Senin, 26 Desember 2011

Opini & Diskusi: "Nuklir Solusi Energy Masa Depan

Opini:

1.  Ade Irfan

Kawan,
Barusan saya mendapat email dari CEO dan President Director PT. Medco, sekembali beliau dari perjalanan di Timur Tengah, dan menyempatkan mengirim email ke saya sekedar untuk bercerita tentang satu hal yang membikin saya terkejut. Yaitu bahwa Saudi Arabia berencana untuk membangun Power Plant dengan berbasis Nuklir, dan itupun bukan dalam jangka panjang namun tahun depan 2012 tepatnya bulan Maret bidding untuk pembangunan nuclear power plant akan segera dimulai.
Bagaimanapun tidak habis pikir, kenapa Saudi Arabia berencana membangun nuclear power plant dan tidak mengembangkan fuel and gas power plant ?, tidak bisa disangsikan lagi bahwa negara terbesar pengekspor minyak adalah Saudi Arabia, dan mereka mempunyai cadangan minyak tersebar yaitu 295 Billion bbl, yang artinya apabila ditambang terus dengan explorasi system seperti sekarang masih mampu menghidupi seluruh dunia selama lebih kurang 50 tahun ke depan.
Salah satu alasannya adalah bahwa nuclear power plant lebih sustain dibanding oil and gas, disamping itu juga untuk tingkatan electricity bisa mengurangi terjadinya lack of point yang sering mucul ketika power plant baik itu coal, oil, and gas digunakan sebagai bahan bakar.
Kalo Arab Saudi saja sudah berpikir nuklir, sudah waktunya Indonesia juga mulai memulai pengayaan uranium.
salam
Ade Irfan
Sabtu, 10 Desember, 2011 07:37
======== =========

DISKUSI:

2.   Worrawech Danuwong

Come on Jepang aja negara yg bukan aja jauh lebih maju dalam segi teknologi dan jauh lebih disiplin dari kita aja kena masalah dengan reaktor nuklirnya akibat gempa dan tsunami.
Jgn lupa Indonesia adalah negara yg rawan gempa. Bln lagi korupsi yg gila2an. Ntar dana buat pembangunan reaktor di korupsi. Liat aja tuh jembatan di Tenggarong rubuh
D@n
Sabtu, 10 Desember, 2011 08:35
========== ===============

3.  Rky Refrinal Patiradjawane:


Bener..
Sepakat...
Bangun reaktor nuklir? Mikir dulu deh..
Coba lihat infrastruktur pemerintah, apapun itu.. Yg mana yang bagus?
Busway?
Pelni?
Merpati?
Pelabuhan?
Bandara?
Damri?
Jalan?
PLTU?
De el el..
Ambisi yang berlebihan..
Masyarakat disuruh menghemat energi, namun gas tangguh yg dijual ke china jauh lebih murah dibanding gas yg dijual ke rakyat sendiri..
Negeri yang memuakkan...
Bingung mo diselesaikan yang mana dulu..
Inilah negeri yang isinya pengamat semua, dan negeri yang kekayaannya digerogoti oleh pejabatnya sendiri..
Sedangkan rakyatnya, disuruh bayar pajak, menghadapi kenaikan tarif-tarif, bukan hanya pajak atas penghasilan, namun semua yang dibeli kena pajak baik barang ataupun jasa..
Dan hutang melambung menjadi 1.800 Triliun hanya dlm dua tahun meningkat 400 triliun..
Nuklir? Ambisi yg kebablasan..
Rky Refrinal Patiradjawane
Sabtu, 10 Desember, 2011 18:55
=========== =============
4.  A.C. Huang:
Dear Rky dan managers,
Menurut saya, yang dimaksud Ade soal pengayaan uranium di Indonesia adalah bukan membangun pembangkit berbahan bakar nuklir di Indonesia, melainkan menjadikan Indonesia pengekspor uranium. Setahu saya (tolong dikoreksi kalau tidak benar), bukankah freeport mempunyai kandungan uranium terbesar di dunia ? Andai saja Freeport dapat dikuasai penuh oleh anak bangsa, maka semua reaktor di dunia akan membeli uranium dari kita. Andai saja...
Lanjutkan..
A.C. Huang
Sabtu, 10 Desember, 2011 19:06
=============== =========
5.  Hery Marijanto:
Negeri yang rapuh,Orang bangga dgn kekayaan yang didapat dari hasil yang tidak jelas.
Orang tua yang bangga dgn kekayaan anaknya yang didapat dari hasil yang tidak jelas.
Orang yang bangga memilih pemimpin pemimpin yang kaya.
Salut kepada orang yang tetap setia mempertahankan nilai nilai kejujuran.
Negeri yang masih menunggu pemimpin yang amanah, jujur, adil.
Atau menunggu Mas Rky jadi president 2019...haaaa....haaaa
Salam hangat,
HMA
Sabtu, 10 Desember, 2011 19:16
============ =============
6.  Don 4 Friends:
Buat indonesia, sebenarnya ada banyak sekali sumber listrik yg bisa diupayakan, seorang rekan asing yang bergerak di bidang energi alternatif bercerita bahwa mereka sudah bosan mendekati pemerintah indonesia, bikin seminar, sosialisasi dll yg akhirnya gak ada tindak lanjut, jadi skrg mrk lebih fokus ke negara negara tetangga kita yg pemerintahnya lebih aware.

Untuk indonesia, gak usah mikir nuklir yg terlalu jauh lah, padahal negara-negara yg sudah lebih dahulu memanfaatkan nuklir skrg sdg bergerak untuk mencari alternatif lain sesudah kasus jepang, mengenai kondisi jepang sendiri, terakhir ini kabarnya ditemukan retakan lain di pltn nya dan diperkirakan telah terjadi kebocoran yang masuk ke laut, tidak diketahui seberapa besar.....

Lebih baik pemerintah memikirkan moda transportasi massal yg aman, cepat, murah.... Kalau berhasil, penghematan bbm nya akan luar biasa..... Sgp punya, KL punya, Bkk punya.... Jakarta saja yang kayak ibu kota negara paling terbelakang......
Sabtu, 10 Desember, 2011 19:34
================== =======

7.  Benny Soetedjo  (AdI Permadi):
Dear Managers,

Kebutuhan akan Energi semakin hari semakin meningkat, sedangkan sumber energi yg terpakai sekarang masih mengandalkan sumber energi yg tak terbaharukan.

Anggaplah Batubara Minyak, suatu saat waktunya nanti pasti akan habis. Mungkin di th 2040/2050 dg asumsi tdk ada di temukan cadangan minyak/batubara baru.

Akan bijak apabila pemecahan resiko pemerintah dlm kebijakan pemakaian sumber energi. Bukan pengalihan total dulu.

Nuklir, uranium, jarak, sawit itu semua adalah alternatif dlm sumber energi. Coba bayangkan kl kita gak prepare untuk itu. Bangsa kita akan merasa "kepepet" dan asal tabrak menjadi sangat konsumtif untuk Impor sumber Energi.

Kita Expor aja harga bensin premium di rasa mahal, apalagi kl sumbernya kita impor dr negara orang...

Mengenai konstruksi Plant. Orang-orang pintar dan ahli di bidangnya pasti bisa mencari solusi untuk ancaman gempa dan tsunami di Indonesia. Keyakinan saya: Tuhan itu memberi obat di dekat penyakitnya (setiap penyakit pasti ada obatnya).

Bangsa kita suka sekali mengkonsumsi berita-berita negatif. Seperti conto infotainment yg sangat melejit dg berita perceraian artis2 serta berita kontroversial lainnya. Akhirnya kita lebih menyorot berita2 yg negatif juga. Termasuk efek tsunami thd reaktor nuklirnya jepang.

Setiap tindakan ada resikonya, dan bagaimana mengelola resiko itu yg penting.

Menurut pendapat sy pemerintah perlu mengembangkan reset tentang sumber energi pengganti minyak dan batubara.

Uranium adalah satu dari banyak pilihan kok...

Yuk sharing-sharing.... Monggo di tambahkan...

Terimakasih.
Regards,

Benny Soetedjo
East Kalimantan, Indonesia
Sabtu, 10 Desember, 2011 19:56
================= ========

8.  Ade Irfan:

nuklir hanya membuat masalah apabila Operation and Maintenance tidak becus, dan ini memang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia, Fukushima Daichi hanya akan menjadi masalah apabila terjadi earthquake + tsunami, sementara requirement lainnya tidak memberi dampak sama sekali terhadap Nuclear Power Plant. Sebab Fukushima Daichi hanya didesign untuk kapasitas earthquake 9 skala RH, artinya ketika terjadi gempa seperti Jogja dan Padang, maka Fukushima Daichi bisa dipastikan tidak bergeming.
Persoalan berikutnya dari Nuclear Power Plant adalah limbah radioaktif yang merupakan hasil olahan Fusi dari uranium, dimana dia mempunyai paruh pendek atau paruh panjang, sebuah film 'Mission Impossible 3" pernah mengangkat masalah ini yang disebut dengan "Rabbit Foot", dan yang mencengangkan satu-satunya kawasan yang disinyalir bisa melakukan penetralan terhadap radioaktif adalah Middle East yaitu di daerah gurun tepatnya di kawasan Arganishtan.
Jalur gempa di Indonesia hanya di Eurasian Plate dan Pacific Plate, tepatnya disepanjang pantai Sumatera bagian Selatan, Jawa keseluruhan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Sulawesi Utara. Daerah yang disinyalir minus gempa adalah Kalimantan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua bagian Selatan (Merauke).
kita lihat bagaimana seorang Dahlan Iskan bisa mewujudkan Nuclear Power Plant dengan kapasitas 20 kW.
salam

Sabtu, 10 Desember, 2011 20:42
=============== ==========

9.  Aris Martant:

Wah kalo cuma 20 kWh sangat kecil dunk buat nuklir. Pembangkit tambahan di Bali saja dgn solar bisa sediakan 30 - 50 MWh.
Anyway
Kita gak akan pernah bisa naik sepeda kalo kita tidak pernah berani coba menaikinya.
So .. please do it soon, agar laju perekonomian kian cepat.

Assalaamu alaikuM
A     r     i     s     M

Sabtu, 10 Desember, 2011 21:16

============= ===========


10. Elisa Prilis:

Biar bagaimanapun Indonesia Tanah Airku, sebenarnya tugas kita lah yang cinta dan hidup di Indonesia untk mewujudkan pemerintahan yang bersih.

Jangan hanya menghujat dan mencela negeri sendiri tapi carilah solusinya bagaimana caranya memiliki pemerintahan yang bersih.

Untk membangun Nuklir di Indonesia belum saatnya karena sumber daya alam yang lain masih banyak yang bisa dikembangkan, ambil alih aja pengelolaan emas di papua oleh rakyat sendiri ga usah ditangani pihak luar dan pembagian hasil yang lebih menguntungkan kita, pasti kita dengan cepat bisa melunasi hutang2 yang seabreg2 itu.

Berfikir smart untk kemajuan dan kesejahteraan rakyat dengan tidak membebani rakyat lagi itu sikap yang tidak banyak dimiliki para pemimpin kita saat ini.

Mari wujudkan pemerintahan yang bersih dimulai dari sekarang harus selektif memilih pemimpin.

Salam,
Elis
Sabtu, 10 Desember, 2011 21:16
================= ========

11.  Ade Irfan:
suka dengan postingan anda "jangan hanya menghujat.." mari kita cari solusi bersama.
Betul, Nuclear power plant adalah salah satu solusi dari hujatan ketika kondisi pemadaman bergilir diberlakukan di Indonesia, yang ditawarkan oleh PLN ketika mereka mengalami kemandegan untuk melakukan pembangunan 10.000 MW seri I.
Betul juga bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber daya untuk diolah sebagaimana mestinya yang bisa digunakan sebagai bahan baku utk power plant. dan Uranium adalah salah satu bahan baku yang ditemukan ketika tambang emas mulai digali, juga hasil bumi Indonesia.
saya share sedikit salah satu paradoks energy renewable yang dikembangkan oleh salah satu perusahaan tambang di Indonesia yang mencoba untuk memberdayakan dengan sistem cassava, dibutuhkan 1250 ha lahan untuk menghasilkan 1 MW, ditanam dengan sistem tumpang, dan dilakukan percepatan penanaman dan pembuahan, sistem yang digunakan sama dengan sistem approved and applied, hasil olah pikir dan olah research anak negeri sendiri yang dikelola dengan profesional. Ternyata mengalami kendala yaitu economic price masih diatas harga bahan bakar premium yang disubsidi, walhasil akhirnya perusahaan tersebut hengkang.
kita tunggu adakah perusahaan yang mampu sustain untuk menyediakan energy renewable except nuclear.

salam
Ade Irfan
Sabtu, 10 Desember, 2011 21:44
=================== ======

12.  akbar.faisal:

Ya betul pak Huang, saya pernah melihat di acara televisi di australia dan ada salah satu jurnal, yang menyebutkan indonesia dan nigeria termasuk penymbang uranium terbesar. Dan termasuk bahan2 lainnya.

Nah semua itu diolah negara maju, dibuat produk lainnya dan dipakai untuk menekan negara berkembang. Kalau tidak ya berperang. Tapi kalau ke Indonesia masih suka melunak, karena banyak kepentingan akan bahan baku.

Nuhun,
Faisal
Sabtu, 10 Desember, 2011 23:21
=============== ==========

13.  don4friends

Saya sumbang satu lagi, buah jarak. Pemerintah ramai soal itu, rakyat merespon dgn segera (artinya rakyat kita kooperatif), ternyata panennya tidak tahu harus dijual kemana.... Manajemen seperti ini?

Pltn hanya jadi masalah jika operasi dan maintenance tidak sesuai standar, will we take the chance? I will not kecuali pemerintah bisa meyakinkan bahwa mereka akan mampu memenuhi standar itu, bukan cuma tahun pertama, tapi selamanya.... Track record yg begitu buruk dalam hal operasi dan maintenance dalam hampir semua lini..... Not very convincing.....

Saya tadinya sangat yakin masyarakat saja yang bergerak dulu, nanti pemerintah mengikuti, tapi setelah diskusi dengan berbagai rekan dan berbagai negara di asia, that won't work... Di manapun, masyarakat tetap memerlukan kepemimpinan.... Dan saya sampai detik ini heran dengan 200 jutaan masyarakat, masak belum juga terlihat adanya pemimpin yang bisa diandalkan.....

I don't know, mungkin jokowi?

Mutter... Mutter... Mutter
Don
Sabtu, 10 Desember, 2011 23:31
------------- ----------------------------


Mengungkapkan keburukan negara kita bukan menghujat, kalau tidak bisa mengakui kelemahan kita maka kita tidak akan menemukan solusi penyelesaiannya. Sudah saya ceritakan bahwa beberapa lembaga asing sudah berupaya meyakinkan pemerintah mengenai berbagai proyek energi alternatif, sudah buat seminar dan hasilnya cuma tumpukan kertas, masak mengungkap itu dianggap menghujat? Itu kenyataan, mereka sekarang beralih ke thailand dan malaysia dan bekerja sama dengan pemerintah disana, papua nugini juga sudah mulai berbenah, sebentar lagi Indonesia semakin tertinggal. Solusi pltn adalah solusi reaktif khas pemimpin indonesia, memangnya uranium itu bukan barang tambang? Apanya yang berkelanjutan? Sementara negara-negara lain sedang berlomba mencari energi terbaharukan agar mother earth ini bisa dipertahankan. What can we do? Sama seperti pemikiran menghilangkan subsidi bbm, itu pemikiran reaktif, kalau bbm naik isu itu berkembang, bbm turun isu itu menghilang. Menghabiskan dana besar-besaran untung membangun jalan tol baru demi kepentingan sekelompok orang, kenapa tidak segera membangun MRT saja?

Seperti isi email saya, saya konsisten bahwa kelemahan utama bangsa ini tidak punya kepemimpinan nasional yg benar benar punya visi untuk kepentingan rakyat. Anda, saya, dan semua member milis ini hanya mampu berbuat sebatas lingkup kita, tapi hanya kebijakan pemerintah yang bisa menentukan apakah sinar matahari setahun penuh yang luar biasa diberikan cuma cuma oleh Tuhan ini akan pernah menjadi inspirasi pemerintah sbg energi alternatif, atau banyaknya sungai dan air terjun, atau panas bumi, atau...... Rakyat sudah berinisiatif di berbagai tempat, baik mahasiswa melalui risetnya, maupun masyarakat desa yang mencoba membuat pembangkit listrik sendiri.... Tapi dampaknya hanya lokal, kalau pemerintah tidak pernah mau menyentuh teknologi yang sudah susah payah diupayakan rakyat, apakah ada yg tahu hasil LKIR dan LPIR LIPI yang diikuti siswa smp dan sma se Indonesia tiap tahun itu diapakan hasilnya?
Saya setuju bahwa tugas rakyat untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, dan mahasiswa sudah berupaya melakukan perannya dgn menurunkan Soeharto, tapi beberapa kali pemilu hasilnya mirip mirip saja, maka ada yang salah dengan proses ini.

Belajar dari Thailand, orang kota mungkin bisa selektif memikirkan pemimpin yang dipilih, tapi tidak akan berhasil apabila masyarakat desa yang jumlahnya jauuuuuh lebih banyak tidak dibimbing untuk menentukan pemilih.

Apakah kita sudah berbuat sesuatu untuk itu? Atau masih sibuk berkutat dengan definisi menghujat atau bukan?
Sabtu, 10 Desember, 2011 23:3
============== ========

14.  BERSAMBUNG







Tidak ada komentar:

Posting Komentar