Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Catatan Kepala: ”Bagi karyawan yang bagus, proses akuisisi tidak menimbulkan dampak apapun selain kesempatan untuk lebih berkembang. ” 
Ya,  kalau perusahaan tempat saya bekerja diakuisisi; saya mesti bagaimana?  Bagi mereka yang belum pernah ikut dalam pusaran proses akuisisi atau  merger, hal ini bisa menimbulkan kecemasan tersendiri. Tidak kurang  menegangkannya pula bagi mereka yang pernah mengalaminya. Kekhawatiran  sering terlihat lebih dominan daripada kegembiraan, khususnya dikalangan  karyawan perusahaan yang ‘diakuisi’.   Kenyataannya,  kekhawatiran itu sering terlampau dilebih-lebihkan sehingga dampak  negatif dari proses akuisisi atau merger itu lebih banyak timbul karena  hal-hal emosional atau lahir dari bentuk kecurigaan secara berlebihan.  Tidak masalah, apakah saat ini sedang menghadapi proses akuisi atau  tidak; kita perlu bersikap dan bertindak lebih konstruktif dalam  menghadapi proses itu. Kenapa? Karena akuisisi, sudah dan akan menjadi  trend baru dalam dunia bisnis kita. Bahkan…., Anda tidak tahu jika top  management Anda mungkin sedang menegosiasikannya sekarang…..
Setiap  kali menghadiri upacara pernikahan (bukan pestanya, tapi upacaranya)  saya selalu membayangkan bagaimana jika kelak saya harus menikahkan anak  gadis saya dengan lelaki pilihannya. Konon, tak seorang Ayah pun bisa  benar-benar menggambarkan perasaan hatinya ketika melepas putri  tercintanya untuk menikah. Dalam pernikahan, dua keluarga menyatu  seperti dua perusahaan yang merger. Tetapi, bagi ayah sang gadis;  pernikahan itu lebih mirip seperti akuisisi. Tidak sama persis. Tetapi,  sangat mirip sekali sehingga benaknya dipenuhi berjuta tanya; akankah  lelaki itu memperlakukan anakku dengan santun? Bisakah anak kemarin sore  itu membahagiakan gadis kecilku? Mampukah si bau kencur itu memberikan  kecukupan materi? Bersediakah keluarga itu menjaga harga diri dan  kehormatan putri tercintaku? Tidak sama persis. Tetapi, kira-kira  berjuta  pertanyaan serupa itulah yang memenuhi benak kita saat mengetahui  perusahaan ini akan diakuisisi. Bagi Anda yang tertarik menemani saya  belajar bertindak secara tepat ditengah proses akusisi, saya ajak  memulainya dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini: 
1.      Jauhilah pengaruh negatif dari lingkungan.  Hal  paling mendasar yang perlu Anda lakukan dalam proses akuisisi adalah;  menjauhi pengaruh negatif dari lingkungan disekitar Anda. Kenapa?  Kebanyakan orang memandang buruk proses akuisisi, makanya mereka sering  bersikap negatif terhadap gagasan sebagus apapun yang terkait akuisisi.  Dan, biasa dong; mereka senang menarik teman-temannya untuk ikut bikin  ribut. Waspadai itu. Proses akuisisi juga mungkin akan mengganggu  kenyamanan  orang-orang tertentu. Ada yang jabatannya turun. Ada yang otoritasnya  diperkecil. Ada yang jalur cepatnya terhambat. Jika orang-orang yang  terkena dampak ini tidak bersikap positif, biasanya ada saja ‘efek  samping’ berupa perilaku ‘sulit bekerjasama’. Wajar? Wajar dong. Siapa  yang akan berdiam diri jika kepentingan pribadinya terganggu. Siapapun  berhak untuk memperjuangkannya. Yang tidak wajar adalah ketika ada  usaha-usaha untuk menggalang kekuatan masa yang bisa dimanfaatkan oleh  para ‘pemancing diair keruh’. Khusus untuk Anda; jauhilah semua pengaruh  dan ajakan negatif dari siapapun. Dan sokonglah setiap langkah positif,  ikut sertalah, dan berperan aktiflah dalam usaha-usaha yang positif dan  konstruktif. 
2.      Tentukan sendiri masa depanmu.  Dalam proses akuisisi atau merger, pertanyaan umum ini berbunyi  nyaring; akan menjadi seperti apakah masa depan saya di perusahaan  nanti? Sejauh pengalaman dan pengamatan saya, merger atau akuisisi itu  selalu berdampak positif kepada pekerja dengan 2 kualitas, yaitu; mereka  yang berkinerja bagus, dan mereka yang kooperatif terhadap kebijakan  yang diambil oleh managemen. Jadi kesimpulannya; setiap orang memiliki  pilihannya sendiri untuk menentukan apakah proses akuisisi itu berdampak  baik bagi dirinya atau malah berdampak buruk? Anda yang memenuhi dua  criteria itu –  berkinerja tinggi dan kooperatif – tidak perlu mengkhawatirkan apapun.  Justru dengan dua kualitas yang Anda miliki itu, nilai Anda dimata  management menjadi sangat tinggi. Banyak bukti bahwa karyawan di  perusahaan yang ‘mengakuisisi’ pun malah tidak diberi peran signifikan.  Justru orang-orang bagus dari perusahaan yang diakuisisi itu malah  mendapatkan kepercayaan besar untuk memainkan peran yang lebih besar.  So, jika Anda menghadapi proses akusisi, ubahlah pertanyaan “Akan  menjadi seperti apakah masa depan saya di perusahaan nanti?” menjadi;  “Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat masa depan karir saya lebih  baik setelah akuisisi ini?” Andalah yang menentukan masa depan karir  Anda, bukan management perusahaan yang mengakuisisi.
3.      Belajarlah beradaptasi dengan hal baru. Akuisisi  selalu berarti hal baru. Hal ini tidak hanya berlaku bagi karyawan di  perusahaan yang ‘diakuisisi’, melainkan juga karyawan di perusahaan yang  ‘mengakuisisi’. Jangan kira hanya Anda yang terkena dampaknya. Mereka  pun sama kok. Hal baru ini berlaku untuk seluruh elemen perusahaan  sehingga tak seorang pun terbebas dari kemungkinan mendapatkan hal-hal  baru. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk beradaptasi dengan hal  baru. Mungkin suasana kerjanya baru. Mungkin managemen baru. Mungkin  tuntutan baru. Mungkin kebijakan baru. Bisa berupa hal baru  apa saja. Bayangkan jika Anda tidak mampu beradaptasi dengan hal-hal  baru itu; Anda akan tertinggal. Adaptasi. Itulah kata kunci yang selalu  bisa kita andalkan. Tidak satupun kondisi lingkungan yang bisa  mengalahkan orang-orang yang mampu beradaptasi. Karena orang-orang yang  mampu beradaptasi selalu bisa menempatkan dirinya ‘sesuai’ dengan  kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Ini contoh nyata; seorang teman  biasa datang telat ke kantor. Eh, tiba-tiba perusahaannya diakuisi  perusahaan asing yang terkenal keras soal kedisiplinan. Selama ini,  atasannya yang lebih muda tidak berani menegurnya. Setelah akuisisi itu,  dia tidak berhadapan dengan atasan. Dia berhadapan dengan system  absensi dan managemen kinerja yang tertata rapi. Bisakah Anda  membayangkan apa yang akan terjadi pada orang itu jika tidak mau  beradaptasi? Hmmh, makanya; belajarlah beradaptasi dengan hal baru. 
4.      Lahirlah kembali sebagai pribadi baru.  Akuisisi sering memberi kita kesempatan untuk terahir kembali sebagai  pribadi baru. Kenapa? Karena begitu banyak hal yang selama ini tidak  kita lakukan meskipun kita memiliki kesempatan. Oh ya? Iya. Mungkin  selama ini kita tidak terlampau bersungguh-sungguh mengeksplorasi  seluruh kapasitas diri yang kita miliki. Mungkin selama ini kita sudah  terbawa arus lingkungan yang terbiasa berleha-leha. Mungkin selama ini,  kita terlalu banyak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengembangkan  diri. Akuisisi adalah momentum yang tepat bagi Anda untuk memulai  tindakan-tindakan konstruktif yang jauuuuuuh lebih baik daripada yang  biasanya Anda lakukan selama ini. Jika akuisisi itu menjadikan  perusahaan Anda seolah terlahir kembali menjadi organisasi baru yang  lebih besar, lebih kokoh, lebih bonafide; mengapa Anda tidak menjadikan  momentum akuisisi itu sebagai titik permulaan dari proses tumbuh  kembangnya pribadi Anda yang lebih terampil, lebih rajin, lebih  berdisiplin, lebih berdedikasi, sehingga Anda bisa menjadi seorang  profesional yang juga jauuuuuuuh lebih baik dari kebanyakan karyawan  lainnya. Anda, bisa menggunakan proses akuisisi itu sebagai momentum  untuk terlahir kembali sebagai pribadi baru.
5.      Jadilah pribadi yang layak dinilai tinggi.  Banyak orang yang selama ini merasa kurang diapresiasi. Ketahuilah  bahwa dalam setiap proses akuisi selalu ada sebuah assessment yang  ‘pasti’ dilakukan oleh perusahaan yang mengakuisisi. Tahukah Anda apa  itu? Itu adalah assessment terhadap ‘sumber daya manusia’. Banyak  akuisisi yang yang mensyaratkan agar karyawan dipertahankan, entah  seluruhnya atau hanya sebagian. Sebagai bagian dari negosiasi,  perusahaan yang mengakuisisi akan mengabulkannya dengan satu syarat;  karyawan memenuhi criteria standar minimal mereka. Maka ketahuilah juga  bahwa sejak hari pertama proses akusisi itu berlangsung; perusahaan  yang mengakuisisi memantau secara ketat setiap individu yang berada  dalam organisasi itu. Supaya gampang, saya pesankan; ingatlah 2 hal yang  saya jelaskan dalam poin #2 diatas. Anda masih mengingatnya? Ya –  kinerja tinggi dan kooperatif. Fokuslah kepada 2 hal itu. Perbaiki  kinerja Anda melalui proses kerja yang jauh lebih baik dari sebelumnya.  Tunjukkan bahwa Anda benar-benar memiliki kemauan untuk bekerja dengan  sebaik-baiknya. Dan tunjukkanlah bahwa Anda bersedia bersikap kooperatif  dengan perusahaan. Percayalah, jika dalam dua aspek itu Anda bagus,  maka Anda akan mendapatkan penilaian yang tinggi. Dan Anda, akan  baik-baik saja.
Diakui  atau tidak, proses akuisisi selalu melahirkan kecemasan khususnya bagi  mereka yang berada pada posisi diakuisisi. Sekarang, izinkan saya untuk  mengatakan kepada Anda bahwa akuisisi adalah sebuah kata yang berarti  ‘terbukanya ribuan bahkan jutaan kesempatan’. Tidak ada yang perlu Anda  cemaskan selama Anda bisa menempatkan diri dan menunjukkan kemampuan  yang tinggi. Tidak ada yang perlu Anda khawatirkan jika Anda bersikap  koperatif sambil terus menerus menunjukkan  kualitas kerja yang berkelas. Karena bagi mereka yang memiliki kualitas  kelas atas itu; akuisisi tidak menimbulkan dampak apapun selain  kebaikan. So, sekarang Anda sudah tahu apa yang harus dilakukan ketika  perusahaan Anda diakuisisi. Bisa?
Mari Berbagi Semangat!
Catatan Kaki:
Akuisisi selalu berdampak positif bagi orang-orang yang berkinerja tinggi dan bersikap kooperatif
Silakan  di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung  saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai  tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. 
Senin, 26 Desember, 2011 19:50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar