebaran atau mudik ke kampung halaman dan setelah berpuasa selama dibulan suci ramadhan, terkadang kita mengalami gangguan nyeri dilambung. Nyeri lambung atau 'dispepsia' sebaiknya tidak diremehkan. Segeralah periksakan ke dokter bila hal itu terjadi berulang-ulang. Nyeri lambung adalah gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian atas, termasuk  diantaranya perasaan tidak enak atau nyeri pada ulu hati atau disebut 'epigastrium'  mungkin juga bagian tulang belakang dada atau yang disebut 'retrosternum'  Rasa panas  seperti terbakar pada ulu hati dan rasa mual serta muntah tanpa adanya keadaan patologis pada organ. Prevalensi dispepsia bervariasi untuk berbagai penelitian tergantung definisi, kriteria yang berguna.

Telah lama riset secara akademik yang menghubungkan peristiwa mental dengan gangguan tubuh tetapi masih sedikit data yang menyokong observasi itu. Teori Freud, dalam histeria konversi mengatakan gejala somatik adalah simbol ekspresi konflik di dalam diri seseorang. Sementara Weiss dan English menyebutkan gejala psikosomatik terjadi pada organ oleh sistem syaraf otonom dalam keadaan fisiologis ini disertai konflik yang ditekan di alam bawah sadar dan adanya faktor predsposisi dari konstitusi fisik yang diturunkan secara genetik. Misalnya diare dan muntaber diartikan sebagai membersihkan diri dari perasaan berdosa,  asma sebagai 'symbolic crying' sedangkan nyeri lambung merupakan wujud gangguan cemas menyeluruh.

Lantas bagaimana untuk menyembuhkan nyeri lambung? Bagi anda yang menderita maag, bila dokter tidak menemukan adanya gangguan fisik, maka erat kaitannya dengan emosi anda. Biasanya yang terjadi adalah sering memendam marah, kekecewaan, kesedihan dan juga perasaan berdosa. Sebaiknya lakukanlah sholat lima waktu dengan tepat waktu dan juga diimbangi dengan berdzikir setiap saat seperti dengan memperbanyak hamdalah atau 'alhamdulilah' karena sholat dan dzikir adalah relaksasi untuk menurunkan kadar andrenalin sehingga pengeluaran asam lambung berkurang. Sholat dan dzikir juga baik untuk menghindari ketergantungan obat. Yang paling penting bagi anda yang menderita nyeri lambung adalah belajarlah untuk menerima apapun yang telah terjadi dan mensyukuri hidup ini sebagai wujud kasih sayang Allah kepada kita. Insya Allah, menyembuhkan nyeri lambung anda.

'Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.' (QS. al-Baqarah : 153).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Kamis, 1 September, 2011 22:09
========== ===========

4.  Kemudahan Dalam Menjemput Jodoh



Sahabatku, terkadang tanpa kita sadari, kita sering meminta dan meminta kepada Allah, agar dapat menjemput jodoh yang ideal, yang biasanya dengan berbagai kriteria yang kita minta. Tanpa menyadari kalau diri kita masih banyak memiliki kekurangan dibandingkan dengan kriteria jodoh yang kita minta. Alangkah indahnya, kalau kita meminta kepada Allah, untuk dipertemukan dengan jodoh, yang kita mampu menerimanya. Dan yang penting, jodoh yang terbaik menurut Allah. Kalau sudah memasrahkan diri kepada Allah, lalu kenapa lagi kita masih memiliki kriteria jodoh yang cenderung duniawi?

Sahabatku, mudahkanlah diri kita sendiri dalam menjemput jodoh dengan mengurangi kriteria yang cenderung duniawi. Ambillah kriteria jodoh yang akan memudahkan jalan untuk menggapai ridha Allah. Jika kesempatan menjemput sudah datang dan hadir di hadapan kita, maka mudahkanlah saat menerimanya. Setelah itu segerakanlah urusannya.

Sahabatku, bila memang ada niat & keinginan sungguh2 untuk menjemput jodohnya maka Allah akan kirimkan jodoh yg terbaik dari sisiNya. Jangan putus asa, tetaplah berikhitiar menjemput jodoh anda & memohon kpd Allah agar diberikan jodoh yg terbaik "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadaKu tentang AKU, maka (jawablah), bahwa AKU sangat dekat, AKU mengabulkan permohonan orang yang memohon kepadaKU." (Qs. 2:186)

Wassalam,
M. Agus Syafii
Sabtu, 3 September, 2011 20:38
===== =================

Membina Keluarga Seindah Impian

By: M. Agus Syafii

Memiliki keluarga seindah surga adalah impian setiap insan. Upaya untuk mewujudkan keluarga seindah surga yang memberikan ketenteraman dan kedamaian diperlukan pilar-pilar yang kokoh, perjuangan, kesabaran dan pengorbanan. Banyak orang sebelum menikah, yang terbayang baiti jannati, rumahku surgaku tanpa mengerti bagaimana membina keluarga agar menjadi seindah surga. Begitu kita memasuki gerbang pintu kehidupan keluarga sesungguhnya, rumah tangga seindah surga semakin melambung tinggi ke langit dan kehidupan rumah tangga bagai neraka menjadi membumi, pertengkaran dan konflik menjadi menu sehari-hari. Ketika keluarga telah berubah menjadi neraka hal itu pertanda telah tercerabutnya ketenteraman dan kedamaian dalam keluarga. Dari hari kehari bahtera rumah tangga melaju dalam konflik dan peperangan yang tidak pernah usai sehingga yang nampak perselisihan, kata-kata kasar, bentakan , kemaksiatan & kemungkaran telah menjajah relung hati rumah tangga kita. Dalam kondisi keluarga bagai neraka kita menjadi tertekan, kecewa, depresi karena impian yang indah dulu kita miliki tiba-tiba terhempas badai kehidupan, menghilang sirna.

Itulah sebabnya bagi mereka yang telah menikah, terwujudnya keluarga seindah surga berbanding dengan kemungkinan keluarga laksana neraka yang membuat terasa perih dihati bagi penghuninya karena setiap keluarga yang kita bangun memiliki ruang kebahagiaan dan penderitaan. Jadi, Sebuah keluarga agar bisa menjadi seindah surga adalah sebuah pilihan, komitmen dan upaya sungguh-sungguh pasangan suami istri sebagai desainer rumah tangga untuk mengikuti empat hal akan menjadi faktor mewujudkan keluarga seindah impian  sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah, ada empat hal  (idza aradallohu bi ahli baitin khoiran) (a) memiliki kecenderungan kepada agama, (b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda, (c) sederhana dalam belanja, (d) santun dalam bergaul dan (e) selalu introspeksi.

"Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi satu keluarga, maka Allah akan memasukkan rasa kasih sayang di dalam diri mereka" (HR. Ahmad).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Minggu, 4 September, 2011 22:36
======== ===============

6.  Datangnya Pertolongan Allah



Seringkali kita mengira apa yang telah terjadi adalah akhir dari segalanya? Namun ternyata pertolongan Allah telah tiba. Berapa kali anda merasakan jalan telah buntu? Namun ternyata kebahagiaan, kebaikan dan keberhasilan telah datang untuk anda. "Katakanlah Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan.' (QS. al-An'am : 64). Segala kemudahan datangnya dari Allah. Tidak ada daya dan upaya anda kecuali hanyalah Allah yang menentukan segalanya. Ibnu Taimiyah menyebutkan "Dengan 'La haula wa la quwata ila billah" 'Tiada daya dan tiada upaya kecuali hanya Allah' semua beban bisa ditangguhkan, semua bencana bisa diatasi dan semua kesulitan mendapatkan kemudahan.

Abu Dzuaib al-Huzali delapan anaknya meninggal dunia dalam waktu satu tahun. Ditengah derita, dirinya percaya, berserah diri hanya kepada Allah, dalam doa yang dipanjatkan, "Ya Allah, Engkau ambil kedelapan anakku sebelumnya Engkau memberikannya kepadaku, maka berikanlah aku kekuatan dan ketabahan agar aku mampu mensyukuri setiap apapun yang Engkau berikan & Engkau ambil dariku" Bagi dia hanya kehilangan sebagian kecil saja dari keseluruhan nikmat yang diterimanya maka tidak berapa lama Allah menggantikan dengan memberikan anak-anak yang sholeh untuknya.

Demikian juga ketika Raja Namrud melempar Nabi Ibrahim Alaihi Salam kedalam api yang berkobar tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim semua itu terjadi karena pertolongan Allah. "Wahai Api! Jadilah kamu dingin dan penyelamat bagi Ibrahim."(QS. al-Anbiya' : 69). Oleh karena itu janganlah merasa terhimpit sedetikpun karena setiap keadaan akan selalu berubah. Sebaik-baiknya kemuliaan dalam hidup kita adalah bersabar menanti datangnya pertolongan Allah. Betapapun membutuhkan waktu untuk bersabar hari demi hari, malam demi malam, disetiap tetes air mata telah mengering. Yakinlah, Allah mengerti apa yang terbaik dalam hidup anda, Allah memberikan pertolongan untuk anda!

Wassalam,
M. Agus Syafii
Senin, 5 September, 2011 23:30
========= ==============

7.  Cintanya Tak Seindah Impian



Cintanya tak seindah impian, membuatnya terluka perih. Air matanya telah mengering. Sebagai seorang istri, hatinya terpukul ketika mengetahui suaminya memiliki cinta pada perempuan yang lain. Meskipun suaminya menyadari kesalahan dan telah bertaubat serta meminta maaf namun rasa perih terluka, marah dan kecewa masih berkecamuk dihatinya. Itulah sebabnya rumah tangga yang dibina seperti api dalam sekam. Terlihat harmonis dari luar, tetapi di dalam berlangsung perang dingin.

"Setiap teringat penyelewengannya, hati saya bagai tersayat perih. Bila dia tersenyum, saya membayangkan senyuman itu dilontarkan untuk perempuan lain. Setiap dia membelai, saya terbayang suami saya membelai perempuan lain, Emosi saya tertahan dan setiap saat meledak." tuturnya ditengah rasa sakit hati yang terluka. Ditengah kegalauan, dirinya berkenan bershodaqoh ke Rumah Amalia, memohon kepada Allah  agar diberikan ketenangan hati. Allah menjawabnya, tiba-tiba dirinya merasa bersyukur bahwa cobaan untuk keluarganya datang dari sang suami sehingga bila dia memaafkan bukan hanya keluarga yang menjadi utuh tetapi dia juga mendapatkan pahala.

Dirinya teringat bagaimana Rasulullah yang begitu mulia, mau memaafkan kesalahan orang lain. Keikhlasannya untuk memaafkan dan menerima ketetapan Allah, tiada cobaan yang diberikanNya melainkan untuk kebaikan baginya dan keluarganya. Serta tidak ada cobaan yang diberikan oleh Allah yang tak akan sanggup dijalaninya. Akhirnya hubungan dirinya dan suaminya telah pulih kembali, sebagai seorang istri, dia bersyukur bahwa Allah telah memberikan petunjuk pada suaminya sehingga menyadari kesalahannya dan mau bertaubat.

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh" (QS. an-Nur :22).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Selasa, 6 September, 2011 23:31
======== =============

8.  Sholat Atasi Gangguan Kepanikan



Jangan pernah menyelepekan bila anda sering mengalami kecemasan, berkeringat dingin, seluruh tubuh lemas, gemetar, tidak mampu bersuara. Ini adalah gelaja gangguan kepanikan yang banyak dialami oleh masyarakat perkotaan. Gangguan utama adalah serangan kepanikan atau kecemasan yang berulang-ulang, yang tidak terbatasi pada situasi tertentu atau rangkaian peristiwa dan tidak pernah diduga sebelumnya. Gejala kecemasan atau ketakutan terjadinya mendadak disertai dengan gejala somatik seperti jantung berdebar-debar atau disebut dengan istilah "Palpitasi", nyeri dada, perasaan tidak enak. Gejala ini dikaburkan dengan gejala serius yang lainnya seperti infark otot jantung atau gelaja histeria. Gejala lainnya yang lazim adalah napas terasa memendek atau melemah, perasaan tercekik, kepala pusing, tubuh bergetar atau bergoyang, perut mual, terhuyung-huyung atau kepala goyang disertai perasaan takut kehilangan kendali, takut mati, rasa kesemutan pada bagian kepala atau seluruh tubuh. Biasa berlangsung beberapa menit, bisa lama, frekuensinya variatif. Penderita biasanya terburu-buru meninggalkan lokasi tertentu seperti di dalam bus, kerumunan banyak orang, dipasar atau mall, menghindar dari tempat-tempat keramaian.

Beberapa penelitian berpendapat bahwa gangguan ini erat kaitannya  faktor genetik. Namun disisi lain kepanikan bisa juga disebabkan oleh faktor psikososial. Menurut teori psikoanalisis, serangan kepanikan merupakan hasil pertahanan yang tidak berhasil melawan impuls yang menimbulkan kecemasan. Walaupun rangsangan panik erat hubungannya dengan fisiologi syaraf, mulai terjadi kepanikan pada umumnya lebih berhubungan dengan faktor lingkungan & psikologis, seseorang yang mempunyai stress tinggi & penderitaan hidup terutama kehilangan, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harga diri, kehilangan kepercayaan pada orang yang dicintai. Gangguang kepanikan pada usia sebelum umur 17 tahun berhubungan kuat dengan peristiwa perpisahan dengan orang tua atau kematian orang tua. Peristiwa penyebab serangan kepanikan dikatakan mempunyai arti di alam bawah sadar.

Lantas bagaimana agar terbebas gangguan dari kepanikan? Pada kasus kepanikan bila dokter tidak menemukan gangguan fisik biasanya diberikan obat agar tenang dan tidur nyenyak yang disebut dengan "benzodiazepin", obat ini menimbulkan efek atau dampak ketergantungan dan gangguan kognitif. Obat hanya bisa menghilangkan gejalanya, kesembuhan datangnya dari diri sendiri. Ketahanan diri dan iman anda menjadi faktor kunci untuk bisa menyembuhkan diri sendiri. Sholat dan dzikir bisa mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Rasa kedamaian ini menumbuhkan ketenangan batin yang menghindarkan dari kepanikan. Rasa damai ini disebabkan rahmat Allah semata, sebagai sumber kedamaian. jika anda dekat dengan Allah saja tentunya yang bisa merasakan kedamaian tersebut. Secara biologis pada saat anda menemukan titik kedamaian maka otak akan mengeluarkan suatu dzat yang memberikan rasa segar, damai dan menyenangkan ke seluruh jasmani yang disebut dengan zat "endorphine" maka disaat itulah anda terbebas dari segala bentuk kepanikan.

"Wahai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu (QS. al-Fajr : 27-30).

Wassalam,
M. Agus Syafii
Kamis, 8 September, 2011 01:30
========== =============

9. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar