Obei Masikh:
Tiada masa paling indah--masa-masa disekolah
tiada kisah paling indah--kisah kasih di sekolah
Tiada masa paling indah--masa-masa disekolah
tiada kisah paling indah--kisah kasih di sekolah
Bagi Anda yang pernah merasakan pendidikan tingkat atas, umum atau dalam bahasa negara tetangga di kenal Senior High School.  Tentu setuju dengan lagu di atas. Tiada masa paling indah, masa-masa di  sekolah. Tiada kasih paling indah, kisah-kasih di sekolah. Dan,  keindahannya tanpa ada perbandingan. Namun, saya setuju. Beberapa orang  menganggap, masa-masa di sekolah adalah masa-masa kedukaan. Sampai, ada  yang menganalogikan dengan penjara suci.
Saling tukar agenda
Ngomong-ngomong  tentang sekolah, saya teringat dengan momen terakhir ajaran di tingkat 3  (kelas 3 Aliyah). Pada masa itu, masih belum ada yang namanya alat-alat  tehnologi canggih seperti sekarang. Sementara HP, hanya satu dua orang  siswa yang baru memilikinya. Saya masih ingat, harga sms saat itu, masih  350/sms. Model-model HP nya pun canggih. Kecanggihannya—kalau jatuh gak  rusak. Sanggking besar dan beratnya-- teman saya menyebutnya “HP botol  minuman anak TK”. Sebab, design botol minuman anak TK, mirip HP.
Di  akhir tahun, ada perilaku saling tukar agenda, untuk mengisi kesan dan  pesan. Saat menuliskan artikel ini, saya sambil tersenyum sendiri  mengingatnya. Karena, teringat dengan profil siempunya agenda. Dalam  agenda tersebut tertera; nama, tempat tanggal lahir, makes, mikes,  hekes, dan lainnya. Bagi Anda yang mengalami masa seperti saya, pasti  tahu apa itu makes, mikes dan hekes. Makes singgkatan dari “Makanan  kesukaan”. Kalau mikes “Minuman kesukaan”. Sementara Hekes “Hewan kesukaan”. Saya lupa dengan “kes-kes” yang lainnya…
Just be your self
Buku  agenda milik saya yang sudah terhempas tsunami. Pernah saya berikan ke  seorang teman. Kemudian dia mengisi agenda tersebut sebagaimana yang  lainnya. Yang menarik bagi saya. Ada pesan di sana. “Be Your Self”. Singkat dan padat. Pasti Anda tau sendiri, yang namanya anak usia remaja (SMU). Kalau sekarang di sebut ababil. Abg Labil. Sangat mengedepankan jati diri. Pada usia tersebut.
Kalimat pendek Be Your Self  ini. Ketika saya kuliah, masih sering saya dengar. Kapan saya  mendengarnya? Tatkala merayakan ulang tahun teman-teman kampus. Ada  seorang teman mahasiswa menyampaikan pesan kepada yang berulang tahun. Just Be Your Self. Terkadang, bila sedang duduk-duduk sambil menanti mata kuliah selanjutnya. Saya sering berdiskusi, tentang Be Your Self ini.
The way to love
Dan, saat ini pula, saya membahas kembali tentang Be Your Self kepada Anda. Ini lantaran, seminggu yang lalu, dari semenjak saya menuliskan artikel ini. Saya membaca buku The Way To Love. Karya Anthony De Mellow. Buku tersebut menghentakkan pemahaman saya selama ini tentang Be Your Self. Ternyata, hakekat Be Your Self sesungguhnya bukanlah seperti yang selama ini saya pikirkan.
Sebelumnya, saya mengira kehidupan yang saya jalani sudah sangat being my self.  Saya sudah menjadi diri saya sendiri. Yaitu, tidak meniru kehidupan  orang lain. Entah itu cara berjalan, berbicara, baju yang saya kenakan,  model rambut, jenggot dan lainnya. Sungguh saya menganggap, saya  sekarang ini, sudah--gue banget. Meminjam istilah ababil. 
Belum menjadi diri sendiri
Akan tetapi, setelah membaca buku the way to love,  tema “Saling Mengasihi”. Saya menyadari dan mengakui. Bahwa sebenarnya,  saya belumlah menjadi diri saya seutuhnya. Ternyata, lumayan butuh  meditasi mendalam, untuk mencapai level be your self. Kalau istilah sufi, maqam menjadi diri sendiri.
Saya belum tahu, apakah Anda sudah tiba di level be your self  atau masih seperti saya, yang belum berada di sana. Dan, masih  meraba-raba seperti berjalan dalam kegelapan, kapan saya benar-benar  akan hadir dalam lingkaran orang-orang yang telah real menjadi diri nya  sendiri. Dalam kesempatan ini, saya tidak akan membahas penjelasan  Anthony De Mellow yang membuat saya mengenal lebih dalam diri saya.  Cuma, ada pertanyaan menarik yang bijak kita hayati dan sadari. 
Renungan 
Apakah  saya seperti matahari dalam menerangi dunia. Tidak peduli apakah  sinarnya memancar kepada makhluk yang berterima kasih kepadanya atau  tidak?
Apakah  saya seperti bunga mawar. Selalu menyerbaki harum ke jagat raya. Tidak  peduli apakah aroma tersebut tercium oleh orang yang berbuat baik pada  nya atau sebaliknya?
Apakah  saya seperti pohon. Akan senantiasa meneduhi siapa saja yang berlindung  di bawahnya. Entah itu binatang ataukah manusia yang pandai bersyukur  atau kufur?
Apakah  saya mandi di pagi hari, karena mensyukuri tubuh saya atau karena  supaya diterima oleh teman-teman kantor dan pelanggan saya?
Boleh  Anda melanjutkan sendiri pertanyaan-pertanyaan renungan kontemplasinya,  sehingga mengenal diri lebih mendalam lagi. Oh ya, beberapa waktu lalu  saya mendapat kesempatan untuk memberikan pelatihan motivasi kepada  adik-adik kelas 10 dan kelas 11 (kelas 2 SMA). Ternyata, pembahasan Be Your Self,  masih menjadi topik menarik untuk dibahas. Meskipun ada yang merasa  masa-masa di sekolah bukan masa-masa indah yang ingin segera  ditinggalkan. Dan, alasan beberapa orang menanalogikan sekolah ibarat  penjara suci, karena, tempat dia sekolah bukan pilihannya, melainkan,  keinginan orang tuanya.
Jadi, apakah Anda telah menjadi diri Anda sendiri? Maafkan saya mengakhiri cerita ini dengan sebuah pertanyaan.
Ciganjur, Senin, 26 Desember 2011
Kamis, 26 Januari, 2012 19:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar