Hore, Hari Baru! Teman-teman.
Catatan Kepala:  ”Setiap orang memiliki sentuhan pribadi yang berbeda terhadap pekerjaan  yang sama sehingga hasil kerjanya menjadi unik. Maka untuk menghasilkan  pekerjaan yang baik kita perlu memberikan sentuhan pribadi terbaik.” 
Setiap  pabrik yang baik selalu memiliki departemen Quality Assurance yang  tugasnya memastikan bahwa setiap produk yang dirilis memenuhi standar  kualitas tertentu. Suatu produk layak jual bukanlah produk yang 100%  memenuhi syarat tertentu itu, melainkan yang masih berada dalam ‘range’  atau rentang kualitas tertentu. Bahkan di pabrik yang sudah serba  otomatis menggunakan system komputer terbaikpun masih bisa terjadi  defect atau penyimpangan hasil. Apa lagi jika pekerjaan itu dilakukan  secara manual oleh setiap karyawan. Misalnya; mengetik, menganalisis,  memasarkan, menjual, membuat laporan, memeriksa, dan sebagainya. Kita  semua, berada dikantor mengerjakan tugas atau pekerjaan tertentu. Ada  teman Anda yang mengerjakan tugas yang sama, tetapi, saya bisa  memastikan bahwa hasil kerja Anda dan teman Anda tetap saja berbeda.  Bagi saya, ini mengisyaratkan kesempatan buat siapa saja untuk  menunjukkan bahwa dia bisa memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik  dari orang lain. Dengan demikian, dia bisa dikenali sebagai orang yang  benar-benar memiliki sentuhan pribadi terbaik atas setiap pekerjaan yang  ditanganinya.
Jika Anda suka menyaksikan tayangan  MasterChef, tentu tahu ada segmen ‘MasterChef Recipe Challenge’. Dalam  segmen itu, para kontestan akan menantang seorang koki yang sudah  terkenal. Koki tersebut harus membocorkan resepnya hingga teknik  memasaknya, barulah kemudian mereka bertarung untuk membuat makanan  paling enak. Motto mereka “same ingredients, same recipes, same  kitchen.’ Bahannya sama, resepnya sama, dapurnya juga sama. Yang membuat  pertandingan itu seru adalah karena kita tahu bahwa dengan semua  kesamaan itu, setiap orang yang bertanding akan menghasilkan masakan  yang citarasa dan kualitasnya berbeda. Apa yang kita lakukan di kantor  kira-kira ya begitu juga. Pekerjaan kita sama, misi kita sama,  lingkungan kerja kita pun sama. Tetapi, setiap orang di kantor kita  menghasilkan buah karya yang berbeda, bukan? Mengapa citarasa masakan  yang dihasilkan berbeda? Karena setiap koki memiliki sentuhan pribadi  yang berbeda. Mengapa hasil kerja kita di kantor juga berbeda? Karena  setiap karyawan memiliki sentuhan pribadi yang berbeda. Hanya pekerjaan  yang mendapatkan sentuhan pribadi terbaik saja yang akan memberikan  hasil terbaik. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar memberikan  sentuhan pribadi terbaik kepada pekerjaan, saya ajak memulainya dengan  memahami 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
1.      Kesempatan untuk membuat perbedaan.   Salah satu masalah klasik yang kita hadapi saat ini adalah; begitu  banyak orang yang secara sengaja membuat cara dan perilaku kerja kerja  mereka sama seperti orang lain. Bayangkan jika di kantor Anda ada 100  orang yang mengerjakan tugas yang sama seperti Anda. Tak satupun  diantara 100 orang itu yang bisa membuat perbedaan bermakna. Bagaimana  bisa menentukan 1 orang terbaik dari kelompok itu?   Sekarang, bayangkan  jika dari 100 orang itu ada 1 orang yang cara kerja dan perilakunya  berbeda secara positif dibandingkan 99 orang lainnya? Apakah mudah bagi  Anda untuk mengetahui siapa bintangnya? Pasti. Begitu banyak orang yang  bingung; bagaimana caranya menjadi karyawan unggul ditengah begitu  banyaknya rekan kerja kita? Hmmh, ingatlah bahwa dengan bahan yang sama,  resep yang sama dan dapur yang sama; setiap koki bisa menghasilkan  masakan yang citarasanya berbeda. Bisakah Anda membuat cita rasa hasil  pekerjaan Anda berbeda? Itulah tantangannya. Sebab dimanapun Anda  bekerja, selalu ada peluang bagi Anda untuk menjadikan diri Anda  berbeda. Anda tahu mengapa? Karena Tuhan menciptakan diri Anda dengan  ‘sesuatu’ yang hanya Anda sendiri yang memilikinya. Dan itu berarti  bahwa Anda, memiliki kesempatan untuk membuat sebuah perbedaan yang  mampu memberi makna.
2.      Perbedaan dihasilkan oleh perilaku.  Apa yang menyebabkan kita kehilangan keunikan dalam pekerjaan yang kita  hasilkan? Kita sering lupa memberinya sentuhan pribadi. Coba saja  lakukan pekerjaan Anda persis seperti orang lain melakukannya. Maka  hasilnya tidak akan jauh beda dengan yang dihasilkan oleh orang lain.  Masalahnya, kita cenderung ‘mengikuti arus’ saja. Misalnya, ketika  teman-teman di kantor kita sedang pada kesal. Pasti perilaku kerja  mereka akan terpengaruh buruk. Lha, kita kok suka tergoda untuk  mengikuti perilaku buruk itu. Padahal, justru ketika orang lain  berperilaku buruk itulah setiap perilaku baik akan terlihat dengan  mudah. Ketika kita tetap berperilaku baik ditengah  begitu banyaknya  orang berperilaku buruk, kita tidak sedang berusaha untuk ‘mencari  muka’. Kita sedang berteguh hati untuk memberikan ‘sentuhan pribadi’ itu  terhadap pekerjaan kita. Orang lain boleh berperilaku buruk, tetapi;  ‘pribadi saya jauh lebih baik’. Bahkan ketika kita sedang kecewa pada  seseorang atau sesuatu, kita tidak mungkin mengabaikan sentuhan pribadi  itu. Anda keliru jika mengira saya tidak pernah dikecewakan ditempat  kerja. Berkali-kali. Tetapi, setiap kali kecewa; saya memastikan agar  tetap memberikan sentuhan pribadi  pada setiap pekerjaan yang menjadi  tanggungjawab saya. Orang-orang yang saya layani masih bisa mengenali  ‘identitas pribadi’ pada pekerjaan saya. Alhamdulillah, dengan cara itu;  kita tidak membuat reputasi pribadi ikut memburuk. Di ruang atasan,  saya mungkin protes. Tetapi diruang kerja. Atau dihadapan pelanggan.  Atau dihadapan para bawahan; pantang untuk mengabaikan sentuhan pribadi.  Mengapa? Karena saya percaya bahwa perilaku yang saya tunjukkan sangat  menentukan hasil akhirnya.
3.      Perilaku menghasilkan keunggulan.  Segala  sesuatu yang sama dengan lainnya biasanya kita sebut sebagai  ‘rata-rata’ atau ‘umum’. Sedangkan sesuatu yang ‘berbeda’ biasanya kita  sebut sebagai ‘pengecualian’ atau ‘khusus’. Tentu ada hal khusus yang  buruk, semisal produk yang tidak memenuhi standar kualitas yang  dipersyaratkan team QA itu. Tetapi, sekarang kita sedang berbicara  tentang standar kualitas melampaui kebanyakan orang. Di pabrik pun kita  mengenal klasifikasi produk grade A, grade B, dan seterusnya. Maka  begitu pula halnya dengan kinerja yang kita hasilkan. Lihat saja,  faktanya kita bisa menemukan ada orang-orang yang special ditengah  kerumunan karyawan yang mempunyai job description yang sama. Seperti  episode MasterChef Recipe Challenge itu. Segala sesuatunya sama dengan  kebanyakan orang lainnya. Tuntutan kerjanya. Standard Operating  Procedurenya. Begitu pula dengan lingkungan kerjanya. Tetapi, mengapa  pelanggan merasakan ‘perbedaan’ ketika orang ini melayaninya?  Senyumnyakah? Tata bahasanyakah? Gesturnyakah? Mengapa teman-temannya  selalu senang bekerjasama dengan dia? Keramahannyakah? Keluwesannyakah?  Mengapa atasannya lebih senang bekerja dengan dia? Kedisiplinannyakah?   Keakuratannyakah? Mungkin saja. Yang jelas, senyum, tata bahasa,  pembawaan diri, keramahan, kedisiplinan, keakuratan, dan semua yang  mungkin dirasakan orang lain itu adalah faktor pembeda yang menjadikan  dirinya unggul dibandingkan dengan orang lain. Mengapa bisa begitu?  Karena orang itu, menambahkan ‘sentuhan pribadi’ kedalam SOP yang  sehari-hari dilakukannya.
4.      Keunggulan mencerminkan dedikasi.  Tidak ada yang bisa menjatuhkan orang yang benar-benar memiliki  dedikasi. Orang-orang ini benar-benar bisa diandalkan. Bukan hanya  ketika keadaan sedang serba indah, melainkan juga pada saat segala  sesuatunya sedang serba sulit. Makanya orang yang berdedikasi itu sangat  dicari-cari. Masalahnya, orang yang memiliki dedikasi itu jumlahnya  hanya sedikit. Masalah? Itu masalah bagi para pemilik perusahaan dan top  management. Tapi, peluang bagi para karyawan. Setidak-tidaknya, lebih  banyak orang yang memiliki dedikasi rendah daripada mereka yang  dedikasinya tinggi terhadap profesi mereka. Emh, maksud saya, untungnya  orang yang memiliki dedikasi itu jumlahnya hanya sedikit. Salah satu  ciri dedikasi adalah ketika mereka bersedia mencurahkan kemampuannya  secara maksimal tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang  menghambatnya. Bahkan situasi yang kurang menyenangkan sekalipun tetap  tidak bisa menjadikan orang berdedikasi tinggi mengorbankan kualitas  kerjanya. Apalagi jika orang-orang ini berhadapan langsung dengan para  pelanggan. Mereka sadar bahwa kinerjanya sangat menentukan kepuasan dan  kenyamanan kepada pelanggannya. Hal ini bisa menjelaskan mengapa kinerja  dan kualitas kerja orang-orang yang berdedikasi tinggi itu cenderung  konsisten. Karena mereka tidak pernah kendor komitmennya dalam melakukan  pekerjaan hingga pada tingkatan paling tinggi yang bisa mereka lakukan.  Dan, karena dedikasi seperti ini sangat jarang; maka dengan dedikasi  itu, dia sedang melakukan sentuhan pribadi pada pekerjaannya.
5.      Dedikasi menghasilkan diskriminasi yang manis.  Kita sudah tahu jika orang yang berdedikasi tinggi itu sangat langka.  Ini juga menjadikan mereka sedemikian istimewa dan berharganya. Makanya  wajar jika hal itu dibalas dengan sebuah perlakuan yang ‘berbeda’. Saya  menyebutnya sebuah ‘diskrimininasi yang manis’. Para aktivis persamaan  hak mungkin menolak diskriminasi. Tetapi, jika diskriminasi itu berupa  perlakukan istimewa yang menyenangkan bagi orang yang didiskriminasikan?  Ah, tak seorangpun akan menolaknya ya kan? Orang-orang dengan kinerja  istimewa memang pantas mendapatkan perlakuan istimewa. Kita tahu, ada  banyak cara untuk mendapatkan perlakuan istimewa. Tapi, hanya satu cara  yang benar-benar bisa membuat Anda puas lahir dan batin, yaitu; ketika  Anda mendapatkannya melalui kinerja Anda yang istimewa juga. Dengan cara  itu, Anda bisa mendapatkan perlakuan istimewa tanpa cibiran dari orang  lain. Tanpa cemoohan. Melainkan dengan pengakuan dari mereka, bahwa  Anda; memang layak untuk mendapatkan pelakuan istimewa. Mengapa harus  istimewa? Karena hanya Anda yang seperti itu. Mengapa hanya Anda? Karena  Anda berhasil memberikan sentuhan pribadi, pada pekerjaan yang Anda  tangani.  
Tugas Anda bisa saja sama dengan orang  lain. Pekerjaan Anda bisa sama dengan mereka. Masalah dan tantangan yang  Anda hadapi juga tidak berbeda. Tetapi, Anda; bisa memberikan hasil  yang sama sekali berbeda melalui ‘sentuhan pribadi’ yang bisa Anda  berikan dalam setiap detik yang Anda lalui saat menjalaninya. Sederhana  saja kok caranya. Yaitu; sertakan seluruh hati Anda saat mengerjakannya.  Karena dengan dedikasi sepenuh hati itu, Anda bisa membuat perbedaan  yang pada akhirnya akan menjadi Anda seorang pribadi yang istimewa. Lha,  kalau imbalannya sama dengan yang lain; apa gunanya? Oh, tetap ada.  Gunanya adalah ketika Anda ditanya; “Apa yang sudah kamu lakukan semasa  hidup?” Bisakah Anda menjawabnya dengan mantap jika semasa hidup itu  Anda sudah mendayagunakan sepenuh hati Anda untuk setiap kebaikan dan  perjuangan hidup yang Anda jalani? Insya Allah, bisa.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman – 05 Desember 2011
Trainer on Leadership & Personnel Development Topics
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (Tahap dummy di penerbit)
Catatan Kaki:
Penyebab  utama yang menjadikan hasil kerja kita mirip seperti kebanyakan orang  lainnya adalah karena kita sering lupa untuk memberikan sentuhan pribadi  kepada setiap pekerjaan yang kita tangani.
Silakan  di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung  saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai  tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya.
Senin, 5 Desember, 2011 01:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar