Selasa, 06 September 2011

Cerita Awal The Dancing Leader

Oleh: Budi Setiawan

The Dancing Leader merupakan sebuah lompatan paradigma dalam memahami kepemimpinan. Posting ini adalah cerita awal bagaimana inspirasi The Dancing Leader itu lahir. Sekaligus, menjadi kata pengantar buku-e sebagai #KadoMerdeka untuk Indonesia.

Sejak di”racunin” Pak
Ino (hehehehe…), saya
rajin membaca buku-bukunya Fritjof
Capra, seorang fisikawan kuantum. Buku-bukunya lebih banyak tentang
kehidupan dalam paradigma yang luar biasa. Ada sebuah kejadian, di salah satu
bukunya, Tao of Physics, yang membuat Capra terinspirasi tentang kesejajaran
antara fisika kuantum dengan aliran spiritual timur. Kejadian itu pula yang
kemudian menginspirasi lahirnya The Dancing Leader.

Sekitar awal 2008, imajinasi liarku berlari gak karuan kemana-mana. Baca buku Primal Leadership. Baca presentasiResonant Leader. Ngobrol sama mas Made tentang kejadian yang dialami Capra, tercetuslah nama The Dancing Leader (TDL).
Nama yang menurut saya, penuh passion, menggairahkan. Sepertinya pas untuk
melukiskan sosok seorang pemimpin.

Mulailah mereka-reka, apa itu The Dancing Leader? Bagaimana kepemimpinan The Dancing Leader? Bikin bagan. Terus minta tolong noel buat video. Video yang masih kasar banget tapi aku suka ide dasarnya. Video itu melukiskan bahwa setiap benda itu pada dasarnya bergerak secara ritmis, seolah menari-nari. Keterbatasan pandangan kitalah yang membuat suatu benda, semisal batu, itu diam tak bergerak.

Setelah itu, saya berjumpa dengan redaksi majalah People & Business. Saya dapat kesempatan menulis sebuah kolom setiap bulan. Ini adalah tantangan belajarku dalam menulis secara rutin. Sungguh terbantu karena ada yang mengingatkan dan menagih. (terima kasih atas kesempatannya). Beberapa artikel The Dancing Leader sempat dipublikasikan di majalah tersebut.

Pada suatu malam menjelang pagi, sms Bu Itje, sms mbak Agnes, dan sms semua teman yang pengen ku sms. Tanya apa yang terbayang di benak mereka tentang penari dan tarian. Terima kasih banget atas balasan sms yang mengasah imajinasi di liar di kepala. Masukan dari teman-teman yang memperkaya konsep The Dancing Leader.

Konsep The Dancing Leader ini sempat diujicobakan dalam sebuah training kepemimpinan. Temuan yang menarik karena membuat orang percaya diri sekaligus sadar diri akan posisinya dalam sebuah relasi. Walau demikian, aplikasinya dalam sebuah training masih perlu dikembangkan lagi.

Setelah 1,5 tahun, akhirnya proses kreatif The Dancing Leader sempat jalan di tempat. Waktu dan energi saya tercurah untuk mengelola proses pendirian S2 baru yaitu MPPO (Magister Perubahan dan Pengembangan Organisasi). Hampir dua tahun karena saya kemudian dipercaya menjadi Ketua Program Studi MPPO dan menghadapi tantangan berat merintis program pertama di Indonesia.

Sampai kemudian mendapat kepercayaan untuk menangani kembali training kepemimpinan. Diskusi intens dengan @RudiCahyo, mas Ken, dan @D4uzwax, semakin menghaluskan konsep The Dancing Leader. Kami menemukan beberapa proposisi yang lebih jernih.

Belakangan saya membaca buku The Dance of Change karya Jusuf Sutanto, seorang spiritualis, ahli filsafat timur. Karya yang menarik karena salah satu bagian dalam buku itu berjudul, The Dancing Leader. Bahkan, ide dasarnya ada benang merah ke pemikiran Capra. Menariknya, beliau menuliskan dalam bentuk kisah-kisah singkat yang inspiratif. Tidak ada penjelasan ala teoritis tentang segala sesuatunya. Hanya kisah.

Dalam khasanah Islam, menari diasosiasikan dengan sosok Jalaluddin
Rumi, seorang sufi dan penyair besar. Rumi memperkenalkan menari untuk menggapai Cinta Ilahi. Hingga kini ritus kaum tarekat ajaran Rumi dengan berputar menari itu masih diamalkan oleh para pengikutnya, dan berkembang ke Afganistan, Pakistan, Timur Tengah, Afrika, Eropa, bahkan Kuba.

Pada akhir 2010, saya mendapat tawaran dari Radio Trijaya FM Surabaya untuk mengisi insert selama satu bulan. Wah kesempatan menarik. Secara ajaib, saya bisa menuliskan 30 artikel pendek yang memadukan berbagai ide yang berkeliaran di kepala. Terima kasih buat Ayu dan Mbak Ellen buat kesempatannya.

Kejadian yang patut dicatat adalah @Dwikrid meminjamkan sebuah novel keren karya Paulo Coelho, The Witch of Portobello. Sebuah petualangan hidup
perempuan yang penuh kisah menakjubkan dalam menari. Walau saya merasa Paulo Coelho agak curang dengan menjadikan tokoh protagonis pada sisi yang kalah, tapi beliau berhasil menceritakan menari, serta dampaknya pada kehidupan.

Teman-teman wajib baca tuh.

Tantangan tersulit adalah The Dancing Leader itu paradoks sifatnya. Seringkali ketika aku menuliskan, terjatuh dalam sebuah kutub kepastian yang mengabaikan kutub yang lain. Menari itu individual sekaligus kolektif sifatnya. Menari itu berkaitan dengan kemampuan sekaligus relasi. Menari itu bergerak sekaligus diam. Menari itu menyimak sekaligus memulai ajakan.

Petualangan menemukan The Dancing Leader tanpa terasa sudah lebih dari 3 tahun dan terus berlangsung sampai sekarang. Saya sudah banyak menulis tentang The Dancing Leader yang berserakan dimana-mana. Saya pikir buah refleksi ini perlu dikompilasi agar bisa dibaca secara utuh.

Tentu, dikritik secara utuh pula.

Saya berharap kompilasi ini merupakan sebuah tahapan yang kuselesaikan sebelum melangkah lebih lagi. Ada tarian yang telah menunggu untuk kumainkan. Saya tidah tahu apakah nantinya aku akan lebih baik
lagi dalam menjelaskan The Dancing Leader. Saya hanya tahu, bahwa petualangan harus terus berjalan dan dinikmati. Jadi ingat kutipan ini, When you dance, your purpose is not to get to a certain place on the floor. It’s to enjoy each step along the way. Wayne Dyer

Pada akhirnya, buku-e The Dancing Leader ini, saya persembahkan sebagai #KadoMerdeka buat Indonesia, terutama orang mudanya.
Sebagai suatu alternatif wawasan dalam memahami kepemimpinan. Semoga!
Saya mengundang semua teman untuk terlibat dalam misi membuat #KadoMerdeka buat Indonesia, dengan berpartisipasi dalam buku-e The Dancing Leader. Gimana caranya?


1. Kalau anda seorang penari atau fotografer yang punya koleksi foto penari, kamu bisa kontribusikan foto yang menarik untuk dijadikan ilustrasi dalam buku-e The Dancing Leader. Foto bisa diemail ke bukikpsi(at)gmail(dot)com atau tulis tautannya di kolom komentar.


2. Kalau anda ingin memberi komentar, silahkan baca tulisan The Dancing Leader disini atau beberapa artikel singkatnya disini. Setelah itu, silahkan menulis komentar yang memikat di kolom komentar. Komentar yang menarik akan dimuat di buku-e The Dancing Leader.


Apa manfaatnya berkontribusi?


1. Kamu terlibat dalam misi #KadoMerdeka buat Indonesia, menunjukkan karya terbaik buat bangsa Indonesia


2. Kamu dan karya kamu dikenal oleh banyak orang.


Ayo sekarang saatnya berkarya! Indonesia telah menanti

Budi Setiawan
Minggu, 14 Agustus, 2011 10:53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar