Sabtu, 10 September 2011

Opini dan Diskusi: "Korupsi dan Hukum Karma"

1. Ang Harry Tjahjono:


Dear all.

Pernah gak melihat bagaimana mereka yg "korupsi" menuai hukum karma lewat keturunannya?

Prinsip hidup menabur dan menuai..
Ditabur orang tua, dituai anak cucu..


Harry
Rabu, 17 Agustus, 2011 19:05
============= =======

2. Bia Ganefia:


Belum pernah, pak.
Ada contoh?

Salam,
Bia Ganefia

Rabu, 17 Agustus, 2011 19:

========= ==========


3. Buzz8899:


Boleh kasih contoh nya , siapa orang tua nya dan siapa anak nya yang kena hukum karma nya , pak Harry.. Thx
Rabu, 17 Agustus, 2011 20:14
============== =======

4. nick_vizano:


komentar ya pak..

mungkin yg bapak maksut hukum karma/karma phala ya?
menurut wiki:

Karma phala atau karma pala adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran agama Dharma.

Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karma phala berarti buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan.

Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, bukan orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum Universal bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil.

Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku, Ketiganya lah yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.

Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.

Karma Phala terbagi atas tiga, yaitu:

1. Sancita Karma Phala (Phala/Hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya)

2. Prarabdha Karma Phala (Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehikupan saat ini dan Phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga)

3. Kryamana Karma Phala (Karma/Perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun Phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang)


Sepertinya Karma dan korupsi mungkin berkaitan pak, dengan prinsip menebar negatif dapat negatif, demikian juga sebaliknya.

cuma kalau dosa itu "berturun" kok ya kasian si keturunan, apalagi kebetulan keturunannya terkategori "bersih" ..
Mungkin "yg di atas sana" sudah ada mekanisme punishment untuk yang urusan beginian ..

juga ada yang bilang: duit asal setan yang makan dedemit.... he he he ..
Yang jelas saya percaya siapa yang menanam pasti menuai....

salam positif,
Nick

Rabu, 17 Agustus, 2011 20:35

========== ==============


5. ImingTesalonika:


Ide:
Karma phala memberi optimisme kepada setiap manusia, bahkan semua makhluk hidup. Dalam ajaran ini, semua perbuatan akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat. Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, bukan orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum Universal bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil.

IMT:
A. Ajaran diatas adalah ajaran agama budha or hindu or campuran keduanya.
B. Ajaran diatas adalah karya pikir kearifan manusia (boleh juga disebut pewahyuan Tuhan ke manusia, kekristenan dan keislaman akui pewahyuan Tuhan, bukan cuma karya pikir manusia) dalam memaknai fenomena alam or hukum alam.
C. Ajaran tabur tuai adalah juga interpretasi manusia atas hukum alam dan tertulis dalam ajaran kristen (diakui sbg pewahyuan dari Tuhan or temuan/rekaan manusia belaka?). Apakah ajaran islam berkonsep serupa juga? Yg jelas, ajaran agama apapun adalah upaya memaknai fenomena alam dan mengajarkannya ke anak cucu supaya pemahaman tersebut menyebar luas, menjadi way of life or metode survival or perbaikan kualitas manusia.
D. Apakah ajaran agama semuanya baik dan benar? Jika semuanya baik dan benar, mengapa justru terus terjadi tragedi kemanusiaan yg atas namakan or dlm rangka bela ajaran agama?
E. Mengapa justru korupsi terjadi rampant di NKRI yg mengakui agama dan mayoritas warganya dikudukan beragama? What is wrong with our religions? Does religion have the power to stimulate good behavior among religious followers as well as behaviors against humanity?
F. Apakah penganut agama otomatis menjadi better person, than a pure atheist or free thinker?
G. Bgmana sikap pengelola bisnis thd penganut agama yg bekerja di perusahaan? Bisakah ajaran agama dipakai untuk pacu efisiensi produksi or efektifitas hubungan interaksi or justru ajaran agama musti diwaspadai dikontrol karena cenderung timbulkan irasionalitas perlakuan (melawan prinsip nondiscriminatory)?

Salam,

Iming
Advokat yg ajak manajers pikirkan cara kelola ajaran agama dan penganutnya, guna efisiensi usaha dan efektivitas interaksi dlm bisnis.
Rabu, 17 Agustus, 2011 21:34
================ ======

6. Luckfi Nurcholis:


IMHO Pak Iming,

ini bukan masalah belief atau religion atau isme atau apapun itu namanya, bahkan si pure atheis atau free thinker (tetap saja ini juga adalah belief). mereka ini kan cuman alat, lepas itu datang dari Tuhan melalui manusia atau mungkin hanya pemikiran manusia saja.
ini masalah naluriah manusia, secara insting kita memang sudah membawa sifat religious dan sifat -sifat lain yang bahkan mungkin kejam. Saya percaya bahwa manusia itu secara sistem, baik itu gene, hormon, insting atau apapun namanya yang dijabarkan oleh para ahli diberbagai bidang, adalah sebuah sistem yang sangat kompleks dan sangat-sangat rumit.
Upaya yang dilakukan adalah menyederhanakannya, baik melalui pemikiran agama, budi pekerti, ajaran-ajaran kebaikan, atau secara fisik dan biologis.
soal korupsi, manusia punya sifat serakah sekaligus sifat berbagi dengan sesama. agama ada dimana? di dalam pikiran, karena agama itu alat yang tidak memberi dampak langsung. di NKRI bukan masalah agama tapi penegakan hukum yang sangat lemah.
contohnya di Singapura semua serba tertib dan teratur, apakah memang begitu, secara sifat iya manusia memiliki itu tetapi juga memiliki sifat berantakan, sekali-kali mesti ada keinginan memberontak, tetapi di singapura sulit karena si negeri kecil ini adalah fine country, everything will be fined :), meludah sembarangan di denda, makan permen karet di denda, lihat perilaku orang kita di Singapura, hebat, sangat tertib semua ikut peraturan karena apa, karena takut soal hukum itu. dalam kondisi seperti itulah kadang-kadang banyak malah sopir taksinya sangat tidak ramah, meskipun tidak kriminal, tapi saya jarang menemukan orang yang memberi pelayanan dengan betul-betul ramah dan tulus. apakah ada korupsi disana, jelas ada.
Lain lagi di Jepang, bahkan pada saat bencanapun mereka tetap cukup tertib, padahal orang jepang banyak yang tidak beragama. ada yang tidak tertib, tentu saja ada.
jadi ini lebih karena manusianya, saya percaya sifat kita juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar kita, secara alami kita mengembangkan diri kita (orang Indonesia) untuk beradaptasi dengan lingkungan menjadi seperti sekarang ini, bahkan memiliki kehasan untuk tiap suku bangsanya.
Jika percaya, kita ini adalah hewan yang memiliki otak cemerlang dan budi pekerti :)
menjawab pertanyaan terakhir bapak? saya kira sikap pengelola bisnis sih lebih pada ikut regulasi dan common sense saja karena cari aman, kalau soal efesiensi, saya kira bisa, tergantung seberapa pintar pengelola perusahaan memanfaatkannya.
maaf kalau ada salah kata..

salam,


luckfi
Rabu, 17 Agustus, 2011 22:42
============= =======

7. ImingTesalonika:


Isu: soal korupsi, manusia punya sifat serakah sekaligus sifat berbagi dengan sesama. agama ada dimana? di dalam pikiran, karena agama itu alat yang tidak memberi dampak langsung. di NKRI bukan masalah agama tapi penegakan hukum yang sangat lemah

IMT:
Agama berperan dlm pembekalan sikap mengelola sikap serakah dan sikap berbagi. Banyak agamawan membesarbesarkan ucapannya dan umatnya membesarkan kekuatan agama, dalam membentuk perilaku. Artinya, mereka membesarkan benda yang berukuran normal, dan mengacilkan peran konsepsi aturan hukum dan penegakannya.

A. Now, mengapa penegakkan hukum kualitasnya rendah padahal sudah lewat waktu 10 tahun reformasi pengelolaan kekuasaan negara dan hukum?

B. Mengapa bro harry ang menggabungkan istilah korupsi dgn ajaran agama ttg tabur tuai? Mengapa kejahatan thd sesama dikaitkan dgn ajaran agama, bukan pendidikan hukum or penegakan hukum? Apakah beragama otomatis membuat a better person? Apakah kita cenderung kaitkan agama (bukan hukum) dgn better person?

Salam,

Iming
Rabu, 17 Agustus, 2011 23:32
================ ======
8. Emmy Kasim:


Dear Manager,

Bicara karma, dalam kepercayaan saya sebagai seorang muslim, karma itu selalu terjadi dalam kehidupan di dunia. Saya sendiri merasakan langsung setiap kejadian, musibah, ujian dan lainnya yang terjadi dalam hidup ini akibat dari perbuatan saya sendiri. Karena semua perbuatan kita di dunia ini selalu dimonitor dandiketahui secara pasti oleh Allah Tuhan yang maha Esa dan maha Kuasa atas semua makhluknya.

Masalah kenapa setelah semua agama mengajarkan kebaikan dan melarang perbuatan terlarang, seperti mengambil milik orang lain seperti halnya korupsi yang mengambil uang rakyat tanpa ihjin dan hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan? Sangat tergantung dari nilai-nila spritual dan nilai-nilai kehidupannya masing-masing individu.

Berkaitan dengan tugas negara dengan pembernatasan korupsi, sangat tergantung dari Keinginan para pemimpin untuk memperbaiki moral bangsa ini melalui penerapan hukum yang jelas dan mengelola pemerintahan yang bersih, jadi bkan sekedar lips service seperti yg terjadi saat ini. Bukankah pemimpin itu harus jadi role model bagi yang dipimpinnya?

Apabila pemimpin memperlihatkan seluruh perilaku yang terpuji, biasanya mampu melakukan tindakan yang tegas terhadap pelanggaran hukum yang terjadi pada organisasi dan anggotanya. Dia tidak harus tahut tidak populer sebagai pemimpin karena melakukan tindakan yang tidak disukai stafnya yang hobby mencuri alias korupsi.

Jadi negara ini bisa lebih baik apabila pemimpinnya benar kredibel, mumpuni, kompeten, menjalankan nilai-nilai terbaik dalamkehidupan spiritualnya dan memiliki niat baik untuk memperbaiki bangsanya, bukan golongannya semata.

Wassalam
Emmy
Kamis, 18 Agustus, 2011 00:23
========== ===========

9. baskoro_9979:


Koq jadi debat kusir gini sih..

Itu pendapat saya..

Baskoro

Bonek yang keblinger
Kamis, 18 Agustus, 2011 00:53
========= ============

10. Luckfi Nurcholis:


bwhahahaha... ane mundur lah kalau udah makin berat.
persoalan penegakan hukum di Indonesia adalah lebih pada mau atau tidak menegakan dengan sejujurnya. 10 tahun ya..hehehe kembali ini soal manusia.
ada seorang kawan, jaman dulu dia adalah katanya pemuda reformis, bahkan katanya pernah diculik segala oleh salah satu korps elite negeri ini, kawan ini pernah jadi headline lah dan jadi populer, sekarang sang kawan sudah jadi wakil rakyat, tapi apa yang dilakukan sang kawan sekarang, tak pernah tuh terdengar suaranya lantang yang katanya dulu salah satu pemuda tukang unjukrasa. mungkin sang kawan sudah merasa nyaman atau takut kenapa-kenapa, mengingat istrinya (kawan juga) cantik - skip bagian ini gak nyambung - :). apakah sang kawan beragama, tentu saja!, kalau tidak enggak bakal bisa jadi wakil rakyat, dan saya percaya sang kawan cukup rajin pergi beribadah tiap minggu, jadi ya itu kembali kepada manusianya.
hahaha sudah ah. maaf kalau ada salah kata.

cheers and peace,


luckfi
Kamis, 18 Agustus, 2011 21:42
=========== ==========

11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar