Oleh:  Ratmaya Urip
Anggota Milis TMI yang berbahagia,
Berikut lanjutan analisis saya:
DAHLAN ISKAN DALAM PERSPEKTIF MANAJEMEN
Bicara  masalah manajemen memang terlalu luas cakupannya. Maka saya hanya akan  menyampaikan analisis praktis dan yg paling mudah dipahami.
Management Style
Dijelaskan  di perspektif sebelumnya bahwa selama beberapa abad, korporasi global  didominasi oleh Western Style dan Japan Style. Western Style sendiri  dibagi menjadi European Style dan US Style. 
Selama lebih dari  satu abad korporasi dengan Western Style merajai bisnis global, yang  disusul oleh korporasi dengan Japan Style yg menyusul setelah recovery  Jepang sehabis Perang Dunia 2.
Kinerja General Motor, Ford Motor,  Toyota Motor di Industri otomotif, dan Exxon-Mobil, BP,  Chevron, Shell  di oil selama beberapa dasa warsa telah merajai Fortune 500 Global.
Setelah  krisis thn 1998, Wallmart yg bisnisnya adalah retail business merangsek  masuk, diikuti sejumlah korporasi China dengan sangat meyakinkan. 
Puncaknya  adalah tahun 2011 kemarin, dimana China menempatkan 3 korporasi di 10  Besar, menyamai USA yg hanya menempatkan 3 korporasi, dan di atas Jepang  yang hanya 2 korporasi. Lainnya adalah masing-masing 1 korporasi  direbut oleh Inggris dan Belanda. 
Meskipun di Top 500 China  hanya menempatkan 61 korporasi, atau ranking ke-3 di bawah USA dengan  133 korporasi dan Jepang dengan 68 korporasi, namun setiap tahun  jumlahnya selalu bertambah.
Dengan penempatan Dahlan Iskan yang  memiliki "aliran" China Style, diharapkan akan membawa sejumlah  perusahaan yg tergabung dalam BUMN untuk dapat meraih mimpi dapat masuk  di Fortune 500 Global. Tentu saja merealisasikan mimpi tersebut tidak  semudah membalikkan telapak tangan. Karena milieu atau environment  "ipoleksosbud" pasti akan memberikan tekanan yg besar bagi kiprahnya. 
Catatan: Tentang Western Style, Japan Style dan China Style saya sudah menyampaikan dalam artikel2 sebelumnya.
Yang belum adalah Malaysia Style. Yang akan saya sampaikan di kesempatan lain.
Yang  pasti, Malaysia Style telah membawa Petronas merangsek di peringkat 86  Fortune 500 Global thn 2011, dan menjadi raja korporasi Asia Tenggara
Perlu  diketahui, korporasi2 dari Asia Tenggara, hanya 4 korporasi saja yg  dapat menikmati Fortune Global 500 sampai thn 2011. Yaitu Petronas  sebagai raja korporasi Asia Tenggara (di samping sepak bola), di  peringkat 86, disusul PTT Public Company Ltd dari Thailand di peringkat  128, dan Flextronics International Inc di peringkat 350 serta Wilmar  International Ltd di peringkat 353, yg keduanya dari Singapore.
Lantas  mengapa Indonesia (baik BUMN atau Swasta) kalah dengan negara2 Asia  Tenggara tersebut? Kapan Pertamina, Astra, Gudang Garam, BCA, Telkom,  BRI, Bank Mandiri, KPC, Adaro dapat masuk?
China Style,  sebenarnya adalah alternative style yang me-matrix-an beberapa aspek  yang saling berhadapan. Dengan kata lain ada fleksibilitas aksi.
Matrix atas Result-based Management vs Process-based Management.
Matrix atas knowledge-based economy vs resource-based economy
Matrix atas operation-based excellence vs innovation-based excellence
Di samping itu masih ada matrix-matrix lainnya.
Ingat China itu luwes atau flexible. Mereka selalu berbisnis berbasis antropologi bisnis.
Bisnis  dengan mitra yg mendahulukan kualitas, seperti dengan Eropa dan USA,  mereka dapat memenuhi requirements-nya. Benar2 produk dengan kualitas  baik, namun harganya sangat bersaing.
Bisnis dengan Indonesia yg stereotip antropologisnya tdk mementingkan kualitas namun lebih ke harga murah, mereka juga ok saja.
Meskipun di negeri ini, produk2 China akhirnya berkonotasi murahan dan rusakan. 
Dengan big push dan secara frontal, seluruh kawasan di seluruh dunia dimasuki berbekal kemampuan antropologi bisnis yg piawai.
Itulah nanti yang nampaknya akan dibawa Dahlan Iskan.
Kedekatannya dengan China, mungkin saja akan membuat korporasi dengan Japan Style dan Western Style gerah dan resah.
Tentu  saja diharapkan, meski dengan China Style, produk2 yg dihasilkan oleh  Dahlan Iskan dengan BUMN-nya, memiliki kualitas dengan standar kualitas  seperti yang masuk ke negara2 maju. Bukan berkualitas seperti yg selama  ini membanjiri negeri ini.
(BERSAMBUNG)
Salam Manajemen
Ratmaya Urip
Senin, 2 Januari, 2012 08:31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar