Rabu, 07 September 2011

Opini dan Diskusi: "Enaknya Kerja di Pajak"

1. Hery Marijanto:

DH,

Enaknya kerja di Pajak

Terkadang sering bertanya sendiri, apakah memang gaji seorang PNS Pajak itu memang besar sekali.

Melihat sendiri beberapa yg bekerja sebagai seorang PNS Pajak, hidupnya serba berkecukupan kalau tidak dibilang lebih.
Melihat kehidupan sehari hari mereka, rasanya tidak mungkin mereka melakukan korupsi.
Lalu darimana mereka bisa hidup berkecukupan ?

Salam hormat,
HMA

====== = ==========
Opini & Diskusi:

2. Haddy Permadi:

Dari yg saya tau dr teman yg kerja di pajak, yg besar adalah renumerasinya
Gaji pokok dan tunjangan tdk beda jauh dg PNS biasa.
Renumerasi nya aja yg jauh lebih besar

Teman saya, yg berumur 30 an awal, take home pay nya (gaji pokok, tunjangan, renumerasi) sekitar 13 jt an
Bahkan katanya, anak baru lulusan STAN, sdh bisa bawa 7 jt an

Hebatttt

Mestinya tdk usah korupsi pun sdh kaya kok

Sbg perbandingan, adik saya fresh graduate Unpad dan saat pertama masuk Bank Pemerintah (saat ini sedang OJT) total yg didapatnya 'tdk' mencapai 5 jt. Itupun sdh dihitung biaya pemondokan selama training yg mmg ditanggung Bank itu
Gaji plus tunjangan, katanya 3 jt an saja
1 jt an bantuan utk pemondokan (1 bln pertama di asrama dan apartemen)

Pdhl adik saya S1, lulusan STAN D3
Tp THP nya yg sama2 fresh graduate, lbh besar lulusan D3, yg PNS pula. Sementara adik saya di BUMN ...

Saya?
Jelas 'shock' melihat teman sekelas saya di SMA 3 Bdg, yg kerja di pajak yg sdh punya rumah/apartemen di tiap kota dimana dia prnh ditempatkan
Di Jkt tggl di apartemen kawasan Kelapa Gading, olahraga nya golf
Dan. Itu bkn dr korupsi
Krn dia sdh kerja belasan tahun
(Fresh graduate aja 7 jt an, apalgyg sdh belasan tahun ...)
Pdhl dia PNS, saya BUMN
Kesejahteraan jauh lbh bagus PNS ternyata
Salam,

Haddy Permadi

========= ========

3. Andree Saja ( Andrew Laloan):

Menggiurkan juga ya hehehe. Untuk membesarkan hati kita, kita percaya bahwa rejeki dari Tuhan tidak akan "ketukar" kok. Semua sudah ada rejekinya masing masing hehehe

Thanks
Best regards
Andree

======= =========
4. Hery Marijanto:

Dear Pak Haddy,

Terima kasih Pak Haddy atas informasinya.

Kalau dari gaji 13 jutaan, rasanya kok janggal kalau punya banyak rumah, apartemen dan olahraganya golf.
Apakah teman pak haddy yang jelas tidak korupsi memiliki usaha lain ?

Kalau menurut pak haddy dan yang lain, jika seorang pns pajak memiliki usaha sampingan sbg konsultan pajak perusahaan perusahaan apakah LUMRAH atau ini juga masuk kategori korupsi yang abu abu ?

Salam hormat,
HMA

======= ====

5. Apri Wahyudi 2000:

Waaa,,,,lg pd ngomongin gaji nie, hehehehe, saya PNS disalah satu kementerian dngn pndidikan S1 dah 7 thun kerja, gaji biasa aja, blom lebih dari 2,5 juta,,,,setau saya, klo dikemenkeu itu gede karena ada remenurasi, trus dibe2rapa kementerian lain denger2 jg gede karena itu remunerasi tp ada kementerian lain jg yg masih standar, nah remenurasi itu untuk mencegah korupsi trus apabila tdk disiplin maka gajinya akan dipotong, kayk masuk seenaknya, dan potongannya klo g salah gede dah, pernah liat c diwebsite kemenkeu ,,,,

======== =====

6. Susilowati Moeryanto:

He..he.. bingung ya pak..? saya juga bingung..
Ini fakta, adiknya temen saya, suaminya orang pajak... kalau ngobrol yang "very high taste" ttg busana, accessories, mobil, hotel dan tempat rekreasi, nggak mempan!, karena dia sudah merasakan semuanya... Gayanya yang pongah, sinis, melihat org sebelah mata, menganggap org lain bukan levelnya, wah pokoknya suombong.. tambah senyumnya juga ngirit.
Sebagai manusia saya iri melihat kemewahan dia yg nggak ada habis2nya. Secara sy utk mendapatkan semua itu harus banting tulang. Dia punya mobil mewah lebih dr satu, punya rumah dimana2, punya ruko yg disewa2kan, punya boutique.. jujur, sbg manusia saya iri.!!.ha..ha..
Tapi melihat tingkah lakunya yang pongah, sombong sy cuma istigfar... kok bisaa... ? nggak ada rasa malu, bersalah atau "mikir" darimana sih suaminya dpt uang sebanyak itu, pasti dia lihat donk "salary slip" suaminya tiap bulan, paling2 brp juta aja.. paling besar sepuluh atau duapuluh juta...ck...ck..ck.. sy cuma geleng2 kepala deh.. astagfirullahaladzim...
Itulah yg membuat sy prihatin, "tidak ada rasa malu" dari sang nyonya pajak (yang malu malah kakaknya yang kebetulan temen saya itu, malu melihat tingkah laku adiknya yang sombong itu).
Jadi sy rasa, bpk2 pajak seperti itu nggak akan merasa bersalah, soalnya kelakuannya di back-up "full support" oleh sang nyonya.
Maaf2.. mungkin nggak semua org pajak seperti ini... ini kebetulan saja contoh yang sy temui, nyata.

* Maunya di bulan Ramadhan ini nggak mau ngomongin org he..he..tapi berhubung "terpancing" jadi keluar nih uneg2..
Pizzz..

Salam,
Susie

========= =====

7. Eko Kantor:

15jutaan punya banyak apartment dan rumah tanpa usaha lain ?

Utk ukuran hidup di JKT, Impossible

Salam
-̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸Thank You•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶
Eko

=========== =====
8. Susan Iksan:

Gaji itu rizky jg, saya bekerja di suatu lembaga pemerintah yang sudah menerapkan sistem renumerasi

====== =====

9. Tri_2805:

Ya yang seharusnya gaji dibayar besar itu hakim, bukan orang pajak, bukan kementrian lainnya, karena hakim tidak bertanggung jawab kepada ketua pengadilan, kepada peresiden kepada mentri, tapi hakim itu bertanggung jawab kepada tuhan... Makanya dalam ira ira putusan hakim

"Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa"

Nah dalam ira ira itu hakim betanggung jawab atas putusannya kepada tuhan, dan seharusnya negara membayar hakim itu sebesar-besar nya

======== ========

10. Yuga Rei:


Yg memiliki gaji sebesar itu hanyalah orang2 dari kemkeu.. sedang kementerian lain biarpun sudah renumerasi tidak sampai sebesar itu..

FJ a.k.a BeJe
Rabu, 17 Agustus, 2011 09:41

========= =============

11. Abby Seno Higar:


Setuju sama pak hery. Janggal gaji segitu punya banyak rumah/aprtmen. Karena ayah saya diBI gaji lebih dr itu rumah dn mobil cuman ada 1. Olahraga juga paling badminton or tennis..

Regards,
Ngga pake Siggy...
Rabu, 17 Agustus, 2011 18:58
========== ========= ==
12. Tri 2805


Ya yang seharusnya gaji dibayar besar itu hakim, bukan orang pajak, bukan kementrian lainnya, karena hakim tidak bertanggung jawab kepada ketua pengadilan, kepada peresiden kepada mentri, tapi hakim itu bertanggung jawab kepada tuhan... Makanya dalam ira ira putusan hakim

"Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa"

Nah dalam ira ira itu hakim betanggung jawab atas putusannya kepada tuhan, dan seharusnya negara membayar hakim itu sebesar-besar nya
Rabu, 17 Agustus, 2011 18:58
============ =========


13. Haddy Permadi:


Justru awalnya saya yg kaget, pak
Krn saat ketemuan dg teman itu, dia cerita bnyk. Saya terkaget2 juga

Nah, saya pny teman jg yg mmg org pajak juga, yg sdh kerja 5 tahun an. Teman virtual sih, kenal di milist juga. Sering tlp2an tp blm prnh ketemu
Saat teman virtual ini tlp, saya sampaikan keheranan saya atas apa yg dimiliki teman SMA saya itu. Nah, si teman virtual ini yg blg ke saya spt ini :
'Kang, wajar saja teman Akang itu pny rumah di kota U, di kota S dan skrg tggl di Apt Kelapa Gading. Kan dia sdh kerja lebih dr 15 thn. Saya aja baru kerja 5 tahun, bisa dapat 13 jt dr gaji + tunjangan + renumerasi. Akang perkirakan aja berapa yg dia bawa plg."

Begitu.
Jadi, yg THP nya 13 jt itu adalah teman virtual yg baru kerja 5 thn. Fresh graduate 7 jt.
Nah, teman SMA saya itu kan masuk STAN thn 87. Kalo mulai karir nya thn 91, berarti skrg sdh 20 thn kan?

Saya sih ber husnuzhon saja, berdasarkan logika sederhana saya yg berpenghasilan kecil, hehehe ...
Seandainya THP dia skrg 20 jt, misalnya. Wajar kan cicil apartemen di Kelapa Gading? :)
Sblmnya di kota S. Asumsikan THPnya 15 jt an, bisa lah beli rumah.
Begitu jg saat penempatan pertama di kota U, bisa lah cicil rumah di kota U
Saat pindah, cicilan sdh dilunasi. Dan tdk dijual, tp dikontrakan, jd di kota berikutnya bs cicil rumah lagi

Itu logika saya sih :)

Salam,

Haddy Permadi

Rabu, 17 Agustus, 2011 20:09

========= ======


14. Andy Ardyansyah:


Itulah pak kenapa orang rame2 masuk PNS. Sampe -katanya- harus bayar segala..

Sementara BUMN sebagai salah satu lokomotif pembangunan hanya dibiarkan menjadi -maaf hanya kata media- sapi perahan.

Alumni stan hanya D3? Tenang aja, plg 2tahun kerja uda disekolahin jaddi S1 bahkan tidak mungkin S2.

Jadi ga usah iri bapak2 semua, Gusti Alloh mboten sare, siapa menanam akan menuai.

Rabu, 17 Agustus, 2011 20:27

======== =============

15. Luckfi Nurcholis:


salam semua,

jadi tertarik.. kalau gaji 20 juta, bisa punya apartemen di tiap kota dan golf tiap minggu plus gaya hidup tinggi, 3 bulan sekali jalan-jalan ke luar negeri.. itu tidak mungkin! dan saya sih tidak peduli.
saya lebih peduli karena di negeri ini tidak ada korupsi bos, yang ada adalah suap, itupun masih diperhalus jadi gratifikasi.. hahahaha.
sewaktu saya masih kerja di PMA nih,kerja saya adalah representativenya perusahaan, dan untuk semua urusan harus di bayar dengan uang, alias under the table.
dulu kami berhubungan dengan kurang lebih 4 departemen pemerintah, mengantongi ijin 32 surat ijin baik pusat maupun daerah.. tahu berapa budget rata-rata yang harus kita keluarkan setahun? lebih dari 200juta, belum termasuk treat dadakan, yang minta dibayarin hotel lah, makan lah, golf lah. kalau kita mau renew ijin berarti ada budget lebih.
kalau urusan ngemplang pajak, ah itu sih gampang bos, utang pajak miliaran, kan bisa diatur.. misalnya: kalau perusahaan harus bayar pajak 1 miliar, maka kita bisa hanya keluar duit setengahnya saja, dan tentu saja saya dapat pujian dari headquarter karena efesiensi dana perusahaan. hebatnya kita tetap dapat surat pajak dan sudah beres semuanya, tapi ya saya juga heran, dari 1 miliar ternyata bisa berkurang jadi cuman 200 juta. Yang kebingungan orang department finance, khok bisa si bos cuman bayar 500 juta. hehehe.
Yang selalu jujur oleh perusahaan adalah Pph 21.. karena tentu saja ini beresiko tinggi secara berhubungan langsung dengan every single employee, dan orang pajak juga jarang yang mau main-main dengan wilayah kecil ini, kecuali urusan dendanya :)
Bohong kalau investor asing tidak suka berinvestasi di Indonesia, awalnya memang kaget, tapi lama-lama mereka menikmati juga, bahkan sangat, how wonderful invested in Indonesia.. :)
Nah jadi kalau si Gayus bisa punya duit 100 miliar, atau ada pegawai pajak hidup bermewah-mewah sekelas pengusaha kelas kakap,, itu wajar saja, karena selain gaji dan remunirasi, mereka juga terima "bonus" atau "gratifikasi" dari siapa saja..
kalau sudah urusan "bonus atau si gratifikasi" tadi, ini bukan cuman milik orang pajak, bahkan pegawai kelurahan atau kecamatan juga terima ini kalau lagi bikin KTP misalnya, atau polisi kalau kita lagi kepepet pengen cepet dapat SIM dan tak mau capek-capek ujian.
apakah ini perilaku orang-orang "berkelas" itu saja, tidak saudara-saudara, untuk mendapatkan dana BLT, supaya cepat cair dan bisa dimasukan kategori penerima BLT, ada yang rela bagi-bagi "situ 30% saya 70%".
Ini hanya masalah kesempatan saja, kembali ke enaknya kerja di pajak... hehe, kalau kerja sih enggak enak, yang enak itu terima "gratifikasi"nya. dimanapun itu berada dalam posisi berkuasa (seragam pegawai) pasti ada godaan dan kecenderungan menggunakannya untuk harta dan kekuasaan, makanya istilah power tend to corrupt itu emang betul.
tapi apakah semua begitu, tidak!!! selalu ada bunga yang harum dan cantik, tapi biasanya bunga harum dan cantik itu tidak terlihat, bahkan terinjak, kalaupun itu terlihat biasanya kita melihatnya sungguh kasihan bahkan menyedihkan.
Saya pernah bertemu orang seperti ini, penampilannya biasa-biasa saja, kendaraannya biasa-biasa saja, bahkan rumahnya pun biasa-biasa saja, padahal posisinya membawahi sebuah direktorat, lebih gaya anakbuahnya yang hanya kepala-kepala bidang. kabar terakhir Bapak ini sudah tidak menduduki jabatan strategis lagi, tapi dikembalikan ke kampus.. waduh!
wah jadi ngelantur..
intinya sih secara pendapatan resmi gaji plus remunirasi tidak mungkin bisa hidup mewah, tapi memang betul rezeki itu ada yang mengatur tapi bukan berarti tidak berusaha kan. soal usahanya seperti apa, itu dikembalikan ke masing-masing.
Enakkah jadi pegawai pajak atau PNS? jawabannya: ENAK!!! hahaha..
maaf kalau ada salah kata..

cheers dan peace,

luckfi
Rabu, 17 Agustus, 2011 22:07
========== ===========

16. Haddy Permadi:


Oh tidak ada masalah apa2, pa Luckfi
Saya juga merasa heran sih
Istri saya hanya Ka Sie, setingkat eselon 4. Dia lbh banyak dibantu para sukwan (tenaga bantuan (magang kali ya kalo di swasta) yg tanpa digaji). Punya atasan Ka Bag tp tdk tau kenapa, Ka Dis nya selalu melimpahkan pekerjaan ke istri saya pdhl dr segi wewenang kan mestinya ke Ka Bag dulu

Ya, istri saya sih enjoy2 saja
Krn mmg senang bepergian
Walo pekerjaan di rumah jd agak terabaikan

Salam,

Haddy Permadi
Rabu, 17 Agustus, 2011 23:34
=============== ========

17. Emmy Kasim:


Dear Manager,
Sharing saja tentang gaji PNS dan pegawai kantor Pajak.
1. Saya mau komentar tentang gaji PNS. Yang saya tahu gaji PNS di Indonesia sudah diatur dan jumlahnya memang sama untuk setiap jabatan. Yang membedakan benar TKD (Tunjangan kesejahteraan Daerah). Nah contoh pendapatan PNS Pemprov DKI misalnya, tanggal 1 menerima gaji dan tanggal 20 menerima TKD yang jumlah lebih besar ketimbang gajinya. COntohnya pegawai dengan jabatan Kepala Bidang (eselon 3) total pendapatannya bisa mencapai 14 s/d 15 juta per bulan. Apabila ada potongan kredit paling tidak sebulan masih tersisa sekitar Rp 9 juta. ini gambaran PNS Pemprov DKI yang memang PAD (pendapatan asli daerahnya besar). Oya masih ada honor deh kalau gak salah yang mereka terima.
2. Untuk jabatan yang sama tapi ditempatkan di Dinas Pendapatan Daerah, pendapatannya akan ditambah lagi dengan bonus atas pencapaian target yang jumlahnya lebih besar lagi (utk gol 3 kisarannya konon diatas Rp 50 juta (?) dan diatur oleh SK Gubernur.
Jadi dengan pendapatan sebesar itu pada umumnya tingkat kesejahteraan PNS Pemprov sudah baik dan lebih baik dari yang bekerja di sektor swasta. Apalagi yang ditempatkan di Dinas Pajak Daerah.
Soal load kerja memang sangat variatif, ada yang sibuk dan super sibuk dan ada yg tdk produktif, tergantung jenis pekerjaannya dan bagaimana Pimpinan unit kerja mendayagunakan stafnya.
Paling tidak kinerja mereka apabila dilihat dari tingkat kehadiran, sudah ada perubahan. Karena tingkat kehadiran akan berpengaruh terhadap jumlah TKD. Oleh karena itu dapat kita lihat sebelum pk 8 mrk sudah hadir dan pk 4 sore minimal sudah dapat meninggalkan kantor.
Nah apakah perilaku mereka masih seperti dulu? Ini masih perlu diselidiki lebih jauh. Tapi kalau dari pembicaraan sekilas dengan beberapa pihak yang berhubungan langsung, maka pemegang proyek masih memainkan peran seperti pendahulunya....alias tetep prosentasi dimuka atau di belakang atau di tengah untuk proyek yang ditangani ke para mitranya. Konon mulah mulai dari 10% ke atas.
Sejauh mana penerapan Good Government ? Nah ini PR kembali kapada komitmen pemerintah mau Good atau tetap Not Good alias jelek...he..he..
Apakah kerja di sektor pajak lebih baik...ternyata iya pendapatannya di atas PNS non urusan pajak....
Salam
Emmy
Rabu, 17 Agustus, 2011 23:39
========== ==========

18. Luckfi Nurcholis:


Bu Emmy,

thanks infonya. sangat menarik.

BTW, duit untuk bayar itu darimana ya? ada bonus target juga ya, kayak swasta.
apakah across the broad se Indonesia? atau cuman di Jakarta aja ya..
jadi tanya-tanya juga nih.. hehehe

salam,


luckfi
Kamis, 18 Agustus, 2011 21:58
========== ==========

19. Emmy Kasim:


Dear Pak Lucky,
Wah dari mana duitnya untuk bonus per triwulan maksudnya? ya dari APBD Pak...kan masuk dalam budget operasional....
Nah memang ini tergantung policy masing kepala daerah dan kemampuan daerah menghasilkan PAD. Sejak jama Setiyoso pendapatan PNS lebih ditertibkan dan digabung menjadi du bagian. Nah barulah terlihat ternyata pendapatan mrk besar........terutama TKD...
Kayaknya iya masing-masing wilayah punya target utk peningkatan PBB dan pajak daerh lainnya, termasuk retribusi.
Hanya itu yang saya tahu....
Salam
Emmy

Jumat, 19 Agustus, 2011 06:13

=========== ===========


20. Om Ben:


lama gak menengok group ini , tertarik dengan tema bahasan ini.
saya PNS kebetulan di pajak, saya lulusan D1 STAN , THP saya 6jt an. Alhamdulillah yaah sudah dari cukup (apa lagi saya di daerah -tepat nya dimalang- dikota sendiri ).

di balik pro dan kontra , saya kira kembali ke masing2 pribadi saja , harta hanya perhiasan dunia. yang penting diperoleh secara halal dan jangan lupa zakat nya dikeluarkan biar harta yng kit aperoleh lebih barokah

Minggu, 21 Agustus, 2011 04:08

========= ============


21. ChapS:


Om Ben kalo bole tau udah berapa lama masa kerja sampai sekarang,masih D1 atau udah melanjutkan ke D3 ato S1 ato malah S2?

Wr

ChapS
Minggu, 21 Agustus, 2011 05:50
=========== ===========

22. Om Beni Setyawan:


Saya D1, dan belom melanjutkan kulian .
Udah 5 tahun saya bekerja

Minggu, 21 Agustus, 2011 10:41

======== =============


23. Ki Ajar Pratonggo:


tentu nikmat gaji besar, kenapa nggak ?, pegawai pajak penghasil pendapatan negara itu pasti, mereka mendapatkan pemasukan, membantu mendapatkan pemasukan negara, kemudian medapat reward atas prestasinya waoooo nikmatlah.

tapi ingat, hidup tiudak sekedar hitungan "besar-kecil" tapi juga ada hitungan "baik-buruk, benar-salah".

salam
Pratonggo
Minggu, 21 Agustus, 2011 19:45
========== =============

24.  Johan  Cen (Han):


Dear all manager,

Pd prinsip nya orang akan selalu berusaha untuk survive entah dlm kehidupan/financial, krn memang itu hakikat hidup manusia : born to survive.

Dlm hal ini effort/usaha untuk meraih hal tsb lah yg dilakukan o/ para pegawai pajak (dlm konteks pembicaraan disini ya) termasuk usaha mempersiapkan diri untuk bisa masuk menjadi pegawai dept pajak, termasuk dengan berbagai cara - yg notabene entah itu cara apapun - dan usaha ini berhak mendapatkan reward.

Masalahnya reward itu akan merugikan org lain atau tidak : ukuran nya jamak lho..

Jadi : meski kehidupan mereka berubah drastis stlh menjadi pegawai pajak itu bisa dibilang lumrah, krn mendapatkan penghasilan kan ;D.

Tetapi di dunia masih menganut hukum 'Tabur Tuai' - apa yang ditabur, itu pula yang akan dituai.

Semoga tulisan ini bisa disikapi dengan bijaksana, apapun tindakan mereka dalam melaksanakan kehidupannya patut di pelajari sebagai contoh akan usaha dan pertahanan untuk bertahan hidup.

Hal yang baik bisa kita absorb sebagai motivasi, hal yang buruk kita pelajari agar tidak jadi batu sandungan bagi kita.

Semoga kita bertahan hidup sampai selesai tanpa merugikan orang lain...

Salam
Han
========== =========

25.  Worrawech Danuwong:


Dari apbd apa duit bagi2?

Kan dipajak terkenal bgt dengan duit bagi2. Kasus gayus ga cm gayus doank.

Company minta keringanan pajak. Pajak dikurangi. Setengah. Sisanya dikasih ke org pajaknya. Duit bagi2.

D@n
Minggu, 21 Agustus, 2011 20:17
========== =========

26.  Ki Ajar Pratonggo:


saya setuju sekali, setiap orang harus bertahan, makanya bertahan setiap orang berbeda-beda, contoih kasus orang tenggelam, maka cara bertahan macam-macam, ada pegang rumput, pegang bunga teratai, pegang ban kempes, nginjak kepala orang dll.

kalo reward itu diberi sama si pembayar pajak, karena dibantu oleh pegawai pajak ngitungin pajak dengan baik dan benar, boleh-boleh saja ngasih ke petugas pajak, itu lumrah banget..

kalo petugas pajak mendapat lebih karena prestasi mereka, waooo itu sangat wajar utk diberi "hadiah", yg jadi soal itukan, kenapa PNS lain nggak dapat "hadiah" yang sama ?, tanyakan saja ke kepala departemennya

salam
Ajar Pratonggo
Minggu, 21 Agustus, 2011 20:35
\======== ========= ======

27.  Eko Kantor


Pak Ajar,

Mohon diperjelas, maksudnya dibantu atau "dibantu" Pak ?

Kenapa cuma kata " hadiah" sj yg diberi tanda quote.

Salam
Eko
-̶̶•-̶̶•̸Ϟ•̸Thank You•̸Ϟ•̸-̶̶•-̶
Eko
========= ==========

28.  Ki Ajar Pratonggo:


pak Eko,

saya quote karena saya me-refer email sebelumnya yaitu "ukuran jamak", jadi silakan saja semua orang "mengartikan" sendiri-sendiri

salam
Ajar
Minggu, 21 Agustus, 2011 20:51

=========== ===============

29.  Surjo Sulaksono:


Om Ben,

Salam kenal, saya sering mengajar di kementrian keuangan, Diklat KU Jakarta, BDK Makasar, BDK Balikpapan, , KNPK dan STAN. Minggu yll saya baru saja mengajar teknik presentasi untuk Kanwil Perbendaharaan Semarang. Saya kenal juga dengan beberapa teman dari Pajak. Dari hasil ngobrol, enak dan tidak enak itu tergantung orangnya. Sama seperti profesi lainnya. Betul kan Om Ben?

Salam.

Surjo Sulaksono
Soft Skills Trainer
Senin, 22 Agustus, 2011 05:03
=========== ==============

30.  Om  Beni Setyawan:


Selamat malam pak surjo
Betul sekali
Seperti posisi saat ini saya sebagai bendahara, orang selalu berpikiran bahwa jadi bendahara uang nya banyak,bener sih banyak tapi uang negara,dan pertanggung jawaban nya adalah tanggung jawab pribadi., kalau ada apa2 harta pribadi jadi jaminan.
Pemeriksaan juga sekarang sering banget, bpk, itjen ... Well gak masalah sih mau diperiksan sesering mungkin, kalo kerja kita udah sesuai sop saya kira gak ada masalah.

Salam
Senin, 22 Agustus, 2011 06:48
============ =============

31.  (BERSAMBUNG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar